Disusun Oleh:
Prince Kynandi
Dibimbing Oleh:
DINAS PENDIDIKAN
2022/2023
ANALISIS NILAI BUDAYA DAN AGAMA DALAM TRADISI
MELEMANG DI MUARA ENIM
Prince Kynandi
Disetujui,
Pembimbing I,
NIP 198206132006042007
Disahkan,
Dr.Baslini,M.Pd
NIP 197207121999031004
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat yang Ia selalu limpahkan
kepada umatNya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah remaja (KIR) yang berjudul
“Analisis Nilai Budaya Dan Agama Dalam Tradisi Melemang Di Muara Enim” dengan
lancar. Semoga kedepannya, karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi generasi-generasi
selanjutnya, Aamin ya Robbal Alamin.
Selanjutnya, saya sampaikan terima kasih kepada Ibu Sischa Iramala Dewi, M,Pd.
yang sudah memberikan bimbingannya selama pembuatan karya ilmiah remaja (KIR) ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Unggul
Negeri 4 Lahat atas bantuannya dalam memberikan informasi yang diperlukan dalam
pembuatan karya ilmiah remaja (KIR) ini.
Karya ilmiah remaja (KIR) ini karya ilmiah yang masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, saya menerima kritik dan saran yang membangun untuk membantu
perbaikan atas karya-karya ilmiah yang akan dibuat di kemudian hari. Saya sangat
berharap, karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, baik masyarakat luas
maupun saya sendiri.
Penulis
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………iii
ABSTRAK………………………………………………………………………………...i
v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………6
A. Latar Belakang…………………………………………………………………6
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...6
C. Tujuan………………………………………………………………………….7
D. Manfaat………………………………………………………………………...7
B. Nilai Budaya…………………………………………...………………………8
C. Nilai Agama…………………………………………………………………....9
A. Jenis Penelitian………………………………………………………………..10
D. Analisi Data…………………………………………………………………...11
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………….15
A. Kesimpulan……………………………………………………………………15
B. Saran…………………………………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulan Muharam dalam kalender Islam dikenal juga dengan sebutan bulan Syuro
atau Asy-Syuro. Berbagai tradisi dilakukan oleh masyarakat Islam pada bulan Muharram
di Indonesia. Sehingga terdapat banyak aktifitas tertentu yang dilakukan oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Persentuhan Islam dengan budaya lokal membawa pada
keberagaman tradisi yang bernuansa Islam. Keberagaman budaya dan tradisi lokal di
Indonesia merupakan ekspresi simbolik, sekaligus wujud akulturasi agama, etnik dan
budaya lokal. Aspek agama memberikan warna yang cukup besar dalam pembentukan
tradisi lokal (Japarudin, 2017: 623).
Tradisi di bulan Muharram pada masyarakat Indonesia yang secara umum dilakukan pada
tanggal 1-10 Muharam, direpresentasikan dalam berbagai bentuk dan ragam. Salah satu tradisi
keagamaan di bulan Muharram yang selalu dilakukan dan menjadi tradisi masyarakat,
khususnya yang ada di kabupaten Muara Enim-Sumatera Selatan adalah tradisi melemang.
Tradisi melemang merupakan tradisi adat khas Muara Enim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang ada satu rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini
adalah :
Nilai-nilai budaya dan agama apa saja yang di sampaikan dalam tradisi dan ritual
melemang
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya dan agama dalam tradisi
dan ritual melemang yang ada di Muara Enim-Sumatera Selatan.
D. Manfaat
Adapun beberapa manfaat yaitu bagi masyarakat dan bagi pelajar.
Bagi Masyarakat
Manfaat yang di peroleh dari hasil penelitian ini adalah terungkapnya nilai-nilai budaya
dan agama yang terdapat dalam tradisi dan ritual melemang yang ada di masyarakat yang
bisa di jadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
Bagi Pelajar
Penelitian ini di harapkan mampu untuk menambah ilmu pengetahuan tentanng tradisi
melemang sebagai sebuah kearifan lokal, kemudian dapat menjadi bahan refrensi serta
bahan bacaan bagi masyarakat umum.
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan aturan-aturan yang telah disepakati dan ada di dalam suatu
masyarakat, baik dalam lingkup organisasi maupun lingkungan dan telah mengakar dan
digunakan sebagai acuan berperilaku. (dalam https://adjar.grid.id/amp/543329204/mengenal-
nilai-budaya-pengertian-macam-dan-contohnya?page=2). Terdapat macam-macam nilai budaya
yang di antaranya :
Nilai Kejujuran
Merupakan kunci kehidupan. Tanpa adanya kejujuran semua usaha yang telah diajarkan
manusia tidak akan berjalan lancar.
Nilai Patriotisme
Selain nilai kejujuran, nilai patriotisme juga harus senantiasa tertanam di dalam diri
setiap individu.
Nilai Kompetitif
Kompetitif yang dimaksud adalah nilai-nilai kompetisi dalam artian positif, Adjarian.
C. Nilai Agama
Nilai agama adalah segala bentuk peraturan hidup yang harus diterima oleh setiap manusia
sebagai perintah, larangan, dan ajaran yang bersumber dari Tuhan, jika dilanggar akan mendapat
siksa dari Tuhan di akhirat nanti. (dalam https://dosensosiologi.com/nilai-agama/). Nilai agama
terdiri dari beberapa bentuk, yaitu antara lain :
Akidah, merupakan sebuah sistem dari kepercayaan dan keyakinan yang tidak dapat
diganggu gugat keberadaannya.
Akhlak, yaitu seperangkat perilaku atau sifat dari seorang individu yang telah melekat
dalam diri. Dari sifat-sifat tersebutlah, kemudian menimbulkan perbuatan yang
mudah dilaksanakan tanpa harus memikirkan pertimbangan terlebih dulu.
Ibadah, yaitu sebuahh bentuk pengabdian individu terhadap Tuhannya dengan
berorientasikan pahala.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Jenis pendekatan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Menurut saryono (2010), penelitian kualitatif deskriptif merupakan
penelitian yang di gunakan untuk menyelidiki, menentukan, menggambarkan, dan menjelaskan.
Tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat setempat dan
masih terus dilestarikan hingga saat ini. Tradisi ini berawal dari upaya masyarakat desa
untuk menolak balak berupa bencana banjir yang biasa melanda desa dengan mengadakan
sedekah desa (dusun) dengan membuat lemang oleh seluruh masyarakat tanpa
terkecuali.
Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri, sehingga setiap pelaksanaan tradisi
melemang dilakukan, masyarakat dari luar desa bahkan dari luar kabupaten,
ikut hadir merayakan tradisi ini dan menikmati hidangan lemang yang dihidangkan oleh tuan
rumah. Bahkan pada saat malam puncak perayaan tradisi tersebut, jalan lintas
Sumatera, menjadi macet hingga tengah malam karena masyarakat tumpah ruah turut
bergembira.
Akan tetapi, bukan kemeriahan dari tradisi tersebut yang menjadi fokus
penelitian ini. Penelitian ini lebih memfokuskan pada nilai-nilai budaya dan agama apa
saja yang bisa diambil dari tradisi melemang ini, yang tentu saja dapat memberikan
sumbangan untuk dunia pengetahuan, khususnya mengenai tradisi dan budaya lokal, dan
sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat.
Hal ini sejalan dengan Rencana Strategis (renstra) Kementerian Agama tahun
2015-2019, yakni (1) meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran
agama, sehingga agama dapat berfungsi dan berperan sebagai landasan moral dan etika
dalam pembangunan, (2) meningkatkan kerukunan umat beragama
Hal ini juga sejalan dengan peraturan daerah yang dikeluarkan oleh
Gubernur propinsi Sumatera Selatan Nomor 4 tahun 2015 yang telah Pelestarian
menginstruksikan seluruh Walikota dan Bupati yang ada di propinsi Sumatera Selatan
untuk berperan aktif dalam melakukan pelestarian kebudayaan daerah, salah
satunya tradisi melemang. Sehingga, penelitian mengenai tradisi melemang ini menjadi
penting sebagai bagian dari pelestarian kebudayaan daerah yang ada di wilayah
Sumatera Selatan, khususnya di wilayah kabupaten Muara Enim.
Oleh sebab itulah, penelitian ini berbeda, walaupun ada beberapa hal yang sama
seperti bahan lemang itu sendiri, dengan hasil kajian dan penjelasan di atas. Sehingga,
penelitian tradisi dan ritual melemang di masyarakat Muara Enim – Sumatera Selatan
menjadi suatu hal yang menarik diteliti dengan mengkaji dari berbagai aspek,
diantaranya nilai-nilai budaya dan agama yang disampaikan dari tradisi ritual
melemang tersebut.
Adapun beberapa proses dari pembuatan lemang yaitu terbuat dari campuran beras ketan
dan kelapa parut, yang dicampur pisang, udang atau bawang, kemudian dimasukkan ke
dalam bambu berukuran seruas bambu. Setelah itu, lemang dipanggang di atas bara
api, karena waktu memasaknya yang terlalu lama, maka direbus terlebih dahulu baru
kemudian dibakar. Lemang yang sudah masak tersebut kemudian dibawa ke Masjid atau
Mushalla atau Balai Desa. Sebelum lemangtersebut dimakan bersama-sama, terlebih dahulu
dilakukan ritual keagamaan yang dipimpin oleh Ketua Pemangku Adat.
Adapun beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi melemang sebagai berikut.
Nilai Budaya
1. Silahturahmi
2. Gotong-Royong
Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan orang
lain dalam berbagai hal, seperti bergaul, bekerja, tolong menolong, kerja bakti, keamanaan
dan lain-lain. Kerja sama yang di lakukan secara bersama-sama di sebut sebagai gotong-
royong, akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang saling meringankan beban
masing-masing pekerjaan (Guru pendidikan, 2018)
Nilai Agama
Nilai-nilai agama yang bisa kita ambil dari tradisi melemang berupa nilai aqidah dan
ibadah.
1. Nilai Aqidah
Nilai Aqidah (Habiun min Allah) yang tersampaikan dalam tradisi ini bahwa masyarakat
desa meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala kenikmatan dan keselamatan yang mereka
peroleh semuanya berasal dari Allah SWT.
2. Nilai Ibadah
Yang di lakukan berupa pembacaan surah yasin, dan tahlilan sebagai ungkapan bahwa
pertolongan itu hanya Allah SWT saja yang dapat memberikan, tidak ada makhluk yang
lain di dunia ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa Tradisi melemang yang
ada di Muara Enim merupakan salah satu budaya lokal yang merupakan kearifan lokal
masyarakat setempat, yang bertujuan sebagai tolak balak dengan mengadakan sedekah dusun
berupa lemang. Lemang sendiri merupakan makanan khas tradisional orang Melayu dan sangat
disukai. Lemang yang dibuat di kedua desa tersebut ada 3 (tiga) jenis: lemang manis; sebagai
lambang perkumpulan sanak saudara seisi desa atau kampung, tua muda, pria dan wanita,
bujang dan gadis, yang saling beramah tamah satu sama lainnya. Lemang sempalo; memiliki
arti yang khas, yang melambangkan budaya adat istiadat yang penuh keakraban sesuai dengan
norma-norma agama yang berlaku, serta selalu saling menjaga kehormatan dan aib sesama, dan
lemang gemuk; melambangkan kesucian guna memperdalam ajaran syari’at agama Islam
dengan memperkokoh hubungan silaturahmi dengan sesama insan yang beriman dan bertaqwa.
B. Saran
Berdasarkan keseluruhan dan deskripsi hasil penelitian, dalam usaha memperkokoh
kebudayaan bangsa Indonesia, sebagai peneliti yang mencoba untuk meneliti nilai-nilai
budaya dan agama yang terkandung dalam tradisi melemang di Muara Enim, walaupun dirasa
masih banyak kekurangan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, tetapi selama
melakukan penelitian ini terdapat beberapa saran dari penulis terkait nilai-nilai budaya dan
agama dalam tradisi melemang di Muara Enim adalah supaya pemerintah dan masyarakat
daerah muara enim agar tetap menjaga tradisi kebudayaan melemang agar tidak hilang begitu
saja karena kebudayaan melemang adalah warisan dari nenek moyang kita maka dari itu kita
harus tetap menjaga tradisi dan kebudayaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. 2.