Anda di halaman 1dari 21

GAYA BELAJAR DAN GAYA BERPIKIR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
IKA SITI WULANDARI NIM 0309192031

DOSEN PENGAMPU :
SELAMAT RIYADI PASARIBU, M.Psi

PROGRAM STUDI :
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL-1/SMT III

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang telah memberikan petunjuk
kepada kita sekalian untuk mengenal kebenaran dan mengikutinya agar
terhindar dari cela dan siksa di dunia dan di akhirat, dengan rahmat dan
hidayah-Nya juga penulis dapat melaksanakan makalah ini. Shalawat dan
salam kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya, terutama kepada Dosen pengampuh Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dan
arahan kepada penulis terutama tentang mata kuliah ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktunya.

Dalam penyusunan maklah ini penulis telah berusaha dengan segenap


kemampuan, sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan penulis menyadari dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
dan perlu penyempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif guna penyempurnaan tugas ini.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................ 1

BAB II GAYA BELAJAR DAN GAYA BERPIKIR.................................... 2

2.1. Pengertian Gaya Belajar................................................................. 2


2.2. Macam-macam Gaya Belajar......................................................... 3
2.3. Pengertian Gaya Berpikir................................................................ 5
2.4. Macam-macam Gaya Berpikir........................................................ 6
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar dan Gaya Berpikir........ 9
2.6. Strategi dalam Menangangi Gaya Belajar dan Gaya Berpikir........12

BAB III PENUTUP.....................................................................................16

3.1. Kesimpulan......................................................................................16
3.2. Saran...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah
lemahnya kualitas proses pembelajaran. Pada umumnya proses
pembelajaran masih didominasi oleh guru dan peserta didik yang kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghapal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, ketika peserta didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis, tetapi miskin aplikasi.
Kenyataan ini berlaku untukk semua mata pelajaran, khususnya
mata pelajaran kimia tidak dapat mengembangkan keterampilan peserta
didik untuk berpikir kritis dan matematis, karena model pembelajaran yang
digunakan di dalam kelas umumnya masih mengarahkan peserta didik
untuk menjadi penghafal yang baik, sehingga keterampilan berpikir tidak
digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas.
1.2. Rumussan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?
b. Apa saja macam-macam gaya belajar?
c. Apa yang dimaksud dengan gaya berpikir?
d. Apa saja macam-macam gaya berpikir?
1.3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya belajar
b. Untuk mengetahui apa saja macam-macam gaya belajar
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya berpikir
d. Untuk mengetahui apa saja macam-macam gaya berpikir

1
BAB II

GAYA BELAJAR DAN GAYA BERPIKIR


2.1. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar dianggap memiliki peranan penting dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan oleh Joko (2006)
“Gaya belajar (learning style) merupakan suatu proses gerak laku,
penghayatan, serta kecenderungan seorang pelajar mempelajari atau
memperoleh suatu ilmu dengan cara yang tersendiri.” Pembelajaran yang
bermakana datangnya dari motivasi diri dan bukan paksaan. Mengenali
gaya belajar sendiri, belum tentu membuat seseorang menjadi lebih
pandai, tetapi dengan mengenal gaya belajar seseorang akan dapat
menentukan cara belajar yang lebih efektif. Menurut DePorter (2000)
“Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap,
dan kemudian mengatur serta mengolah informasi” . umumnya dianggap
bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variable kepribadian,
pengetahuan, psikologis, latar belakang sosio cultural, dan pengalaman
pendidikan.
Hamzah (2008) menyatakan “Ada beberapa tipe gaya belajar yang
bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa
cocok dengan gaya itu, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial dan gaya belajar kinestetik”. Keberagaman gaya belajar pserta
didik memerlukan suatu pemilihan strategi mengajar yang cocok agar
kekuatan gaya belajar peserta didik berkembang dengan baik. Dengan
melibatkan aspek visual, auditorial, dan kinestetik diharapkan mampu
meningkatkan aktifitas belajar. Gaya belajar visual adalah gaya belajar
yang lebih banyak memanfaatkan penglihatan. Orang dengan gaya
belajar visual akan melihat atau membayangkan apa yang sedang
dibicarakan. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,

2
3

disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah


artistic.1
Gaya belajar dapat dikelompokan atas dua elemen yang
mempengaruhinya. Pertama adalah gaya belajar independen dan kedua
gaya belajar tergantung. Gaya independen membutuhkan susunan yang
terang dan tidak mau diganggu suara sedikitpun sedangkan gaya
tergantung perlu ditemani radio atau lagu ketika belajar
Gaya belajar mengacu ke cara siswa dalam belajar. Menurut
Woolfolk cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang mencakup
informassi, cara mengingat, berfikir, mengolah informasi dan
memecahkan persoalannya. Seseorang yang bergaya belajar bergantung
(field dependent) adalah yang mudah terpengaruh lingkungan pada saat
belajar.
Gaya belajar bergantung mempunyai dampak positif yaitu anda
bisa mendapatkan gambaran secara keseluruhan, pandangan yang lebih
luas, konfigurasi suatu masalah atau gagasan, atau kejadian secara
umum. Gaya belajar ini menurut Dunn dipengaruhi oleh 4 faktor dan
elemen dasar. Faktor0faktor elemen dasar tersebut adalah:
a. Lingkungan langsung (Immediate Environment)
b. Emosional
c. Sosilogis
d. Fisik2
2.2. Macam-Macam Gaya Belajar
Beberapa teori gaya belajar M. Felder Barbara A. Solomon, seperti
berikut ini (Danim & Khairil, 2014, hal. 114):
a. Pelajar aktif dan reflektif
Dilihat dari gaya belajar siswa ada yang bergaya ada pula yang
reflektif. Pelajar aktif cenderung selalu aktif berusaha bertahan dan
1
Yusri Wahyuni, Jurnal Identifikasi Gaya Belajar (visual, auditorial, kinestetik) Mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas Bung Hatta, 2017.
2.
WWW.Academia.edu
4

memahami keterangan terbaik dengan melakukannya sendiri, diapun


sangat aktif membahas, menerapkan, sering melibatkan teman-
temannya untuk melakukan inisiasi, memulai kerja dengan pertanyaan
“mari kita coba dan lihat cara kerjanya” dan cenderung lebih menyukai
kerja kelompok.
Sedangkan reflektif lebih suka berpikir secara diam-diam terlebih
dahulu tentan hal-hal atau fokus yang sedng dihadapinya, memulai
kerja dengan pertanyaan “ mari kita pikirkan terlebih dahulu” dan lebih
suka belajar sendirian.
b. Pelajar Intuitif dan Sensorik
Siswa dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu siswa intuitif
dan siswa sensorik. Pelajar sensorik cenderung menyukai
pembelajaran yang berupa fakta-fakta. Pelajar sensirik sering
memecahkan masalah dengan metode kerja yang ketat dan kompleks,
tidak menyukai cara kerja dengan “kejutan”. Pelajar sensorik sangat
tidak suka mengerjakan materi ujian yang tidak secara eksplisit
diajarkan di kelas. Pelajar sensorik cenderung bersabar dengan detail
hafalan maupun fakta-fakta dan melakukan pekerjaaan di
laboratorium. Pelajar sensorik cenderung lebih praktis dan hati-hati.
c. Visual dan Verbal
Pelajar verbal mendapatkan informasi dan pengetahuan lebih
banyak dari kata-kata dan penjelasan, baik tertulis maupun lisan.
Pelajar yang visual sangat cepat jenuh jika hanya mendengarkan
ceramah, membaca buku atau jurnal. Pelajar verbal sangat cepat
jenuh jika hanya disodori gambar, bagan, grafik, atau bentuk fisik
lainnya. Siswa yang baik, mampu memproses informasi yang disajikan
baik secara verbal maupun visual.
d. Pelajar Sekuensial dan Global
Siswa sekuensial cenderung berpikir runtut, sebaliknya siswa
global cenderung berpikir acak atau leteral. Gaya belajar semacam ini
5

tidak untuk dinilai mana yang baik dan mana yang buruk, melainkan
sebatas cara belajar atau cara memulai dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
Pelajar sekuensial cenderung memperolah pemahaman dalam
langkah-langkah berurutan atau linier. Mereka menikamti setiap
langkah-langkah atau urutan penjelasan secara logis. Cenderung
mengikuti jalur tahapan-tahapan yang rijid dan logis dalam mencari
solusi. Tidak sepenuhnya memahami urutan materi, tetapi mereka
tetap dapat melakukan sesuatu dengan itu. 3
2.3. Pengertian Gaya Berpikir
Philip L Harriman mengungkapkan bahwa berpikir (thinking)
adalah istilah yang sangat luas dengan berbagai definisi misalnya,
angan-angan, pertimbangan, kreativitas, tingkah laku seperti jika (as, if,
Vaihinger), pembicaraan yang lengkap, aktivitas idaman, pemecahan
masalah, penentuan, perencanaan, dan sebagainya; aktivitas dalam
menanggapi suatu situasi yang tidak objektif yang menyerang panca
indera4
Berpikir adalah menetapkan hubungan antar bagian pengetahuan
yang diperoleh manusia, (Soemanto2003:31). Maka berpikir dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dikerjakan oleh otak untuk mencari
jawaban, ide ataupun suatu persoalan. Maka dalam berpikir yang paling
penting adalah mengolah informasi yang diterima dengan mudah dan
jelas.5
Gaya belajar merupakan cara yang dipilih seseorang untuk
menggunakan kemampuannya (Sternberg, 1997 dalam Santrock, 2004).
Sementara Taylor dkk (1977;55) mendefinisikan berpikir sebagai proses

3.
Suci Febriani Amelia, Analisis Gaya Belajar dan Gaya Berpikir Siswa Kelas VIII Pada
Pembelajaran IPA di SMP Negeri 5 Padang Panjang, 2018
4.
Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I, Psikologi Pendidikan, Tulungagung, Lingkar Media
Yogyakarta
5.
Nadia Amanda Dkk, Jurnal Gaya Berpikir Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Kelas
IV di MIN Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar, 2018
6

penarikan kesimpulan dari persoalan yang dipahami yang kemudian


mampu menemukan pemecahan persoalan itu sehingga menghasilkan
kesimpulan dan temuan baru. Tentunya penarikan kesimpulan dalam
proses berpikir ini dipengaruhi rekayasa dan manipulasi data-data dan
pengertian-pengertian yang tersimpan dalam long term memori
seseorang.6
2.4. Macam-Macam Gaya Berpikir

Sama halnya dengan gaya belajar, para siswa juga memiliki gaya
berpikir yang berbeda-beda satu sama lainnya sehingga dalam
memproses semua informasi yang disampaikan oleh guru mereka.
Macam-macam gaya berpikir menurut DePorter (2004, hal. 128) yaitu:
gaya berpikir Sekuenlisasi Konkrit (SK), Sekuensial Abstrak (SA), Acak
Konkrit (AK), dan Acak Abstrak (AA).

a. Pemikir Sekuensial Konkret (SK)


Untuk memproses dan mengatur informasi pemikir sekuensial
konkret (SK) menggunakan cara yang teratur, linear dan
sekuensial. Kenyataan bagi pemikir SK diperoleh berdasarkan apa
yang mereka lihat, raba, dengar, cium, dan apa yang mereka
rasakan. Mereka mudah mengingat kenyataan dan fakta-fakta,
informasi, rumus-rumus dan aturan-aturan khusus dengan mudah.
Pelajar SK menyukai pengarahan dan prosedur khusus karena
mereka mengatur tugas-tugas mereka menjadi proses tahap demi
tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan
pada setiap tahap yang mereka lakukan. Catatan atau makalah
adalah cara yang baik dalam belajar mereka.
b. Pemikir Acak Konkret (AK)

6.
WWW.Academia.edu
7

Bagi pemikir acak konkret (AK) untuk memproses dan


mengatur informasi mereka seperti pemikir sekuensial
konkret,mereka berdasarkan pada kenyataan.
c. Pemikir Acak Abstrak (AA)
Bagi prmikir acak abstrak untuk memproses dan mengatur
informasi nereka menjadi dinia perasaan dan emosi sebagai
kenyataan. Sebagai mereka tertarik pada nuansa, dan sebgaia lagi
cenderung pada mistisme. Jika informasi dipersonifikasikan pemikir
AA akan mengingat dengan sangat baik karena mereka mengatur
denga refleksi informasi, ide-ide, dan kesan yang mereka
dapatkan. Dengan begitu hal ini memakan waktu lama sehingga
orang lain tidak menyangka bahwa mereka pemikir AA mempunyai
reaksi atau pendapat. Perasaan juga dapat lebih meningkatkan
atau mempengaruhi belajar mereka.
Pemikir AA mengalami peristiwa secara menyeluruh,dengan
begitu mereka tidak melihat objek secara bertahap namun secara
keseluruhan. Dengan alasan ilmiah, mereka akan terbantu jika
mengetahui bagaimana segala sesuatu terhubung dengan
keseluruhannya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam
rinciannya.
d. Pemikir Sekuensial Abstark (SA)
Bagi pemikir sekuensisal abstrak untuk memproses dan
mengatur informasi mereka menjadikan sebuah teori metafisis dan
pemikiran abstark sebagai kenyataan bagi mereka, karena mereka
suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Proses
berpikirnya rasional, logis, dan intelektual. Mereka sangat
menghargai orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang tertata
dengan rapi. Aktivitas favorit pemikir SA adalah membaca, dan
mereka akan mengkaji masalah lebih dalam jika mereka
melakukan sebuah penelitian. Biasanya suka bekerja secara
8

mandiri daripada bekerja secara kelompok. Mereka yang memiliki


gaya berpikir SA ini pada umumnya adalah filosof, peneliti, dan
ilmuwan7
Adapun gaya berpikir menurut tindakannya dapat digolongkan atas
gaya implusif, reflektif, mendalam dan dangkal.
1. Gaya Implusif
Gaya berpikir implusif adalah kecenderungan gaya belajar dan
berpikir bertindak cepat dan secara tiba-tiba, gaya berpikir implusif
cenderung spontan, cepat dan lebih banyak menggunakan waktu
merespon dan mengakurasi jawaban.
2. Gaya Reflektif
Gaya berpikir reflektif adalah gaya gaya belajar siswa yang lebih
banyak menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon dan
merenungkan akurasi dari suatu jawaban. Sedangkan peserta didik
yang memilik gaya berpikir reflektif lebih memungkinkan mengingat
informasi yang terstruktur, membaca dengan memahami dan
menginterpretasi teks dan memecahkan problema dan membuat
keputusan.
3. Gaya Mendalam
Gaya berpikir mendalam adalah sejauh mana siswa
mempelajari materi pelajaran dengan satu cara untuk membantu
mereka memahami makna materi tersebut.
Peserta didik yang menggunakan gay mendalam lebih
memungkinkan untuk secara aktif memahami apa-apa yang mereka
pelajari dan memberi makna pada apa yang perlu untuk diingat.
4. Gaya Dangkal
Gaya berpikir dangkal adalah sekedar mencari apa-apa yang
perlu untuk dipelajari. Gaya dangkal tidak dapat mengaitkan apa-apa

Suci Febriani Amelia, Analisis Gaya Belajar dan Gaya Berpikir Siswa Kelas VIII Pada
7.

Pembelajaran IPA di SMP Negeri 5 Padang Panjang, Institut Agama Islam Batu Sangkar,
2018
9

yang mereka pelajari dengan kerangka konseptual yang lebih luas.


Seringkali hanya mengingat informasi dan bersikap pasif.
Sedangkan pelajar mendalam (deep learning) lebih mungkin untuk
secara aktif memahami apa-apa yang mereka pelajari dan memberi
makna pada apa yang perlu diingat.
Jadi pelajar mendalam menggunakan pemikiran konstruktivis dalam
belajarnya. Deep learner lebih banyak memotivasi dirinya,
sedangkan pelajar dangkal (surface learner) lebih termotivasi jika
penghargaan dari luar misalnya pujian dang tanggapan positif dari
guru (snow, Conow, dan Jackson, 1996 dalam Santrock, 2004:157).
Identifikasi gaya berpikir favorit seseorang melalui bahasa yang mereka
gunakan, dan melalui bahasa tubuh.
1. Gaya berpikir visual
Gaya ini digunakan oleh orang yang berpikir sambil membuat
gambar-gambar dikepala.
2. Gaya berpikir auditori
Gaya ini digunakan oleh mereka yang suka mendengan cara
anda mengucpkan sesuatu kedalaman suara, laju bicara, warna
suara dan intonasi dari suara anda sangatlah pentingdalam
komunikasi sekitar 25 persen dari populasi masuk ke dalam kategori
ini.
3. Gaya berpikir kinetic
40 persen populasi tersisa, dan mereka mendapat informasi dari
sentuhan, naluri firasat, dan barangkali jerawat. 8
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
Tercapai atau tidaknya penggunaan gaya belajar dan berpikir
siswa dalam pembelajaran, terdapat banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Baik dari segi internal maupun eksternal siswa
tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gaya belajar dan berpikir

8 .
WWW.Academia.edu
10

individu diantaranya faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan


individu tersebut (DePorter & Hernacki, 2004, hal. 110). Sebagaimana
yang diungkapkan bahwa: student’s difficulty in learning due to different
factors including the following: intellectual, learning, physical, emotional
and social, mental, environmental and teacher’s personality (Abante et al.,
2014, hal. 16). Kesulitan siswa dalam belajar karena faktor yang berbeda
seperti: intelektual, pembelajaran, fisik, emosional dan sosial, mental,
lingkungan dan kepribadian guru.
a. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi gaya
belajar dan berpikir individu. Dalam penelitiannya dia menjelaskan:
Faktor-faktor fisik yang merupakan kesehatan, visual dan cacat fisik,
nutrisi perkembangan fisik mempengaruhi proses pembelajaran.
Sebagian besar responden tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran,
ketika mereka lapar. Mereka juga memastikan bahwa mereka
berolahraga setidaknya sekali seminggu. Contoh lain juga diberikan
oleh (DePorter & Hernacki, 2004, hal. 110) Sebagian orang, merasa
baik jika belajar dengan cahaya yang terang, sedangkan sebagian
yang lain merasa baik dengan pencahayaan yang redup.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki dampak yang sangat mempengaruhi gaya
belajar dan berpikir individu. Dia menjelaskan: Faktor lingkungan
memiliki dampak yang lebih besar ketika itu datang ke pembelajaran
responden. Para responden sedikit setuju bahwa
lembaga tersebut menyediakan fasilitas yang kondusif untuk belajar;
berbagai buku dan referensi yang tersedia di perpustakaan
menyediakannya informasi penting; dan departemen memberi mereka
peralatan yang layak yang bisa mereka gunakan. Menurut (DePorter &
Hernacki, 2004, hal. 110) ada orang-orang yang memerlukan
11

lingkungan kerja teratur dan rapi, tetapi yang lain lebih suka menggelar
segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat.
c. Pribadi (intelektual, mental, emosional, sosial)
Faktor emosi dan sosial yang mengakui bahwa berbagai tanggapan
individu terhadap berbagai jenis rangsangan ditentukan oleh berbagai
macam kecenderungan, faktor mental yang berperilaku memainkan
peran besar dalam organisasi mental dan perilaku umum individu.
Dalam penelitiannya faktor kepribadian kurang mempengaruhi
pembelajaran responden. Namun menjelaskan bahwa ada orang lebih
suka berkelompok dan sebagian yang lain lebih suka memilih adanya
figur otoriter seperti orang tua dan guru. Kemudian sebagian orang
memerlukan musik sebagai latar belakang, sedangkan sebagian yang
lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan.
d. Kepribadian guru
Kepribadian guru adalah elemen penting dalam lingkungan belajar
atau dalam kegagalan dan keberhasilan pelajar. Tugas-tugas penting
dari guru harus memiliki kekuatan untuk memimpin dan menginspirasi
murid melalui pengaruh dan contoh kepribadiannya. 9
e. Pendekatan belajar
Jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
f. Faktor motivasi
Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untu melakukan
sesuatu.
g. Faktor pribadi

Suci Febriani Amelia, Analisis Gaya Belajar dan Gaya Berpikir Siswa Kelas VIII Pada
9.

Pembelajaran IPA di SMP Negeri 5 Padang Panjang, Institut Agama Islam Batu Sangkar,
2018
12

Setiap manusia memiliki sifat kepribadian masing-masing yang


berbeda dengan manusia lainnya.10
2.6. Strategi Guru Dalam menangani Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
Strategi merupakan rencana, cara pandang dan pola pikir guru dalam
mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan
pengelolahan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi yang di terapkan sesuai dengan gaya belajar
siswa akan berlangsung secara efektif dan efisien. Pengetahuan guru
tentang gaya belajar peserta didik sangat di perlukan guna
memudahkan guru dalam menentukan strategi dan memudahkan siswa
dalam memahami pelajaran.
1. Strategi untuk Mempermudah Gaya Belajar Visual
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita
dengan gaya belajar peserta didik, di antaranya untuk peserta didik
visual:
a) Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna dari pada papan
tulis. Lalu gantunglah grafik berisi informasi penting di
sekeliling ruangan pada saat anda menyajikannya, dan rujuklah
kembali grafik itu nanti.
b) Dorong peserta didik untuk menggambarkan informasi, dengan
menggunakan peta, diagram, dan warna. Berikan waktu untuk
membuatnya.
c) Berdiri tenang saat penyajikan segmen informasi, bergeraklah
diantara segmen.
d) Bagikan salinan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran,
sisakan ruang kosong untuk catatan.
e) Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan,
dorong peserta didik menyusun pelajaran mereka dengan aneka
10 .
Wilda Anikma, Upaya Guru Dalam Mengatasi Diferensiasi Gaya Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fikih Studi Kasus di MAN 2 Ponorogo, Institut Agama Islma Negeri
Ponorogo, 2017
13

warna.
f) Gunakan bahan ikon dalam presentasi anda, dengan
menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep
kunci.
2. Strategi untuk Mempermudah Gaya Belajar Auditorial
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita
dengan gaya belajar peserta didik, di antaranya untuk peserta didik
auditorial adalah :
a) Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan
volume) dalam presentasi.
b) Ajarkan sesuai dengan cara anda menguji. Jika anda
menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu, ujilah
informasi itu dengan cara yang sama.
c) Gunakan pengulangan, minta peserta didik menyebutkan
kembali konsep kunci dan petunjuk.
d) Setelah tiap segmen pengajaran, minta peserta didik
memberitahu teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari.
e) Nyanyikan konsep kunci atau minta peserta didik mengarang
lagu/rap mengenai konsep itu.
f) Kembangkan dan dorong peserta didik untuk memikirkan
jembatan keledai untuk menghafal konsep kunci.
g) Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.
3. Strategi untuk Mempermudah Gaya Belajar Kinestetik.
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita
dengan gaya belajar peserta didik, di antaranya untuk peserta didik
kinestetik adalah :
a) Gunakan alat bantu saat mengejar untuk menimbulkan rasa
ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.
b) Ciptakan simulasi konsep agar peserta didik mengalaminya.
c) Jika bekerja dengan peserta didik perseorangan, berikan
14

bimbingan paralel dengan duduk di sebelah mereka, bukan di


depan atau belakang mereka.
d) Cobalah berbicara dengan setiap peserta didik secara pribadi
setiap hari, sekalipun hanya salam kepada para peserta didik
saat mereka masuk atau “ibu senang kamu berpartisipasi” atau
mereka keluar kelas
e) Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mempelajarinya langkah demi langkah.
f) Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar anda
kepada peserta didik, dan dorong mereka untuk melakukan hal
yang sama.
g) Izinkan peserta didik berjalan-jalan di kelas jika situasi
memungkinkan.11

Selain strategi gaya belajar, adapun strategi guru untuk menangani


gaya berpikir peserta didik yaitu sebgai berikut:

1. Gaya berpikir Sekuensial Konkret (SK)


a. Membangun kekuatan organisasi yang baik
b. Mengetahui skema detail yang diperlukan
c. Memecahkan beberapa tugas dalam beberapa tahap
d. Mengatur lingkungan kerja yang nyaman.
2. Gaya berpikir Acak Konkret (AK)
a. Menggunakan kemampuan berpikir devirgen yang lain serta
memaksimalkannya
b. Menyiapkan diri untuk memecahkan masalah
c. Memeriksa dan me-manage waktu sebaik mungkin
d. Menerima perubahan sebagai kebutuhan
e. Mencari dukungan dari lingkungan sekitar
3. Gaya berpikir Acak Abstrak (AA)
11 .
Laili Wulandari, Strategi Guru Dalam Memahami Gaya Belajar Peserta Didik Kelas MIS
Ikhlasiah Tuamang, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018
15

a. Menggunakan kemampuan alamiah untuk melakukan pekerjaan


dengan orang lain.
b. MenMembangun kekuatan untuk belajar dengan asosiasi
c. Bekerja dengan konsep atau gambar yang besar
d. Cenderung lebih menggunakan bahasa visual
4. Gaya berpikir Sekuensial Abstrak (SA)
a. Melatih berpikir secara logis dan penuh intelektual
b. Mengupayakan keteraturan dalam segala aspek
c. Melakukan analisis12

Adapun materi yang dapat diberikan kepada peserta didik seperti misalnya,
untuk peserta didik sebagai berikut:

1. gaya Visual
a. Memberikan materi/objek visual misalnya, peta dan gambar/diagram
b. Memanfaatkan warna untuk memudahkan memahami hal/poin penting
c. Memanfaatkan media-media digital seperti computer/video
d. Mengajak peserta didik untuk mempresentasikan gagasannya ke
dalam sketsa (gambar/diagram)
2. Gaya Auditori
a. Memberikan materi yang dapat didiskusikan ide, seperti belajar
kelompok.
b. Dapat memberikan materi dalam bentuk metode ceramah dalam
penyampaiannya.
3. Gaya kinesik
Materi yang dapat diberikan dapat berupa praktik langsung seperti
bermain alat music, olahraga, dan bernyanyi atau bisa juga dengan
materi paraktik yang lain.13

12 .
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-gaya-berpikir
13
Maria Magdalena Zogoto, Dkk, Jurnal Perbedaan Individu Dari Gaya Belajarnya Serta
Implikasinya Dalam Pembelajaran
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gaya belajar merupakan gaya yang disukai setiap individu untuk
menyerap informassi dengan mudah
Macam-macam gaya belajar antara lain sebgai berikut:
a. Pelajar aktif dan reflektif
b. Pelajar intuitif sensorik
c. Pelajar visual dan verbal
d. Pelajar sekuensial dan verbal
Gaya berpikir merupakan cara yang disukai individu untuk mengatur dan
mengolah informasi tersebut.
Macam-macam gaya berpikir antara lain sebgai berikut:
a. Pemikir sekuensial konkret
b. Pemikir acak konkret
c. Pemikir acak abstrak
d. Pemikir sekuensial abstrak

Adapun gaya berpikir menurut tindakannya dapat digolongkan atas gaya


implusif, reflektif, mendalam dan dangkal, dan gaya berpikir favorit seseorang
melalui bahasa yang mereka gunakan, dan melalui bahasa tubuh yaitu gaya
berpikir visual, auditori dan kinetic.

Perbedaan individu umumnya merupakan hasil hubungan/interaksi dari


pengaruh hereditas/keturunan dan pengaruh lingkungan secara berbarengan,
yang akhirnya menciptakan/menghasilkan manusia yang khas/unik. Namun
kondisi lingkungan termasuk kondisi dikelas juga memiliki pengaruh
yang berarti terhadap kemampuan dan perilaku siswa.

16
17

3.2.Saran

Sebagai tenaga pendidik harus bisa memahami gaya belajar dan gaya
berpikir setiap peserta didik antara yang satu dengan yang lainnya agar apa?
agar lebih mudah memeberikan pengajaran kepada peserta didik nantinya.
18

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Nadia, dkk, Jurnal Gaya Berpikir Dalam Menyelesaikan Soal


Matematika Kelas IV di MIN Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar,
2018

Anikma, Wilda, Upaya Guru Dalam Mengatasi Diferensiasi Gaya Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Studi Kasus di MAN 2 Ponorogo,
Institut Agama Islma Negeri Ponorogo, 2017

Febriani, Amelia Suci, Analisis Gaya Belajar dan Gaya Berpikir Siswa Kelas
VIII Pada Pembelajaran IPA di SMP Negeri 5 Padang Panjang,
2018

https://dosenpsikologi.com/macam-macam-gaya-berpikir

Maunah, Binti, Psikologi Pendidikan, Tulungagung, Lingkar Media


Yogyakarta

Wahyuni, Yusri, Jurnal Identifikasi Gaya Belajar (visual, auditorial, kinestetik)


Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Bung Hatta, 2017.

Wulandari, Laili, Strategi Guru Dalam Memahami Gaya Belajar Peserta Didik
Kelas MIS Ikhlasiah Tuamang, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, 2018

WWW.Academia.edu

Zogoto, Maria Magdalena, Dkk, Jurnal Perbedaan Individu Dari Gaya


Belajarnya Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran, Universitas
Pahlawan, 2019

Anda mungkin juga menyukai