MAKALAH
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini adalah makalah yang penyusun tujukan untuk memenuhi keperluan
tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di semester 4. Di dalam makalah ini
penyusun akan menyajikan pembahasan mengenai “Upaya Guru Mengoptimalkan
Perannya Dalam Mengenal Karakteristik Peserta Didik”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................24
Daftar Pustaka..................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengenal karakteristik peserta didik ?
2. Bagaimana Peranan guru dalam pembimbingan peserta didik ?
3. Bagaimana mengenal perkembangan peserta didik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana mengenal karakteristik peserta didik
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru dalam pembimbingan
peserta didik.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengenal perkembangan peserta
didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah kompetensi
pedagogik, kemampuan pedagogik guru dapat membantu siswa mengikuti
proses pembelajaran. Salah satu yang termasuk kompetensi pedagogik adalah
bagaimana guru berusaha mengenal karakteristik peserta didiknya.
Karakteristik dimaksud seperti aspek fisik, intelektual, sosial, emosional,
prilaku, moral dan latar belakang sosial budaya.
1
http://voice-teacher.blogspot.com/2016/04/mengenal-karakteristik-peserta-didik.htm
3
Strategi yang dapat diterapkan untuk mengenali dan memahami karakter
siswa :2
Ada sebagian siswa yang tampak antusias dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan baru. Ada pula karakter siswa yang cenderung berhati-hati saat
beradaptasi degan lingkungan baru, namun semakin santai seiring waktu.
Dan, ada karakter siswa yang lambat beradaptasi serta rentan menampilkan
ledakan emosi.
2
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/memahami-karakteristik-siswa-sebagai-peserta-didik-saat-
belajar-mengajar
4
Raut muka juga mampu menunjukkan apakah siswa sudah memahami
materi pelajaran atau belum. Karakteristik siswa juga dapat diamati dari
perilakunya – apakah relatif tenang, mengganggu kelas, dan seterusnya. Pada
akhirnya, proses belajar seorang siswa yang kurang lancar dapat menghambat
proses belajar mengajar kelas – dengan mengganggu temannya, misalnya.
5
Jika karakteristik siswa dapat dipahami melalui observasi, bakat dan minat
memerlukan cara pemahaman yang berbeda. Bakat siswa tampak dari
kemampuannya, prestasinya, bahkan tes intelegensinya. Sedangkan minat
siswa tampak pada hobinya, kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya,
kegiatan yang disukainya, maupun tes minat yang diambilnya.
Semakin baik siswa mengenal dirinya sendiri, semakin mudah bagi Guru
untuk membantu mengarahkannya dalam memahami pelajaran. Di sisi lain,
semakin baik pemahaman Guru tentang karakteristik siswa, semakin baik
manajemen kelas. Jadi, pemahaman karakter siswa membawa dampak positif
bagi diri siswa sendiri maupun Guru.
6
Selain itu guru juga harus melakukan upaya-upaya untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik antara lain:
7
Karena itulah guru memiliki peran penting sebagai anggota
utama di antara petugas-petugas bimbingan. Pada umumnya
guru tersebut berada pada posisi yang lebih baik untuk
mengetahui masalah-masalah, sikap dan kebutuhan peserta
didik sehingga memudahkan guru untuk memberikan bantuan
kepada peserta didik yang membutuhkan.
8
Perlakuan terhadap peserta didik secara hangat, ramah
rendah hati, menyenangkan.
Perlakuan terhadap peserta didik didasarkan atas
keyakinan bahwa sebagai individu, peserta didik
memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta
mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.
2. Tugas Guru Dalam Operasional Bimbingan Di Luar Kelas
a. Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat
kecerdasannya
9
b. Melakukan kunjungan rumah
3. Keterbatasan Guru
10
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah tenaga konselor
profesional memang masih relatif terbatas, maka peran guru sebagai
pembimbing tampaknya menjadi penting. Beberapa keterbatasan guru
antara lain:
11
Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsip umum
konseling dan menguasai teknik-teknik dasar konseling
untuk kepentingan pembimbingan peserta didiknya
Khususnya ketika peserta didik mengalami kesulitan
kesulitan tertentu dalam belajarnya.
4
Daryanto dan Mohammad Farid, Bimbingan dan Koseling Panduan Guru BK dan Guru Umum
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), hal 80-82
5
Daryanto dan Mohammad Farid, Bimbingan dan Koseling Panduan Guru BK dan Guru Umum
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), hal 82-84
12
Pada saat menstruasi remaja wanita sering mengalami sakit
kepala, sakit pinggang, kejang, dan sakit perut yang diiringi
dengan pingsan dan muntah-muntah, dan gangguan kulit.
Karena itu timbullah rasa lelah, tertekan, dan mudah marah.
Dampak terhadap Sikap dan perilaku
Ada beberapa pengaruh perubahan fisik terhadap sikap dan
perilaku, yaitu:
1) ingin menyendiri
2) Bosan
3) Inkoordinasi
4) Antagonisme sosial
5) Emosi yang meninggi
6) Hilangnya kepercayaan diri
7) Terlalu sederhana
Dampak terhadap jiwa
Perubahan fisik remaja juga berpengaruh pada
perkembangan jiwanya. Dari perubahan fisik yang dialami
remaja, yang terbesar pengaruhnya terhadap perkembangan
jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi
makin tinggi dan besar), mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi, dan tanda-tanda seks sekunder. Perubahan fisik
tersebut menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia
harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya sendiri.
Perilaku mereka mendadak menjadi Sulit diduga dan
seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku, Dalam
hal melampiaskan gangguan ketidak seimbangan, ada
kecenderungan tidak sama. Beberapa bentuk pelampiasan
yang dapat terlihat adalah mudah tersinggung, tidak dapat
diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaanya, ada
13
kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih
senang menyendiri, dan lainnya.
6
https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-kembang-remaja/perkembangan-psikologi-
remaja/
14
Namun apabila permasalahan ini tidak ditangani dengan
baik, ada kemungkinan ia mengalami masalah tertentu.
2) Perkembangan sosial
Pertemanan yang menguat dibuktikan dengan kesetiaan
terhadap teman satu grup atau geng, sehingga menjadi lebih
solid. Pada anak usia 10 tahun, perkembangan psikologi
juga ditandai dengan sisi kompetitif yang dimilikinya
terhadap teman yang bukan termasuk di dalam
perkumpulannya.
Di usia ini, anak perempuan akan lebih suka bermain
dengan anak perempuan, begitu pula dengan anak laki-laki
yang lebih nyaman bermain dengan anak laki-laki. Akan
15
tetapi, anak akan mulai menunjukkan ketertarikan pada
lawan jenis, meski belum terlalu kentara.
Rasa ketertarikan itu bisa jadi pertanda dari masa puber.
Dengan begitu, anak juga berpotensi mengalami perubahan
suasana hati yang tak menentu. Hal ini juga didampingi
dengan kepekaan terhadap bentuk tubuh dan
penampilannya.
Semakin bertambah usia, anak Anda akan lebih suka
menghabiskan waktu bersama dengan teman dibanding
dengan keluarga. Hal ini juga termasuk ke dalam
perkembangan psikologi anak usia 11 tahun.
Berada di usia 12 hingga 13 tahun, perkembangan sosialnya
pun juga bisa semakin terlihat ketika jiwa kepemimpinan
anak mulai terbentuk.
16
Simpati dan empati mulai terpupuk walau ada kalanya ia
mempunyai sudut pandang berbeda. Perhatikan apabila ia
memperlihatkan perubahan perilaku yang tidak sesuai
dengan kebiasaan sehari-hari.
2) Perkembangan sosial
1) Perkembangan emosional
17
Setiap anak mempunyai tahapan perkembangannya
masing-masing. Begitu juga dengan perkembangan
psikologi atau emosi remaja di usia 18 tahun ini. Ada
kemungkinan ia mulai sadar dan mengerti apa yang
diinginkan. Apalagi, emosinya sudah berangsur-angsur
menjadi lebih stabil. Maka dari itu ia semakin yakin untuk
mempertahankan kemandirian sekaligus mencoba dunia
baru yang sudah lama diinginkan.
2) Perkembangan sosial
18
pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri
terhadap Iingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan
oleh keluarga.
b. Kematangan bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan
psikis.
Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial,
memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual dan emosional. Disamping itu,
kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan
demikian untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
c. Status sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau
status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
Masyarakat akan memandang remaja, bukan sebagai anak yang
independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteknya yang
utuh dalam keluarga anak itu “ia anak siapa”. Secara tidak
langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku di
dalam keluarga. Dari pihak remaja itu sendiri, perilakunya akan
banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan
oleh keluarganya. Sehubungan dengan hal itu, dalam kehidupan
sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial
keluarganya.
Dalam hal tertentu maksud menjaga status sosial
keluarganya itu mengakibatnya menempatkan dirinya dalam
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat tebih
jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat
lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya.
d. Pendidikan
19
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasiannya ilmu
yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan
datang. Pendidikan dalam hal arti luas harus diartikan bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,
masyarakat dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja
diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan
pendidikan, Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan
kepada norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada
norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan antar
bangsa. Etika Pergaulan dan pendidikan moral diajarkan secara
terprogram dengan tujuan untuk membentuk perilaku
kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
e. Mental, emosi, dan intelegensi.
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi kemampuan
belajar memecahkan masalah dan berbahasa. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan
berbahasa secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual
tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian
emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan
dalam perkembangan sosial remaja. Sikap saling pengertian
dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal
utama dalam kehidupan sosial dan dalam hal ini akan dengan
mudah dicapai oleh rernaja yang berkemampuan intelektual
tinggi
20
4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku.
Dalam perkembangan sosial, remaja dapat memikirkan
perihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam
refleksi diri, yang sering mengarah ke penilaian diri dan kritik dari
hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil penilaian tentang
dirinya tidak selalu diketahui orang lain, bahkan sering terlihat
usaha seseorang untuk menyembunyikannya Dengan refleksi diri,
hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya
diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan
konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk
tingkah laku sehari-hari.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-
teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang
lain, termasuk orang tuanya. Setiap pendapat orang lain
dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap
kritis ini juga ditunjukkan dalam hal yag sudah umum baginya
pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, adat istiadat yang
berlaku di lingkungan keluarga sering terasa terjadi ada
pertentangan dengan sikap kritis yang tampak pada perilakunya.
Di samping itu pengaruh egosentris masih sering terlihat
pada pikiran remaja. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu
menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat lebih
jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin
menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri, belum
disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit
membedakan pokok perhatian orang lain dari pada tuiuan perhatian
diri sendiri. Pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama
dengan pandangan orang lain mengenai dirinya.
Pencerminan sifat egois sering dapat menyebabkan
“kekakuan’ para remaja dalam cara berpikir maupun bertingkah
21
laku. Persoalan yang timbul pada masa remaja adalah banyak
bertalian dengan perkembangan fisik yang dirasakan mengganggu
dirinya dalam bergaul, karena disangkanya orang lain berpikiran
yang sama dan ikut tidak puas mengenai penampilan dirinya. Hal
ini menimbulkan perasaan merasa selalu diamati orang lain,
perasaan malu, dan membatasi gerak geriknya. Akibat dari hal ini
akan terlihat pada tingkah laku yang canggung.
Proses penyesuaian diri yang dilandasi sifat egonya dapat
menimbulkan reaksi lain dimana remaja itu justru melebih-
lebihkan diri dalam penilaian diri. Mereka merasa dirinya“ampuh”
atau “hebat” sehingga berani menantang malapetaka dan
menceburkan diri dalam aktifitas yang acap kali tidak dipikirkan
atau direncanakan. Aktifitas yang dilakukan pada umumnya
tergolong aktifitas yang membahayakan.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan
serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sifat ego
semakin berkurang. Pada akhir masa remaja pengaruh
egosentrisnya sudah berkurang sehingga remaja sudah dapat
berhubungan dengan orang lain tanpa meremehkan pendapat dan
pandangan orang lain.
22
mengembangkan kehidupan bermasyararat, maka telah
mempelajari pola-pola sosial yang sesuai dengan kepribadiannya.
23
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan
rangsangan kepada mereka ke arah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima
khalayak. Kelompok olah raga, koperasi, kesenian, pencinta alam, di bawah
asuhan para pendidik di sekolah atau tokoh masyarakat di dalam kehidupan
masyarakat perlu banyak dibentuk. Khusus di dalam sekolah sering sering
diadakan kegiatan bakti sosial, pakti karya, dan kelompok belajar di bawah
bimbingan para guBAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya guru mengoptimalkan perannya dalam mengenali
karakteristik peserta didik guru perlu mengenal peserta didik secara
mendalam, memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,
moral, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami latar belakang
keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar. Dengan
demikian analisis terhadap lingkungan perlu dilakukan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://voice-teacher.blogspot.com/2016/04/mengenal-karakteristik-peserta-
didik.htm
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/memahami-karakteristik-siswa-sebagai-peserta-
didik-saat-belajar-mengajar
https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-kembang-remaja/perkembangan-
psikologi-remaja/
Daryanto dan Mohammad Farid. 2015 Bimbingan dan Koseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media
25