SANOTO 33020200156
Nilai-nilai Islam merupakan nilai yang bersumber dari sebuah keyakinan yang
mencerminkan sebuah kehidupan beragama yang didalamnya terdapat syariah, akidah
serta akhlak yang dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku sehingga mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa dengan tujuan
mendapatkan keselamatan, keberkahan serta ketentraman. Suatu kebiasaan masyarakat
Jawa melaksanakan tradisi ambengan merupakan suatu kepercayaan akan adanya makna
serta nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi yang sudah ada secara turun temurun.
Menurut Geertz, agama merupakan sebuah sistem kebudayaan. Kebudayaan sebagai pola
perilaku yang terdiri dari aturan-aturan dan pedoman yang dijadikan manusia untuk
mengatur tingkah laku.
B. Rumusan Masalah
1. Gamabaran umu Masyarakat Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan
2. Tradisi Ambengan dalam memperingati Isra’ Miraj’
3. Pelaksanaan Amebengan di Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kondisi Agama
Mayoritas penduduk Dusun Nongko Desa Sumberagung menganut agama Islam.
Berdasarkan data Dusun Nongko Desa Sumberagung diperoleh perincian kondisi
keagaman sebagai berikut:
Tabel Kondisi Keagamaan Penduduk Dusun Nongko Desa Sumberagung
3. Keadaan Sosial
Berbicara tentang sosial budaya, mungkin sosial budaya Dusun Nongko Desa
Sumberagung tidak berbeda dengan desa-desa lainnya, sebagai daerah yang menempati
wilayah pedesaan kondisi sosial budayanya masih sederhana, meskipun ada diantaranya
mereka yang terpengaruh kebudayaan kota pada umumnya bagi para pemudanya yang
merantau untuk bekerja, akan tetapi Dusun Nongko Desa 83 79 Sumberagung masih
memiliki nilai sosial yang tinggi sebagai tradisi di pedesaan. Hal ini terbukti dengan
adanya aktivitasaktivitas yang dilakukan antara lain gotong-royong atau kerja bakti. Hal
ini sering dilakukan oleh masyarakat seperti, memperbaiki jembatan, tempat-tempat
ibadah (masjid dan mushola), tanpa pamrih. Hal tersebut bertujuan untuk kepentingan
bersama dan kemasyarakatan untuk kemaslahatan umat sehingga mereka bekerja dengan
senang hati. Bagi yang mempunyai iman kuat maka mereka akan ikhlas menyumbang
tenaga dan waktunya untuk kesejahteraan tersebut, biasanya pelaksanaannya dijatuhkan
pada hari-hari libur supaya pengikutnya banyak2
2
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7063/5/BAB%20IV.pdf di akses pada 5 April 2022
c. Tradisi mangunan atau selamatan desa, yang dilaksanakan sehabis waktu panen, yaitu
sebagai rasa terima kasih dan bersyukur kepada Allah atas rizki yang telah di
anugerahkan, karena mereka berhasil dalam usahanya memanen padi di sawah dan tidak
terkena hama atau penyakit. Dalam acara ini orang-orang membawa makanan ke makam
atau ke sawah dan mereka melanjutkan dengan acara pengajian yang diisi oleh kyai
setempat.
Adat istiadat gotong-royong masih berjalan dengan baik, selamatan dalam hari-
hari besar Islam atau nasional juga masih berlaku. Peringatan hari besar keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ mi’raj Nuzulul Qur’an, serta pengumpulan
dan pembagian zakat. Selain peringatan hari besar keagamaan, kegiatan keagamaan juga
berjalan dengan baik di Dusun Nongko. Setiap 2 k a l i malam seminggu mereka
mengadakan kegiatan yasinan, tahlil dan barjanji. Masing-masing RT mempunyai jadwal
dan kelompok jama’ah yang telah berjalan dengan baik.
Agama bagi masyarakat Wonorejo merupakan sebuah keyakinan dan pegangan
hidup, karena agama mampu menyebabkan kehidupan masyarakat akan berkembang baik
kehidupan duniawi maupun ukrowi. Mereka merupakan penganut-penganut yang secara
murni menerima dan menjalankan Syari’at-syariat Islam berdasarkan al-Qur’an dan
hadits. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan mereka yang selalu diwarnai oleh nuansa
keagamaan. Kegiatan keagamaan di Desa Wonorejo yang masih diwarnai oleh nuansa
Islami adalahyasinan untuk remaja putra putri bertempat di masjid dan musholla, dan
peringatan hari-hari besar seperti Maulud Nabi, Isro’ Mi’roj, Halal Bihalal dan pengajian
selapan atau bulanan baik yang diselenggarakan RT. atau tingkat Desa.3
Dari keterangan Kepala Desa bahwa tradisi ambengan ini sudah melekat erat
dengan kehidupan masyarakat desa Sumberagung sehingga rasa tanggung jawab yang
besar untuk tetap melestarikan tradisi yang ada. Tradisi semacam ini sulit untuk
dihilangkan. Masyarakat mempunyai semangat yang tinggi untuk melaksanakan tradisi
warisan ini. Masyarakat berbondong-bondong datang untuk menghadiri peringatan Isra
Mi‟raj di Desa Sumberagung. Untuk menghindari penumpukan tamu, tradisi ini
diselenggarakan menjadi tiga titik yaitu Dukuh Kulon Gili, Wetan Gili dan Dukuh Kali
Kecit. Ketika tradisi ambengan ini tidak dilaksanakan mengakibatkan menurunnya tamu
yang hadir dalam peringatan Isra Mi‟raj.
B. Saran
Tradisi Ambengan di Desa Sumberagung ini harus terus dilestarikan
mengingat pentingnya guna memperingati Isra Mi‟raj Nabi Muhammad SAW
dan mengajarkan kepada anak muda untuk selalu melestarikan warisan dari
nenek moyang yang sudah berjalan dari tahun ke tahun. Dalam acara ini
seluruh elemen masyarakat mempunyai peran masing-masing. Acara ini dapat
menjadikan rasa kekeluargaan, persahabatan, dan persahabatan dari
kekompakan seluruh panitia dalam acara peringatan Isra Mi‟raj ini.