Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FINAL

UPAYA GURU PAI DALAM MEMECAHKAN MASALAH UNTUK


MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PANDANGAN DALAM FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM

oleh:
MUHAMMAD ASYRAF
NIM : 221003016

PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Yang Telah Memberikan Hidayahnya
Kepada Kami, Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Tugas Makalah.

Selawat Beserta Salam Semoga Tetap Tercurah Limpahkan Kepada Junjungan Kita Nabi
Muhammad SAW, Beserta Keluarganya Dan Para Shahabatnya Semoga Kita Mendapat
Syafaatnya Kelak Di Hari Kiamat, Aamiin.!

Selanjutnya Kami Ucapkan Terimakasih Kepada Pembina Dan Teman-Teman Yang Telah
Membantu Kami Dalam Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Baik, Dan Kami Sangat
Menyadari Bahwa Pembuatan Makalah Ini Masih Jauh Dari Kesempurnaan, Maka Dari Itu
Kami Membutuhkan Keritik Dan Saran Yang Bersifat Membangun Untuk Kelancaran Tugas-
Tugas Selanjutnya.

Demikian Yang Dapat Kami Sampaikan Dan Kami Berharap Semoga Makalah Ini Dapat
Bermanfaat Bagi Kami Dan Bagi Pembaca Khususnya.

Sigli, juni 2023

Penulis
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik pada lembaga pendidikan sekolah di sebut sebagai guru, yakni guru dari
madrasah ataupun sekolah sejak dari pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah
menengah, hingga sampai pada perguruan tinggi. Profesi yang dilakukan oleh seorang
pendidik termasuk pada pekerjaan serta tugas yang teramat sangat mulia di dalam
pandangan agama Islam. Mengingat pendidik adalah orang yang bertanggungjawab atas
masa depan siswanya. Bahkan Rasul juga menegaskan bahwa diantara tiga jenis pekerjaan
yang tak akan bisa hilang walaupun seseorang wafat yaitu seseorang yang telah
memberikan ilmu yang dapat bermanfaat bagi diri orang lainnya.

Guru memegang peranan yang strategis diantaranya dalam hal membentuk tingkah
laku dan watak anak bangsa dan dalam hal mengembangkan potensi nya.
Dalam pembelajaran seorang guru memiliki tanggung jawab dalam membimbing,
mendorong serta memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam hal pencapaian tujuan. Guru
mmpunyai tugas dalam melihat segala hal yang sedang terjadi diruang kelas dalam
membantu perkembangan para siswanya.

Guru berperan besar untuk mencapai keberhasilan kegiatan belajar


mengajar disekolah. Juga memiliki berperan untuk membantu mengembangkan poteni
siswa dalam mencapai tujuan kehidupan yang optimal. Semua potensi yang telah dimiliki
takkan mampu berkembang optimal apabila guru tidak turut membantu. Maka
pendidik perlu memperhatikan individu setiap siswa karena setiap individu memiliki
perbedaan mendasar.

Ada beberpa factor yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan Pendidikan diantaranya

1.Siswa Malas, tidak disiplin, berprilaku buruk.

2.seorang guru sejatinya bukan hanya memiliki ilmu penggatahuan di bidangnya,tetepi juga
memiliki kemampuan mentranfer ilmunya ke siswa.faktanya, masih bayak guru bukan
hanya tidak menguasai bidang ilmu yang diajarkan,tetapi juga tidak memiliki kemampuan
mentranfer ilmu ke siswanya.
B. Rumusan Masalah

Bertumpu pada latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan yang berkaiatan dengan kurikulum pendidkan yaitu:

1. Apa factor sehingga Siswa Malas, tidak disiplin dan berprilaku buruk ?

2. Bagaimana memecahkan masalah Siswa Malas, tidak disiplin, berprilaku buruk dalam
filsafat Pendidikan islam?

3. Bagaimana guru mentrafer ilmu dari guru ke murid sedangakn guru sediri tidak tidak
memiliki ilmu dan metode pengajaran dalam pandanggan filsafat pendidikan?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa factor siswa sehingga siswa malas?
2. Untuk mengetahui bagaimana memecahkan masalah Siswa Malas, tidak disiplin,
berprilaku buruk dalam filsafat Pendidikan islam?
3. Untuk mengatahui meningkatkan kompetensi seorang guru?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sebab-Sebab Siswa Malas,Tidak Disiplin Dan Berlaku Buruk. Beserta Factor


Guru Tidak Berkompeten.

1) penyebab siswa malas belajar meliputi kurangnya motivasi dalam diri siswa,
pola makan yang kurang baik, suasana hati siswa yang buruk, minat terhadap
mata pelajaran tertentu, dan bakat yang dimiliki siswa.
2) Sedangkan faktor penyebab perilaku tidak disiplin siswa adalah faktor
motivasi diri rendah, manajemen waktu yang kurang baik, faktor keluarga,
faktor guru, lingkungan yang mendukung dan pengaruh teman sebaya.
3) Factor siswa Berlaku Buruk ada beberapa factor diantaranya :
 Orangtua siswa memiliki pengalaman buruk ketika mereka bersekolah,
dan menyampaikan pengalaman tersebut kepada anak-anaknya.
 Dukungan untuk belajar di rumah kecil atau bahkan tidak ada.
 Terdapat prospek yang luarbiasa di luar pendidikan.
 Etos kerja sekolah terkesan membiarkan siswa-siswa berprilaku buruk
 Kebijakan tentang prilaku siswa di sekolah tidak efektif
 Jumlah siswa nakal sangat banyak, atau mereka dengan masalah perilaku
yang serius
4) Penyebab rendahnya Profesionalisme Guru diantaranya :
 Ketidaksesuaian Latar Belakang Keilmuan Dengan Bidang Yang Diajar.
Masih banyak ditemukan guru-guru yang mengajar tidak sesuai dengan
latar belakang pendidikannya. Sebagai contoh, guru PAI mengajar bidang
studi matematika. Terutama di daerah-daerah, disebabkan karena
kekurangan SDM atau guru yang mengajar.
 Rendahnya minat guru dalam mengembangkan diri.
Dalam hal ini, masih banyak guru-guru yang malas meningkatkan
kompetensinya dalam mengajar. Guru merasa sudah cukup dengan gelar
sarjana yang dimiliki dan merasa sudah mampu untuk mengajar sehingga
tidak perlu lagi mengikuti pelatihan-pelatihan.
 Masih Banyak Guru-Guru Yang Nyambi
Hal Ini Menyebabkan Guru Tidak Focus Karena Disibukkan Dengan
Pekerjaan Lain Untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari. Selain Itu, Guru
Pun Tidak Memiliki Banyak Waktu Untuk Membaca Dan Menulis.

B. Jawaban Dari Persoalan Di Atas

1. Mengatasi Kemalasan Belajar Siswa.

Siswa yang sedang malas belajar biasanya mereka berpikir bahwa


untuk apa saya belajar hal ini. Maka dari itu guru perlu memberikan arahan
yang baik seperti:
Memberi sentuhan pada titik peka anak. Pada kondisi anak malas
belajar, sebagai orangtua sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki
kesabaran untuk memulai menyentuh titik peka anak dengan memberi
perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian anak. Hal ini
perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan perhatian anak. Dengan
demikian anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan perasaan
senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada
akhirnya anak akan menerima pemahaman, betapa penting dan dibutuhkan
proses belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan menurut daya
nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan merencanakan
kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran kita untuk
melakukan pendekatan kepada anak.
Anak malas belajar harus dibangkitkan nilai plus anak. Satu
pengharapan orangtua tentunya menginginkan anak itu terpacu semangatnya
untuk belajar. Anak belajar atas inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar
itu sudah menjadi suatu kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu
kecakapan khusus serta ingin menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari
yang lainnya. Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak
agar dirinya merasa “tertantang” untuk melakukan sesuatu yang positif, kita
dapat mengambil contoh dari tokoh film herois dan tokoh dunia yang sukses.
Kita dapat mengungkapkan, bahwa untuk menjadi orang yang sukses
dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar yang baik, tahu apa yang
hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang dipelajari, sehingga tertanam
pemahaman belajar yang bukan asal belajar.
Mengembangkan cita-cita anak. Anak malas belajar harus di dorong
agar memiliki cita-cita hidup sesuai dengan taraf perkembangan daya nalarnya
dan usianya untuk itu kita harus aktif berperan dalam proses ini. Cita-cita anak
selalu berubah sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Kita
dapat memberi contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau
mengidentifikasikan dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa dirinya.
Dengan terpatrinya sebuah cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan
menumbuhkan motivasi instrinsik pada diri anak untuk lebih giat belajar dan
lebih terbuka untuk mengembangkan perencanaan belajarnya.
Menentukan waktu belajar anak yang tepat. Jika anak telah sadar dan
tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini
jangan kita sia-siakan. Anak malas belajar harus kita arahkan untuk
menentukan kapan waktu belajarya. Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam
menentukan waktu belajar anak di rumah, antara lain: sesuai dengan keinginan
anak, jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang
dominan pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan
sebagainya. Kondisi fisik dan psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas
dari rasa lelah, mengantuk, gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya.
Mengembangkan tujuan belajar. Anak malas belajar agar tahu manfaat
dan arah apa yang dipelajarinya, biasakan belajar dengan bertujuan. Dengan
adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena anak mengetahui dengan
jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan
mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.
Mengembangkan cara-cara belajar yang baik pada anak. Anak malas
belajar harus ditumbuhkan gairah belajarnya, gairah belajar itu akan tumbuh
jika dirinya mengetahui bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien.
Untuk mencapai tujuan belajar anak, Anda perlu membekali anak bagaimana
cara-cara belajar yang efektif dan efesien. Kita dapat mananamkan pengertian
pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar yang
baik, agar belajar itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan
belajar.
Anak malas belajar harus dikembangkan rasa percaya dirinya. Sudah
tentu menjadi suatu keharusan bagi kita untuk bisa membangkitkan dan
memupuk rasa percaya diri anak sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah
sumber motivasi yang besar bagi anak untuk memusatkan perhatian pada
pelajarannya. Dengan adanya percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat
“dia mampu berbuat atau melakukan”. Sesuatu yang sulit dalam pelajaran
menjadi tantangan untuk ditaklukkan dan untuk dikuasai. Anak punya
keyakinan mampu melakukan tidak akan gampang menyerah dalam
menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kreativitas dan imajinasi
berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan.
Agar guru lebih efektif, maka jalan yang harus dilakukan adalah :
1. Guru melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa,
memposisikan siswa sebagai teman bicara dan bukan sebagai
terdakwa
2. Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai
siswa terlambat dihukum sedangkan guru yang sering terlambat
dibiarkan saja.
3. Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria
menyenangkan dan hidup.
4. Guru hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa
dapat menerima dan memahami yang telah diajarkan guru.
5. Guru harus memberikan penilaian kepada siswa dengan adil,
transparan, jujur dan tidak merekayasa.

2. Upaya Yang Dapat Dilakukan Oleh Guru Dalam Mengatasi Pelanggaran


Tata Tertib Sekolah Adalah :
1. Mengawasi ketertiban peserta dididk dalam berbasis di depan kelas
sebelum masuk dalam kelas kemudian peserta didik masuk ke
dalam kelas sambil bersalaman dengan guru.
2. Mengawasi pelaksanaan doa sebelum dan sesudah belajar.
3. Memberi teguran dan peringatan baik secara lisan maupun tertulis
apabila peserta didik melakukan suatu kesalahan khususnya
melanggar tata tertib sekolah.

4. Memberi sanksi dan hukuman yang sifat mendidik apabila peserta


didik melanggar tata tertib sekolah apabila setelah diberi
peringatan secara lisan maupun tulisan tidak diindahkan.

5. Menanamkan akhlak yang mulia.

6. Memberikan pemahaman di dalam jiwa para peserta didik tentang


pentingnya mematuhi peraturan, membiasakan mereka
berpegang pada moral yang dan menghindari hal yang tercela.

7. Sikap yang tegas.

3. Upaya Guru Menghadapi Siswa Berlaku Buruk Sabagai Berikut :

1. Guru Sebagai Pendidik


Guru itu di gugu dan ditiru jadi seorang guru merupakan teladan,
panutan dan tokoh yang akan dipelajari oleh siswa. Sehingga
dalam diri seorang guru harus tanggung jawab, kewibawaan,
mandiri dan kedisiplinan.
2. Guru Sebagai Pengajar.
Guru bisa mengajarkan pembiasaan yang baik kepada siswa untuk
melatih intelektual dan karakter perilaku siswa ke arah yang lebih
baik. dalam pembelajaran juga harus memberikan edukasi
agar supaya siswa tidak melakukan tindakan-tindakan yang
tidak terpuji.
3. Guru sebagai pembimbing.
Guru harus selalu memberikan arahan kepada siswanya untuk
selalu disiplin dalam belajar dan berprilaku. Serta memperhatikan
aspek perkembangan kognitif, akademik dan spiritual siswa.
4. Guru sebagai penasihat
Guru harus selalu memberikan pesan nasihat dan pendekatan
kepada siswa jika ada suatu permasalahan untuk membantu apa
yang dibutuhkan siswa.

5. Guru sebagai organisator.


Guru berhak membuat kebijakan peraturan untuk mengatur
jalannya pembelajaran yang baik, kondusif serta efisien. Serta bisa
bekerja sama dengan semua orang yang terlibat dalam organisasi
yang ada di suatu sekolah untuk menyelesaikan permasalahan
yang dialami.
6. Guru sebagai motivator.
Guru harus selalu memberikan semangat dan motivasi kepada
peserta didiknya agar selalu agar bergairah dan aktif belajar. Serta
menganalisis permasalahan yang terjadi pada siswa, ketika siswa
malas dan prestasi siswa menurun.

4. Solusi Untuk Meningkatkan Profesianal Guru.

1. Kepala madrasah adalah pemimpin yang mempunyai peran


sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Di dalam usaha meningkatkan mutu sekolah, seorang kepala
madrasah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas -
fasilitas sekolah. Disamping itu juga harus memperhatikan mutu
guru-guru dan seluruh staf kantor.
Beberapa survei akademis disebutkan sekitar 70 persen mutu
pendidikan itu didongkrak kepala sekolah maka dapat disimpulkan
kontrubisi besar pada kepala sekolah sangatlah besar dalam
meningkatkan professional guru di rumah sekolah.
2. Seharusnya guru di berikan pelajaran sesuai dengan bidang latar
belakang Pendidikannya, kebayakan fakta di lapanggan kita
temukan guru bayak menggajar mata pelajaran yang tidak sesuai
dengan pendidikanya sehingga seorang tidak mengguasai dalam
bidang mata pelajaran yang diajarkanya.
3. Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
guru adalah dengan memperbaiki kinerjanya, pertama pembinaan
secara personal menyangkut ranah pedagogik melalui supervisi;
satu tim selalu mengadakan kunjungan sekaligus tinjauan kelas
terhadap guru yang dilaksanakan sesuai jadwal supervisi kelas.
Program ini selalu harus dijalankan, mengingat pentingnya
peningkatan profesionalisme tenaga pengajar dan pengembangan
akademik”.
Jenis supervisi kelas adalah kegiatan pengawasan yang
ditujukan pada salah satu guru yang tujuannya adalah untuk
mengamati dan mencatat data kemampuan profesional guru
dalam proses belajar mengajar.
Antara lain kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) meneliti susunan rencana pembelajaran,
2) mengamati pelaksanaan KBM menurut rencana pembelajaran
yang sudah dibuat.
3) mengamati aktivitas guru dalam KBM,
4) mengamati penguasaan guru terhadap materi pengajaran,
5) mengamati interaksi antara guru dan peserta didik, serta
6)melakukan pengamatan pencapaian tujuan
pengajaran/pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai