Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU IPS SD

LAPORAN ANALISA PENDEKATAN PEMBELAJARAN


(PENDEKATAN EKSPOSITORI BERORIENTASI NILAI DAN SIKAP)
DI SDN SUKAMAJU 10 DEPOK

Dosen Pengampu : Bhilly Nurhakim,M.Pd.


Disusun Oleh : Nur Adieni Ramadhani
Program Studi : PGSD Semester 1

PROGRAM STUDI PGSD


STKIP ARRAHMANIYAH DEPOK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Pembelajaran IPS SD
tentang laporan Analisa pendekatan pembelajaran IPS SD yang saya observasi di SDN
SUKAMAJU 10.
Kegiatan yang saya laksanakan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah IPS SD Bhilly Nurhakim, M. Pd.
2. Kepala Sekolah SDN Sukamaju 10
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Harapan saya, semoga laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat untuk pembacanya
maupun saya sendiri selaku penulis.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika pembahasannya. Sebab kata
pepatah “tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak akan
patah”. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran yang
bersifat membangun untuk mendorong kami menjadi lebih ke depanya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca. Amin..

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5

Bab II Pembahasan
2.1 Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai Sikap .................................... 6
2.2 Kelebihan pembelajaran Pendekatan Ekspositori di SD Sukamaju 10....... 7
2.3 Kelemahan pembelajaran Pendekatan Ekspositori di SD Sukamaju 10.... 13
2.4 Solusi dari permasalahan pembelajaran Pendekatan Ekspositori.............. 18

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 20
3.2 Saran .......................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Langkah-langkah yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa antara lain dengan mengembangkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Ada beberapa macam usaha yang dilakukan oleh bangsa Indonesia
untuk mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia, misalnya dengan membenahi lembaga
pendidikan, meningkatkan mutu guru, memperbaiki proses pembelajaran, dan mengembangkan
kemampuan siswa baik ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
Dalam mengembangkan kemampuan siswa, pendidik harus mampu mengelola proses
pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran yang baik dan berkualitas memiliki fungsi dan
tujuan untuk mengaktifkan siswa di dalam kelas serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas, apabila siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran di kelas, serta meningkatnya pemahaman siswa di dalam kelas.
Untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa di dalam kelas, maka perlu dibuat suatu
rencana pembelajaran yang baik.
Pembelajaran IPS khususnya di sekolah dasar, menunjukan indikasi bahwa pola
pembelajaran yang di kembangkan oleh guru cenderung bersifat teks book oriented, hanya
memindahkan pengetahuan secara utuh yang ada di kepala guru kepada kepala murid. Akibatnya
guru telah merasa mengajar dengan baik, namun pada kenyataannya murid tidak belajar.
Disamping itu pola pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa jenuh, siwa tidak di
ajarkan berpikir logis hanya mementingkan pemahaman dan hafalan. Hal ini yang membuat
pelajaran ini kurang di gemari banyak siswa, pembelajar IPS terkesan tidak menarik bagi siwa
karena ruang lingkupnya yang luas. Sebagian siswa merasa stres dengan pembelajaran ini karena
banyaknya materi yang harus di hafal, sehingga kemampuan berpikir logis, kemampuan
mengingat dan konsentrasi jadi menurun. Siswa menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran
yang monoton dan kurang bervariasi, di perparah lagi sama cara guru yang mengajarkannya
terlalu teoritis serta tidak menggunakan media pembelajaran.
Selain itu, kejenuhan dalam pembelajaran IPS akan membuat siswa kurang fokus dalam
belajar. Ketika siswa jenuh, siswa lebih memilih hal-hal yang menurut mereka lebih
menyenangkan, seperti mengobrol dengan temannya atau juga asik dengan imajinasinya sendiri.
Hal seperti itu akan berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran. Siswa tidak akan
menyerap apa yang akan di paparkan oleh guru apa bila keadaan siswanya tidak dalam keadaan
siap belajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai sikap?
2. Apasajakah kelebihan pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai sikap?
3. Apasajakah keemahan pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai sikap?
4. Bagaimanakah solusi dari permasalahan Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai sikap ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimanakah pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai sikap?
2. Mengetahui apasajakah kelebihan pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai
sikap?
3. Mengetahui apasajakah kelemahan pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai
sikap?
4. Mengetahui Bagaimanakah solusi dari permasalahan Pendekatan Ekspositori Berorientasi
Nilai sikap?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai Sikap


Metode Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Roy Killen (dalam Wina Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena metode ekspositori
lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah metode chalk and
talk.
Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada guru (teacher centered approach) (Wina Sanjaya, 2008:179). Dikatakan demikian, sebab
guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa
(academic achievement student).
 Prinsip-prinsip Metode Ekspositori
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan metode ekspositori yang harus diperhatikan oleh setiap
guru antara lain (Wina Sanjaya, 2008:181)
1. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam metode ini, namun tidak
berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini.
2. Prinpip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses
penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang telah
diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi
guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
3. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hubelajar.Inti dari hukum
ini adalah guru harus terlebih dahulu memosisikan siswa dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran, manakala siswa belum siap
untuk menerimanya.
4. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi
pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya.
 Prosedur Metode Ekspositori
Pada Pelaksanaannya metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis
besar digambarkan oleh Wina Sanjaya (2008) sebagai berikut :
1. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam
metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada langkah
persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu :

Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.


Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa.
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

2. Penyajian (Presentation)
Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang
telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat
dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara,
Menjaga kontak mata dengan siswa, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar
suasana kelas tetap hidup dan menyenangkan.
3. Korelasi (Correlation)
Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa
maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik
siswa.
4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah
disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti sari dari proses
penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran
suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa
dilakukan dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan,
memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat
maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.
5. Mengaplikasikan (Aplication)
Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan
guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran
ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa
dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan
memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa
2.2 Kelebihan pembelajaran Pendekatan Ekspositori di SD Sukamaju 10

1. Dengan metode ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan pembelajaran,
dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan. 
2. Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas. 
3. Melalui Strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan Demonstrasi). 
4. Metode Pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang
besar.

2.3 Kelemahan pembelajaran Pendekatan Ekspositori di SD Sukamaju 10

1. Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. 
2. Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar siswa. 
3. Metode ini sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. 
4. Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, senmangat, antusiasme,
motivasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dipastikan pembelajaran
tidak mungkin berhasil. 
5. Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.mengingat
gaya komunikasi metode pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication). Sehingga kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
terbatas pula.
2.4 Solusi Dari Permasalahan Pembelajaran Pendekatan Ekspositori
Berorientasi Nilai dan Sikap
1. Sebaiknya guru melakukan pembimbingan, ketika siswa sedang melakukan kegiatan diskusi.
2. Menghindari tindakan kekerasan fisik terhadap siswa yang dapat menyakiti siswa.
3. Sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran dan memilih metode yang tepat dalam
pembelajaran agar minat belajar siswa lebih tinggi sehingga hasil belajarnya bisa maksimal.
4. Sebaiknya guru tidak menjawab pertanyaanya sendiri yang diajukan kepada siswa,
tujuannya agar siswa bisa berlatih untuk menggali pengetahuannya sendiri.
5. Lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, agar pemahaman siswa lebih
mendalam.
6. Memberikan himbauan kepada siswa untuk tidak mencontek atau mungkin memberi
hukuman jika mencontek masih terus dilakukan.
7. Guru sebaiknya tidak bersikap subjektif agar tidak ada kecemburuan sosial di antara siswa.
8. Guru sebaiknya bersikap lebih sabar, agar tidak mudah emosi ketika menghadapi siswanya
yang bersikap sedikit kurang sopan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pembelajaran IPS SD guru harus mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang aktif,
inovatif dan kreatif. Dalam kegiatan pembelajaran IPS SD di kelas 5 di SDN Sukamaju 10
depok, terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kekurangan tersebut, dapat
ditinjau dari 2 aspek yaitu sarana dan prasarana serta dalam proses pembelajarannya itu sendiri.
Dalam mengatasi segala permasalahan yang ada, berikut adalah solusi yang bisa dilakukan, salah
satunya yaitu: pengguanaan media pembelajaran dan juga pemilihan metode yang tepat dalam
proses pembelajaran IPS SD.

3.2 Saran
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar hendaknya menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anak. Peningkatan kompetensi
guru juga harus terus dilakukan agar guru bisa terus mengembangkan teknik-teknik mengajarnya
ahar bisa menciptakan iklim belajar yang nyaman bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai