Disusun Oleh:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya berhasil meyelesaikan
paper dengan judul “Tradisi Let Pelet Bhetteng Pada Masyarakat Madura di Desa
Sungai Malaya Kubu Raya” dengan tepat waktu sesuai yang telah ditentukan.
Makalah ini telah saya buat dengan usaha, kinerja serta kesabaran yang maksimal
dari dalam diri saya. Untuk itu saya berharap makalah ini dapat memberikan
kesan yang baik bagi setiap orang yang membacanya.
Dalam penyusunan makalah ini saya bersyukur karena telah dibantu oleh
berbagai pihak, karenanya saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Seluruh rekan-rekan yang telah membantu dalam merivisi makalah ini menjadi
lebih baik.
Di luar itu saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan baik dari segi penulisan, tata bahasa, susunan kalimat maupun isi
yang di paparkan. Oleh sebab itu, dengan sepenuh hati saya selaku penyusun
menerima segala masukan, kritik dan saran agar kedepannya dapat menghadirkan
karya yang lebih baik lagi. Demikan yang dapat saya sampaikan, semoga makalah
ini memberikan manfaat nyata bagi untuk kita semua.
Peneliti,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................4
Tradisi Let Pelet Bhetteng...............................................................................................4
1. Asal Usul Let Pelet Bhetteng...............................................................................4
2. Pandangan Islam Tentang Let Pelet Bhetteng...................................................5
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................8
A. Metode Penelitian.................................................................................................8
B. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................8
BAB IV............................................................................................................................10
PEMBAHASAN.............................................................................................................10
A. Lokasi Penelitian................................................................................................10
B. Informan/Pengkisah...........................................................................................11
C. Interpretasi Peneliti............................................................................................14
D. Kritik Peneliti.....................................................................................................16
BAB V.............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
LAMPIRAN...................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan menurut (Siska Fitriani : 2011) adalah sesuatu yan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dan
masyarakat akan selalu berkembang dan akan selalu mengalami perubahan
sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi.
1
pelaksanaannya seperti nilai kebersamaan, nilai sosial, nilai religius dan
lain-lain. Let pelet betteng merupakan salah satu tradisi masyarakat
madura di Desa Sungai Malaya yang dilaksanakan ketika usia kehamilan
seorang ibu telah mencapai tujuh bulan, tradisi ini bertujuan untuk
menghindarkan ibu dan bayi dari hal yang tidak diinginkan karena
kehamilan diyakini sebagai masa yang penuh dengan bahaya sehingga
diadakanlah tradisi itu supaya mendapat keselamatan hingga proses
kelahiran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
2
3. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Tradisi Let Phelet Bhetteng yang
dilakukan oleh Masyarakat Madura di Desa Sungai Malaya.
D. Manfaat Penelitian
Secara Teoritis
Secara Praktis
3
4
BAB II
KAJIAN TEORI
5
mengandung. Akan tetapi ada pula yang dilaksanakan oleh pihak mertua
atau orang tua suami, tergantung kesepakatan antara keluarga.
6
pernah terdapat nilai keislaman didalamnya namun ketika Islam
menyentuh budaya tersebut maka terbungkuslah budaya itu dalam tatanan
keislaman. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam merupakan sebuah ajaran
yang sangat menjunjung nilai toleransi selama hal itu tidak bertentangan
dengan syari’at.
ِ تَرْ بِيَّةُ ْاالَوْ لَ ِد قَب َْل ْال ِولَدَة َوتَرْ بِيَّةُ ْاالَوْ لَ ِد بَ ْعد َْا
لو لَدَة
Artinya :
7
Islam merupaka agama yang sempurna dimana segala sesuatu yang
ada di bumi dan dilangit tersimpul rapi dalam aturan yang aktual
kebenarannya. Selama hal itu tidak menyekutukan Allah dan tidak ada
kemudharatan didalamnya dan tidak menentang syari’at Islam maka hal itu
boleh-boleh saja dilakukan.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya
terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk
mengumpulkan data. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan
menggunakan metode-metode ilmiah. Metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan jenis metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah
adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata
lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi
peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah
(history as written).
a. Wawancara Terstruktur
9
diminta pendapatnya. Wawancara adalah teknik penelitian yang
menggunakan teknik Tanya jawab antara penelitia dengan objek yang
diteliti (Jasa Unggah Muliawan, 2014: 65).
10
2013: 240). Dokumentasi adalah bukti fisik yang diperoleh dari
lapangan (objek penelitian). Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga
didukung oleh dokumentasi yang berkaitan dengan tradisi Let Pelet
Bhetteng yang dilakukan oleh masyarakat Madura di Desa Sungai
Malaya.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Malaya
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kuburaya, dengan profil
sebagai berikut :
Dusun Sempurna
11
B. Informan/Pengkisah
Mengenai informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tokoh
Agama/Masyarakat yang terdiri dari 2 orang.
Hasil Wawancara
“Tradisi itu adalah sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, seringkali
dilakukan oleh masyarakat tertentu, misalnya masyarakat Madura.”
12
“Tradisi itu merupakan segala sesuatu yang diwariskan atau disalurkan
dari masa lalu ke masa saat ini atau sekarang. Tradisi bagi kami adalah
warisan-warisan sosial keagamaan yang mempunyai dampak positif bagi
masyarakat tertentu. Pentingnya tradisi Let Pellet Bhetteng adalah acara
selamatan orang hamil yang sudah berumur 7 bulan dengan tujuan agar
bayi yang berada dalam kandungan tersebut selamat dan sehat serta lahir
dalam keadaan baik.”
13
Fungsi ayam tersebut dalam Tradisi Let Phelet Bhetteng sebagai pengeras
yang nantinya akan diberikan kepada dukun bayi. Sedangkan telur ayam
akan diinjak oleh pasang suami istri dengan cara rebutan, jika yang
menginjak telur terlebih dahulu adalah sang suami maka diyakini anak
yang akan dilahirkan akan berjenis kelamin perempuan begitupun
sebaliknya. Selama proses pemandian yang memandikan atau
menyiramkan air ke ibu hamil dan suami adalah orang tua, kerabat
keluarga dan tamu yang hadir. Pada saat penyiraman air kepala ibu
hamil diketok dengan ujung dayung sambil menyiramkan air, hal ini
dilakukan supaya anak yang lahir tidak tuli.”
14
makanan dan minuman, menjadi pemimpin acara, membantu pemimpin
acara, dan lain sebagainya.
C. Interpretasi Peneliti
Pentingnya Tradisi Let Pelet Bhetteng pada Masyarakat Madura di
Desa Sungai Malaya merupakan sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak
lama dan terus menjadi bagian dari kehidupan serta sebagai bentuk dari
acara pencegahan dan penghindaran agar bayi yang dikandungnya
tidak mengalami masalah sehingga ketika bayi dilahirkan berjalan
lancar dan aman. Selain itu, tradisi let pellet bhetteng merupakan warisan-
warisan sosial keagamaan atau acara selamatan orang hamil yang sudah
berumur 7 bulan dengan tujuan agar bayi yang berada dalam kandungan
tersbut selamat dan sehat serta lahir dalam keadaan baik.
15
membantu proses kelahiran. Didalam tahap ini, air yang telah dicampur
dengan air yang dicampur dengan bunga 7 rupa. Di tahap ini terdapat
barang yang disediakan seperti, parang, ayam kampung dan telur ayam
serta kelapa kuning yang telah bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad
yang nantinya kelapa tersebut akan dibelah dengan sekali pukulan. Fungsi
ayam tersebut dalam Tradisi Let Phelet Bhetteng sebagai pengeras yang
nantinya akan diberikan kepada dukun bayi. Sedangkan telur ayam akan
diinjak oleh pasang suami istri dengan cara rebutan, jika yang menginjak
telur terlebih dahulu adalah sang suami maka diyakini anak yang akan
dilahirkan akan berjenis kelamin perempuan begitupun sebaliknya. Selama
proses pemandian yang memandikan atau menyiramkan air ke ibu hamil
dan suami adalah orang tua, kerabat keluarga dan tamu yang hadir. Pada
saat penyiraman air kepala ibu hamil diketuk dengan ujung dayung sambil
menyiramkan air, hal ini dilakukan supaya anak yang lahir tidak tuli.
16
D. Kritik Peneliti
Dalam penelitian ini, tentu masih banyak kekurangan yang perlu
ditambah dan diperbaiki. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kritik
penelitian tentang tradisi let pellet bhetteng ini baik dari pembaca maupun
sumber data/informan.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sungai
Malaya tentang Tradisi Let Pelet Bhetteng pada Masyarakat Madura, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa:
18
Nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam Tradisi Let Phelet
Bhetteng pada masyarakat Madura di Desa Sungai Malaya adalah 1) Nilai
kebersamaan yang tercermin dari berkumpulnya sebagian sanak
saudara maupun tentangga untuk berdoa bersama demi keselamatan
orang yang sudah hamil 7 bulan dan bayi yang akan lahir ke dunia. 2)
Nilai kegotong-royongan yang melibatkan saudara dan tentangga
setempat. Mereka saling bantu demi terlaksananya tradisi Let Phelet
Bhetteng tersebut. Dalam hal ini ada yang membantu menyiapkan
makanan dan minuman, menjadi pemimpin acara, membantu pemimpin
acara, dan lain sebagainya. 3) Nilai keselamatan yakni untuk keselamatan
ibu dan bayi yang akan lahir karena dalam tradisi tersebut terdapat
pembacaan tawasshul, pembacaan surah-surah al-Qur’an dan ditutup
dengan pembacaan do’a (bersama).
B. Saran
Demikianlah hasil penelitian ini ditulis, semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua. Apabila terdapat kekurangan didalamnya, maka bentuk
saran konstruktif sangat peneliti harapkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
- https://islam.nu.or.id/post/read/87463/budaya-selamatan-kehamilan-dalam-
pandangan-islam
- https://myaanazlansyah.blogspot.com/2018/05/let-pelet-bhetteng-
madura.html?m=1
- Amin Abdullah, dkk,Agama dan Pluralitas Agama Lokal, Studi Budaya dan
Perubaha Sosial
Surakarta: 2003
20
LAMPIRAN
Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
21
Gambar diatas menunjukkan kegotongroyongan antar warga disaat tradisi
22