Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alief Rizqi Arian

NIM : 18010664164

Kelas : Psikologi 2018 A

Tes Bakat dan Tes Minat yang ada di Indonesia

Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai  potensinya
terutama dalam bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat  perkembangan prestasi anak
yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa. Setiap individu hendaknya mendapat
kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan,
kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing
siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama. Setiap anak
dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat
begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya.
Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya.

Potensi yang dimaksud di atas bisa diartikan sebagai bakat, maupun minat siswa. Saat ini banyak
remaja maupun dewasa yang tidak tahu akan bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu akan
bakat dan minatnya sejak dini mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan maka
dewasa nanti mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasiliatator
pembelajaran yang bertanggung  jawab terhadap perkembangan siswa alangkah baiknya dapat
mengenali bakat apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru berusaha mengembangkan
bakat yang dimliki oleh anak agar kebanyakan dilema yang terjadi di masyarakat tidak terjadi
lagi.

Salah satu lembaga pendidikan formal yaitu SMA mengadakan program penjurusan guna
mengembangkan minat dan bakat siswa. Namun dalam pelaksanaannya program penjurusan ini
masih dihadapkan pada berbagai masalah, salah satunya adalah fenomena “salah jurusan”.
Fenomena salah jurusan ini dipicu oleh kekurangpahaman siswa terhadap minat dan bakat. siswa
SMA seringkali memilih suatu jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-
temannya, atau memilih bidang yang sedang popular, tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan
memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh
lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang akan digelutinya sesuai dengan latar belakang
pendidikannya tersebut.

Selain dikarenakan oleh kekurangpahaman siswa terhadap minat dan bakatnya, kasus salah
jurusan dapat pula dipicu oleh proses penempatan siswa pada jurusan tertentu yang dilakukan
oleh pihak sekolah. Penempatan siswa pada jurusan tertentu terkadang lebih mengutamakan pada
prestasi belajar siswa di kelas sebelumnya dibanding minat dan bakatnya.
fenomena salah jurusan akan menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam penyesuaian dengan
lingkungan belajar sehingga siswa sulit belajar, tidak optimalnya semua potensi dan kemampuan
yang dimiliki siswa dan prestasi belajar lebih rendah dari yang seharusnya dapat dicapai serta
cenderung lambat dalam menyelesaikan proses pembelajaran yang di ikutinya.

Dalam kasus ini peranan Seorang guru, sebagai pendidik harus dapat memfasilitasi
perkembangan bakat dan minat peserta didik dengan baik. Dalam pembelajaran, guru sebagai
pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi  beragam. Potensi yang
beragam ini tentunya disebabkan karena bakat dan minat yang dimiliki oleh setiap peserta didik
itu berbeda-beda. Dalam hal ini guru sebaiknya hanya menjadi fasilitator untuk menstimulus
munculnya berbagai macam potensi yang ada pada masing-masing siswanya.

Namun sebagai fasilitator, guru harus menggunakan pendekatan belajar aktif (active learning),
yaitu guru mendorong peserta didik untuk menemukan makna sendiri melalui  pemecahan
masalah secara riil agar peserta didik dapat mengkontsruksi  pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran aktif ini akan memberikan ruang yang cukup  bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan  perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai