Anda di halaman 1dari 2

1.

Bocah Liar dari Aveyron


Julukan “Bocah liar dari Aveyron” – diberikan pada anak bernama Victor oleh Jean-Marc Itard.
Itard menemukan Victor di hutan Aveyron, di Prancis. Saat itu Victor berusia 11-12 tahun, hidup
di alam liar selama bertahun-tahun.

Bagi peneliti saat itu, Victor bisa menjadi “sasaran” penelitian mengenai bagaimana manusia
bisa hidup bila tidak ada campur tangan manusia lain.

Sebagian orang saat itu berharap Victor muncul sebagai insan yang suci dan mulia, namun mereka
kemudian kecewa. Victor muncul dalam keadaan dekil, bau, dan buang air di tempat ia berdiri.

Victor kemudian dibawa ke Paris. Itard, sebagai penemu Victor, merasa bertanggung jawab
mengajarinya hidup bersama manusia. Misi ini cukup sukses. Victor bisa berpakaian, memahami
etika buang air di toilet, dan bisa memahami kalimat sederhana. Meski begitu, Victor nggak
pernah bisa berbicara dengan lancar.

Pakar autisme Uta Frith menduga Victor bisa jadi dibuang di hutan karena memiliki autistik, tapi
itu cuma dugaan. Kisah masa lalu Victor nggak pernah diketahui.

2. Kasus Anna O
Anna O adalah nama samaran untuk Bertha Pappenheim, seorang feminis dan pekerja sosial dari
Jerman.
Sebagai Anna O, ia adalah salah satu pasien pertama sepanjang sejarah yang diterapi dengan
psikoanalisa.

Anna O saat itu mengalami halusinasi, mood yang labil, lumpuh di bagian tubuh sebelah kanan,
dan berbicara yang sulit dipahami. Karena fisiknya sehat-sehat saja, dokter lalu menyarankan
Anna O bertemu dengan Joseph Breuer, seorang psikoanalis.

Kemudian Breuer datang ke rumahnya. Breuer saat itu meminta Anna untuk berbaring di kasur
dan menceritakan tentang pikiran dan perasaannya (si Breuer duduk di kursi lo ya, nggak ikut
tiduran di kasur). Proses terapi ini kemudian dipindah ke Klinik Bellevue, dan terus
berlangsung selama 18 bulan.

Selama terapi ini berlangsung, gejala yang dialami Anna berangsur membaik. Ini bisa dibilang
salah satu bukti awal kemanjuran terapi psikoanalisa.

Dalam buku “Five Lectures of Psychoanalysis”, Freud menulis bahwa semua ini disebabkan
karena ayahnya Anna meninggal pada April 1881. Anna nggak terima dengan kenyataan
tersebut, hingga dia tertekan dan nggak makan berhari-hari. Baik Freud dan Breuer sepakat
bahwa Anna O mengalami histeria.
Kasus Anna O termaktub dalam Studien über Hysterie (1895), sebuah buku studi mengenai
histeria yang ditulis oleh Breuer dan Freud. Anna ditampilkan dalam kasus pertama di buku
tersebut.

Anna mengakui bahwa membicarakan permasalahannya, justru membantu melepas beban yang
mengganggunya selama ini. Pengakuan ini kemudian dicatat sebagai dasar teori katarsis. Malah,
Freud menyebut Anna O sebagai “pendiri psikoanalisa yang sebenarnya”.

Anda mungkin juga menyukai