Anda di halaman 1dari 6

25 SIKAP DAN PRILAKU YANG BAIK SEBAGAI CALON GURU

1. Tegas Berwibawa

Sikap tegas dan berwibawa sangat dibutuhkan seorang guru.Ketegasan diperlukan ketika membutuhkan
suatu kedisiplinan. Wibawa dibutuhkan agar disegani peserta didik. Wibawa bukan untuk menjaga jarak
antara peserta didik dan guru melainkan apa yang disampaikan guru itu lebih bernilai. Seperti seorang
pemimpin juga dibutuhkan kharismatik untuk menjadikannya nilai lebih. Wibawa itu penting agar guru
dihormati siswa, sehingga apa yang disampaikan tidak disepelekan.

2. Fokus dalam mengajar

Seorang guru mengajar dengan metode ceramah saja tidaklah cukup. Baik itu dalam menyampaikan
materi atau mendidik perilaku peserta didik. Kalau ceramah saja akan sulit diingat, ada yang
mengatakan "masuk telinga kanan, keluar telinga kiri". materinya sekadar melewati telinga saja.
Bagaimana mungkin sesuatu yang hendak ditanamkan akan membekas dan mempengaruhi
kehidupannya nanti.

3. Percaya diri

Kewibawaan seorang guru akan runtuh ketika peserta didik mendapati gurunya tidak memiliki
kepercayaan diri yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana ia mengkomunikasikan
pelajarannya. Guru seperti ini akan menyampaikan materi dengan penuh kebimbangan dan kurang
meyakinkan. Padahal dalam menyampaikan ilmu, seorang guru harus dapat meyakinkan anak didiknya.
Jika seorang guru menyampaikan materi dengan penuh percaya diri, maka peserta didik akan percaya
diri pula, mengikuti gurunya. Energi positif yang dibawa guru akan mempengaruhi peserta didik, karena
emosi akan mempengaruhi satu sama lain.

4. Konsisten

Konsisten adalah sikap yang dituntut untuk tidak berubah-ubah atau plin plan. Guru yang selalu
berubah-ubah dalam membuat aturan akan mengurangi rasa hormat para peserta didiknya. Apabila
seorang guru akan menerapkan disiplin positif, guru hendaknya menerapkan aturan yang sudah dibuat
dan memberlakukan konsekuensi negatif bagi yang melanggarnya.
5. Memahami Kejiwaan Peserta Didik

Seorang guru ibarat seorang dokter. Untuk mengobati yang sakit, maka deperlukan dokter yang
mengerti jenis penyakit yang diderita serta cara-cara mengobatinya. Begitu pula dengan seorang guru,
dalam mengobati jiwa anak didiknya, membentuk akhlak yang baik. Untuk itu dibutuhkan pendidik yang
mengerti akan sifat dasar jiwa manusia, kelemahan dan cara mengobatinya. Ibarat sakit, lebih baik
mencegah daripada mengobati. Jadi sebelum diobati hendaknya mencegah terjadinya penyakit. Dalam
hal ini adalah akhlak anak didik. Sebelum mereka tumbuh dewasa dengan akhlak yang buruk maka
sedini mungkin membentuk akhlak yang baik.

6. Rajin mendalami materi

Bagaimana ilmu akan disampaikan kalau kita belum menguasai ilmu itu dahulu.Memang benar kita
bukanlah satu-satu sumber belajar siswa. Mereka bisa belajar dari buku, internet, atau sumber lain yang
relevan. Tapi setiap mereka bertanya kita harus bolak balik melihat buku? Rasanya harkat dan martabat
guru bisa jatuh dihadapan siswa.

7. kreatif dalam mengajar

Seperti cara mengajar selalu berbeda.Ini penting sekali untuk membuat siswa tidak bosan. Lakukan cara
yang selalu berbeda setiap masuk kelas. Kalau kita belum menemukan cara atau belum mampu
melakukan teknik yang tepat. Sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu ajak keluar semua siswa
kita.Sesuaikan dengan kondisi sekolah kita mengajar. Kita juga bisa memanfaatkan potensi yang ada di
sekitar sekolah. Kita juga bisa melalui permainan sebagai media belajar agar siswa merasa rileks.

8. Disiplin dan Bertanggung jawab.

Dua kata di atas gampang diucapkan sulit diterapkan.Sebagai profil yang keberadaan kita selalu
dijadikan teladan siswa. Sudah selayaknya guru menempatkan dirinya dengan baik sebagai figur disiplin
dan bertanggungjawab.Ketika kita datang terlambat ke kelas cepatlah minta maaf atau biarkan siswa
yang memberikan sanksi kepada kita. Hal ini akan jauh lebih membuat kita berwibawa jika melakukan
kesalahan. Dengan meminta maaf tidak menurunkan wibawa kita sebagai guru.Beritahukan alasan kita
dengan rasa menyesal dan jujur ketika kita tidak dapat mengisi kelas atas sebab tertentu. Jadilah guru
yang dirindukan, dihormati tanpa merasa ditakuti.
9. Peka terhadap suasana

Peka terhadap suasana belajar mengajar contoh seperti kelas menjadi membosan kan bagi anak murid
jadilah penghidup suasana dengan candaan.candaan dan humor membuat belajar lebih menyenangkan.
Tetapi bukan berarti humor yang menyinggung kekurangan murid, melainkan humor pada tempat dan
saat yang tepat. Usahakan humor masih berhubungan dengan materi pelajaran yang kita
sampaikan.Kenapa ini perlu? Karena jika dalam penyampaian materi guru terlalu serius maka yang
terjadi adalah siswa menjadi bosan dan mengantuk.Kita bisa menceritakan pengalaman menarik selama
sekolah dan berbagi kenangan bersama siswa.

10. Mendidik dengan hati dan menginspirasi.

Guru bukan hanya dianggap sebagai pekerjaan atau profesi. Lebih dari itu Guru juga dimaknai sebagai
pengabdian dan ibadah. Murid bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga insan seperti anak, yang tidak
hanya dididik juga didoakan.Cintailah mereka dengan tulus seperti anak kita sendiri.Dalam mentransfer
ilmu, menasehati, atau memberi hukuman lakukanlah dengan hati dan segenap perasaan. Maka yang
akan mereka terima adalah rasa kasih sayang, bukan dendam.

11. Ramah

Jangan abaikan sikap ramah kepada siswa.Bukan hanya guru yang suka disapa oleh siswa. Siswa juga
paling suka kepada guru yang mudah tersenyum. Lebih menyenangkan lagi jika senyuman tersebut
diselingi dengan sapaan.Guru yang ‘mahal’ senyum akan terkesan sangar dan sudah pasti tidak disukai
siswa.Dengan ramah dan tersenyum memberikan kesan “terbuka”. Membuka diri untuk setiap kesulitan
siswa akan menghempaskan jarak antara siswa dan guru.

12. Menjaga penampilan.

Menarik bukan berarti harus berwajah tampan atau cantik. Berpakaian rapi, bersih, wangi dan serasi
membawa suasana positif bagi murid kita. Hal itu merupakan Cara menjadi guru yang baik dan disayang
siswa.Bagaimana kita akan dihormati dan disayangi oleh Murid kita bila penampilan kita lusuh, bau dan
tidak rapi?
13. Murah hati.

Murah hati bukan berarti hobi traktir murid-muridnya,ya! Tetapi beliau ini senang sekali memberi
kemudahan atau bantuan dalam memecahkan persoalan siswa.Misalnya siswa tidak bisa mengerjakan
soal dan bertanya berkali-kali tetapi tetap tidak faham. Guru tetap telaten membimbing sampai siswa
itu bisa. Kecuali saat ulangan ya!Bukankah menyenangkan jika ada guru yang mau berkeliling kelas
untuk memberikan kesempatan muridnya bertanya lebih detail. Mengingat adapula murid yang malu
jika harus bertanya dengan mengacungkan jari dan bersuara keras?

14. Responsif.

Guru yang resposif berarti berusaha untuk memahami dan mempelajari karakteristik si murid. Guru
yang responsive akan tahu betul seperti apa murid-murid yang diajarnya.Langkah ini dilakukan agar guru
tahu model belajar seperti apa yang dibutuhkan siswa, sehingga tujuan belajar tercapai.Nah, respon
seperti inilah yang dibutuhkan siswa. Tentu kesuksesan yang akan dicapai siswa nanti merupakan
kesuksesan guru juga dalam mendampingi belajar.

15. Dinamis.

Idealnya guru mampu memimpin dengan berbagai cara. Baik memaksa (diktator), diskusi, voting, dan
sebagainya dalam mebuat keputusan sesuai kondisi masalahnya.Kalau guru hanya monoton alias statis
pada cara memimpinnya, murid akan merasa bahwa guru itu membosankan. Adakalanya saat mengajar
kita selipkan cerita-cerita yang sekiranya menghibur murid-murid kita.Dengan mengubah pola mengajar
kita sejenak, kita bisa membawa murid-murid hanyut pada suasana belajar, tidak asyik sendiri-sendiri.

16. Mampu menjadi contoh

Tidak hanya pandai berbicara tetapi juga mampu mempraktekkannya.Contoh adalah nasehat ajaib yang
langsung dilihat dan dirasakan siswa. Oleh karena itu jangan berkata dahulu sebelum kita yakin mampu
melakukannya
17. Sabar

Sikap sabar dapat dimiliki apabila guru telah memiliki stabilitas emosi (emotional stability) sebagai ciri
kepribadian orang dewasa. Guru yang emosinya stabil tidak akan mudah marah dan tidak akan tergesa-
gesa (ceroboh) dalam segala tindakannya. Banyak kejadian di sekolah yang mudah menyulut kemarahan
guru. Tetapi, guru yang telah memiliki stabilitas emosi, ia akan tetap sabar dan arif dalam menghadapi
kejadian-kejadian yang menjengkelkan tersebut.

18. Rendah hati

Guru profesional harus memiliki sifat dan sikap rendah hati, karena guru bukanlah satu-satunya faktor
yang menentukan perkembangan anak. Guru yang bersikap rendah hati (tawadhu’), adalah guru yang
tidak sombong dan tidak membangga-banggakan dirinya, serta mengakui dan menghargai eksistensi
orang lain, termasuk terhadap peserta didiknya.

19. Adil

Adil merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru sebagai pendidik. Guru yang adil adalah guru yang
tidak membeda-bedakan anak, semua anak diperlakukan sama terutama dalam hal perhatian dan kasih
sayang.

20. Terbuka

keterbukaan juga merupakan kriteria yang sangat penting bagi guru. Menerima kedatangan,
pertanyaan, kritik, hingga masukan dari siswa. Untuk memperbaiki karakter siswa, Bapak/Ibu terlebih
dulu harus melakukan perbaikan. Cobalah bersikap demokratis, tentu kelas akan jauh lebih
menyenangkan.

21. Bijaksana

Menjadi seorang guru, berarti harus bijaksana. Baik dalam mengambil keputusan, menyikapi masalah,
maupun bertindak. Kalau Bapak/Ibu mampu menjadi sosok pendidik yang bijak, siswa tentu akan lebih
respect. Pendidik yang bijaksana tahu bagaimana melakukan pendekatan yang tepat terhadap peserta
didiknya.
22. Fleksibel

Well, menjadi guru memang harus punya prinsip, baik dalam nilai-nilai maupun pengetahuan. Namun,
dalam menyampaikan prinsipnya, Bapak/Ibu sebaiknya fleksibel. Fleksibel di sini maksudnya adalah tidak
kaku dan mampu menyesuaikan dengan kondisi, perkembangan, sifat, kemampuan, serta latar belakang
siswa.

23. Mengendalikan diri

Menjadi seorang guru yang akan jadi teladan siswanya, maka harus bisa mengendalikan diri. Bapak/Ibu
mampu memberikan pertimbangan rasional dalam memutuskan sesuatu dan memecahkan masalah.
Kemudian, dapat menjalin hubungan sosial yang wajar dengan siswa, sesama guru, serta orangtua.
Seorang guru yang profesional juga artinya telah bisa mengendalikan emosinya. Tahu bagaimana, kapan,
dan di mana harus menyatakan emosinya.

24. Dapat bekerja sama

Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya.Guru
dapat menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di
luar kerjanya.Dalam hal ini kede etik guru Indonesia menunjukan kepada kita betapa pentingnya
hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam
antara sesama anggota profesi.

25. Up to date (jangan gaptek)

Di mana pun dan kapan pun seorang guru harus lebih pintar daripada muridnya, tidak hanya dalam
konteks pedagogik akan tetapi juga harus update dalam segala bidang. Guru tempat berpijak murid, jika
guru tidak ada ghirah untuk meningkatkan potensi dirinya, sudah pasti guru akan kalah dari tingkat
keilmuan muridnya, mengingat sumber belajar saat ini sudah betebaran di dunia maya setiap detiknya.

Anda mungkin juga menyukai