Anda di halaman 1dari 3

Beberapa pertanyaan yang bisa memandu Bapak/Ibu dalam membentuk karya ini:

1. Mengapa kita perlu mengenal peserta didik dalam menerapkan


Pendidikan yang Memerdekakan?

Mengenal atau mengetahui karakter anak merupakan hal yang harus dilakukan oleh
seorang pengajar/guru. Dengan mengenal karakter siswa, guru akan mampu
membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran akan berjalan
dengan baik serta mendapatkan hasil yang baik pula

Pendidikan yang memerdekakan, akan melahirkan manusia-manusia yang tidak


terperintah orang lain, tetapi batinnya bisa memerintah dirinya sendiri, melahirkan
manusia-manusia yang berdiri tegak karena kekuatan sendiri. Dengan kata lain, manusia-
manusia yang hidup lahir-batinnya tak tergantung kepada orang lain, tetapi bersandar
pada kemampuan diri sendiri dan melahirkan manusia-manusia yang cakap dalam
menertibkan dirinya sendiri, sehingga tidak mengganggu kemerdekaan orang lain

2. Apa saja cara yang dapat digunakan untuk mengenal potensi dan
karakteristik peserta didik Bapak/Ibu? Jelaskan!

Memang tidak semua anak didik memiliki karakter yang baik. Dalam sebuah kelas bisa
jadi ada berbagai karakteristik peserta didik dari mulai yang paling menyenangkan hingga
yang paling tidak disenangi oleh orang banyak. Hal ini adalah sesuatu yang alamiah
karena peserta didik datang dari berbagai macam lingkungan dan dengan berbagai
macam pengalaman yang telah dilalui sehingga membentuk karakter dirinya. Guru perlu
menyikapi hal ini dengan baik, salah mengenali karakter dari peserta didik akan
menghambat proses belajar mengajar. Bisa jadi peserta didik akan menjadi malas, tidak
memperhatikan, atau bahkan tidak mengerjakan tugas apabila sang guru tidak mampu
memahami karakter siswa tersebut. Oleh karena itu, mengenali dan memahami karakter
dari peserta didik sangat penting untuk dikuasai.

1. Menjadi Teladan untuk Perilaku Anak Didik


Sebaik-baiknya pelajaran adalah dengan menjadi teladan. Guru harus menjadi sosok yang
ditiru oleh peserta didiknya. Siswa akan lebih mudah menyerap pengetahuan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk contoh. Begitu juga dengan
karakter yang baik. Hal tersebut mengharuskan guru untuk menjadi teladan perilaku baik
bagi anak didik, sehingga siswa mampu mencontoh hal baik tersebut. Tujuannya adalah
supaya peserta didik mampu berkarakter baik dari contoh yang setiap hari dilihatnya yaitu
guru.

2. Senantiasa Mengevaluasi Diri


Sebelum mengenali karakteristik peserta didik, ada baiknya seorang guru mengenali dan
mengevaluasi dirinya sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai ketika terjadi kasus siswa
meninggalkan kelas, malas-malasan dalam belajar, berisik di dalam kelas, lantas dengan
mudahnya guru langsung menyalahkan siswa sebagai penyebab kesalahannya. Guru
harus terlebih dahulu mengevaluasi dirinya sendiri, jangan-jangan ada yang salah dalam
cara mengajarnya, yang membuat siswa tidak betah dan tidak fokus untuk belajar di
dalam kelas.
3. Memahami Lingkungan Sekitar Anak

Ada dua hal yang membentuk karakteristik seorang anak, yaitu lingkungan sekitar dan
pengalaman yang ia alami sebelumnya. Lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh
terhadap karakter yang dimilikinya. Bisa saja seorang siswa tumbuh besar di keluarga
yang broken home dan kerap mengalami kekerasan dalam rumah, mengakibatkan ia tidak
mampu fokus dan berkonsentrasi di sekolah karena perlakuan di rumah. Ada juga kasus
anak yang besar di lingkungan pekerja kasar, sehingga ia biasa mendengar perkataan
kasar dan kotor, sehingga ia sering berkata-kata kasar dan kotor di sekolah. Hal-hal inilah
yang perlu guru pahami terlebih dahulu untuk mengenali karakteristik peserta didik yang
ditangani.

4. Mengenali Peserta Didik Lebih Dalam


Pengertian lebih dalam di sini adalah bukan hanya sekedar mengetahui siapa orang
tuanya, keluarganya seperti apa, dan lain sebagainya. Tetapi merupakan akumulasi dari
proses panjang dari memahami bagaimana karakter tersebut bisa terbentuk. Mengetahui
hubungan antara detail-detail informasi serta pengalamannya dan hubungannya dengan
karakteristik peserta didik tersebut saat ini adalah hal yang sangat baik untuk dikuasai
seorang guru.

5. Lakukan Pendekatan Psikologis


Banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan sebuah pendekatan psikologis
pada siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan mewawancarai, bertanya tentang hal-hal yang
penting dan dekat dengan anak, atau berdiskusi tentang hal-hal yang menarik bagi anak.
Guru juga bisa memberikan solusi dalam pembelajaran atau hal-hal lainnya yang menjadi
masalah di sekolah bagi anak. Metode klasik seperti ceramah dan tanya jawab pun bisa
guru gunakan untuk melakukan pendekatan psikologis bagi peserta didik. Dari hal-hal
tersebut, guru akan lebih mendapat banyak respon dan informasi untuk mengetahui
karakteristik peserta didik yang diampunya.

6. Perlakukan Siswa dengan Adil


Satu kelas bisa berisi banyak anak dengan latar belakang yang berbeda-beda pula.
Cobalah untuk memperlakukan mereka dengan adil. Tanpa membeda-bedakan suku, ras,
agama, dan golongan. Jangan pernah berikan perlakuan yang berbeda satu sama lain,
kecuali dalam hal-hal khusus yang memang merupakan kebutuhannya. Adil tidak berarti
sama rata, tetapi memberikan sesuatu sesuai porsinya dan bijaksana. Hal tersebut dapat
meninggalkan kesan positif dan memperkuat hubungan guru dengan murid, juga
hubungan antara sesama murid dalam satu kelas. Semangat kebersamaan dan kebaikan
juga dapat ditingkatkan dengan hubungan yang baik dan perlakuan yang adil bagi
masing-masing siswa dalam kelas.
7. Masuki Dunia Mereka
Memasuki dunia para siswa adalah hal yang selanjutnya dapat dilakukan untuk memahami
karakteristik peserta didik. Cobalah untuk bergabung bersama para siswa ketika sedang
bermain, menyanyi, atau aktivitas lain yang disukai oleh para siswa. Dengan begitu guru
akan paham lebih jelas bagaimana minat dan bakat dari masing-masing peserta didik.
Interaksi sosial yang terjadi pun dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
karakteristik masing-masing siswa. Terkadang siswa merasa sungkan dan malu apabila
diminta untuk menunjukkan atau bahkan menyampaikan apa yang menjadi minat
bakatnya di kelas. Oleh karena itu, guru lebih baik menerapkan pola jemput bola dengan
mengobservasi sendiri apa yang menjadi minat dan bakat para murid dengan terjun
langsung ke aktivitas yang disenangi murid itu sendiri.

8. Jadilah Sahabat
Orang yang penting dalam hidup murid ini bisa dimaksudkan juga sebagai sahabat atau
orang yang sering bercerita dengannya. Kedekatan emosional ini dapat membantu guru
untuk memahami karakteristik siswa itu sendiri. Dengan adanya kedekatan emosional,
siswa tidak lagi ragu untuk menyampaikan apa yang menjadi masalah atau pendapatnya
tentang suatu hal. Terkadang guru hanya menilai karakteristik peserta didik hanya dari
tampilan luar atau dari pengenalan sesaat saja. Akan tetapi, pasti lebih banyak hal-hal
yang tidak mungkin mereka sampaikan di depan kelas atau depan orang banyak. Oleh
karena itu, diperlukan inisiatif dari guru itu sendiri untuk lebih dekat dan menjadi sahabat
dari sang murid, supaya lebih mengenali karakter dan perilaku dari siswanya.

Anda mungkin juga menyukai