Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ALIRAN GESTALT DAN HUMANISE

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Netty Hartaty, M.SI.

Disusun Oleh : Kelompok 2


Matinatul Ahadiyah (11190700000100)
Cetya chairunissa razaki/11190700000162
Silfa Rifdatunnisa/11190700000026

Kelas B
Fakultas Psikologi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami
kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi utusan Allah Nabi Muhammad Saw yang membawa
kita dari zaman kegelapan menuju ke alam terang benderang seperti sekarang ini.

Kemudian kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen kami, Ibu Dr.
Netty Hartaty, M.Si. yang telah memberikan bimbingan pada mata kuliah Psikologi Umum I.

Tangerang Selatan, 29 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Psikologi merupakan sebuah ilmu yang cukup dinamis perkembangannya. Keberadaan
psikologi memberikan andil dalam mediskripsikan berbagai kejadian yang dialami oleh
manusia. Hingga saat ini tinjaun psikologi tidak hanya berkutat pada kasus – kasus yang
berhubungan dengan hukum, pendidikan, sosial, politik namun juga mencakup persoalan
ekonomi, perbankan dan bidang lainnya.

Jika dilihat dari asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunanai yakni psyche yang
berarti jiwa, sukma , roh dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu
tentang jiwa.1Namun, arti dari ilmu jiwa sendiri masih menjadi pertanyaan yang abstrak karena
jiwa yang bersifat abstrak dalam artian tidak ada seorang pun yang tahu tentang definisi jiwa
itu sendiri. Dampak dari ketidaktahuan pun memunculkan definisi psikologi yang berbeda-beda
di tiap ahli psikologi.Akibat dari perbedaan definisi dari setiap pakar, maka muncul berbagai
teori yang mendasari ilmu psikologi dan diantaranya terdapat aliran psikologi “Gestalt” dan
“Humanisme”. Dalam makalah ini akan disajikan mengenai teori-teori tersebut berdasarkan
beberapa sumber guna memudahkan pembaca memahami beberapa aliran yang ada di
psikologi.

Psikologi semasa zaman Yunani Kuno hingga abad ke 19 menjadi satu dengan filsafat.
Oleh karenanya psikologi disebut pula psikologi filosofis, artinya konsep – konsep psikologi
membahas masalah hakikat jiwa. Jadi konsep – konsepnya bersifat spekulatif dan pemikiran –
pemikiran belaka.2Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak tahun 1878, yang
dipelopori oleh J.B Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku. Hal ini dikarenakan, ilmu
pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur. Sedangkan jiwa
dipandang terlalu abstrak. 3
Berawal di negara Jerman, oleh seorang psikolog bernama Max Wertheimer pada tahun
1912. Aliran ini adalah gerakan jerman yang secara langsung menantang aliran strukturalisme
Wundt.
Tahun 1930, aliran gestalt telah mengganti model Wundt dalam aliran psikologi. Namun
gerakan ini tidak bertahan lama, yang akhirnya gerakan gestalt hijrah ke Amerika. Namun
ternyata, di Amerika tidak berkembang karena dalam periode fungsionalisme dan pada tahun
1930 yang didominasi oleh behaviorisme.

1
Farid Mashudi.Psikologi Konseling.(Yogyakarta :IRCiSoD,2012), hlm :15

2
KI Fudyartanta.Psikologi Kepribadian.( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012 ) , hlm : 1

3
Farid Mashudi.Opcit, hlm : 16
Kemudian aliran ini dikembangkan oleh Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.
Teori ini menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi
yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.
Karena kedekatannya dengan dinamika visual Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain
dan cabang seni rupa lainnya,
Pandangan Gestalt menolak jiwa dibagi dalm elemen elemen yang lebih kecil dimana makna
psikologi yang merupaka ilmu jiwa hilang dan berubah bentuk.
Maka dari itu dibuatnya makalah ini adalah bertujuan untuk memaparkan penjelasan mengenai
aliran psikologi gestalt dan humanism.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu aliran Gestalt dan Humanisme?

2. Siapa saja tokoh yang menemukan aliran Gestalt dan Humanisme?

3. Bagaimana prinsip dasar aliran Gestalt dan Humanisme?

4. Bagaimana metodologi dalam aliran Gestalt dan Humanisme?

5. Bagaimana terapi dalam aliran Gestalt dan Humanisme?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Gestalt dan Humanisme.

2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh yang mengemukakan aliran-aliran tersebut.

3. Untuk mengetahui prinsip dasar dalam aliran Gestalt dan Humanisme.

4. Untuk mengetahui metedologi dalam aliran Gestalt dan Humanisme.

5. Untuk mengetahui terapi apa yang digunakan pada aliran Gestalt dan Humanisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALIRAN GESTALT DAN HUMANISME


a.1 Aliran Gestalt
Pada saat di Amerika Serikat tumbuh aliran “Behaviorisme”, di Jerman timbul pula aliran
yang disebut psikologi “Gestalt”. Gestalt adalah sebuah kata Jerman yang diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris sebagai “form” atau “confirguration” (bentuk)4. Aliran ini diumumkan
pertama kali oleh Max Wertheimer pada 1912. Tokoh-tokoh lainnya adalah Kurt Koffka (1886-
1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967). Mereka kemudian pindah ke Amerika, karena
sebagian keturunan Yahudi mereka jadi sasaran NAZI .Psikologi aliran Gestalt memandang
totalitas batin yang mengatur atau mengorganisasikan totalitas sebagai suatu hal yang utama.
Sedangkan elemen kejiwaan lainnya merupakan faktor sekunder. Gejala-gejala psikis tertentu
yang bersifat khusus menurut Gestalt merupakan totalitas yang menentukan tenaga batiniah
dalam jiwa manusia. Aliran ini merupakan protes terhadap pandangan elementaris dan metode
kerjanya menganalisis unsur-unsur kejiwaan.
Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai
phenomena (gejala).Phenomena adalah data yang paling dasar dalam Psikologi Gestalt. Dalam
hal ini Psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat phenomonologi yang mengatakan bahwa
suatu pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam suatu phenomena terdapat dua unsur
yaitu obyek dan arti. Obyek merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah tertangkap
oleh indera, obyek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti
pada obyek itu.

4
Wirawan Sarwono, Sarlito, PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM.(JAKARTA: RAJAWALI Pers, 2016), hlm. 29
a.1.2. Tokoh-tokoh aliran Gestalt
Max Wertheimer (1880-1943)
Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai
pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha
pada tanggal 15 April 1880. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori
Gestalt setelah ia melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan
sebuah alat yang bernama stroboskop, yaitu suatu kotak yang didalamnya
terdapat dua buah garis yang satu tegak dan yang satu melintang. Jika
kedua garis tersebut diperlihatkan secara bergantian terus menerus maka
akan tampak seakan askagaris tersebut bergerak dari melintang menjadi
tegak. Inilah yang disebut gerakan semu.

Kurt Koffka (1886-1941)


Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam
psikologi dimulai sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas
Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910, ia bertemu dengan Wertheimer
dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt
di Berlin. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa
belajar dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt.
Teorinya yang terkenal adalah Memory Trace (jejak ingatan).

Wolfgang Kohler (1887-1967)


Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887.
Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan
C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergi ke Frankfurt. Saat bertugas sebagai
asisten dari F. Schumman, ia bertemu dengan Wartheimer dan Koffka.

Eksperimennya adalah : seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas
sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-
lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa
hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba
hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga
dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
a.1.3 Prisip Dasar Aliran Gestalt

 Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap
perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia
sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi
bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna
yang dibentuk.5
 Prinsip-prinsip pengorganisasian :
 Principle of Proximity (kedekatan posisi): bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan
(baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu
bentuk tertentu.
 Principle of Similarity (kedekatan bentuk): individu akan cenderung
mempersepsikan stimulus yang sama sebagai suatu kesatuan. Kesamaan stimulus itu
bisa berupa persamaan bentuk, warna, ukuran dan kecerahan.
 Principle of Continuity (kesinambungan pola): Menunjukkan bahwa kerja otak
manusia secara alamiah melakukan proses untuk melengkapi atau melanjutkan
informasi meskipun stimulus yang didapat tidak lengkap.
 Principle of Closure (penutupan bentuk) : Bahwa orang cenderung akan mengisi
kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Orang akan
cenderung melihat suatu obyek dengan bentukan yang sempurna dan sederhana
agar mudah diingat.
 Principle of common fate (kesamaan arah gerak) : Penggunaan pola warna dan arah
panah membuat otak mengelompokkan lingkaran kuning terpisah dari lingkaran
biru, walaupun sebenarnya memiliki bentuk identik
 Principle of simplicity (Kesederhanaan) : digunakan untuk mengelompokkan obyek
menjadi bentuk/desain yang termudah atau sederhana.
Hal tersebut dikarenakan indera lebih mudah menangkap bentuk yang sederhana
dari pada yang rumit

a.1.4 Metode Kajian Aliran Gestalt


Metode yang kajian yang digunakan dalam aliran gestalt yaitu observasi alamiah.
Dalam observasi alamiah tidak ditimbulkan situasi-situasi dengan sengaja. Disini hanya
dilakukan pengamatan terhadap situasi yang sudah ada, situasi yang terjai secara spontan
(tidak terstruktur), tidak dibuat-buat dan karenanya dapat disebut sebagai situasi yang sesuai
dengan kehendak alam, yang alamiah. Hasil pengamatan ini kemudian dicatat dengan teliti
untuk kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan umum maupun khusus (individual).

5
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 279
a.1.5 Terapi Aliran Gestalt
Singgih (2007:31) menerangkan bahwa ada beberapa teknik dalam terapi
Gestalt, diantaranya adalah:

 Pengarahan langsung. Pasien dibantu agar merasakan atau melakukannya sekarang.


Kejadian yang sudah lewat agar dirasakan sekarang, demikian juga dengan kejadian
yang akan datang. Pengarahan langsung terhadap pasien terus-menerus diarahka pada
apa yang harus dilakukan. Apa yang dikemukakan pasien dipakai sebagai bahan agar
terapis secara aktif mengarahkan proses berpikir pasien, misalnya; mengenai kejadian
dulu dan ucapan dulu yang harus diucapkan sekarang.
 Perubahan bahasa. Terhadap pasien didorong agar merubah pertanyaan-pertanyaan
menjadi pernyataan, dengan keyakinan bahwa kebanyakan pertanyaan-pertanyaan
adalah pernyataan tentang diri sendiri yang tersembunyi. Misalnya contoh pertanyaan:
apakah anda suka saya? Pada dasarnya pertanyaan ini adalah pernyataan bahwa: saya
tidak yakin anda suka saya!
 Teknik kursi kosong.Teknik ini sangat terkenal dan dianggap banyak manfaatnya pada
terapi Gestalt. Sering disebut juga sebagai teknik latihan atau permainan peran (role-
playing). Kalau seorang pasien mengekspresikan ketegangannya terhadap orang lain, ia
diarahkan untuk berbicara dengan orang lain yang dibayangkan sedang duduk di kursi
kosong di samping atau di depannya. Setelah itu, terapis meminta pasien untuk bertukar
tempat duduk dengan menjawabnya seolah-olah ia adalah orang lain tersebut. Terapis
mengarahkan pembicaraan antara pasien dengan tokoh imajiner dengan menukar kursi
pada saat-saat kritis. Dengan demikian pasien akan belajar untuk menyadari dan
mengerti perasaannya secara lebih baik.
 Berbicara dengan bagian dari dirinya. Ini merupakan variasi dari teknik kursi kosong.
Percakapan terjadi antara bagian - bagian yang ada dalam diri seseorang, misalnya yang
menimbulkan konflik. Atau antara yang harus (top dog) dengan yang sebaliknya
(underdog) yang pasif dan yang penurut.

A.2 Aliran Humanisme


Humanisme (latin: humanus) berasal dari akar kata homo yang berarti manusia dan
memiliki arti manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Istilah humanis semula diterapkan
pada publik professional tentang literatur klasik abad tengah yang mengajarkan keterampilan
menulis surat dan berbicara. Tetapi secara bertahap istilah tersebut mengandung arti yang
lebih komprehensif dan banyak mengacu pada para pemerhati studi klasik. 6

6
Soedjatmoko, Humanitarianisme Soedjatmoko Visi Kemanusiaan Kontemporer (Yogyakarta: Pilar Humanitika,
2005), hlm.98.
Menurut Ali Syari’ati humanisme ialah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan
pokok yang dimiliki manusia adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Ia
memandang manusia sebagai makhluk mulia, dan prinsip-prinsip yang disarankannya
didasarkan atas pemenuhan kebutuhan kebutuhan pokok yang bisa membentuk spesies
manusia.7

Berdasarkan para ahli yang menemukan aliran humanism, mereka tidak setuju dengan
pendekatan - pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja,
apakah itu hanya dari persepsinya (gestalt), refleksnya (behaviorisme), kesadaran (kognitif),
maupun alam ketidaksadarannya saja (psikoanalisis). Manusia harus dilihat sebagai totalitas
yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi
dirinya sendiri (aktualisasi diri).

a.2.1 Tokoh-Tokoh Aliran Humanisme

1. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri
individu ada dua hal :
(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang.
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Berkaitan dengan pendapat tersebut Maslow
mengemukakan adanya 5 tingkatan kunci kebutuhan pokok
manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian
dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia.
Karena sesungguhnya dalam teori humanistik ini sangat
diperlukannya motivasi. 5 tingkatan tersebut antara lain :

7
Ali Syari’ati, Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat (Jakarta Pusat: Pustaka Hidayah, 1992), hlm.39.
2. Carl Sam Rogers

Carl Sam Rogers mengemukakan Kebutuhan individu ada 4 yaitu :


(1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif (positive
regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard).

Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern


ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus
menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri
mengenai proses perubahan itu.

a.2.2 Prinsip Dasar Aliran Humanisme

Beberapa prinsip Teori belajar Humanisme :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas


2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur
dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif
sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar


humanistik yang penting diantaranya ialah :

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.


b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri
diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan
maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan
lestari.
i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai
terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan
penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman
dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

a.2.3 Metode Kajian Aliran Humanistik


Metode yang digunakan dalam aliran humanistik adalah
Daftar pustaka

Furdyartanta, Kl. 2012. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Mashudi, Farid. 2012. Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRCiSoD.
Sarwono, Wirawan, Sarlito. 2016. PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM. JAKARTA: RAJAWALI
Pers.
Suryabrata, Sumardi. 2006. Pikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Soedjatmoko. 2005. Humanitarianisme Soedjatmoko Visi Kemanusiaan Kontemporer.
Yogyakarta: Pilar Humanitika.
Ali Syari’ati. 1992. Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat. Jakarta Pusat: Pustaka
Hidayah.

Anda mungkin juga menyukai