OLEH :
NOFITA R. ASBANU
YELITA BOKI
APRILIA KITUHOMA
RUTH LOSA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
maka kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Peran ”Makalahini di susun sebagai
tugas kelompok 5 matakuliah KodeEtik Dan Profesionalisme Guru.
1. Bapak Catur Purnomo M.Pd selaku dosen mata kuliah Kode Etik Dan Profesionalisme
Guru yang telah membantu kami dalam mempelajari materi
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Rekan-rekan kami yang telah mendukung kami dalam membuat makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa atau pun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen matakuliah KodeEtik Dan
Profesionalisme Guru agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang
lain yang. Membacanya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu
pengetahuan bagikita semua.
Syalom
Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru
bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-
mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa
yang giat. Ada siswa yang belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru
bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah.
Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada
masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan
ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah
belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga
dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
2
Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia menemukan
bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.Ada siswa yang tidak belajar karena
dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa
yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang
giat belajar karena bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut
menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang
sangat penting bagi guru atau calon guru.
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Mengajar merupakan salah satu tugas seorang guru yang harus dilaksanakan dengan baik
karena dalam tugas mengajar guru menyampaikan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya kepada peserta didik. Dengan pengajaran yang baik maka ilmu pengetahuan
yang diberikan akan terserap dengan optimal oleh peserta didik.
Guru dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang kompleks dalam kehidupan
peserta didiknya. Peran guru sebagai pendidik adalah menanamkan sikap, nilai, dan perilaku
melalui keteladanan sikap dan perilaku diri sendiri atau yang dipetik dari orang lain untuk
ditanamkan kepada anak didik. Guru sebagai pendidik adalah sebagai pribadi yang memberikan
bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan dalam mendisiplinkan peserta didik agar
menjadi patuh terhadap aturan sekolah dan norma dalam masyarakat. Guru dalam rangka
mendidik harus mampu menjadikan peserta didik yang diampuhnya menjadi pribadi yang
berbudi pekerti baik. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, guru harus mampu mengontrol
aktivitas peserta didik yang diampunya agar tidak menyimpang pada norma yang berlaku.
Sebagai seorang pendidik, guru juga harus membentuk karakter peserta didik yang baik.
1. Menanamkan sikap, nilai, dan perilaku melalui keteladanan sikap dan perilaku diri
sendiri atau yang dipetik dari orang lain untuk ditanamkan kepada anak didik
2. Memberikan bantuan, dorongan, pengawasan, dan pembinaan dalam mendisiplinkan
peserta didik agar menjadi patuh terhadap aturan sekolah dan norma dalam masyarakat
3. Mendorong peserta didik untuk mempunyai karakter baik dengan penamanan moral yang
baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:
10. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk
menyadari perasaannya itu
Menurut Sanjaya (2006: 27) beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai pembimbing
yang baik:
1. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya
pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan
bakat yang dimiliki anak.
2. Guru harus memahami dan terampil dalam merancanakan, baik merancanakan tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan tujuan pembelajaran.
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap,
dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.Guru yang
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
luas dibidangnya.Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan
seluruh pengabdiannya. Guru sebagai tenaga profesional memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi itu
antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar
proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa.
Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa
dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalami
gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada di sekitar siswa juga turut
mempengaruhi bagaiman seorang siswa belajar.
3.1 Masalah-masalah internal yang dialami siswa yang berpengaruh pada proses
belajar terurai sebagai berikut:
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak, atau mengabaikan. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian dapat
berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, ada baiknya siswa
mempertimbangkan masalah-masalah akibat sikap belajar.
6
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Motivasi belajar sangat berpengaruh pada aktifitas belajar, bila motivasi tersebut melemah mutu
hasil belajar akan menjadi rendah. Motivasi belajar perlu diperkuat secara terus menerus supaya
kuat, untuk mengoptimalkan perlu didukung pula suasana belajar yang menyenangkan.
3. Konsentrasi Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan
perolehan pesan.kemampuan menyimpan pesan ini ada yang pendek dan ada yang lama, atau
bahkan seumur hidup, proses ini merupakan saat memperkuat hasil belajar. Pebelajar
menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan dalam ingatan, penghayatan dan
keterampilan jangka panjang. Sikap, konsentrasi, dan pengolahan bahan belajar sangat
mempengaruhi pada fase ini. Ada gangguan pada salah satu fase ini baik sendiri-sendiri maupun
gabungan akan menghasilkan hasil belajar yang kurang baik.
Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima.
Penggalian hasil belajar yang tersimpan ada hubungannya dengan baik atau buruknya
penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan pesan. Siswa akan mengalami gangguan dalam
menggali pesan dan kesan lama. jika tidak memperhatikan pada saat penerimaan, maka akan
berpengaruh tidak baik pada proses penyimpanan dan akan sulit pada proses pengolahan.
7
7. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Kerja
Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Kerja merupakan suatu puncak proses belajar.
Pada tahap ini siswa membuktikan kemampuanya dalam proses-proses penerimaan, pengaktifan,
pra-pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau juga dapat gagal
berprestasi jadi perlu upaya dalam mengoptimalkan proses-proses tersebut yang sudah dijelaskan
diatas.
Rasa percaya diri muncul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil.
Pengakuan umum dari keberhasilan dapat membuat rasa percaya diri semakin kuat. Hal yang
sebaliknya dapat terjadi bila kegagalan yang berulang sering dialami dapat mengakibatkan rasa
tidak percaya diri. Pada tempatnya guru mendorong keberanian terus menerus, memberikan
bermacam-macam penguat, dan memberikan pengakuan dan kepercayaan bila siswa telah
berhasil, disamping itu diperlukan sikap positif dan usaha keras pada siswa.
Menurut Wechler (Monk& Knoer, Siti Rahayu Haditiono) Intelegensi merupakan suatu
kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Yang menjadi masalah adalah siswa yang
memiliki intelegensi dibawah normal. Ini akan mempengaruhi perolehan hasil belajar. Oleh
karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk belajar di bidang-bidang keterampilan sebagai
antisipasinya. Penyediaan kesempatan belajar diluar sekolah, merupakan langkah bijak untuk
mempertinggi taraf kehidupan warga Indonesia.
Ke-tidak mengertian siswa pada arti dan pentingnya belajar bagi diri sendiri
memunculkan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti belajar tidak teratur, menyianyiakan
kesempatan belajar dll. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin pembinaan diri.
Suatu pepatah dan berbagai petunjuk tokoh teladan misalnya, dapat menyadarkan siswa tentang
pentingnya belajar. Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan
kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa.
8
11. Cita-Cita Siswa
Cita-cita merupakan motivasi intrinsik, dan perlu didikan. Didikan cita-cita harus dimulai
sejak sekolah dasar. Disekolah menengah didikan mengenai cita-cita sudah semakin terarah
karena akan sangat bedampak buruk bila pencapaian cita-cita tidak benar. Didikan pemilikan dan
pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang
sederhana ke hal yang semakin sulit. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan
berprestasi, maka diharapkan siswa berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya
sendiri.
4.1 Masalah-masalah eksternal yang dialami siswa yang berpengaruh pada proses belajar
terurai sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala
yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi
adanya kesulitan belajar pada muridnya.
Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa guru memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran yaitu; membawa siswanya menuju ke pada tahap pembaharuan. Dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Tetapi tidak hanya berhenti
di situ, guru juga berperan penting dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di alami
siswanya, baik internal maupun eksternal.
Guru mampu memotivasi siswanya agar siswanya bisa mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, selain itu guru wajib menarik perhatian siswa sehingga proses pembelajaran terjadi
proses timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran ini juga guru
harus menguasai dan mengelola kelas dengan baik.
SARAN
Seorang guru perlu mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik
dan mampu menjalankannya sehingga ia bisa dikatakan sebagai pendidik yang profesional dan
dapat menghasilkan peserta didik yang berbudi pekerti dan bertanggung jawab.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Lament. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. PT. Rineka Cita.
http://Arindangtias.blogs.uni.ac.id.