PENGANTAR FILSAFAT
”MATERIALISME, DETERMINISME, NATURALISME DALAM
FILSAFAT”
DOSEN PENGAMPUH :
AHMAD YUSUF S.Pd., M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunianya
yang begitu besar ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
telah ditentukan . kami sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami selalu
membuka diri akan kritikan dan saran yang membangun bagi membaca untuk melengkapi
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaatbagi kita semua yang membacanya
dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak hal yang menyebabkan persoalan pendidikan memiliki keterikatan dengan filsafat. Salah
satunya adalah pendidikan selalu berusaha membentuk kepribadian manusiasebagai subyek
sekaligus obyek pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dihadapkan
pada perumusan tujuan yang akan dicapai seseorang setelah pendidikan itu berlangsung. Setiapru
musan tujuan pendidikan selalu berupaya menjangkau kawasan paling ideal dan baikseperti;
mandiri dan berguna (UU No. 20 Tahun 2003). Formulasi tujuan pendidikanmerupakan
persoalan yang mendasar dan dalam, sehingga tidak mungkin dapat dirumuskandan terjawab
oleh analisis ilmiah yang dangkal, tetapi memerlukan analisis dan pemikiranfilosofis.Selain
persoalan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari konsep,
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran filosofis. Dari sini ju
gakemudian lahir aliran-aliran dan pemikiran yang berbeda pada para ahli dalam
filsafat pendidikan. Beberapa di antaranya ialah aliran filsafat pendidikan Materialisme,
Determinisme dan Naturalisme.
Materialisme saat ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi umat manusia. Di satu sisi,
kebutuhan hidup semakin mendesak, sementara di sisi lain pendapatan tidak dapat memenuhi
kebutuhan. Hal inilah yang membuat tidak sedikit orang mengambil jalan mudah dengan
menghalalkan segala cara agar semua kebutuhan dan keinginan terpenuhi. Padahal, hal itu yang
akan menjerumuskan manusia pada sekularisme (pandangan yang berpendirian bahwa moralitas
tidak perlu didasarkan pada ajaran agama) dan dehumanisasi (kehilangan nurani dan jati diri).
Nilai kemanusiaan, kejujuran, keadilan dan moralitas semakin menyusut dan kehilangan kendali,
karena seseorang telah disibukkan oleh persoalan sehari-hari sehingga saling melupakan tugas
dan tanggung jawab sebagai makhluk ciptaanya
aliran Determinisme adalah suatu aliran filsafat yang berpendapat, bahwa semua amal perbuatan
manusia telah ditentukan begitu rupa oleh sebab musabab terdahulu, sehingga manusia praktis
tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan tersebut atas kehendaknya sendiri yang bebas.
Dengan perkataan lain, dalam aliran tersebut manusia tidak mempunyai kebebasan untuk berbuat
dan berkehendak.
Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan
rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi
tidak semua penganut realisme merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan
bahwa realisme merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran
realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh
dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Pengertian Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia
bersifat material atau fisik, hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Ciri utamanya adalah
menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extensa), dan bersifat objektif, sehingga biasa
diukur, dikuantifikasi (dihitung), dan diobservasi. dalam sipiritual atau jiwa tidak menempati ruang dan
tidak biasa disebut sebagai esensi kenyataan, sehingga ditolak keberadaannya.
Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi
adalah satu-satunya subtansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontoligi monistik. Akan tetapi,
materialisme berbeda dengan teoriontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam
memberikan penjelasan tentang tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.
Para materialis tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti roh, hantu, setan dan malaikat. Tidak
ada Allah atau dunia adikodrati. Realitas satu-satunya adalah materi yang bersifat abadi dan segala
sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama.
Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui
eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi
dari materi.
Para materialis percaya bahwa tidak ada kekuatan apa pun yang bersifat spiritual di balik gejala atau
peristiwa material itu. Kalau ada gejala atau peristiwa yang masih belum diketahui, maka hal itu bukan
berarti kekuatan yang bersifat spiritual di belakang peristiwa tersebut, melainkan karena pengetahuan dan
akal kita saja yang belum dapat memahaminya.
Materialisme filsafat
Materialisme filsafat adalah materialisme yang menerangkan terjadinya alam semesta tanpa mengacu
pada kekuasaan Tuhan yang melampaui alam benda.
Materialisme Mekanik
Materialisme Mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya
mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya itu
adalah gerakan yang mekanis artinya gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang
(endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Materialisme Metafisik
Materialisme Metafisik adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa materi itu selau dalam keadaan
diam, tetap atau statis selamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena
factor luar atau kekuatan dari luar. Selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak
mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainya
Materialisme dialektis
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan metodenya dialektis.
Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling
mempengaruhi, dan saling bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi itu adalah gerakan yang
dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral.
Materialisme antropologis
Inti materialisme antropologis adalah menyangkal adanya jiwa atau rohani, segala sesuatunya
dikembalikan menurut terjadinya proses biokimiawi saja.
Materialisme historis
Berpendapat bahwa seluruh /sebagian besar tindakan manusia serta perubahan cultural ditentukan oleh
faktor ekonomi
Materialisme praktis
Tolak ukur materialisme ini adalah materi atau harta benda atau kenikmatan jasmani sedangkan bersifat
rohani disangkal realitasnya.
Ciri-ciri Materialisme
Diskriminatif adalah sikap seseorang yang membeda-bedakan atau meninggirendahkan orang lain
berdasarkan keadaan ekonomi, suku, dan biologis.
Pelit atau kikir adalah sikap seseorang yang tidak mau rugi atau sulit untuk mengeluarkanataumemberi
sesuatu kepada sesamanya yang membutuhkan tanpa alasan yang jelas.
Mudah merendahkan atau meremehkan segala yang bersifat keagamaan atau moralitas dalamucapan dan
tindakan nyata.
Mengukur reladi atau pergaulan hanya dari sisi untung dan rugi, tanpa mau berkorban bagi oranglain.
DETERMINISME
Pengertian Determinisme
Kata determinisme berasal dari bahasa latin determinare yang berarti menentukan batas atau membatasi.
Determinisme merupakan tesis filosofis yang menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini, termasuk
manusia, ditentukan oleh hukum sebab akibat.Tidak ada hal yang terjadi berdasarkan kebebasan
berkehendak atau kebebasan memilih. Juga di dunia ini tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
Artinya sesuatu hal itu bisa terjadi karena telah ditentukan untuk terjadi. Dengan tesis itu aliran
determinisme hendak mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kebebasan.
Determinisme berpendapat bahwa alam semesta sepenuhnya rasional karena pengetahuan lengkap tentang
situasi tertentu memastikan bahwa pengetahuan yang tepat tentang masa depannya juga mungkin.
Namun hal ini tidak berarti bahwa manusia memiliki pengaruh pada masa depan dalam segala hal secara
langsung, tetapi bahwa tingkatan tertentu pilihan yang diambil oleh manusia memiliki pengaruh atas masa
depan mereka sendiri tergantung kondisi pada saat ini dan masa lalu.
Jadi, pandangan Materialis atau Fisikis tentang alam semesta hampir selalu melibatkan beberapa tingkat
Determinisme. Namun, apabila pikiran atau jiwa makhluk sadar dianggap sebagai entitas yang terpisah,
posisi Determinisme menjadi lebih kompleks. Misalnya, jiwa-jiwa yang tidak berwujud dapat dianggap
sebagai bagian dari kerangka deterministik ; atau mereka dapat menggunakan pengaruh kausal non-
deterministik pada tubuh dan dunia atau mereka tidak dapat memberikan pengaruh sebab akibat , baik
bebas maupun ditentukan.
Variasi lain muncul dari ide Deisme , yang berpendapat bahwa alam semesta telah deterministik sejak
Penciptaan tetapi menganggap Penciptaan itu sendiri disebabkan oleh Tuhan di luar alur determinisme.
Beberapa berpendapat bahwa jika Determinisme benar, itu akan meniadakan moral dan etika
manusia.Beberapa orang juga berpendapat bahwa melalui periode perkembangan sosial yang
diperpanjang, maka pertemuan peristiwa dapat terbentuk untuk menghasilkan gagasan moral dan etika
dalam pikiran kita.
Interpretasi Determinisme
Determinisme dapat diartikan dengan dua cara pandangan yang utama antara lain:
Inkompatibilisme
Inkompatibilisme adalah keyakinan bahwa kehendak bebas dan determinisme adalah dua hal yang ada
pada manusia yang tidak sesuai secara logis dan oleh karena itu eksklusif satu sama lain. Apabila
determinisme dianggap sebagai sesuatu yang nyata, dan kehendak bebas adalah ilusi maka hal tersebut
dikenal sebagai Determinisme Keras. Namun sebaliknya, apabila kehendak bebas yang dianggap
sebagai sesuatu yang benar dan determinisme tidak maka lebih dikenal sebagai Libertarianisme
Kompatibilisme
Kompatibilisme merupakan gagasan bahwa kehendak bebas dan determinisme adalah ide yang dapat
berjalan bersamaan secara kompatibel. Kompatibilisme sendiri beranggapan bahwa dimungkinkan untuk
mempercayai keduanya tanpa secara logis dan tidak konsisten.
Dengan definisi ini, Kehendak Bebas bukanlah kemampuan untuk memilih sebagai tools yang
independen dari sebab sebelumnya , tetapi sebagai tools yang tidak dipaksa untuk membuat pilihan
tertentu.
Hal ini mengarah pada posisi Determinisme Lunak , yang dikemukakan oleh Pragmatis
Amerika William James dengan alasan bahwa Determinisme yang menyeluruh, atau Keras, mengarah ke
pesimisme yang suram atau ke subjektivisme yang merosot dalam penilaian moral.
Sejarah Determinisme
Dalam Buddhisme, ada teori yang disebut Kemunculan Bergantung, yang mirip dengan konsep
Determinisme Barat. Secara umum,teori ini menyatakan bahwa fenomena muncul bersama dalam rantai
sebab dan akibat yang saling bergantung satu sama lain, dan bahwa setiap fenomena dikondisikan oleh,
dan bergantung pada, setiap fenomena lainnya .
Dalam Yi Jing, ada semacam kehendak ilahi yang menetapkan aturan fundamental untuk bekerja di luar
probabilitas di mana alam semesta beroperasi, meskipun kehendak manusia merupakan salah satu faktor
dalam cara kita menghadapi situasi dunia nyata yang kita hadapi.
Di dunia barat, atomis Yunani Kuno Leucippus dan Democritus adalah yang pertama mengantisipasi
Determinisme ketika mereka berteori bahwa semua proses di dunia disebabkan oleh interaksi mekanis
atom.
Dengan munculnya fisikawan Newton, pada abad ke-17, yang menggambarkan materi fisik alam
semesta beroperasi menurut seperangkat hukum tetap dan dapat diketahui, mulai tampak bahwa, setelah
kondisi awal alam semesta ditetapkan, maka ‘sisa sejarah alam semesta’ yang mengikuti akan tak
terelakkan.
Setiap ketidakpastian selalu merupakan istilah yang diterapkan pada keakuratan pengetahuan manusia
tentang sebab dan akibat, dan bukan sebab dan akibat itu sendiri.
Determinisme Logis
Determinisme Logis adalah gagasan bahwa semua proposisi (yaitu pernyataan atau kalimat deklaratif),
baik tentang masa lalu, sekarang atau masa depan, adalah benar atau salah. Pertanyaan kemudian muncul
tentang bagaimana pilihan bisa bebas, mengingat apa yang dilakukan seseorang di masa depan sudah
ditentukan sebagai benar atau salah di masa sekarang.
Determinisme Lingkungan
Determinisme Lingkungan adalah pandangan bahwa lingkungan fisik , daripada kondisi sosial , yang
menentukan budaya.
Determinisme Biologis
Determinisme Biologis adalah gagasan bahwa semua perilaku, kepercayaan, dan keinginan ditetapkan
oleh anugerah dan susunan genetik kita dan tidak dapat diubah.
Determinisme Teologis
Determinisme Teologis adalah keyakinan bahwa ada Tuhan yang menentukan semua yang akan
dilakukan manusia, baik dengan mengetahui tindakan mereka sebelumnya (melalui suatu bentuk
kemahatahuan) atau dengan menetapkan tindakan mereka sebelumnya.
Emergentisme / Generativisme
Emergentisme (atau Generativisme ) berpendapat bahwa keinginan bebas tidak ada, meskipun ilusi
Kehendak Bebas dialami karena generasi variasi perilaku yang tampaknya tak terbatas dari interaksi
seperangkat aturan dan parameter yang terbatas (dan deterministik).
Jadi ketidakpastian dari perilaku yang muncul yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya
berasal dari proses yang kompleks , tetapi sepenuhnya deterministik.
Naturalisme
Pengertian Naturalisme
Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah
“nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat
dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia
yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari istilah super
naturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada
(wujud) di atas atau di luar alam ( Harold H. Titus e.al. 1984).
Naturalisme mempunyai beberapa pengertian. Dari segi bahasa, Naturalisme berasal dari 2 kata Natural
yang artinya alami dan Isme artinya paham. Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai
Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang terlahir ke bumi ini pada dasarnya memiliki
kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorang pun terlahir dengan pembawaan yang
buruk.
Aliran ini menganggap bahwa kebahagiaan manusia di dapat dengan menurutkan panggilan natur (fitrah)
dari kejadian manusia itu sendiri. Perbuatan yang baik (susila) menurut aliran ini ialah perbuatan-
perbuatan yang sesuai dengan natur manusia. Baik mengenai fitrah lahir ataupun mengenai fitrah batin.
Kalau lebih memberatkan pada fitrahlahirnya dinamakan aliran etika materialisme. Tetapi pada aliran
naturalisme ini faktor lahir batin itu sama beratnya sebab kedua-duanya adalah fitrah (natur) manusia.
Aliran ini cara pemikirannya tentang etika adalah di dalam dunia ini segala sesuatu menuju satu tujuan
saja. Dengan memenuhi panggilan naturnya masing-masing mereka menuju kebahagiannya yang
sempurna. Benda-benda dan tumbuhan-tumbuhan menuju pada tujuan itu secara otomatis yakni tanpa
pertimbangan atau perasaan. Kalau hewan-hewan menuju tujuan itu dengan instict (nalurinya) maka
manusia menuju tujuan itu dengan akalnya.
Karena itu kewajiban manusia ialah mencapai kesanggupan akal yang setinggi-tingginya dan melakukan
segala amal perbuatan dengan berpedoman pada akal itu. Alam telah memberikan pada manusia
keinginan untuk hidup terus. Dan dengan dasar mengingini kelangsungan hidup itulah manusia membeda-
bedakan beberapa macam pekerjaan mana yang membahayakan dan mana yang mengganggu
kelangsungan hidup itu. Kebahagian manusia terletak pada tidak terganggunya kelangsungan hidup itu.
Adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup merupakan hilangnya kebahagiaan manusia.
Ringkasnya aliran ini berpendapat bahwa kebahagiaan itu didapatkan ketika manusia melakukan hal yang
cocok dengan naturnya dan melangsungkan kehidupannya.
Kelima tujuan yang disampaikan oleh Spencer, Spencer juga menjelaskan tujuh prinsip dalam proses
pendidikan beraliran naturalisme, adalah sebagai berikut:
Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam
Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik
Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak
Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam Pendidikan
Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak
Praktik mengajar adalah seni menunda
Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkansebagai konsekuensi
alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukanhukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/290954773/MAKALAH-NATURALISME
https://www.academia.edu/6194364/148147943_MAKALAH_NATURALISME
https://feelsafat.com/2020/10/determinisme-pengertian-aliran-dan-filsafat.html
https://www.academia.edu/34827757/MAKALAH_MATERIALISME