Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………

B. Rumusan Masalah………………………………………………….

C. Tujuan………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

A. Eduard Spranger……………………………………………………..

B . Pokok – Pokok Teori Spranger…………………………………….

C. Penjelasan Tentang Dua Macam Roh (GEST)……………………

D. Penjelasan Mengenai Hubungan antara Roh Subjektif dan Objektif….

E. Penjelasan Mengenai Lapangan – Lapangan Hidup………………

F. Penjelasan Mengenai Tipologi Spranger……………………

G. Arti Teori Spranger…………..

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki kepribadian yang bermacam – macam. Setiap
individu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu lainnya. Para ahli
beranggapan bahwa manusia itu memiliki banyak variasi, tetapi untuk dapat
memahami manusia yang bermacam – macam tersebut, maka dibutuhkan
teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada pendekatan tipologis
beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian manusia itu banyak, tetapi
variasi tersebut memiliki komponen dasar yang hampir sama. Sehingga
dominasi komponen – komponen dasar tersebut dilakukan untuk
menggolongkan manusia ke dalam tipe – tipe tertentu.
Tipologi adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia
dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai
kemungkinan kombinasi kepribadian. Karena salah satu sifatnya adalah
penyederhanaan, maka apapun tipologi kepribadian sebenarnya tidak
mampu untuk menggambarkan seluruh kemungkinan kepribadian. Namun,
dengan tetap berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik,
tipologi kepribadian bagaimanapun dapat membantu siapapun untuk lebih
memahami kepribadian diri maupun orang lain.
Salah satu tipologi tersebut adalah tipologi yang berdasarkan nilai
kebudayaan yang lebih dikenal dengan tipologi Spranger. Tipologi ini
mengelompokan manusia menjadi enam tipe. Enam tipe ini merupakan tipe –
tipe pokok atau tipe – tipe ideal, artinya tipe – tipe yang ada hanya dalam
teori dan tidak akan dijumpai pada dalam keadaan sebenarnya. Akan tetapi,
keenam tipe ini dapat membantu untuk menempatkan individu – individu
yang dihadapinya ke dalam kelompok yang paling dekat ke golongan atau
tipe yang mana.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Siapakah Eduard Spranger itu?
2. Apa saja pokok – pokok teori Spranger?
3. Bagaimana penjelasan tentang dua macam roh (Gest)?
4. Bagaimana penjelasan mengenai hubungan antara roh subjektif dan roh
objektif menurut Spranger?
5. Bagaimana penjelasan mengenai lapangan – lapangan hidup menurut
Spranger?
6. Bagaimana penjelasan mengenai tipologi Spranger?
7. Apa arti teori Spranger?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Eduard Spranger
2. Untuk mengetahui pokok – pokok teori Spranger
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang dua macam roh (Gest) menurut
Spranger
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai hubungan antara roh subjektif dan
roh objektif menurut Spranger
5. Untuk mengetahui penjelasan mengenai lapangan – lapangan hidup menurut
Spranger
6. Untuk mengetahui penjelasan mengenai tipologi Spranger
7. Untuk mengerahui arti teori Spranger
BAB II
PEMBAHASAN

A. Eduard Spranger

            Eduard Spranger  adalah seorang filsuf dari Jerman dan juga seorang
psikolog.Beliau menjadi  guru besar Ilmu Filsafat dan Ilmu Pendidikan di
Universitas – Universitas : Leipzig, Berlin, Tubingen. Spranger lahir di Berlin
pada tanggal 27 Juni 1882 dan meninggal di Tubingen pada tanggal 17
September 1963. 
Beliau adalah seorang mahasiswa dari Wilhelm Dilthey dan juga
seorang tokoh utama aliran psikologi yang berdasarkan pada ilmu
pengetahuan kerohanian (Geisteswissenschaftliche Psychologie). Karya
utamanya yang mempersoalkan kepribadian manusia adalah Lebensformen,
Geisteswissenschaftliche Psychologie und Ethik der Personlichkeit.
B. Pokok – Pokok Teori Spranger
Pokok – pokok pikiran Spranger mengenai kepribadian manusia
singkatnya adalah seperti berikut :
1. Dua macam roh (Gest)
2. Hubungan antara roh subjektif dan roh objektif
3. Lapangan – lapangan hidup
4. Tipologi Spranger

C. Penjelasan Tentang Dua Macam Roh (GEST)


Pokok – pokok pikiran Spranger mengenai kepribadian manusia
singkatnya adalah sebagai yang diungkapkan berikut ini.
1. Dua Macam Roh (Gest)
a. Roh subyektif atau roh individual
Roh yg ada pada setiap manusia (individual). Roh individual ini
merupakan struktur yang bertujuan.
-  Roh individual merupakan struktur, karena roh individual itu harus dapat
dipahami jika ditinjau sebagai anggota dari suatu kebudayaan
-  Roh individual itu bertujuan. Tujuan dari setiap individu adalah mencapai
atau menjelmakan nilai – nilai tertentu sehingga hanya dapat dipahami
dengan jalan memahami sistem nilai – nilai itu.
b. Roh obyektif atau roh supra-individual (kebudayaan)
Roh setiap manusia, yg concreto-nya merupakan bentuk kebudayaan
dan berkembang selama  berabad-abad bersama manusia individual.

D.    Penjelasan Mengenai Hubungan antara Roh Subjektif dan Roh Objektif
Roh subjektif dan roh objektif memiliki hubungan timbal balik. Roh
subjektif atau roh individual yang mengandung nilai – nilai yang terdapat
pada setiap individu. Roh subjektif dapat dibentuk dengan acuan dari roh
objektif. Artinya roh subjektif itu terbentuk dan berkembang dengan mengacu
pada roh objektif, karena roh objektif adalah suatu norma atau kebudayaan
yang telah mendapat pengakuan sebagai hal – hal yang bernilai dan diberi
kedudukan tertinggi, diatas roh individual.
Individu tidak dapat melepaskan diri dari pengeruh roh objektif, karena
setiap individu pasti menerima pengaruh dari keadaan lingkungan sosial
dimana dia hidup. Sebaliknya roh objektif juga tidak dapat dipisahkan dari
pengaruh roh subjektif. Hal ini dikarenakan kebudayaan telah diciptakan oleh
individu – individu dari abad keabad. Tetapi kebudayaan tersebut dapat
hilang jika manusia sebagai individu tidak mendukung dan menghayati.
Sehingga meskipun roh subjektif dan roh objektif saling berhubungan
akan tetapi roh subjektif tetap primer sedangkan roh objektif bersifat
sekunder. Hal ini dikarenakan manusia tetap aktif dan kreatif dalam
menerima suatu kebudayaan dan mengembangkannya menjadi penciptaan –
penciptaan baru.

E. Penjelasan Mengenai Lapangan – Lapangan Hidup


Spranger memandang kebudayaan sebagai kumpulan dari nilai – nilai
kebudayaan yang tersusun dan diatur menurut struktur tertentu.  Sehingga
kebudayaan sebagai sistem atau struktur nilai ini dikelompokkan menjadi
enam lapangan nilai (Wertegebieten). Keenam lapangan hidup ini masih
dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Lapangan – lapangan nilai yang bersangkutan dengan manusia sebagai
individu, meliputi :
1. Lapangan pengetahuan (ilmu teori)
2. Lapangan ekonomi
3. Lapangan kesenian
4. Lapangan keagamaan
b. Lapangan – lapangan nilai yang bersangkutan dengan manusia sebagai
anggota masyarakat. Lapangan ini menyangkut manusia sebagai kekuatan
cinta dan cinta akan kekuasaan
1. Lapangan kemasyarakatan
2. Lapangan politik

F. Penjelasan Mengenai Tipologi Spranger


a. Enam Tipe manusia
Roh subjektif pada masing – masing individu terbentuk dan
berkembang oleh pengaruh – pengaruh dasar, pendidikan dan lingkungan
dengan berpedoman pada roh objektif sebagai cita – cita yang harus dicapai.
Walaupun roh subjektif mengandung keenam nilai kebudayaan, tetapi sering
kali hanya ada salah satu nilai saja yang dominan. Nilai yang dominan inilah
yang akhirnya memberi corak pada kepribadiannya.
Spranger kemudian menggolongkan manusia menjadi enam golongan
atau enam tipe. Tipe – tipe manusia menurut Spranger itu secara singkat
sebagai berikut :
1. Nilai Kebudayaan yang Dominan : Ilmu Pengetahuan
    Tipe                                             : Manusia Teori
    Tingkah Laku Dasar                 : Berpikir

2. Nilai Kebudayaan yang Dominan  : Ekonomi


    Tipe                                       : Manusia Ekonomi
    Tingkah Laku Dasar                     : Bekerja

3. Nilai Kebudayaan yang Dominan  : Kesenian


    Tipe                                             : Manusia Estetis
    Tingkah Laku Dasar                     : Menikmati keindahan
4. Nilai Kebudayaan yang Dominan  : Agama
    Tipe                                             : Manusia Agama
    Tingkah Laku Dasar                     : Memuja

5. Nilai Kebudayaan yang Dominan  : Kemasyarakatan


    Tipe                                             : Manusia Sosial
    Tingkah Laku Dasar                     : Berbakti / berkorban

6. Nilai Kebudayaan yang Dominan  : Politik / Kenegaraan


    Tipe                                             : Manusia Politik/Kuasa
    Tingkah Laku Dasar                     : Ingin berkuasa

b.    Pencandraan tentang masing – masing tipe


Setiap individu corak hidupnya ditentukan oleh nilai kebudayaan yang
paling dominan, yaitu kebudayaan yang dipandang sebagai nilai tertinggi
atau yang paling bernilai.

1.      Manusia Teori


Manusia teori adalah manusia yang mendasarkan tindakannya atas
dasar nilai – nilai teoritis atau ilmu pengetahuan. Banyak motif hanya semata
– mata untuk ilmu pengetahuan tersebut tanpa mempersoalkan faedah atau
hasilnya. Bagi orang – orang tipe teori berlaku semboyan : La science pour la
science.
Tujuan yang dikejar hanya ilmu pengetahuan yang bersifat objektif,
sedangkan segi lain seperti keindahan dan moral diabaikan. Contoh dalam
kehidupan sehari – hari misalnya jika ada seorang ayah yang termasuk tipe
manusia teori maka dia akan menganggap bercanda dengan anak – anaknya
adalah suatu perbuatan yang membuang waktu dan menghambat studinya.
Ciri – ciri manusia teori :
a.    Senang membaca.
b.    Gemar berfikir dan belajar.
c.    Tidak ingin kaya.
d.    Ingin serba tahu
e.    Mencari kebenaran
f.     Pandangan objektif tentang dirinya dan dunia luar
g.    Perhatian pada masyarakat kurang.
h.    Tidak menaruh perhatian pada masalah keindahan

2.      Manusia Ekonomi


Manusia ekonomi adalah manusia yang aktifitasnya atas dasar nilai –
nilai ekonomi, yaitu prinsip untung rugi. Mereka selalu kaya akan gagasan –
gagasan yang praktis dan kurang memperhatikan bentuk tindakan yang
dilakukannya karena perhatian utamanya tertuju pada hasil dari tindakan
tersebut. Sikap jiwanya yang praktis itu memungkinkan dia dapat mencapai
banyak hal dalam hidupnya.
Ciri – ciri manusia ekonomi :
1.    Melihat segala sesuatu dari manfaatnya
2.    Senang bekerja.
3.    Senang mengumpulkan harta.
4.    Agak kikir.
5.    Bangga dengan hartanya
6.    Bersikap egosentris, lebih mementingkan kepentingan diri sendiri
7.    Mengejar kekayaan untuk mencapai tujuannya
3.      Manusia Estetis
Manusia aesthetic (seni) adalah manusia yang menjadikan nilai – nilai
keindahan (estetika) sebagai dasar dari pola hidupnya. Manusia estetis
menikmati hidupnya bukan sebagai pemain tetapi hanya sebagai penonton.
Mereka adalah seorang impresionis, yang menikmati kehidupan secara pasif
tetapi juga seorang ekspresionis yang mewarnai segala kesan yang
diterimanya dengan pandangan jiwa subjektifnya.
Ciri – ciri manusia seni :
1.    Hidup bersahaja.
2.    Senang menikmati keindahan.
3.    Gemar mencipta.
4.    Mudah bergaul dengan siapa saja.
5.    Segala sesuatu dipandang dari sudut keindahan
6.    Senang bentuk – bentuk simetris dan harmonis
7.    Individualis
8.    Hubungan dengan orang lain kurang kekal

4.      Manusia Agama


Manusia agama adalah manusia yang mengutamakan nilai – nilai
spiritual hubungan dengan Tuhan. Bagi seseorang yang menganut golongan
tipe ini segala sesuatu diukur dari segi kehidupan rohaniah kepribadian. Yang
ingin dicapai keselarasan antara batin dan arti dari hidup ini.
            Ciri – ciri manusia agama :
1.   Hidupnya hanya untuk Tuhan dan akhirat.
2.   Senang memuja.
3.   Kurang senang harta.
4.   Senang menolong orang lain.
5.   Keimanannya teguh
6.   Perilaku didasarkan oleh nilai – nilai keagamaan
7.   Berserah diri pada Tuhan

5.      Manusia Sosial


Manusia sosial adalah manusia yang mengutamakan nilai – nilai sosial
atau hubungan dengan orang lain sebagai pola kehidupannya. Mereka
memiliki kebutuhan besar untuk berhubungan dengan sesame manusia lain.
Nilai yang dipandangnya sebagai nilai tertinggi adalah cinta terhadap sesama
manusia, baik itu tertuju pada individu tertentu maupun tertuju pada kelompok
manusia.
Ciri – ciri manusia sosial :
1.   Senang berkorban. 
2.   Senang mengabdi kepada Tuhan.
3.   Mencintai masyarakat.
4.   Pandai bergaul.
5.   Simpatik
6.   Baik
7.   Meninjau persoalan dari hubungan antar manusia
8.   Lebih mementingkan kepentingan umum

6.      Manusia Kuasa


Manusia kuasa (politik) adalah manusia yang menjadikan nilai – nilai
poltik sebagai pola hidupnya. Mereka mempunyai tujuan untuk mengejar
kesenangan dan kesadaran akan kekuasaannya. Semua nilai – nilai yang
lain diabaikannya. Jika manusia ekonomi mengejar penguasaan akan benda
– benda, maka manusia kuasa mengejar penguasaan pada manusia.
Ciri – ciri manusia kuasa (politik) :
1.    Ingin berkuasa.
2.    Tidak ingin kaya.
3.    Berusaha menguasai orang lain.
4.    Kurang mencintai kebenaran.
5.    Menjadi manusia terpenting dalam kelompoknya

 Diferensiasi tipe – tipe


Keenam tipe diatas adalah tipe – tipe pokok (Grundtypen). Spranger
tidak hanya berhenti dengan mengemukakan tipe – tipe pokok saja, tetapi dia
masih mengemukakan diferensiasi tipe – tipe dan kombinasi tipe – tipe
tersebut.
1.      Diferensiasi tipe – tipe
Pada setiap tipe masih dapat dikemukakan adanya variasi lain, yaitu
berdasarkan komponen yang paling menentukan dalam tipe tersebut.
Misalnya pada manusia teori masih dapat dibedakan menjadi tiga variasi,
yaitu :
a.       Manusia teori empiris
b.      Manusia teori sebagai rasionalis
c.       Manusia teori sebagai kritisis
2.      Kombinasi tipe – tipe
Keenam tipe yang telah disebutkan di atas adanya hanya di dalam
teori dan tidak akan kita  jumpai dalam kehidupan nyata. Karena dalam
kehidupan nyata, yang biasa kita jumpai justru kombinasi dari tipe – tipe
tersebut. Misalnya manusia yang memiliki kombinasi tipe teori dan tipe
keagamaan atau manusia yang memiliki kombinasi tipe teori dan tipe
ekonomi. Tetapi ada juga yang memiliki kombinasi lebih dari dua tipe.
G.  Arti Teori Spranger
1. Teori Spranger walaupun memiliki banyak kelemahan, tetapi pada
kenyataannya  memiliki pengaruh yang besar. Banyak ahli yang mengambil
konsep Spranger sebgai bahan penyusun konsepsinya. Pengaruh itu tidak
hanya dalam lapangan psikologi kepribadian saja, tetapi juga meluas ke
lapangan psikologi lain, spertu lapangan psikologi pendidikan dan lapangan
psikologi pemuda.
2. Kelemahan – kelemahan dari teori Spranger
-          Tipologi Spranger disusun secara dedukatif. Hasil pemikiran dedukatif itu
baik sekali, tetapi sebaiknya deduksi tersebut diverifikasi secara induktif
dengan data empiris. Hal tersebut yang tidak dilakukan oleh Spranger.
-          Deduksi Spranger mengenai Lebensformed itu didasarkan pada kegiatan
rohani (Geistakt), akan tetapi hasil konsepsinya Lebensformed ternyata
bertinjauan statis. Dengan demikian Lebensformed itu sulit digunakan dalam
kehidupan praktis, yang mempunyai dasar statis.
  

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai
motivasi maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Eduard Spranger adalah seorang filsuf dan psikolog, sekaligus tokoh utama
aliran psikologi yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan kerohanian.
2.   Pokok – pokok pikiran Spranger mengenai kepribadian manusia adalah
seperti berikut : dua macam roh (gest), hubungan antara roh subjektif dan roh
objektif, lapangan – lapangan hidup, dan tipologi spranger .
3.  Spranger membedakan adanya dua macam roh yaitu roh subjektif atau roh
individual yang memiliki struktur yang bertujuan dan roh objektif atau
kebudayaan.
4.  Roh subjektif dan roh objektif memiliki hubungan timbale balik karena roh
subjektif dibentuk dan dipupuk dengan acuan roh objektif
5.   Tipologi Spranger mengelompokkan manusia menjadi enam tipe
berdasarkan nilai yang paling dominan, yaitu manusia teori, manusia
ekonomi, manusia estetis, manusia agama, manusia sosial, dan manusia
kuasa.
6.   Tipologi Spranger memiliki kelemahan – kelemahan, diantaranya tipologi
Spranger disusun secara dedukatif dan Lebensformen itu didasarkan pada
kegiatan rohani. Akan tetapi walaupun memiliki kelemahan, banyak ahli yang
kemudian memakai konsep Spranger untuk bahan konsepsinya.
DAFTAR PUSTAKA

Spranger. E. 1928. The Tipe on Man The Psychology and Etnich of


Personality. Max Niemeyer Verlg, Hall (saale).

Allport. 1970. Manual Study of Values. Boston: Houghton Mifflin Ocmpany

Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi


Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Suryabrata. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai