Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang menonjol, salah satu diantaranya yaitu psikologi
analisis. Keberjayaannya psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokohnya yaitu freud, jung, dan lacan, yang
benar-benar menguasai baik psikologi dan bagapsikiatri.
Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu
metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia.
Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif
tidak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis?
2. Siapakah tokoh-tokoh psikoanalisis?
3. Bagaimana teori aliran psikoanalisis ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan psikoanalisis?
5. Bagaimana model aliran psikoanalisis?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yakni:

1. untuk mengetahui arti psikoanalisis


2. untuk mengetahui tokoh-tokoh psikoanalisis
3. untuk mengetahui bagaimana teori aliran psikoanalisis
4. untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan psikoanalisis
5. untuk mengetahui bagaimana model aliran psikoanalisis

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSIKOANALISIS
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran
di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis
didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu (1) Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang
menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman
masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa, (2) Psikoanalisis adalah teknik yang khusus
menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar), (3) Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan
gangguan mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992):
 Teori mengenai kepribadian & psikopatologi
 Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang
tidak disadari
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu (1) Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab
neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam
kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam, (2) Psikodinamika, karena Psikoanalisis
memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat
saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis: Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.

B. TOKOH-TOKOH PSIKOANALISIS
1. Sigmund Freud (1856-1939)
Sepanjang masa hidupnya, Freud adalah seorang yang produktif. Meskipun ia dianggap sosok yang
kontroversial dan banyak tokoh yang berseberangan dengan dirinya, Freud tetap diakui sebagai salah seorang
intelektual besar.
Pengaruhnya bertahan hingga saat ini, dan tidak hanya pada bidang psikologi, bahkan meluas ke bidang-
bidang lain. Karyanya, Studies in Histeria (1875) menandai berdirinya aliran psikoanalisa, berisi ide-ide dan diskusi
tentang teknik terapi yang dilakukan oleh Freud.
a. Riwayat hidup
Freud berkebangsaan Austria, lahir 6 Mei 1856 di Pribor, (ketika itu) Austria, lalu bersama keluarganya
pindah ke Wina dan terus tinggal di kota itu. Ia berasal dari keluarga miskin, ayahnya adalah pedagang bahan wol yg
tdk terlalu sukses.

1
Sejak kecil Freud sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia belajar kedokteran dan memilih
spesialisasi dibidang neurologis. Dalam prakteknya sebagai ahli syaraf inilah Freud banyak mengembangkan ide dan
teorinya mengenai teknik terapi psikoanalisa.
Ada dua orang yang berpengaruh besar bagi pemikiran Freud, yaitu Breuer, seorang psikiater terkenal di
Wina dan Charcot, dokter syaraf terkenal di Perancis. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-
pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, Studies in Histeria. Dari Charcot ia banyak
belajar mengenai teknik hipnosis dalam menangani pasien histeria karena Charcot mengembangkan teknik hipnose.
Kelak Freud meninggalkan teknik hipnose ini karena sulit diterapkan dan mengembangkan teknik menggali
ketidaksadaran lewat kesadaran, seperti free association. Dengan mengembangkan teknik ini Freud lebih percaya
bahwa hal-hal diketidaksadaran bukan dilupakan (seperti teori Charcot), tetapi direpres (ditekan ke dalam
ketidaksadaran agar tidak muncul).
Pada awal abad 20, psikoanalisa semakin populer dan tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Ia juga
memiliki banyak pengikut/murid yang terkenal, antara lain Adler dan Jung. Mulai terbentuk forum-forum diskusi
rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat mendiskusikan konsep-konsep psikoanalisa. Pada tahun 1909,
Freud diundang oleh G. Stanley Hall untuk berpidato di Clark Uni, salah satu uni besar di AS, dan dengan demikian
Freud juga sudah diakui di AS. Pada tahun 1910 International Psychoanalysis Association terbentuk dan Jung
menjadi ketua pertamanya. Para kolega Freud memprotes hal ini dan membela Freud untuk menjadi ketuanya.
Hubungan Jung dan Freud akhirnya terganggu.
Freud meninggalkan Austria pada saat Hitler semakin berkuasa dan posisinya sebagai intelektual Yahudi
memberinya berbagai kesulitan. Melalui usaha Ernest Jones, seorang Inggris dan dubes Inggris di Austria, pada
tahun 1938 Freud keluar dari Austria dan berimigrasi ke Inggris hingga akhir hayatnya di 1939.
b. Pemikiran dan teori
Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek
kesadaran.
unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia
(analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan
instink.
Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang
dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki
kontak langsung dengan realitas.
Freud mengembangkan konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang
dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego.
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip
kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas
perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi
pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil
diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri
dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang
jenisnya bisa bermacam-macam,
c. Sumbangan Freud
Sebagai orang pertama yang menyentuh konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran
(unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian
Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku,
artinya perilaku manusia dapat diramalkan
Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan
lain-lain.
Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni

d. Kritik Freud
Metode studinya yang dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat subyektif
Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya. Beberapa
konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex
Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening variable Freud banyak
memiliki murid. Tidak semuanya akan dibahas, hanya dua dari para pengikut itu yang akan dibahas di sini, yaitu
Adler dan Jung.

2. Alfred Adler (1870-1937)


Adler mengembangkan yang disebut sebagai Individual Psychology. Banyak konsep Freud yang diikutinya,
antara lain mengenai level kesadaran. Namun Adler menekankan pada faktor kesadaran/unsur ego . Teorinya banyak
menyentuh unsur lingkungan sosial sehingga ia juga dikenal sebagai seorang psikoanalis sosial yang pertama.
Sebagai seorang pengikut Freud, Adler memilih jalan berbeda dari Freud dan menganggap teori Freud sangat
menekankan unsur seksual sehingga kurang realistis.
Adler di Wina dari keluarga pedagang yang berada. Sejak kecil ia sakit-sakitan dan hal ini menumbukan
cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Pada tahun 1895 ia lulus kedokteran dari Universitas Wina, lalu berpraktek
sebagai dokter mata sebelum akhirnya menekuni bidang psikiatri dan menjadi psikiater.
Konsep utama Adler adalah organ inferiority. Berangkat dari teorinya tentang adanya inferiority karena
kekurangan fisik yang berusaha diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan
inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya perasaan inferior karena kekurangannya dan berusaha

2
melakukan kompensasi atas perasaan ini. Kompensasi ini bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk
pertahanan yang memungkinkannya mengatasi kelemahan tsb.
Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for superiority, yaitu dorongan untuk mengatasi
inferiority dengan mencapai keunggulan. Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat
bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving for superiority menyebabkan manusia selalu berkembang ke arah
kesempurnaan. Teorinya ini yang membuat Adler memiliki pandangn lebih optimis dan positif terhadap manusia
serta lebih berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.

3. Carl Gustav Jung (1875-1961)


Dikenal mengembangkan Analytical Psychology. Sebagai murid Freud, Jung juga mengajukan keberatan
terhadap beberapa konsep utama Freud yang menyebabkan hubungan keduanya renggang dan retak. Perbedaan
utama Jung dan Freud terletak pada pandangan mereka tentang ketidaksadaran. Meskipun keduanya sama-sama
menekankan ketidaksadaran sebagai penentu perilaku manusia (bahkan Jung lebih kuat dalam hal ini), tapi mereka
berbeda posisi tentang asal ketidaksadaran ini. Freud mengatakan bahwa unsur seksual adalah faktor utama dan
dominan dalam ketidaksadaran sementara Jung sangat tidak setuju dgn pandangan ini dan menyatakan bahwa
sumber ketidaksadaran adalah warisan dari nenek moyang sehingga sifatnya sosial dan tergantung kelompok ras
Jung lahir di Swiss, ayahnya adalah pendeta dan unsur religius nantinya akan banyak berperan dalam
pemikiranpemikirannya. Ia belajar kedokteran di Universitas Basel, lulus 1900. Kemudian ia ditunjuk bekerja di
klinik psikiatri Universitas Zurich tahun 1909. Ia adalah ketua pertama International Psychoanalitic Association
tahun 1911. Tahun 1914 ia mengundurkan diri dari posisinya tersebut dan mendirikan analytical psychology. Pada
tahun 1920an ia banyak melakukan ekspedisi lapangan ke Afrika dan Amerika Selatan sambil meneliti dan
mengembangkan teorinya. Ekspedisi ini secara signifikan mempengaruhi teori-teorinya yang kental unsur
budayanya. Tahun 1948 C.G. Jung Institute didirikan di Zurich untuk mengembangkan teorinya dan teknik
terapinya.
Jung menekankan pada aspek ketidaksadaran dengan konsep utamanya, collective unconscious. Konsep ini
sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Hal ini dpt dibuktikan melalui struktur otak manusia yang tidak
berubah. Collective unconscious terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu, cakupannya
sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua, takut pada binatang buas,dan lain-lain. Collective
unconscious ini menjadi dasar kepribadian manusia karena didalamnya terkandung nilai dan kebijaksanaan yang
dianut manusia. Ide-ide yang diturunkan atau primordial images disebut sebagai archetype. Terbentuk dari
pengalaman yang berulang dalam kurun waktu yang lama. Ada beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu
persona, anima, shadow, self. Archetype inilah yang menjadi isi collective unconsciousness.

Evaluasi Adler dan Jung


Adler dikenal dengan sumbangan teorinya yang optimistik dan berorientasi pada masa depan dalam
memandang manusia
Jung memasukkan unsur budaya dalam aliran psikoanalisa sehingga teorinya juga menjangkau bidang luas
seperti sejarah, seni, dan lain-lain. Berdasarkan teori Jung, para ahli tes psikologi seperti Eysenck dan Cattell
menyusun tes kepribadian setelah menguji validitas teori Jung secara statistik
Kritik terhadap Jung dan Adler sama seperti kelemahan Freud, ditujukan pada "keilmiahan" konsep teori
keduanya.

C. TEORI ALIRAN PSIKOANALISIS

Teori Psikoanalisis menurut Erickson

Erickson memberi jiwa baru ke dalam Teori Psikoanalisis, dengan memberi perhatian yang lebih besar
kepada Ego daripada Id dan Superego. Dia masih menghargai Teori Freud, namun mengembangkan ide-ide
khususnya dalam hubungannya dengan tahap perkembangan dan peran sosial terhadap pembentuk Ego. Ego
berkembang melalui respon terhadap kekuatan dalam dan kekuatan lingkungan sosial. Ego bersifat adaptif dan
kreatif, berjuang aktif (otonomi) membantu diri menangani dunianya. Erickson masih mengakui adanya kualitas
dan inisiatif sebagai bentuk dasar pada tahap awal, namun hal itu hanya bisa berkembang dan matang melalui
pengalaman sosial dan lingkungan. Dia juga mengakui sifat rentan Ego, defense yang irasional, efek trauma-
anxiety-guilt yang langgeng, dan dampak lingkungan yang membatasi dan tidak peduli terhadap individu. Namun
menurutnya Ego memiliki sifat Adaptif, Kreatif, dan Otonom (adaptable, creative, dan autonomy). Dia memandang
lingkungan bukan semata-mata menghambat dan menghukum (Freud), tetapi juga mendorong dan membentu
individu. Ego menjadi mampu-terkadang dengan sedikit bantuan dari terapis-menangani masalah secara efektif.

Teori Psikoanalisis menurut Sigmund Freud

Teori psikologi yang paling banyak diacu dalam pendekatan psikologi atau yang paling dominan dalam analisis
karya sastra adalah teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Menurut Freud, psikoanalisis ialah sebuah metode
perawatan medis bagi orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Psikoanalisis merupakan suatu jenis terapi
yang bertujuan untuk mengobati seseorang yang mengalami penyimpangan mental dan saraf.
Lebih lanjut lagi, menurut Fudyartanta psikoanalisis merupakan psikologi ketidak-sadaran, perhatian-perhatiannya
tertuju ke arah bidang-bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat
karakter. Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud ketika ia menangani neurosis dan masalah mental
lainnya.

3
Menurut Corey, sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek psikoanalitik mencakup:
(1) Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan
pada peredaan penderitaan manusia.
(2) Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
(3) Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa
dewasa.
(4) Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh
individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk
menghindari luapan kecemasan.
(5) Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis
atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi
Dalam teori psikoanalisis yang dipakainya, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga
unsur dan sistem, yakni Id (Das Es), Ego (Das Ich), dan Superego (Das Uber Ich). Ketiga sistem kepribadian ini satu
sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk
interaksi ketiganya. Id adalah komponen biologis, ego adalah komponen psikologis, sedangkan superego
merupakan komponen sosial.

Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ketiga sistem kepribadian menurut teori psikoanalisis Sigmund
Freud:

1. Id
Id adalah sistem kepribadian yang asli atau sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat
naluri bawaan. Adapun menurut Palmquist, id ialah bagian bawah sadar psikis yang berusaha memenuhi dorongan
naluriah dasar. Lebih lanjut lagi menurut Corey, id merupakan tempat bersemayam naluri-naluri. Id kurang
terorganisasi, buta, menuntut, mendesak, dan bersifat tidak sadar. Id hanya timbul oleh kesenangan tanpa disadari
oleh nilai, etika, dan akhlak. Dengan beroperasi pada prinsip kesenangan ini, id merupakan sumber semua energi
psikis, yakni libido, dan pada dasarnya bersifat seksual.
Id adalah aspek biologis dan merupakan sistem original dalam kepribadian dan dari aspek ini kedua aspek lain
tumbuh. Id hanya memburu hawa nafsunya saja tanpa menilai hal tersebut baik atau buruk. Ia merupakan bagian
ketidaksadaran yang primitif di dalam pikiran, yang terlahir bersama individu.
Id bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa dipahami sebagai dorongan untuk selalu memenuhi
kebutuhan dengan serta merta. Fungsi satu-satunya id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya kumpulan-
kumpulan energi atau ketegangan yang dicurahkan dalam jasadnya oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam
maupun dari luar. Ia bertugas menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya-daya motivasional, yang
dengan kata lain disebut dengan insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Penerjemahan dari
kebutuhan menjadi keinginan ini disebut dengan proses primer.

2. Ego
Ego berbeda dengan Id. Ego ialah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada objek dari
kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Adapun menurut Ahmadi, ego tampak
sebagai pikiran dan pertimbangan. Ego bertindak sebagai lawan dari Id. Ego timbul karena adanya kebutuhan-
kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan.
Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang
memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego merupakan tempat berasalnya kesadaran, biarpun tak semua
fungsinya bisa dibawa keluar dengan sadar.
Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan
dunia kenyataan. Ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam dunia batin dan sesuatu yang ada di
dunia luar. Peran utama ego adalah menjadi jembatan antara kebutuhan insting dengan keadaan lingkungan, demi
kepentingan adanya organisme.
Menurut Bertens tugas ego adalah untuk mempertahankan kepribadiannya sendiri dan menjamin penyesuaian
dengan alam sekitar. Ego juga mengontrol apa yang mau masuk kesadaran dan apa yang akan dikerjakannya. Ego
menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-
objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan
organisme. Proses penyelesaian ini disebut dengan proses sekunder.

3. Superego
Superego ialah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif. Ia bertindak
sebagai pengarah atau hakim bagi egonya. Menurut Kartono Superego adalah zat yang paling tinggi pada diri
manusia, yang memberikan garis-garis pengarahan ethis dan norma-norma yang harus dianut. Superego lebih
merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu dapat dianggap sebagai aspek moral kepribadian.
Adapun superego menurut Palmquist, adalah bagian dari jiwa manusia yang dihasilkan dalam menanggapi
pengaruh orangtua, guru, dan figur-figur otoritas lainnya pada masa anak-anak. Inilah gudang psiki bagi semua
pandangan tentang yang benar dan yang salah.
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego merepresentasikan hal yang ideal, dan
mendorongnya bukan kepada kesenangan, melainkan kepada kesempurnaan. Superego berkaitan dengan
imbalan-imbalan dan hukuman-hukuman. Imbalan-imbalannya adalah perasaan-perasaan bangga dan mencintai
diri, sedangkan hukuman-hukumannya adalah perasaan-perasaan berdosa dan rendah diri.

4
Lebih lanjut lagi, Menurut Hall dan Gardner Fungsi utama dari superego antara lain (1) sebagai pengendali
dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat; (2) mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral
ketimbang dengan kenyataan; dan (3) mendorong individu kepada kesempurnaan. Superego senantiasa memaksa
ego untuk menekan hasrat-hasrat yang berbeda ke alam bawah sadar. Superego, bersama dengan id, berada di
alam bawah sadar.
Jadi superego cenderung untuk menentang, baik ego maupun id, dan membuat dunia menurut konsepsi yang
ideal. Ketiga aspek tersebut meski memiliki karakteristik sendiri dalam prakteknya, namun ketiganya selalu
berinteraksi secara dinamis.

Mekanisme Pertahanan Ego


Mekanisme pertahahan ego termasuk dalam teori psikoanalisis Sigmund Freud. Timbulnya mekanisme pertahanan
ego tersebut, karena adanya kecemasan-kecemasan yang dirasakan individu. Maka, mekanisme pertahanan ego

terkait dengan kecemasan individu. Adapun definisi kecemasan ialah perasaan terjepit atau terancam, ketika
terjadi konflik yang menguasai ego. Kecemasan-kecemasan ini ditimbulkan oleh ketegangan yang datang dari luar.
Sigmund Freud sendiri mengartikan mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan individu untuk
mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas
ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan.
Mekanisme-mekanisme pertahanan ego itu tidak selalu patologis, dan bisa memiliki nilai penyesuaian jika tidak
menjadi suatu gaya hidup untuk menghindari kenyataan. Mekanisme-mekanisme pertahanan ego yang digunakan
oleh individu bergantung pada taraf perkembangan dan derajat kecemasan yang dialaminya.
Lebih lanjut lagi, semua mekanisme pertahanan ego memiliki dua ciri umum, yakni (1) mereka menyangkal,
memalsukan atau mendistorsikan kenyataan, dan (2) mereka bekerja secara tidak sadar sehingga orangnya tidak
tahu apa yang terjadi.

Menurut Freud, sebenarnya ada bermacam bentuk mekanisme pertahanan ego yang umum dijumpai, tetapi
peneliti hanya mengambil sembilan macam saja, yakni: (1) represi, (2) sublimasi, (3) proyeksi, (4) displacement, (5)
rasionalisasi, (6) pembentukan reaksi atau reaksi formasi, (7) melakonkan, (8) nomadisme, dan (9) simpatisme.

Konsep alam bawah sadar Freud sering didera kritik. Kalangan behavioris, humanis dan eksistensialis oercaya
bahwa:

a. Dorongan-dorongan dan persoalan-persoalan yang dikaitkan dengan alam bawha sadar ternyata lebih
sedikit dari perkiraan Freud,
b. Bahwa alam bawah sadar ternyata tidak serumit dan sekompleks yang dibayangkan Freud. Sebagian
psikolog masa kini mengartikan alam bawah sadar dengan apa pun yang tidak perlu atau tidak ingin kita
lihat. Bahkan ada teoritikus yang tidak menggunakan konsep alam bawah sadar ini sama sekali.

D. SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOANALISIS

Psikoanalisis diawali oleh tokoh Sigmund Freud (1856 – 1939). Dalam penelitiannya Freud menggunakan
observasi klinis. Tulisan Freud tentang sejarah psikoanalisis adalah The History of The Psychoanalytic Movement
(1914a) dan An Autobiographical Study (1925).

Beberapa perkembangan perjalanan penyusunan Teori Freud :

1. Studies on Hysteria
2. The Interpretation of DreamsS
3. On Narcissism
4. Papers on Metapsychology
5. Dual Instinct Theory
6. Structural Theory

Studies of Hysteria (1895)

Sejarah psikoanalisis sebenarnya diawali oleh Josef Breuer, seorang dokter Viennese dengan penelitiannya
dan berbincang kepada Freud tentang pengalamannya yang luar biasa dengan pasiennya (Anna O) yang mengalami
gejala hysteria. Breuer melakukan observasi ketika dia menempatkan si pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri
melalui hipnotis. Breuer menekan apa yang ada di pikiran pasien sehingga pasien menceritakan beberapa fantasi
emosinya yang tinggi dan kejadian-kejadian dalam hidupnya. Kemudian Freud mencoba melakukan proses yang
sama seperti yang dilakukan oleh Breuer kepada pasien yang lain dan mengkonfirmasikannya dengan Breuer. Lalu
Freud merangkum penemuannya dan mempublikasikannya dengan judul Studies On Hysteria, dimana gejala
hysteria dihasilkan dari banyak emosi yang tertahan dan berhubungan dengan memori-memori yang menyakitkan.

The Interpretation of Dreams (1900)

5
Fase kedua dari penemuan Freud adalah “menebak” mimpi. Freud melakukan observasi terhadap
pasiennya, dan ia menemukan bahwa mimpi tersebut adalah asosiasi dari neurosis pasiennya. Mimpi dan
symptom memiliki struktur yang mirip. Keduanya adalah hasil dari kompromi antara 2 bidang dari konflik dalam
pikiran, yaitu antara keinginan seksual yang tidak disadari pada masa kehidupan anak-anak dan aktivitas yang
ditekan dalam pikiran. Prinsip dari teori ini adalah bahwa kehidupan mental menggambarkan suatu konflik yang
tidak pernah berhenti antara alam sadar (conscious) dan alam tidak sadar (unconscious).

On Narcissism (1994)

Freud melihat bahwa konflik utama dalam kehidupan mental seperti suatu perjuangan antara energi
dorongan seksual (libido), yang mana langsung mengarah untuk melindungi semacam ego dan dorongan self-
perservative. Sehingga dengan adanya fenomena ini maka kita bisa lebih memahami bentuk dari konflik antara
energi libido yang menetap dalam diri dan energi libido yang yang menampilkan objek dari dunia luar.

The Metapsychological Papers (1915)

Dalam makalahnya yang berjudul Repression (1915a) dan The Unconscious (1915b), Freud mencoba untuk
mengumpulkannya menjadi satu konsep psikologi yaitu metapsikologi. Dimana menggambarkan proses mental
dengan segala aspeknya – dinamika, topografi dan ekonomi.

The Dual Instinct Theory (1920)

Dalam tulisannya Beyond The Pleasure Principle, Freud memperluas konsep dualistik dengan meneruskan
ide tentang 2 naluri manusia yaitu libido dan agresi. Yang mana keduanya berawal dari semua prinsip biologi –
suatu naluri untuk mencintai (eros) dan suatu naluri untuk merusak dan membunuh (thanatos).

The Structural Theory (1923)

Untuk menjelaskan konflik psikis maka Freud merumuskan teorinya menjadi 3 bagian utama struktur
kepribadian manusia yaitu id, ego, dan superego. Id adalah sifat yang sangat mendasar dalam diri individu. Id
bersifat tidak logis, amoral dan didorong oleh satu kepentingan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah
sesuai dengan asas kesenangan. Ego adalah sifat yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur antara dunia
eksternal dan dunia internal individu. Dengan adanya ego maka individu bisa berlaku realistis dan berpikir logis
serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan. Superego adalah kode moral
individu, apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Superego berfungsi menghambat impuls-impuls
id. Superego mempresentasikan hal yang ideal dan mendorong bukan kepada kesenangan melainkan kepada
kesempurnaan.

5. MODEL ALIRAN PSIKOANALISIS

6
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran
(bawah sadar). dan tokoh-tokoh dari psikoanalisis Sigmund Freud, Alfred Adler, Carl Gustav Jung.
Konsep psikoanalisis sampai sekarang masih relevan dan sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia.Konsep ini masih digunakan sebagai acuan dalam mengatasi gangguan kejiwaan(neurotik).
Psikoanalisis menggunakan metode menganalisis dan mengeluarkan faktor-faktor dalam alam bawah sadar
seseorang. Dengan menggunakan prinsip yang dipakainya yaitu mencari dahulu faktor-faktor yang menyebabkan
neurose melalui teknik-teknik evaluasi kepribadian, dan diusahakan untuk menghilangkan faktor-faktor dalam
rangka gejala-gejala penyakit

Daftar Pustaka
Chaer, abdul, Psikolinguistik, Jakarta:PT rineka cipta, 2009
Gunawan, yusuf Pengantar Bimbingan dan Konseling: buku panduan mahasiswa, jakarta:PT Prehalindo, 2001
Drs. Agus Sujanto, dkk., Psikologi Kepribadian, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001.
http://rumahbelajarpsikologi.com
http://wikipedia.com/psikoanalisis
Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi,bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,.1998
Supratika, A, Pokok dan Tokoh Psikologi Modern, yokyakarta: IKIP Yokyakarta, 1984

Anda mungkin juga menyukai