PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan menurut UU No.14/1967 Pasal 1 ialah semua badan yang melalui
kegiatannya di bidang keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya dalam masyarakat.
Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang
keuangan.Lembaga Keuangan merupakan lembaga yang menghubungkan antar pelaku ekonomi
sektor rumah tangga dan sektor perusahaan dalam melakukan interaksi ekonomi. Sektor rumah
tangga melakukan hubungan dengan lembaga keuangan karena kebutuhan sektor rumah tangga
untuk mengalokasikan sebagai pendapatan untuk ditabung di lembaga keuangan. Sedangkan
sektor perusahaan membutuhkan dana dari lembaga keuangan untuk membiayai kegiatan
investasi perusahaan.
Lembaga Keuangan mempunyai beberapa fungsi yaitu pertama, melancarkan pertukaran
produk (barang dan jasa) dengan menggunakan instrumen uang dan instrumen kredit. Yaitu
peran lembaga keuangan sebagai lembaga yang mencetak uang dan instrumen kredit sebagai alat
pembayaran. Kedua, menghimpun dana dari sektor rumah tangga (masyarakat) dalam bentuk
tabungan dan menyalurkan kepada sektor perusahaan dalam bentuk pinjaman atau dalam kata
lain lembaga keuangan menghimpun dari pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan kepada
pihak yang membutuhkan dana.
Selanjutnya, memberikan analisis dan informasi ekonomi yaitu lembaga keuangan
melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli dalam analisis ekonomi dan kredit untuk
kepentingan lembaga keuangan dan kepentingan pihak nasabah. Serta mempunyai kewajiban
menyebarkan informasi dan kegiatan yang berguna untuk menguntungkan bagi nasabah.
Lembaga Keuangan juga mencipakan dan memberikan likuiditas, yang memberikan keyakinan
kepada masyarakat/ nasabah bahwa dana yang disimpan akan dikembalikan pada waktu yang
dibutuhkan atau saat jatuh tempo.
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan
mempunyai peranan yaitu Pengalihan aset (assets Transmutation), Likuiditas (liquidity), Alokasi
pendapatan (incon allocation), Transaksi (transaction), Pengalilian Aset (Asset Transfer).
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji—janji untuk membayar” atau dapat
diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan
10
kebutuhan perninjam. Dana pembiayaan asset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat.
Dengan demikian lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan atau mernindahkan
kewaiban peminjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan
penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau
asset transimutation.
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk rnemperoleh uang tunai pada saat
dihutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga terutama
dirnaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat
deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi,
di samping tambahan pendapatan.
Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu merniliki penghasilan yang memadai
dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan
berkurang. Untuk rnenghadapi masa yang akan datang tersebut mereka menyisihkan atau
merealokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa akan datang. Untuk melakukan hal
tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan barang rnisalnya : tanah,
rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga
keuangan, misalnya program tabungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-
saham adalah jauh lebih baik jika dihandingkan dengan alteniatif pertama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan perbankan dan bagaimana sejarah
berdirinya?
2. Jelaskan fungsi dan contoh dari lembaga perbankan?
3. Apa pengertian lembaga keuangan non bank?
4. Sebutkan fungsi beserta contoh dari lembaga keuangan non bank?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui makna lembaga keuangan perbankan dan non perbankan.
2. Agar dapat mengetahui fungsi dan contoh – contoh dari lembaga keuanagan perbankan
dan non perbankan.
10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lembaga Keuangan Perbankan
1. Definisi Bank
Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan. Kata bank berasal
dari bahasa Italia banca atau uang.Menurut UU No.14/1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok
perbankan adalah “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit.
Prof G..M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan “Bank adalah suatu
badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran
sendiri atau dengan uang yang diperolehkan dengan orang lain, maupun dengan jalan
mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
A. Abdurrahman dalam Enxiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan
bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,
seperti memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak
sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain.
. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan
dalam bidang keuangan.
10
4. The Chartered Bank of India.
5. The Yokohama Species Bank.
6. The Matsui Bank.
7. The Bank of China.
8. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa
bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal
kemerdekaan antara lain:
1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan
BNI ’46.
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dar De
Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta.
7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
8. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudianmerger dengan Bank Pasifik.
9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga
keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan
Rakyat (BPR), Bank Umum Syari’ah, dan jugaBPR Syari’ah (BPRS).
3. Fungsi Bank
1) Menghimpun Dana Masyarakat (Funding)
Menghimpun dana berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Kegiatan menghimpun
dana ini disebut funding. Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan
rangsangan berupa imbalan jasa berupa bungan bagi bank konvensional dan prinsip jual beli atau
bagi hasil bagi bank Syariah, selain itu juga berupa hadiah, pelayanan yang menarik dan lain-
lain.
2) Menyalurkan Dana Masyarakat
Menyalurkan dana berarti menyalurkan kembali dana yang telah dihimpun melalui simpanan
giro, tabungan dan deposito kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (loanable fund) bagi
bank konvensional dan pembiayaan bagi bank Syariah. Bagi bank konvensional daalam
memberikan pinjaman dikenakan bunga dan jasa pinjaman lain dalam bentuk biaya administrasi,
biaya provisi dan komisi. Sedangkan bank Syariah didasarkan pada jual beli dan bagi hasil.
10
3) Memberikan Jasa-Jasa lainnya (Service)
Jasa-jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung kegiatan bank. Jasa-jasa ini diberikan untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan penyimpanan dana dan penyaluran kredit.
Produk jasa bank adalah :
Ø jasa setoran seperti setoran telepon, listrik, air atau uang kuliah
Ø jasa pembayaran seperti gaji, pensiun atau hadiah
Ø jasa pengiriman uang
Ø jasa penagihan
Ø jasa kliring
Ø jasa penjualan mata uang asing
Ø jasa penyimpanan dokumen
Ø jasa cek wisata
Ø jasa kartu kredit
Ø jasa letter of credit
Ø jasa bank garansi dan referensi bank
10
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito, tabungan;
b. memberikan kredit;
c. menerbitkan surat pengakuan hutang;
d. memindahkan uang;
e. menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain;
f. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga;
g. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas:
a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN.
b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta.
c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon.
d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa.
e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank.
f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.
Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:
- Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri.
- Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja.
3. Bank Perkreditan Rakyat / BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah
operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kridit
pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam SBI /sertifikat bank indonesia,
deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, jenis bank dapat
dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Menurut Undang-Undang Nomor
7 tahun 1992 tentang Perbankan, Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya:
1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, dan
tabungan;
2. memberi kredit;
3. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan yang
ditetapkan pemerintah; dan
4. menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan dapat juga dibagi menurut
kemampuan bank menciptakan alat pembayaran, yang meliputi:
1. Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang kartal
maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok ini adalah:
a. Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal. Selain itu tugas Bank Sentral
diantaranya:
10
- menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
- mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
- mengatur dan mengawasi bank.
b. Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku secara khusus dan tidak
berlaku secara umum).
2. Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan hanya berperan
sebagai perantara dalam perkreditan yang tergolong dalam bank ini adalah Bank Perkreditan
Rakyat.
10
2. Fungsi Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.
Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang
dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada
lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang
membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan
pendapatan.
10
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Lembaga Keuangan merupakan sarana yang tepat bagi sektor rumah tangga
untuk mengamankan keuangannya. Dimasa modern di mana masyarakat harus lebih
bijksana d a l a m membelanjakan hartanya guna keperuan dimasa
mendatang l e m b a g a keuangan merupakan sasaran yang bijaksana dalam
mengamankan uang di mana d a l a m l e m b a g a k e u a n g a n , u a n g y a n g k i t a s i m p a n
a k a n l e b i h m u d a h u n t u k k i t a dapatkan kembali, dan dipergunakan juga untuk
berbagai keperluan investasi yang juga dapat mengntungkan kita yaitu berupa bunga
simpanan. Selain itu juga di lembaga keuangan sektor pengusaha juga
d a p a t m e l a k u k a n p i n j a m a n m o d a l u s a h a n ya g u n a m e n i n g k a t k a n u s a h a n ya
d e n g a n k e m u d a h a n – kemudahan yang diberikan oleh lembaga keuangan. Namun dilain
pihak biaya administrasi yang dirasakan masih cukup tinggi bagi nasabah untuk
menyimpan uangnya dilembaga keuangan dalam hal ini bank serta tingkat suku
bunga pinjaman yang tinggi bagi pengusaha sering juga menjadi bahan pertimbangan
nasabah.
B. SARAN
Saran dari penulis, meskipun dengan banyaknya kemudahan dalam sarana penyimpanan
maupun peminjaman yang telah ada di lembaga keuangan, sebaiknya kita harus berhati – hati
dalam mengunakan kemudahan – kemudahan tersebut. Karena sekarang ini banyak informasi
penipuan baik lewat media cetak maupun elektronik, sehingga dalam menyimpan uang ataupun
menanamkan modal kita harus cerdas dalam menentukan jenis lembaga keuangan yang benar-
benar dapat dipercaya dan bertangungjawab.
10
DAFTAR PUSTAKA
http:// chanisia.wordpress.com/.../lembaga-keuangan-dan-definisi-bank-fun..
http:// id.wikipedia.org/wiki/Bank
http:// id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_keuangan
http:// keuanganbayu96ekonomos.wordpress.com/.../bank-lembaga-keuangan-lain-2/
10