Kelas B
Fakultas Psikologi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami
kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi utusan Allah Nabi Muhammad Saw yang membawa
kita dari zaman kegelapan menuju ke alam terang benderang seperti sekarang ini.
Kemudian kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen kami, Ibu Dr.
Netty Hartaty, M.Si. yang telah memberikan bimbingan pada mata kuliah Psikologi Umum I.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Psikologi merupakan sebuah ilmu yang cukup dinamis perkembangannya. Keberadaan
psikologi memberikan andil dalam mediskripsikan berbagai kejadian yang dialami oleh
manusia. Hingga saat ini tinjaun psikologi tidak hanya berkutat pada kasus – kasus yang
berhubungan dengan hukum, pendidikan, sosial, politik namun juga mencakup persoalan
ekonomi, perbankan dan bidang lainnya.
Jika dilihat dari asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunanai yakni psyche yang
berarti jiwa, sukma , roh dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu
tentang jiwa.1Namun, arti dari ilmu jiwa sendiri masih menjadi pertanyaan yang abstrak karena
jiwa yang bersifat abstrak dalam artian tidak ada seorang pun yang tahu tentang definisi jiwa
itu sendiri. Dampak dari ketidaktahuan pun memunculkan definisi psikologi yang berbeda-beda
di tiap ahli psikologi.Akibat dari perbedaan definisi dari setiap pakar, maka muncul berbagai
teori yang mendasari ilmu psikologi dan diantaranya terdapat aliran psikologi “Gestalt” dan
“Humanisme”. Dalam makalah ini akan disajikan mengenai teori-teori tersebut berdasarkan
beberapa sumber guna memudahkan pembaca memahami beberapa aliran yang ada di
psikologi.
Psikologi semasa zaman Yunani Kuno hingga abad ke 19 menjadi satu dengan filsafat.
Oleh karenanya psikologi disebut pula psikologi filosofis, artinya konsep – konsep psikologi
membahas masalah hakikat jiwa. Jadi konsep – konsepnya bersifat spekulatif dan pemikiran –
pemikiran belaka.2Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak tahun 1878, yang
dipelopori oleh J.B Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku. Hal ini dikarenakan, ilmu
pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur. Sedangkan jiwa
dipandang terlalu abstrak. 3
Berawal di negara Jerman, oleh seorang psikolog bernama Max Wertheimer pada tahun
1912. Aliran ini adalah gerakan jerman yang secara langsung menantang aliran strukturalisme
Wundt.
Tahun 1930, aliran gestalt telah mengganti model Wundt dalam aliran psikologi. Namun
gerakan ini tidak bertahan lama, yang akhirnya gerakan gestalt hijrah ke Amerika. Namun
ternyata, di Amerika tidak berkembang karena dalam periode fungsionalisme dan pada tahun
1930 yang didominasi oleh behaviorisme.
1
Farid Mashudi.Psikologi Konseling.(Yogyakarta :IRCiSoD,2012), hlm :15
2
KI Fudyartanta.Psikologi Kepribadian.( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012 ) , hlm : 1
3
Farid Mashudi.Opcit, hlm : 16
Kemudian aliran ini dikembangkan oleh Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.
Teori ini menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi
yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.
Karena kedekatannya dengan dinamika visual Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain
dan cabang seni rupa lainnya,
Pandangan Gestalt menolak jiwa dibagi dalm elemen elemen yang lebih kecil dimana makna
psikologi yang merupaka ilmu jiwa hilang dan berubah bentuk.
Maka dari itu dibuatnya makalah ini adalah bertujuan untuk memaparkan penjelasan mengenai
aliran psikologi gestalt dan humanism.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu aliran Gestalt dan Humanisme?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Gestalt dan Humanisme.
5. Untuk mengetahui terapi apa yang digunakan pada aliran Gestalt dan Humanisme.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Wirawan Sarwono, Sarlito, PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM.(JAKARTA: RAJAWALI Pers, 2016), hlm. 29
a.1.2. Tokoh-tokoh aliran Gestalt
Max Wertheimer (1880-1943)
Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai
pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha
pada tanggal 15 April 1880. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori
Gestalt setelah ia melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan
sebuah alat yang bernama stroboskop, yaitu suatu kotak yang didalamnya
terdapat dua buah garis yang satu tegak dan yang satu melintang. Jika
kedua garis tersebut diperlihatkan secara bergantian terus menerus maka
akan tampak seakan askagaris tersebut bergerak dari melintang menjadi
tegak. Inilah yang disebut gerakan semu.
Eksperimennya adalah : seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas
sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-
lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa
hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba
hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga
dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
a.1.3 Prisip Dasar Aliran Gestalt
Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap
perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia
sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi
bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna
yang dibentuk.5
Prinsip-prinsip pengorganisasian :
Principle of Proximity (kedekatan posisi): bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan
(baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu
bentuk tertentu.
Principle of Similarity (kedekatan bentuk): individu akan cenderung
mempersepsikan stimulus yang sama sebagai suatu kesatuan. Kesamaan stimulus itu
bisa berupa persamaan bentuk, warna, ukuran dan kecerahan.
Principle of Continuity (kesinambungan pola): Menunjukkan bahwa kerja otak
manusia secara alamiah melakukan proses untuk melengkapi atau melanjutkan
informasi meskipun stimulus yang didapat tidak lengkap.
Principle of Closure (penutupan bentuk) : Bahwa orang cenderung akan mengisi
kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Orang akan
cenderung melihat suatu obyek dengan bentukan yang sempurna dan sederhana
agar mudah diingat.
Principle of common fate (kesamaan arah gerak) : Penggunaan pola warna dan arah
panah membuat otak mengelompokkan lingkaran kuning terpisah dari lingkaran
biru, walaupun sebenarnya memiliki bentuk identik
Principle of simplicity (Kesederhanaan) : digunakan untuk mengelompokkan obyek
menjadi bentuk/desain yang termudah atau sederhana.
Hal tersebut dikarenakan indera lebih mudah menangkap bentuk yang sederhana
dari pada yang rumit
5
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 279
a.1.5 Terapi Aliran Gestalt
Singgih (2007:31) menerangkan bahwa ada beberapa teknik dalam terapi
Gestalt, diantaranya adalah:
6
Soedjatmoko, Humanitarianisme Soedjatmoko Visi Kemanusiaan Kontemporer (Yogyakarta: Pilar Humanitika,
2005), hlm.98.
Menurut Ali Syari’ati humanisme ialah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan
pokok yang dimiliki manusia adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Ia
memandang manusia sebagai makhluk mulia, dan prinsip-prinsip yang disarankannya
didasarkan atas pemenuhan kebutuhan kebutuhan pokok yang bisa membentuk spesies
manusia.7
Berdasarkan para ahli yang menemukan aliran humanism, mereka tidak setuju dengan
pendekatan - pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja,
apakah itu hanya dari persepsinya (gestalt), refleksnya (behaviorisme), kesadaran (kognitif),
maupun alam ketidaksadarannya saja (psikoanalisis). Manusia harus dilihat sebagai totalitas
yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi
dirinya sendiri (aktualisasi diri).
1. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri
individu ada dua hal :
(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang.
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Berkaitan dengan pendapat tersebut Maslow
mengemukakan adanya 5 tingkatan kunci kebutuhan pokok
manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian
dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia.
Karena sesungguhnya dalam teori humanistik ini sangat
diperlukannya motivasi. 5 tingkatan tersebut antara lain :
7
Ali Syari’ati, Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat (Jakarta Pusat: Pustaka Hidayah, 1992), hlm.39.
2. Carl Sam Rogers