Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN


DI SEKOLAH

Dosen:

Dr. Ramly, M.Pd

OLEH

1. ARSY DWIYATI KOWUNA (A1A6 19 024)


2. DEWI ANGGRIANI (A1A6 19 030)
3. DINAR WULAN (A1A6 19 031)
4. SINDI ALI (A1A6 19 080)
5. SRI HARTATI (A1A6 19 010)
6. NUR YAYAN (A1A6 19 050)
7. YUYUN LESTARI (A1A6 19 084)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiraT Allah SWT, yang telah


menganugerahkan iman dan islam serta telah mengkaruniakan kepada manusia
akal dan pikiran. Dialah tuhan semesta alam yang memiliki apa yang ada di langit
dan apa yang ada dibumi.Salawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya serta kaum
muslimin dan muslimah yang mengikuti kebenarannya
Berkat izin dan rahmat Allah SWT pada akhirnya makalah ini dengan
judul ’’Permasalahan guru dalam pembelajaran di sekolah’’ dapat diselesaikan.
Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan, kami harapkan agar
pembaca memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat agar makalah ini
menjadi lebih sempurna. Kami juga mengucapkan terima banyak kepada dosen
mata kuliah belajar dan pembelajaran yaitu Bapak Dr. Ramly, M.Pd yang telah
membimbing kami selama ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi
pembacanya,terutama bagi kelompok kami. Pada akhirnya hanya kepada Allah lah
kita memohon taufik dan hidayahnya serta ampunannya, dan hanya kepada Allah
lah kita bersera diri.

Kendari, 13 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Permasalahan guru dan solusinya..............................................................2
B. Solusi  penyelesaian masalah yang dihadapi guru...................................14
BAB III PENUTUP............................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................18
B. Saran ........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru
merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan
bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan
formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya
peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan
dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah
menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru
di Indonesia tidak jarang telah di posisikan mempunyai peran ganda
bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang
harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi
sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang,
para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik
dalam proses pendidikan secara global.
Saat ini setidak-tidaknya ada empat hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia, yaitu: pertama, masalah
kualitas/mutu guru, kedua, jumlah guru yang dirasakan masih kurang,
ketiga, masalah distribusi guru dan masalah kesejahteraan guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apasajakah permasalahan guru dan solusinya ?
2. Apasajakah solusi penyelesaian masalah yang dihadapi guru ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja permasalahan guru dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui solusi penyelesaian masalah yang dihadapi guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Guru dan Solusinya


Permasalahan (Problema) adalah perkara sulit (yang di hadapi);
persoalan, masalah, perkara sulit. Pendidikan menurut Hadi supeno
adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh
orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan tujuan
pendidikan itu sendiri adalah mampu menolong atau membantu proses
peserta didik dalam menentukan jati dirinya. Pendidikan dalam hakikat
sebenarnya adalah penumpukan pengetahuan yang besar yang
ditambahkan ke dalam warisan para pemikir dan praktis dari generasi ke
generasi.
Guru adalah figur sumber manusia yang menempati posisi dan
memegang peranan penting dalam pendidikan. Problema pendidikan guru
adalah permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang
guru guna membantu proses peserta didik dalam menentukan jati dirinya.
1. Masalah-Masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan
Program Belajar Mengajar
a. Model Rancangan Proses Belajar Mengajar
Dalam bukunya Peter F. Olivia (1984:84-87) mengemukakan
beberapa model rancangan proses  mengajar antara lain:
1) Model Sederhana
 Perencanaan: Isinya mengenai segala apa yang akan diajarkan.
  Pelaksanaan: Menetapkan bagaimana cara menyajikan
pelajaran.
 Evaluasi: Yaitu menyusun evaluasi hasil belajar.
2) Model Empat Bagian
 Pada tahap ini telah dikembangkan lebih dahulu dua
kegiatan, yaitu perumusan tujuan dan penentuan fre tes.
 Menyiapkan Bahan Pelajaran

2
Menyiapkan bahan pelajaran adalah substansi yang
akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa
bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan dengan baik.
Karena itu, guru khususnya atau pengembang
kurikulum umumnya, harus memikirkan bahan-bahan yang
topiknya tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan
anak didik pada usia dan dalam lingkungan tertentu. Minat
anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai
dengan kebutuhan anak didik.
 Kegiatan Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak
didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan
pelajaran sebagai media umumnya. Dalam interaksi itulah
anak didik yang lebih aktif, bukan guru, guru hanya
berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya
memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada
aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka
berfikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam
melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara
individual. Pemahaman terhadap tiga aspek tersebut akan
merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga
memudahkan dalam melakukan pendekatan “Mastery
Learning” dalam mengajar.
 Metode Megajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus
terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru
sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar
jalanya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik

3
perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang
bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar
mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan
situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis
anak didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan
metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan
bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengunaannya.
Jenis Masalah Deskripsi Masalah Beberapa
Konsekuensinya
Arah Tujuan tidak dipahami Para siswa mencoba
oleh siswa menduga gurunya

Evaluasi Prosedur evaluasi tidak Prosedur kenaikan dan


dikenal oleh siswa pengujian tidak adil dan
tidak memuaskan para
siswa
Isi dan urutan Isi pelajaran tidak jelas Materi pelajaran (course)
dan urutannya tidak dipandang tidak serasi
logis dan tidak terorganisasi

Metode Kurang mendorong dan Para siswa tidak


tak memajukan belajar bermotifasi dan tidak
belajar

Sumber-sumber seperti Guru dan siswa tidak


Hambatan keterampilan guru, mampu menggunakan
kemampuan siswa, dan sumber-sumber yang
sumber-sumber sekolah tersedia
tidak dikenal

4
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, seringkali kita sebagai guru
menghadapi masalah yang timbul dari lingkungan maupun para siswa. berikut ini
beberapa kendala yang sering kita hadapi beserta solusinya yang saya kutip dari
bukunya Nurlaela Isnawati:
1. Penganiayaan terhadap siswa yang lebih lemah (Bullying)
Kasus bullying sudah jamak terjadi di sekolah. bullying sepertinya
menjadi salah satu cara bagi siswa yang lebih besar untuk menunjukan
dominasinya di sekolah. berikut ini solusi yang bisa kita terapkan :
a. Buat waktu khusus untuk berbicara dari hati ke hati dengan siswa pelaku
bullying.
b. Jangan memposisikan diri sebagai interogator, petugas keamanan atau juru
selamat dalam pembicaraan itu.
c. Tunjukan perhatian kita untuk bisa mengetahui alasan apa yang
melatarbelakangi terjadinya tindakan bullying tersebut.
d. Pahami bahwa tindakan bullying itu merupakan wujud ekspresi kemarahan
tersembunyi dari suatu masalah yang sedang dihadapi pelaku dan kita akan
terus mencari tahu alasannya.
e. Katakan bahwa bullying atau perilaku agresif tidak akan pernah diizinkan
di sekolah.
f. Katakan bahwa kita yakin kalau mereka dapat mengatasi masalah ini serta
mampu belajar dari perbuatan buruk yang sudah ia lakukan.
g. Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang guru juga dapat
melakukan pendekatan dan pendampingan terhadap korban bullying.

2. Pelawak Kelas
Siswa yang selalu berkelakar, baik dengan tindakan maupun kata-
kata, sering kali menimbulkan masalah tersendiri yang mengganggu
efektifitas belajar. ini  bukan berarti bahwa humor tidak penting.
masalahnya kadang-kadang humor itu digunakan di waktu-waktu yang
kurang tepat sehingga sering mengganggu. Alasan menjadi pelawak di

5
kelas berikut ini beberapa kemungkinan alasan siswa menjadi pelawak di
kelas :
a. Untuk mendapatkan perhatian dari para guru
b. Untuk mendapatkan perhatian dari teman-temannya
c. Untuk mendapatkan perhatian dari seseorang yang memiliki makna khusus
di hatinya.
d. Untuk keluar dari kejenuhan mereka dalam mengikuti pelajaran
e. Dia tidak menyukai materi yang sedang kita sampaikan
f. Sedang menghadapi masalah di rumah dan ia hendak menghibur diri
dihadapan teman-temannya
Beberapa cara penanganan yang memungkinkan di antaranya :
a. Ajak berbicara dari hati ke hati.
b. Katakan bahwa kita sangat tertarik dengan lawakannya, sebagaimana
teman-temannya yang lain.
c. Buatlah pertanyaan pancingan untuk lebih mengarahkan konsentrasi si
pelawak pada tindakan yang sudah dilakukannya, misalnya :”menurut
kamu, apa akibat dari lawakanmu itu pada teman-teman yang sedang
berkonsentrasi mendengarkan pelajaran?”
d. Berikan satu waktu khusus bagi si pelawak untuk  mengekspresikan
lawakannya di depan kelas dan kita menikmatinya beserta teman-
temannya yang lain.
e. Secara pribadi, sampaikann hal-hal negatif yang mungkin terjadi jika dia
terus menerus bertingkah konyol.
f. Jangan tunjukan sikap yang mencerminkan kalau kita tidak menyukainya.

3. Tukang Sela atau Tukang Interupsi


Di bawah ini beberapa kemungkinan siswa menjadi seorang tukang
sela, diantaranya :
a. Dia benar-benar tidak tahu dengan apa yang sedang ia hadapi
b. Dia ingin menguji kemampuan kita
c. Dia ingin mendapatkan status istimewa di depan kita

6
d. Dia ingin mendapatkan perhatian dan status istimewa di depan teman-
temannnya
e. Dia ingin menegaskan bahwa dia benar-benar memahami masalah yang
sedang dipelajari saat itu
f. Dia memang memiliki karekater demikian
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
kecenderungan buruk tersebut antara lain :
a. Lakukan pertemuan khusus dengan siswa tersebut untuk memahami
kemungkinan apa yang menjadikannya seorang tukang interupsi.
b. Ketika dia menginterupsi di tengah-tengah proses pembelajaran, jangan
berhenti menjelaskan pelajaran sehingga seolah-olah kita tidak
terpengaruh oleh interupsinya.
c. Jika siswa masih terus menginterupsi, maka tulislah nama siswa yang
bersangkutan di papan tulis.
d. Jelaskan dengan gamblang bahwa interupsi yang tidak penting di saat
pelajaran sedang berlangsung dapat mengganggu suasana belajar.
e.  Pastikan bahwa kita serius dengan segala peraturan yang telah ditetapkan
dan jelaskan konsekuensi logis jika peraturan itu dilanggar.
f. Sediakan waktu khusus untuk melakukan sesi tanya jawab dengan siswa.

4. Siswa tidak mau diatur


Siswa yang tidak mau diatur memang sifatnya relatif alias
tergantung kriteria keteraturan yang digunakan masing-masing guru.
namun secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak mau
diatur adalah mereka yang melakukan hal-hal berikut ini:
a. Tidak mau mendengarkan dan mengikuti pelajaran dengan baik.
b. Sibuk sendiri ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung.
c. Tidak mengerjakan apa yang kita minta.
beberapa faktor yang menyebabkan siswa memiliki sifat tidak mau
diatur antara lain :
a. Benar-benar mengalami ketidakmampuan belajar (learning disability).

7
b. Tidak memiliki kemampuan mengerjakan tugas yang kita berikan.
c. Tidak tertarik dengan materi atau cara kita mengajar.pernah mengalami
hal yang tidak menyenangkan ketika mengikuti kegiatan sekolah yang
lain.
d. Mempunyai minat khusus pada sesuatu yang membuat dia tidak teratur
dalam mengikuti pelajaran kita
Beberapa cara penanganan yang bisa kita lakukan yaitu:
a. Mintalah pada semua siswa untuk mengatakan pelajaran apa saja yang
tidak mereka fahami/sukai.
b. Tunjuklah seorang siswa yang lain untuk menemani siswa yang tidak bisa
belajar dengan disiplin.
c. Minta siswa untuk menyiapkan buku khusus untuk mengerjakan tugas
yang di dalamnya ada tanda tangan orang tua.
d. Jangan paksa siswa untk mengerjakan tugas pada waktu istirahat.
e. jangan banyak memberikan tekanan kepada siswa yang tersebut,
melainkan perbanyak pendampingan, arahan, motivasi dan semangat
padanya.

5. Siswa Terlalu sensitive


Jika kita mendapati siswa yang terlalu sensitif dengan lelucon yang
kita lontarkan, mungkin saja ia sedang mengalami beberapa masalah di
rumah, misalnya :
a. Tidak memiliki rasa percaya diri yang baik
b. Pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan dengan lelucon seperti
itu.
c. Sering dijadikan bahan lelucon.
Adapun cara mengatasi maslah tersebut antara lain :
a. Jangan menganggap bahwa sifat sensitifnya sebagai sesuatu yang salah
b. Cobalah untuk mengurang intensitasnya
c. Tumbuhkan rasa percaya dirinya

8
d. Ajari dia kemampuan untuk menanggapi lelucon dengan cara yang
bersahabat
e. Ajaklah siswa-siswi untuk bermain peran
f. Berilah motivasi untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, namun
jangn memaksanya
g. Berilah pengarahan agar siswa yang lain lebih menghargainya.

6. Tukang Ejek
Di bawah ini beberapa kemungkinan yang membuat siswa menjadi
tukang ejek, antara lain:
a. Kurang mendapat perhatian
b. Kurang percaya diri
c. Menjadi korban ejekan teman-temannya dan berusaha melakukan hal
serupa sebagai balasan dan pertahanan diri.
d. Memiliki problem pribdai yang tersembunyi.
Beberapa kiat di bawah ini bisa kita terapkan utuk mengatasinya :
a. Cari sebanyak mungkin alasan yang membuatnya senang mengejek orang
lain.
b.  Berilah penjelasan bahwa mengejek dapat melukai perasaan orang lain
c. Jangan memberikan ancaman untuk mengatasi maslah ini
d. Ajari dan bimbing siswa untuk menjadi orang yang optimis menghadapi
masalah.

2. Masalah-Masalah Khusus yang Dihadapi Guru


Sebagai manusia biasa, guru-guru sering mempunyai masalah-masalah
pribadi. Masalah pribadi juga berpengaruh besar terhadap ketenagakerjaan,
seperti:
Guru Kurang berpengalaman
- Belum banyak mempunyai pandangan, pengetahuan atau simpati
terhadap permasalahan.

9
- Minat terhadap pekerjaan kurang positif, dan oleh karena itu minat
jabatan dan moralnya perlu dikembangkan.
- Guru baru  hendaknya lebih banyak menerima saran-saran dan
informasi yang menjamin keberhasilan kerjanya.
- Guru hendaknya mengenal hal ikhwal tentang murid, misalnya
prestasi belajar, minat, tingkah laku, sikap dan sifat-sifat pribadi
mereka.
- Kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, misalnya:
menstimulir belajar anak, memelihara disiplin yang baik,
menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual dan
memilih bahan kepustakaan.

3. Tanda-Tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi


a. Bila di sekolah duduk dengan tidak tenang, berbicara atau
mengajar dengan tidak tenang, malah sering marah-marah terhadap
murid atau orang lain.
b. Bila seorang guru dalam keadaan sehari-hari aktif gembira tapi
tiba-tiba diam.
c. Bila guru selalu mengalami ketegangan dengan murid atau dengan
rekan guru atau kepala sekolah.
d. Bila guru sedang menyiapkan tugasnya selalu salah menulis atau
waktu mengajar selalu salah mengucapkan sesuatu.
e. Bila menceritakan selalu dengan nada yang sama tentang seseorang
tertentu atau suatu masalah tertentu. Misalnya: selalu
membicarakan uang gaji yang tidak cukup.
f. Bila ada rapat ia tidak dapat menungu orang lain berbicara terlalu
lama dan sering mengadakan intruksi.
g. Bila seorang guru semula suka bergaul kemudian mengasingkan
diri.

4. Kesulitan yang Sering Timbul yang Di Hadapi Oleh Guru

10
a. Kesulitan dalam memperlengkapi perbedaan individu di antara
murid-murid.
b. Kesulitan dalam metode mengajar.
c. Kesulitan dalam disiplin, pengawasan, perkembangan sosial tiap
siswa.
d. Kesulitan dalam motivasi, menumbuhkan minat siswa, dan
membina kerjasama
e. Kesulitan dalam mengetahui cara belajar siswa
f. Kesulitan dalam mengorganisir kelas
g. Kurangya waktu selama jam pelajaran untuk melakukan apa yang
harus dikerjakan
h. Kesulitan dalam merancangkan rencana pelajaran.
i. Kesulitan dalam tes dan evaluasi.

5. Moral Kerja Yang Rendah


a. Sering melamun
b. Suka mengganggu teman sejawat
c. Sering meninggalkan tugas
d. Sering datang terlambat.

Permasalahan Umum Guru Di Indonesia


Masalah Kesejahteraan Guru Sudah bukan menjadi rahasia umum, bahwa
tingkat kesejahteraan guru-guru kita sangat memprihatinkan. Penghasilan para
guru, dipandang masih jauh dari mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih
berstatus sebagai guru bantu atau guru honorer. Kondisi seperti ini, telah
merangsang sebagian para guru untuk mencari penghasilan tambahan, diluar dari
tugas pokok mereka sebagai pengajar, termasuk berbisnis di lingkungan sekolah
dimana mereka mengajar. Peningkatan kesejahteaan guru yang wajar, dapat
meningkatkan profesinalisme guru, termasuk dapat mencegah para guru
melakukan praktek bisnis di sekolah. 

11
Permasalahan Khusus Guru Di Indonesia
Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru dalam Proses Belajar
Mengajar Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
atas nama pengabdian guna pencapaian tujuan pendidikan nasional yang
menyeluruh. Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatan kualitas guru,
namun tidak dapat dipungkiri jika guru sebagai manusia pernah melakukan
kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya tanpa disadari. Dimana
kesalahan sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru dalam pembelajaran
akan mempengaruhi perkembangan peserta didik. Kesalahan-kesalahan yang
sering dilakukan guru dalam proses belajar mengajar menurut E. Mulyasa dari
berbagai hasil kajian, antara lain :
a. Mengambil Jalan Pintas dalam Pembelajaran
Mendidik, mengajar serta membimbing peserta didik merupakan
tugas guru dalam proses pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan
untuk memahami peserta didik dengan berbagai macam karakter agar
mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk memahami berbagai model
pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara
optimal. Dalam hal perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan
mengajar yang efektif dan efisien. Namun tidak sedikit guru yang merasa
sudah dapat mengajar dengan baik serta mengambil jalan pintas dengan
tidak membuat persiapan ketika akan melakukan pembelajaran, sehingga
guru yang mengajar tanpa persiapan berakibat pembelajaran di kelas
berlangsung seadanya dan tanpa arah. Mengajar tanpa pesiapan, selain
merugikan guru sebagai tenaga professional juga akan sangat mengganggu
perkembangan cara berfikir peserta didik.

b. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik


Tidak sedikit guru yang lupa memperhatikan perbedaan peserta
didik dan tanpa sadar mengabaikan perbedaan peserta didik. Setiap peserta
didik memiliki perbedaan yang unik, seperti  kekuatan, kelemahan, minat,

12
dan perhatian yang berbeda-beda, latar belakang keluarga, latar belakang
sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam
aktifitas, kreatifitas, intelegensi, dan kompetensinya. Memang hal tersebut
tidaklah mudah, guru sering kesulitan untuk mengetahui perbedaan-
perbedaan peserta didik terutama di kelas besar. Guru harus mampu
mengoptimalkan bakat, minat, skill dan kemampuan peserta didik serta
senantiasa membimbing peserta didik dalam mengeksplor diri mereka
untuk pencapaian yang sesuai dengan karakteristik mereka.

c. Tidak Adil (Diskriminatif)


Suatu pembelajaran yang menimbulkan hasil baik dan efektif
adalah yang mampu memberi kemudahan belajar secara adil dan merata,
sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.Keadilan dalam pembelajaran meupakan kewajiban guru dan hak
peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak guru yang
tidak adil, sehingga merugikan perkembangan peserta didik yang
menimbulkan kecemburuan sosial, dan ini merupakan kesalahan guru
yang sering dilakukan, terutama dalam penilaian. Penilaian merupakan
upaya untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai dengan
usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam memberikan penilaian harus dilakukan secara adil serta objektif,
dan benar-benar merupakan cermin dari kemampuan dan perilaku peserta
didik.
Adapun problema-problema lain di antaranya:
1. Mengajar dipandang sebagai suatu rutinitas dalam kehidupan yang sudah
bersifat mekanistik, tidak ada tantangan baik dari dalam maupun luar yang
memerlukan pikiran tambahan, sehingga kemungkinan yang terjadi akan
menimbulkan iklim yang membosankan dan menjemukan bagi murid.
Dalam konteks ini tujuan akhir pengajaran dan keterlibatan murid kurang
diperhatikan, atau kelemahan dan permasalahan selama ini murid
diperlakukan sebagai obyek dalam proses belajar mengajar sehingga

13
terkesan murid cuma disuapi dengan satu macam makanan, yang berakibat
kurangnya pengetahuan-pengetahuan lainnya yang sangat diperlukan.
2. Ketertutupan seorang guru kepada murid tentang materi yang disampaikan
karena khawatir dengan pertanyaan-pertanyaan murid yang akan
mengganggu wibawanya.
3. Terjadi penggandaan tugas guru dalam mengajarkan mata pelajaran
sehingga konsentrasi guru terbagi-bagi dan akhirnya guru kurang
kompeten di bidangnya.

B. Solusi Penyelesaian Masalah Yang dihadapi Guru


Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari
kesalahan baik dalam berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas
pokoknya mengajar. Namun demikian, bukan berarti kesalahan guru
harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya. Guru harus
mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat
salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta
menghindari dari kesalahan-kesalahan.
a) Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang
ditunjukan oleh para peserta didik, lalu segera memberi hadiah
atas perilaku tersebut dengan pujian dan perhatian, disisi lain, guru
harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatif,
dan meniadakan perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang
kembali.
b) Mendisiplinkan peserta didik ketika kondisi guru tenang,
menggunakan disiplin waktu, menghindari menghina peserta
didik, memilih hukuman yang tepat, dan menggunakan disiplin
sebagai alat pembelajaran.
c) Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual
peserta didik, dan menetapkan karakteristik umum yang menjadi
cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi karakteristik
umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran.

14
d) Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa
menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan
perkembangan yang terjadi dimasyarakat.
e) Guru harus bertindak adil terhadap peserta didik tanpa terkecuali,
selalu bertindak objektif untuk mengetahui benar kemampuan
peserta didik tanpa ada kebohongan.
f) Guru hendaknya tidak mencampur masalah pribadi dengan
masalah keprofesionalan guru karena hal tersebut akan
mempengaruhi perkembangan dan hasil belajar peserta didik.

Solusi Dalam Proses Belajar Mengajar


1) Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan
bahan ajarnya dan merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia
tahu apa yang akan diberikan kepada siswa.
2) Mempersiapkan media yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru.
Media dapat diambil dari bahan-bahan bekas atau yang ada di
sekitar lingkungan sekolah, atau rumah siswa.
3) Sering-seringlah membawa siswa melihat langsung objek
pembelajaran yang sedang dipelajari agar dapat merasakan
kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam kehidupan
mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari lingkungan sekitar
mereka.
4) Kuasailah berbagai macam metode-metode dalam mengajar
seperti: Contextual Teaching Learning, Quantum Teaching,
Inquiry, project based learning, dan lain-lain.
5) Gunakan metode pembelajaran yang menggunakan keterpaduan
dan asah kemampuan untuk menghubung-hubungkan pelajaran
dengan pelajaran lain. Sehingga manfaatnya dapat menambah
wawasan dan ilmu anak secara optimal.

15
Adapun solusinya Lainnya adalah perlu melaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
1) Menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mempersiapkan
secara tertulis materi pengajaran, meng-update dan mengevaluasi
setiap semester serta melihat kembali materi tersebut saat
menjelang mengajar.
2) Harus menunjukkan sikap kasih sayang pada murid, antuias
mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, menjauhi
sikap emosional dan feodal seperti cepat marah dan tersinggung
karena pertanyaan murid disalah artikan sebagai mengurangi
wibawa.
3) Hendaknya memperlakukan murid sebagai subyek dan mitra
belajar, bukan sebagai obyek.
4) Hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang energik dan ikhlas.
Lebih mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreatifitas murid
dan interaksi serta komunikasi dengan murid.
5) Hendaknya bertindak sebagai suri tauladan bagi kehidupan sosial
murid di dalam dan di luar lingkup sekolah.

Solusi Dari Permasalahan Umum Guru


Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan
guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan
jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan bahwa: guru dan
dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain
meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi,
dan tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan
tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga
berhak atas rumah dinas.
Dalam pasal 14 UU Guru dan Dosen juga disebutkan bahwa guru
itu berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial. Yang dimaksud dengan penghasilan di atas

16
kebutuhan hidup minimum adalah pendapatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarganya secara wajar, baik
sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,rekreasi, maupun
tunjangan di hari tua.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa, Guru
adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing
dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di
sekolah maupun di luar sekolah.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Sehingga kegiatan-
kegiatan tersebut dapat menciptakan dan mempertahankan konsisi yang
optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif, misalnya penghentian
tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik,
atau penetapan norma kelompok yang produktif.

B. Saran
Diharapkan bagi semua pihak baik itu pemerintah maupun
masyarakat mampu bekerja sama dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam sistem
pendidikan ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. Jakarta. PT Bumi Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai