Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
“Setiap hariku dibimbingnya, agar tumbuhlah bakatku, kan ku ingat slalu nasehat guruku terima
kasihku guruku...”
Kalimat itu adalah penggalan syair lagu yang terasa sangat menyentuh hati bila
dinyanyikan dan diresapi dalam hati. Begitu mulia tugas seorang guru yang tak mungkin
terlupakan oleh siswanya walaupun siswa itu sudah menjadi orang sukses sekalipun. Alangkah
bangganya seorang guru jika didengarnya bahwa siswanya sangat mengidolakan dirinya,
walaupun siswa tersebut sudah tidak bersekolah lagi disekolah itu.
Di jaman modern ini, sudah jarang terjadi siswa mengidolakan gurunya, yang terjadi
justru sebaliknya. Siswa membenci gurunya karena alasan tertentu. Dengan keadaan yang seperti
ini bagaimana seorang siswa dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, karena
begitu melihat sang guru, siswa tersebut langsung bersikap anti kepada gurunya. Kalau sudah
terjadi hal ini, siswa pasti sulit berkonsentrasi dalam menerima pelajaran dari si guru,karena
dalam diri si anak sudah terjadi penolakan terhadap si guru. Karena guru adalah sosok yang lebih
dewasa dan bijak sudah sepantasnyalah jika guru selalu berusaha untuk dapat diterima di hati
anak didik apapun keadaannya.
Sebaiknya, para guru tidak berhenti belajar bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar, walaupun guru tersebut sudah memperoleh gelar sarjana. penuh
dengan ide, kreatif, dan dapat mengembangkan profesi berdasar kompetensi inti dan fungsional
guru, bersyukur kepada Allah SWT dan mengajar dengan penuh keikhlasan. Sedangkan hakekat
menjadi guru idola adalah mampu memberikan pengajaran melalui kedalaman cinta berupa
kebahagiaan, kasih sayang dan pemahaman terhadap siswa atau guru biofili, yang tidak hanya
mengajar tapi juga belajar. Bila guru memahami dan mengenali kepribadian anak, maka dengan
mudah akan menjadi guru yang disenangi oleh siswa. Dia akan tampil menjadi guru idola, karena
anak merasa dihargai dan merasa nyaman dalam belajar. Karena perasaan nyaman tersebut, anak
akan mengidolakan gurunya. Guru idola harus memiliki 3 hal yakni head (kepala) yang berarti
kompetensi, wawasan yang luas dan memiliki inovasi. Hal kedua yaitu heart (hati) dalam
menyampaikan pengajaran harus dengan hatinya dimana guru harus berempati dan penuh

10
kehangatan. Serta yang ketiga adalah hand (tangan) yang berarti guru memiliki keterbukaan
(dalam hal pelajaran) dan sifat humoris sehingga anak termotivasi untuk belajar.
Setiap guru berhak untuk diidolakan siswa-siswanya tapi sebelumnya, guru juga
seharusnya mengenali setiap anak didiknya. Anak adalah individu yang unik dan dalam keunikan
itulah banyak kompetensi yang bisa diasah secara optimal. “Orang tua maupun guru perlu
memahami dunia dan kepribadian anak untuk mengembangkan kompetensi mereka dengan cara
yang menarik dan menantang, yang akhirnya meningkatkan minat mereka. Seperti pendapat
yang dikatakan oleh Psikolog Lina Muksin , ”tiap anak belajar dengan cara yang berbeda.”
Hasil belajar anak pun berhubungan erat dengan cara yang berbeda pada tiap siswa.
Dengan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada anak, diharapkan guru mampu
menyediakan pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan tiap siswa, sehingga tercipta suasana
kegiatan belajar yang menarik, bebas dari kecemasan dan tekanan. Sehingga tercapai proses
belajar mengajar yang efektif. Suasana belajar yang kurang kondusif dan penuh kecemasan dapat
menyebabkan anak kehilangan motivasi belajar, mogok sekolah, dan mengundang masalah
psikologis lainnya. Metode pengajaran yang cenderung menyamaratakan anak, dapat merugikan
proses belajar itu sendiri, karena tidak semua anak belajar dalam cara dan kecepatan yang sama,
sehingga tujuan belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan membangun pemahaman
mengenai materi tidak optimal.

2. Rumusan Masalah
a. Seperti Apa Guru Idola Itu
b. Bagaimana Cii-ciri Guru Idola ?
c. Apa yang terjadi jika guru disenangi oleh muridnya
d. Apa yang dilakukan ketika guru tidak disenangi oleh muridnya

3. Tujuan Penulisan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Makalah ini yaitu Seperti apa
guru idola itu, bagaimana cirri-cirinya, guru seperti apa yang di senangi oleh murid dan apa
yang terjadi ketika guru tidak disenangi oleh muridnya

10
BAB II
PEMBAHASAN

A. Guru Idola/ Bahagia Menjadi Guru


Seorang guru bertugas untuk mengajar dan mendidik. Mengajar dan mendidik
adalah suatu usaha atau aktivitas untuk membentuk manusia-manusia yang cerdas dalam
berbagai aspek, baik intelektual, social, emosional, maupun spiritual, terampil serta
berkepribadian dan dapat berperilaku terpuji.

Berprofesi sebagai seorang guru sudah tentu sebagian besar waktunya berurusan dengan
anak didik yang terdiri dari berbagai latar belakang dan berbagai karakter. Mengingat
keseharian guru selalu bersama dengan anak didik, apakah setiap guru menikmati profesinya
sebagai seorang guru ?

Menjadi guru mungkin semua orang bisa, tetapi menjadi guru yang senang dan bahagia
menjalani profesinya karena disenangi atau diidolakan anak didik, perlu dipertanyakan. Guru
yang memiliki keahlian dalam mengajar dan mendidik tentu memerlukan keuletan, pendidikan,
pelatihan, dan jam terbang yang cukup memadai, namun hal-hal tersebut tidak menjadi jaminan
bahwa si guru berhasil di kelas dan disenangi atau diidolakan anak didik.
Menjadi guru yang disenangi anak didik atau diidolakan anak didik adalah dambaan setiap guru.
Bagaimana caranya agar siswa merasa senang saat guru hadir di kelas dan sedih saat guru tidak
hadir di kelas? Ini artinya guru menjadi sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh siswa. Ketika
guru muncul di pintu gerbang, anak didik berlarian mengejar guru, memberi salam, lalu saling
berebut ingin membawa tas sang guru atau apa saja yang dipegang atau dibawa oleh guru. Guru
tersenyum berjumpa denangan anak didiknya yang selalu menunggu kehadirannya, lalau
memegang dan mengelus kepala pertanda kasih sayang dari guru kepada anak didik.
Guru yang disenangi/diidolakan anak didik akan sangat tertolong dalam menjalankan
tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Selain anak didik senang mendengar guru mengajar ,
namun yang lebih penting lagi adalah kemudahan dalam pembentukan karakter atau perilaku
anak didik. Ketika guru idola meminta anak didik untuk melakukan sesuatu, maka anak didik
akan merasa senang dan bahagia melakukan apapun yang diinginkan atau ditugaskan guru.

10
Menjadi guru idola bukanlah semata-mata guru yang berparas cantik, ganteng, keren, pandai
melucu atau hal-hal lainnya. Tetapi lebih dari itu, guru idola adalah guru yang bisa diteladani
dalam ilmu dan akhlaknya oleh siswanya. Oleh karena itu, output hasil belajar adalah siswa
cerdas dan berakhlak baik, bukan sekedar pencapaian angka-angka. Tentanag pencapaian output
yang baik, guru juga harus menekankan bahwa pencapaian nilai tersebut harus melalui cara yang
benar, jujur dan menghindarkan diri dari sikap menghalalkan semua cara.

B. Ciri-ciri guru yang disenangi atau guru idola memiliki karakteristik sbb:

1. Kehadirannya selalu dirindukan anak didik


2. Murah senyum dan menyapa “bagaimana keadaanmu hari ini?”
3. Berpenampilan menarik, rapi dan sopan
4. Perkataana dan perbuatannya selaras
5. Pintar dan berwawasan luas memahami dan menguasai materi pelajaran;
6. Mengajarnya mudah dipahami dan menyenangkan;
7. Memahami psikologi anak dan remaja
8. Tidak pilih kasih/ adil
9. Menegur kesalahan dengan kata-kata bijak
10. Disiplin
11. Memiliki rasa humor yang bagus (memberi humor sesuai dengan materi yang sedang diajar)
12. Penuh kasih sayang, tetapi tegas
13. Kreatif
14. Suka memberi pujian ketika anak didik berprestasi/ lebih baik (nilai dan sikap)
15. Tidak sombong
16. Rendah hati
17. Mampu memberi motivasi
18. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
19. Menjadi teladan bagi teman sejawat dan peserta didik.
20. Mampu menjadi orang tua kedua bagi anak didik.

10
C. hal-hal yang terjadi ketika guru yang disenangi/guru idola mengajar di dalam kelas

1. Konsentrasi
2. Mudah memahami pelajaran
3. Mudah mengingat
4. Merespon
5. Semangat belajar meningkat/termotivasi
6. dll

Apapun aktivitas di ruang belajar yang dilandasi dengan kasih sayang yang tulus akan
terasa sekali pengaruhnya, dampaknya akan terlihat jelas terhadap anak didik. Unsur kasih
sayang hendaknya dikedepankan dalam setiap kegiatan-kegiatan di dalam kelas.

Tantangan untuk setiap guru adalah menciptakan suasana supaya anak betah di sekolah,
tidak merasa tertekan, bosan, takut bahkan merasa terbebani dengan banyak tugas. Hal-hal
ini harus dihindari dan harus dicari solusinya. Mengajar dan mendidik dengan hati sangat
diperlukan untuk mengubah karakter anak didik supaya lebih baik.

Guru idola selalu dirindukan kedatangannya, tutur katanya ditaati, dan kepergiannya
ditangisi. Selanjutnya guru pun selalu merindukan, mendoakan anak didinya. Jika hal ini sudah
terjadi makapendidikan akan berlangsung dalam suasana kekeluargaan dengan pendidik sebagai
orang tua dan anak didik (murid) sebagai anak. Mengajar dan mendidik
dengan hati adalah ungkapan rasa kasih sayang, keikhlasan, kejujuran , keagamaan , dan
suasana kekeluargaan .
Pendidikan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan akan menciptakan kasih
saying. Kasih sayang adalah pengaruh yang akan melalancarkan semua keinginan, harapana dan
tujuan yang hendak dicapai. Kasih sayang dalam interaksi antara guru dengan siswa
akan melahirkan sikap guru yang lebih suka tersenyum daripada menghukum. Lebih suka
bersikap empatik daripada menghardik . Guru yang baik adalah guru yang melandasi setap
interaksinya dengan siswa diatas nilai-nilai cinta dan kasih sayang. Dengan cintalah akan lahir
keharmonisan.

10
Guru yang penuh cinta dan kasih sayang akan tercermin melalui kelembutan, kesabaran,
penerimaan, kedekatan, keakraban, serta sikap-sikap positif lainnya dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, khususnya dengan para siswa. Sosok guru yang selalu menebari kasih sayang
pada siswa akan disambut positif oleh siswa. Siswa akan mencintai guru dengan cara
mengidolakannya, serta menempatkan dia sebagai sosok yang berwibawa dan disegani.
Guru yang baik, yang mengajar dengan hati berusaha meberikan pendekatan khusus kepada
anak-anak didiknya secara pribadi. Ketika seorang anak didik terlihat muram, tidak bersemangat,
guru melakukan pendekatan khusus, menyediakan waktu untuk bertanya kepada anak didiknya
tentang apa yang sedang terjadi sehingga si anak didik menjadi muram dan tidak bersemangat.
Jika anak didik menyenangi gurunya dan anak didik percaya bahwa gurunya menyayanginya,
maka dengan mudah anak didik tersebut akan terbuka mengutarakan “semua” yang sedang
terjadi, atau yang dialami oleh anak didik.
Sebagai contoh bagaimana seorang guru idola yang menjgajar dengan hati berhasil
merubah /membentuk karakter anak didiknya:
Seorang anak didik merasa tidak disayang oleh orangtua, karena selalu dimarahi bahkan
dipukul. Dimarahi dan dipukul karena pulang terlambat dari tempat bermain, bila berebutan
sesuatu dengan adiknya, selalu dimarah karena dianggap tidak mau mengalah kepada adik,
padahal adiknyalah yang membuat masalah. Adiknya selalu diajak oleh ibunya kemana pun
ibunya pergi.
Karena hal ini terus terjadi, lama-kelmaan si anak menyimpan kebencian yang
dalam kepada orang tua (ibunya). Masalah nya adalah orangtua tidak tahu bahwa si anak
menyimpan kebencian yang sangat dalam terhadap ibunya. Ada luka batin yang sedang dialami
oleh si anak, sehingga ketika guru mengajak anak untuk berdoa supaya Tuhan tolong si anak
untuk menmaafkan ibunya, sianak sempat menolak /tidak mau diajak berdoa. Namun karena
guru idolanya yang sayang kepadanya terus memberi pemahaman atau nasihat bahwa
sesungguhnya tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya, lama kelamaan anak didik
mau berdoa dan mau memaafkan ibunya, lalu menghilangkan prasangka yang tidak baik kepada
ibunya.
Ketika keesokan harinya sang guru memanggil ibu dari si anak didik, lalu menceritakan
apa yang sudah terjadi, orang tua tersebut sangat terkejut mengetahui bahwa anaknya sempat
menaruh kebencian yang dalam derhadap dirinya. Sadar akan bahaya yang sedang mengancam

10
anaknya bahwa suatu waktu bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan si ibu menangis , memeluk
sambil berterima kasih kepada sang guru yang sudah membantu menyelesaikan masalah, bahkan
memulihkan anaknya dari kemarahan dan kebencian kepadanya. Pada saat itu juga ibunya
meminta maaf kepada anaknya karena sudah membuatnya sakit hati dan marah. Ibu dari si anak
didik berjanji akan memberikan perhatian yang sama kepada anak-anaknya, dan tidak lagi mau
memukul anaknya.
Ini adalah contoh bagaimana seorang guru yang mengajar dengan hati. Mengajar bukan sekedar
menyelesaikan kurikulum tetapi memberi diri melakukan pendekatan secara pribadi kepada anak
didik.
Anak didik bisa bahkan senang curhat kepada gurunya , masih adakah pada zaman ini?
Ini adalah tantangan bagi setiap guru. Ketika anak didik sudah mencintai guru maka
apapun yang diharapkan oleh guru akan dilakukan oleh anak didiknya dengan senang hati. Jadi
respon balik dari rasa cinta siswa bisa terwujud melalui sikap-sikap positif. Misalnya
penghormatan, kepatuhan, motivasi belajar, kecintaan terhadap tugas, dan rasa ingin selalu
menghargai guru yang dicintainya. Dengan sikap-sikap seperti ini maka siswa akan merasakan
bahwa belajar sudah bukan lagi sebagai beban atau kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan bahkan
belajar di sekolah menjadi hal yang selalu ditunggu-tunggu dan muncul gairah untuk berprestasi
didalam diri anak didik.

Berbeda dengan guru yang kurang atau tidak disenangi oleh anak didik. ketika guru
muncul, anak didik pura-pura tidak melihat, sedih karena guru yang tidak disenangi masuk
kelas. Atau memberi salam tetapi karena terpaksa atau hanya sekedar basa-basi saja, karena takut
dikatakan tidak sopan atau tidak beretika.

D. Hal-hal apa saja yang akan dilakukan anak didik ketika guru yang tidak disenangi
mengajar di dalam kelas?
1. Bosan
2. Tidak konsentrasi
3. Mengajak temannya ngobrol
4. Menggambar dan mencoret-coret apa saja yang muncul dalam pikirannya
5. Mengantuk

10
6. Tidur
7. dll
Mengapa ada guru yang tidak diharapkan hadir di kelas oleh anak didik?
a. Penampilan tidak menarik
b. Bertindak sebagai penguasa kelas
c. Pilih kasih
d. Suara terlalu lantang
e. Terlalu banyak memerintah
f. Tidak memeriksa PR
g. Suka menekan siswa
h. Bernada memaksa
i. Sering mencela sisiwa dengan kata-kata yang tidak membangun

Seluruh siswa tidak menyukai guru yang berpenampilan tidak menari, seperti penguasa
yang suka marah, pilih kasih, suara terlalu lantang yang membawa kesan kasar, terlalu banyak
memerintah, tidak menghargai kerja siswa dengan tidak meemeriksa PR, suka menekan siswa ,
memaksa, dan sering mengeluarkan kata-kata yang tidak membangun.. ketika guru mengajar
mungkin siswa akana mematuhi guru tersebut, namun patuh hanya sekedar takut namun tidak
menghormatinya.
Juka ingin menjadi guru yang diidolakan murid dan berdampak positif bagi peserta didik,
bahasan-bahasan di atas bisa menjadi acuan, lalu berusahalah menjadi guru yang diidolakan
peserta didik karena akan sangat berdampak positif bagi peserta didik , dan bagi guru sendiri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap guru berhak untuk diidolakan siswa-siswanya tapi sebelumnya, guru juga
seharusnya mengenali setiap anak didiknya. Anak adalah individu yang unik dan dalam keunikan
itulah banyak kompetensi yang bisa diasah secara optimal. “Orang tua maupun guru perlu
memahami dunia dan kepribadian anak untuk mengembangkan kompetensi mereka dengan cara
yang menarik dan menantang, yang akhirnya meningkatkan minat mereka. Seperti pendapat
yang dikatakan oleh Psikolog Lina Muksin , ”tiap anak belajar dengan cara yang berbeda.”

B. Saran
Ini adalah tantangan bagi setiap guru. Ketika anak didik sudah mencintai guru maka
apapun yang diharapkan oleh guru akan dilakukan oleh anak didiknya dengan senang hati. Jadi
respon balik dari rasa cinta siswa bisa terwujud melalui sikap-sikap positif. Misalnya
penghormatan, kepatuhan, motivasi belajar, kecintaan terhadap tugas, dan rasa ingin selalu
menghargai guru yang dicintainya

10
DAFTAR PUSTAKA

- http://menjadiguruidola.blogspot.com/2016/06/bahagian-menjadi-guru-idola.html
- http://ervitavaradila.blogspot.com/2014/12/guruku-idolaku.html

10

Anda mungkin juga menyukai