Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 5

PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN,

MASALAH-MASALAH INTERNAL DAN EKSTERNAL BELAJAR DAN


PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

OLEH :

NOFITA R. ASBANU

YELITA BOKI

APRILIA KITUHOMA

RUTH LOSA

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
maka kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Peran ”Makalahini di susun sebagai
tugas kelompok 5 matakuliah KodeEtik Dan Profesionalisme Guru.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Catur Purnomo M.Pd selaku dosen mata kuliah Kode Etik Dan Profesionalisme
Guru yang telah membantu kami dalam mempelajari materi
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi

3. Rekan-rekan kami yang telah mendukung kami dalam membuat makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa atau pun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen matakuliah KodeEtik Dan
Profesionalisme Guru agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang
lain yang. Membacanya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu
pengetahuan bagikita semua.

Syalom

Kupang, 13 November 2019

Penulis
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan sosok yang mampu menjadi tumpuan proses
pendidikan itu berlangsung. Guru merupakan sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan
tersebut. Sebagai tenaga profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik sehingga sosok guru
dibutuhkan dalam dunia pendidikan.

Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru
bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-
mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa
yang giat. Ada siswa yang belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru
bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah.
Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada
masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan
ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah
belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga
dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.

2
Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia menemukan
bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.Ada siswa yang tidak belajar karena
dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa
yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang
giat belajar karena bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut
menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang
sangat penting bagi guru atau calon guru.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran?
2. Apa masalah-masalah internal dan eksternal dalam proses pembelajaran?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui masalah-masalah internal dan eksternal dalam proses

pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN


1. Peran Guru sebagai Pengajar

Mengajar merupakan salah satu tugas seorang guru yang harus dilaksanakan dengan baik
karena dalam tugas mengajar guru menyampaikan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya kepada peserta didik. Dengan pengajaran yang baik maka ilmu pengetahuan
yang diberikan akan terserap dengan optimal oleh peserta didik.

2. Peran Guru sebagai Pendidik

Guru dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang kompleks dalam kehidupan
peserta didiknya. Peran guru sebagai pendidik adalah menanamkan sikap, nilai, dan perilaku
melalui keteladanan sikap dan perilaku diri sendiri atau yang dipetik dari orang lain untuk
ditanamkan kepada anak didik. Guru sebagai pendidik adalah sebagai pribadi yang memberikan
bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan dalam mendisiplinkan peserta didik agar
menjadi patuh terhadap aturan sekolah dan norma dalam masyarakat. Guru dalam rangka
mendidik harus mampu menjadikan peserta didik yang diampuhnya menjadi pribadi yang
berbudi pekerti baik. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, guru harus mampu mengontrol
aktivitas peserta didik yang diampunya agar tidak menyimpang pada norma yang berlaku.
Sebagai seorang pendidik, guru juga harus membentuk karakter peserta didik yang baik.

Jadi, peran guru sebagai pendidik antara lain:

1. Menanamkan sikap, nilai, dan perilaku melalui keteladanan sikap dan perilaku diri
sendiri atau yang dipetik dari orang lain untuk ditanamkan kepada anak didik
2. Memberikan bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan dalam mendisiplinkan
peserta didik agar menjadi patuh terhadap aturan sekolah dan norma dalam masyarakat

3. Mendorong peserta didik untuk mempunyai karakter baik dengan penamanan moral yang
baik

3. Peran Guru sebagai Pembimbing


Bimbingan dianggap sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman, penerimaan, pengembangan, dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkatperkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:

1. Mengarahkan siswa agar lebih mandiri


2. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa

3. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan

4. Pemahaman siswa secara empatik

5. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu

6. Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa

7. Kekonkretan dalam menyatakan diri

8. Penerimaan siswa secara apa adanya

9. Perlakuan terhadap siswa secara permissive

10. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk
menyadari perasaannya itu

11. Pengembangan terhadap siswa menjadi individu yang lebih dewasa

Menurut Sanjaya (2006: 27) beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pembimbing
yang baik:

1. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya
pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan
bakat yang dimiliki anak.
2. Guru harus memahami dan terampil dalam merancanakan, baik merancanakan tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan tujuan pembelajaran.

3. Guru perlu mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang


melibatkan siswa secara penuh.
5

4. Peran Guru yang Profesional

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap,
dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.Guru yang
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
luas dibidangnya.Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan
seluruh pengabdiannya. Guru sebagai tenaga profesional memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

2.2Masalah-masalah Internal dan Eksternal dalam Belajar

Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi itu
antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar
proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa.
Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa
dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalami
gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada di sekitar siswa juga turut
mempengaruhi bagaiman seorang siswa belajar.

3.1 Masalah-masalah internal yang dialami siswa yang berpengaruh pada proses
belajar terurai sebagai berikut:

1. Sikap terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak, atau mengabaikan. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian dapat
berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, ada baiknya siswa
mempertimbangkan masalah-masalah akibat sikap belajar.
6
2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Motivasi belajar sangat berpengaruh pada aktifitas belajar, bila motivasi tersebut melemah mutu
hasil belajar akan menjadi rendah. Motivasi belajar perlu diperkuat secara terus menerus supaya
kuat, untuk mengoptimalkan perlu didukung pula suasana belajar yang menyenangkan.

3. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Disini


diperlukan peran guru dalam menerapkan strategi-strategi belajar mengajar dan
memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat. Maka perhatian dan prestasi belajar
dapat ditingkatkan.

4. Mengolah Bahan Belajar


Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara
pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. kemampuan siswa mengolah bahan
belajar akan menjadi baik jika siswa berpeluang aktif dalam belajar. Disisi guru, pada tempatnya
menggunakan proses, inkuiri, ataupun laboratori.

5. Menyimpan Perolehan Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan
perolehan pesan.kemampuan menyimpan pesan ini ada yang pendek dan ada yang lama, atau
bahkan seumur hidup, proses ini merupakan saat memperkuat hasil belajar. Pebelajar
menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan dalam ingatan, penghayatan dan
keterampilan jangka panjang. Sikap, konsentrasi, dan pengolahan bahan belajar sangat
mempengaruhi pada fase ini. Ada gangguan pada salah satu fase ini baik sendiri-sendiri maupun
gabungan akan menghasilkan hasil belajar yang kurang baik.

6. Menggali Hasil Belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima.
Penggalian hasil belajar yang tersimpan ada hubungannya dengan baik atau buruknya
penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan pesan. Siswa akan mengalami gangguan dalam
menggali pesan dan kesan lama. jika tidak memperhatikan pada saat penerimaan, maka akan
berpengaruh tidak baik pada proses penyimpanan dan akan sulit pada proses pengolahan.

7
7. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Kerja

Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Kerja merupakan suatu puncak proses belajar.
Pada tahap ini siswa membuktikan kemampuanya dalam proses-proses penerimaan, pengaktifan,
pra-pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau juga dapat gagal
berprestasi jadi perlu upaya dalam mengoptimalkan proses-proses tersebut yang sudah dijelaskan
diatas.

8. Rasa Percaya diri Siswa

Rasa percaya diri muncul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil.
Pengakuan umum dari keberhasilan dapat membuat rasa percaya diri semakin kuat. Hal yang
sebaliknya dapat terjadi bila kegagalan yang berulang sering dialami dapat mengakibatkan rasa
tidak percaya diri. Pada tempatnya guru mendorong keberanian terus menerus, memberikan
bermacam-macam penguat, dan memberikan pengakuan dan kepercayaan bila siswa telah
berhasil, disamping itu diperlukan sikap positif dan usaha keras pada siswa.

9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Menurut Wechler (Monk& Knoer, Siti Rahayu Haditiono) Intelegensi merupakan suatu
kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Yang menjadi masalah adalah siswa yang
memiliki intelegensi dibawah normal. Ini akan mempengaruhi perolehan hasil belajar. Oleh
karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk belajar di bidang-bidang keterampilan sebagai
antisipasinya. Penyediaan kesempatan belajar diluar sekolah, merupakan langkah bijak untuk
mempertinggi taraf kehidupan warga Indonesia.

10. Kebiasaan Belajar

Ke-tidak mengertian siswa pada arti dan pentingnya belajar bagi diri sendiri
memunculkan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti belajar tidak teratur, menyianyiakan
kesempatan belajar dll. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin pembinaan diri.
Suatu pepatah dan berbagai petunjuk tokoh teladan misalnya, dapat menyadarkan siswa tentang
pentingnya belajar. Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan
kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa.

8
11. Cita-Cita Siswa

Cita-cita merupakan motivasi intrinsik, dan perlu didikan. Didikan cita-cita harus dimulai
sejak sekolah dasar. Disekolah menengah didikan mengenai cita-cita sudah semakin terarah
karena akan sangat bedampak buruk bila pencapaian cita-cita tidak benar. Didikan pemilikan dan
pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang
sederhana ke hal yang semakin sulit. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan
berprestasi, maka diharapkan siswa berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya
sendiri.

4.1 Masalah-masalah eksternal yang dialami siswa yang berpengaruh pada proses belajar
terurai sebagai berikut:

1. Guru Sebagai Pembina SiswaBelajar


Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan
keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Guru juga menumbuh
kandiri secara professional.Ia bekerja dan bertugas mempelajar iprofesi guru sepanjang hayat.
2. Prasarana Dan Sarana Pelajaran
Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang Ibadah dan ruang
kesenian.Sedangkan sarana pembelajara nmeliputi buku pelajaran, fasilitas laboratorium dan
berbagai media pembelajaran.
3. Kebijakan Penilaian
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar, pelaku aktif dalam belajaradalah siswa. Hasil
belajar juga merupakan hasil proses pembelajaran, pelaku aktif dalam pembelajaran adalah guru.
4. LingkunganSosialSiswa Di Sekolah.
Tiap siswa berada di dalam lingkungan social siswa di sekolah, ia memiliki kedudukan dan
peranan yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa, diterima, makaia dengan mudah
menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya jikaia di tolak, maka ia akan merasa
tertekan.
5. Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran disekolah, berdasarkan dari suatu kurikulum, kurikulum yang
diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang didasarkan pemerintah atau suatu
kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan.
9
5.1 Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya

Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala
yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi
adanya kesulitan belajar pada muridnya.

Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

 Mengidentifikasi adanya masalah belajar


Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat keterampilan khusus, sebab
kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belakang kurang efektif. Gejala-gejala
munculnya masalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk
perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar. Perilaku yang
menyimpang juga muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka mengganggu teman, merusak alat-
alat pembelajaran dan lain sebagainya.

 Menelaah atau menetapkan status siswa


Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:
a) Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid
b) Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan menggunakan teknik
dan alat yang tepat.
c) Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang
ditetapkan itu.
d) Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.

6.1 Prosedur dan Langkah-Langkah Penanggulangan Masalah Belajar


Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh
sesuatu, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para
pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesulitan belajar yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar.
10
Sementara itu, setiap siswa dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula siswa
mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.
Menghadapi masalah itu, ada kecendrungan tidak semua siswa mampu memecahkannya sendiri.
Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Ia
tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak
mempunyai masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat.
Atas kenyataan itu, semestinya sekolah harus berperan turut membantu memecahkan
masalah yang dihadapi siswa. Seperti diketahui, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
sekurang-kurangnya memiliki 3 fungsi utama. Pertama fungsi pengajaran, yakni membantu
siswa dalam memperoleh kecakapan bidang pengetahuan dan keterampilan. Kedua, fungsi
administrasi, dan ketiga fungsi pelayanan siswa, yaitu memberikan bantuan khusus kepada siswa
untuk memperoleh pemahaman diri, pengarahan diri dan integrasi sosial yang lebih baik,
sehingga dapat menyesuaikan diri baik dengan dirinya maupun dengan lingkungannya.
Setiap fungsi pendidikan itu, pada dasarnya bertanggung jawab terhadap proses
pendidikan pada umumnya. Termasuk seorang guru yang berdiri di depan kelas, bertanggung
jawab pula atau melekat padanya fungsi administratif dan fungsi pelayanan siswa. Hanya
memang dalam pendidikan, pada dasarnya sulit memisahkan secara tegas fungsi yang satu
dengan fungsi yang lainnya, meskipun pada setiap fungsi tersebut mempunyai penanggung
jawab masing-masing. Dalam hal ini, guru atau pembimbing dapat membawa setiap siswa kearah
perkembangan individu seoptimal mungkin dalam hubungannya dengan kehidupan sosial serta
tanggung jawab moral. Salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi
11

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa guru memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran yaitu; membawa siswanya menuju ke pada tahap pembaharuan. Dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Tetapi tidak hanya berhenti
di situ, guru juga berperan penting dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di alami
siswanya, baik internal maupun eksternal.

Guru mampu memotivasi siswanya agar siswanya bisa mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, selain itu guru wajib menarik perhatian siswa sehingga proses pembelajaran terjadi
proses timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran ini juga guru
harus menguasai dan mengelola kelas dengan baik.

SARAN

Seorang guru perlu mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik
dan mampu menjalankannya sehingga ia bisa dikatakan sebagai pendidik yang profesional dan
dapat menghasilkan peserta didik yang berbudi pekerti dan bertanggung jawab.
12

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Lament. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. PT. Rineka Cita.

Soetjipto. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cita.

http://Arindangtias.blogs.uni.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai