Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan
berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap
pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan
memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Dalam suatu sekolah yang apabila
program pendidikan tersebut bertujuan agar siswanya mencapai perkembangan optimal sebagai
individu dan makhluk sosial, maka pendidikan di sekolah itu tidak cukup dengan memberikan
program kurikulum mata pelajaran saja, tetapi mata pelajaran tersebut harus diajarkan dan diatur
dengan cara yang baik, sedangkan jika siswa menghadapi masalah dalam rangka penyelesaian
program pendidikan di sekolah, dimana masalah itu tidak hanya terbatas masalah mengenai
pelajaran, maka sekolah perlu mengadakan usaha untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalahnya. Siswa sebagai anak didik dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai macam
masalah apakah itu masalah internal atau masalah eksternal siswa, baik masalah yang ringan
maupun masalah yang berat, semuanya memerlukan pemecahan sebagai jalan keluarnya. Kita
ketahui bahwa tidak semua orang mampu memecahkan masalahnya sendiri, baik orang dewasa
terlebih lagi anak yang masih dalam taraf perkembangan menuju kedewasaan, maka orang
dewasalah yang dapat membimbing dan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar biasanya banyak masalah yang timbul
terutama dirasakan oleh siswa. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu
siswa agar berhasil dalam belajarnya. Untuk itu hendaknya guru memberikan bantuan kepada
siswa untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar. Disini letak
pentingnya guru sebagai pendidik untuk membantu siswa agar dapat berhasil dalam pelajaran
sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Pendekatan-
Pendekatan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

Pengertian belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses belajar.
Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari

1
bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan
dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PELAKSANAAN DAN HASIL OBSERVASI

a.      Pelaksanaan

hari,tanggal           : Kamis, 23 Februari 2017

tempat                   : Kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu

nama guru             : Gustiani, S.Pd.

b.      Hasil Observasi

a.      Intrumental

Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran,
berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap, kelas

2
yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat duduk, taman,
LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium dan lain-lain. Software berupa
program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang berkaitan langsung
dengan minat siswa belajar.

Yang termasik faktor instrumental antara lain:

http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html

a)      Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan  mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan
kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap
guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Melalui hasil pengamatan atau observasi yang telah kelompok kami lakukan, dalam penggunaan
metode seorang guru yang mengajar di kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu ini
sudah sesuai dengan, dapat dibuktikan dengan respon dari siswa yang mampu menanggapi apa
yang disampaikan oleh guru, serta dalam menggunakan metode pengajaran ini cukup bervariasi.

b)     Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai
oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan
itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka
belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.

3
c)      Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi
hari, sore, atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi siswa
terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan kecuali ada
hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas. Dimana siswa harus beristirahat, tetapi
terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa
belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah
pada waktu kondisi badannya sudah lelah atau lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami
kesulitan didalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar
berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi.

Waktu pelajaran bahasa Indonesia di kelas X ini sudah sangat efektif, karena waktunya adalah
pagi hari pada jam pertama dan kedua, sehingga para siswa masih sangat bersemangat dan sangat
antusias dalam menerima materi pelajaran dengan baik.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelajaran

Saat proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari prinsip
pembelajaran. Untuk dapat mengetahui dan mengatasi hambatan- hambatan maka kita harus
berfikit mengenai faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses belajar dan
pembelajaran. Setelah mengetahui berbagai prinsip pembelajaran, kita dapat menganalisa lebih
jauh mengenai factor- faktor yang dapat berpengaruh pada saat proses belajar. Di prinsip-prinsip
pembelajaran kita mengetahui bahwa belajar membutuhkan proses, interaksi, motivasi,
lingkungan, dll. Kali ini kita akan bahas dalam konteks faktor-faktor yang dapat berpengaruh
saat proses belajar dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:

a.      Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti : Gangguan
fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra, Ketidak seimbangan

4
mental, Kelemahan emosional, Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan dan sikap yang salah
seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan sering bolos.

Dalam pengamatan kami, berkaitan dengan faktor internal ternyata tidak mengalami
permasalahan.

b.      Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti: Sekolah, Sifat
kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar, (murid) dan mengajar (guru),
metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran, Keluarga (rumah) Keluarga
yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak
memperhatikan pendidikan anaknya.

Dalam faktor eksternal ini terdapat kendala dalam pembelajarannya, namun kendala tersebut
bukanlah kendala yang fatal karena dapat langsung teratasi oleh guru. Kendala tersebut Seperti,
dalam ruangan guru sedang mendengarkan, ada yang asik ngobrol dengan teman sebangku dan
pada akhirnya hal tersebut mengganggu teman yang lain yang sedang fokus memperhatikan
penjelasan guru. Tetapi, permasalahan ini bukanlah permasalahan yang sulit. Ketika siswa yang
dibelakang asik mengobrol dengan teman sebangku, disini fungsi guru untuk menegur, dan dari
hasil observasi yang kami dapat, ketika ada siswa yang rebut atau ngobrol, guru langsung
memfokuskan kepada siswa tersebut dan akhirnya siswa tersebut kembali fokus mendengarkan
penjelasan guru. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi solusi jika nantinya saat mengajar kita
menemukan hal yang demikian.

c.       Pengertian dan Macam-macam Metode

a.      Pengertian

5
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”

Senada dengan pendapat ahli, M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran
adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

b.      Macam-macam Metode

Dengan GBPP 1984 yang memuat beberapa metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai
berikut ini:

a)      Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan,


atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui
metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik
kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.

b)      Metode Diskusi

Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu
masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat
suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses diskusi
melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat
berpusat pada siswa. Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang
harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan

6
keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input
pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka
dapat menemukan hasil diskusi mereka.

c)      Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan,
penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa.

d)     Metode Penugasan

Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan
kelompok.

e)      Metode Tanya Jawab

Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang
diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga
penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat
membantu siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan
keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.

Metode yang digunakan di kelas X Akutansi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
metode ceramah dan Tanya jawab. Hal ini menurut kelompok kami sudah sesuai karena di
sesuaikan dengan pengajarannya yaitu “Macam-macam Kelas Kata”. Kedua metodote diatas
menurut kelompok sudah sesuai dimana, dalam menjelaskan  materi tersebut tentunya guru akan 
mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada
siswa. Hal ini sesuai dengan materi “Macam-macam Kelas kata” yang membutuhkan penjelasan
secara rinci di masing-masing macamnya.

7
Kemudian, metode Tanya jawab dalam pemebelajaran bahasa Indonesia di kelas X Akutansi ini
guru juga menggunakan metode Tanya jawab, hal ini juga sudah sesuai dengan pelajaran yang
sedang di ajarkan kepada siswa. karena setelah di berikan materi kemudian ibu guru memancing
siswa untuk mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu guru.

Jadi, kedua metode ini sudah sesuai jika di terapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitau
“ Macam-macam Kelas Kata”.

d.      Pengertian dan macam-macam strategi pembelajaran

a.      Pengertian

Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266).

Strategi pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber


belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.

Alim Sumarno (2011).

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pembelajar atau
instruktur dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan fasilitas kepada
pebelajar menuju kepada tercapainya tujuan pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan.

http://bugurumalas.blogspot.co.id/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran-menurut.html

b.      Macam-macam strategi pembelajaran

a)      Strategi Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud
agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan
demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.

b)      Strategi Inquiry

8
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya
dari suatu masalah yang ditanyakan.

c)      Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial

Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.

d)     Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

e)      Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang


menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri
konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa.

f)       Strategi Pembelajaran Kooperatif atau Kelompok

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

g)      Strategi Pembelajaran Afektif

9
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut
kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus,
dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

h)      Melalui observasi yang kami lakukan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mata
pelajaran Macam-macam Kelas Kata ini guru menggunakan strategi Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa strategi ini
pembelajaran khususnya materi tidak disajikan begitu saja, namun siswa di bimbbing untuk
menemukan. Seperti dalam sebuah pertanyaan yang di ajukan guru, disini guru tidak langsung
menjawab tetapi mengarahkan siswanya untuk mencoba menjawab, dan ketika salah guru pun
terus memancing menuju jawaban yang benar.  Hal ini sesuai karena siswa dapat
menghubungkan kata-kata dasar yang pernah mereka dengar dan ketahui kemudian di
tambahkan kata imbuhan sesuai dengan materi pelajaran yang berupa kelas kata dan kata tugas.

http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html

e.       Pengertian dan Macam-macam Teknik

a.      Pengertian

Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.  b.      Macam-macam

a)      Teknik Umum

Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Contohnya
antara lain:

1)      teknik ceramah, merupakan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas.

10
2)      teknik tanya jawab, merupakan metode mengajar dimana guru menanyakan hal-hal yang
sifatnya faktual.

3)      teknik diskusi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan


informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah

4)      teknik ramu pendapat

5)      teknik pemberian tugas, dengan metode ini guru memberikan tugas, siswa mempelajari
kemudian melaporkan hasilnya

6)      teknik latihan, merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang dipelajari.

7)      teknik inquiri, siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat
menemukan cara pemecahannya.

8)      teknik demonstrasi

9)      teknik simulasi

b)      Teknik Khusus

Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran
bidang studi tertentu. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis: teknik mengarang
gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik
mendeskripsikan objek.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X tersebut ternyata menggunakan teknik umum
untuk menyampaikan materi. Menurut kelompok kami sudah baik, hanya saja jika di tarik
argument dari sebuah pengertian berkaitan macam-macam teknik, tentu berbeda dengan
pengertiannya antara teknik umum dan teknik khusu. Hanya saja menurut kelompok kami
meskipun disini hanya untuk satu mata pelajaran saja, tetapi jika di terapkan dalam materi
“Macam-macam kelas kata dan kata Tugas” ini jelas kurang tepat jika menggunakan tekhik
khusus, karena dalam materi ini baru mengungkapkan sebuah teori dan sifatnya menambahkan,
11
ataupun menyisipkan kata imbuhan dan sifatnya masih umum artinya pembahasan secara
numnya. Sehingga kurang tepat juga jika di gunakan teknik khusus seperti teknik mengarang
gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik
mendeskripsikan objek.

Maka disini kelompok kami setuju jika guru menggunakan teknik umum dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dengan materi “Macam-macam kelas kata dan kata Tugas”.

f.       Pengertian dan macam-macam Pendekatan

a.      Pengertian

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

b.      Macam -macam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

a)      Pendekatan Konstektual

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US
Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,
manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan
menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan

12
membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,yaitu:

1)      Mengaitkan

Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal
siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

2)      Mengalami

Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan


informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih
cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk
penelitian yang aktif.

3)      Menerapkan

Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet
memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.

4)      Kerjasama

Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan.
Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek
dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan
ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.

5)      Mentransfer

Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman
bukan hapalan.

b)      Pendekatan Konstrutivisme

13
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan


pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat
diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat. Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan
ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi.

Melalui observasi yang sudah kami lakukan di kelas X SMK Karya Bhakti Pringsewu maka
kami ambil kesimpulan bahwa dalam pembelajarannya guru menggunakan pendekatan
kontekstual, dimana guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

g.      Pengertian dan Macam-macam Media

a.      Pengertian

Kata media berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harfiyah berarti “tengah, perantara
atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan (Azhar Arsyad, 2003:3) 

Nayional Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program
intruksional (Basyirudin Usman, 2002:11).

b.      Macam-macam Media Pembelajaran

14
Menurut Oemar Hamalik (1989:29) ada 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu :

a)      Alat visual dapat dilihat, misalnya papan tulis, bulletin board, grafik, gambar-gambar, peta
dan globe.

b)      Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya photograph record,
radio dan rekaman pada tape recorder.

c)      Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi.

d)     Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka dan sebagainya.

Dari bermacam pembagian media pembelajaran tersebut semuanya sangat menunjang dalam
proses pengajaran. Banyak macam media dapat digunakan maka penggunaannya meliputi
manfaat yang pula penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat. Sehingga
dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar
mengajar. Penggunaan media pembelajaran tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan
media, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi
proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat tergantung kepada
tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta
kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.

Media yang digunakan dalam pengajaran ini hanya media papan tulis saja, jadi sang guru
menerangkan kemudian menulis contoh atau poin-poin yang penting di papan tulis, kemudian
jika ada pertanyaan maka sang guru tidak langsung menjawab melainkan melepar pertanyaan
tersebut kepada siswa sehingga jika hanya dengan menggunakan media papan tulis, menurut
kelompok kami media ini sudah sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pemebelajaran
bahasa Indonesia.

h.      Pengertian dan macam-macam Evaluasi Pembeajaran

a.      Pengertian

Secara bahasa Evaluasi berasal dari bahasa inggris , Evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. Sedangkan menurut istilah para pakar kependidikan berbagai macam redaksi, yaitu:

15
a)      Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan.

b)      Evaluasi dapat diartikan sebagai  suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek  dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur
untuk memperoleh suatu kesimpulan.

c)      Evaluasi adalah  proses untuk melihat apakah perencanaan yang sedang di bangun berhasil,
sesuia dengan harapan awal atau tidak.

b.      Jenis evalusi berdasarkan lingkup

kegiatan pembelajaran :

1)      Evaluasi program pembelajaran

Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi
belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.

2)      Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3)      Evaluasi hasil pembelajaran

Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang
ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

Melalui pengamatan yang kami lakukan, dalam segi evaluasi sang guru meng evluasi di akhir
mata pelajaran jam pertama atau jam ke- 1 yaitu sebuah pertanyaan yang kemudian di jawab oleh
siswa. sejak di awal membuka pelajaran sang guru sudah menarik siswa untuk
memperhatikannya. Proses pembelajaran berjalan sangat baik, dengan mula-mula ada apersepsi
tentang materi minggu lalu, kemudian menyebutkan contoh-contoh dari kata tugas dan macam-
macam kelas kata. Setiap pertanyaan di ajukan kepada siswa secara acak. Sehingga siswa yang

16
tadinya tidak memperhatikan ataupun rebut atau ngobrol dengan teman sebangkunya dapat
kembali fokus. Tetapi,  ternyata terjadi sebuah perbedaan.

Materi yang di jam pertama atau di awal itu merupana “Macam-macam Kelas Kata dan Kata
Tugas, dan di jam kedua ternyata guru melakukan evaluasi atau pengambilan nilai untuk
membaca puisi. Menurut kami disini tidak sesuai atau kurang tepat. Karena seharusnya tidak
dianjurkan untuk menggabungkan materi yang berbeda, meskipun dalam satu pelajaran, karena
di khawatirkan siswa tidak dapat fokus terhadap materi yang disampaiakan hari ini, apalagi jika
materi yang minggu lalu berupa tugas, tentunya di khawatirkan siswa tidak dapat konsentrasi.
Jadi solusi dari kelompok kami yaitu, supaya nantinya saat kegiaatn pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien jika materi yang kita sampaikan tidak di jadi satu dengan materi minggu lalu,
atau dengan kata lain materi yang seharusnya selesai maka di selesaikan dahulu.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari observasi yang kelompok kami lakukan di SMK Karya Bhakti Pringsewu menemukan
beberapa permasalahan dalam pemeblajaran bahasa Indonesia yaitu: faktor internal dari peserta
didik yang ternyata masih suka mengobrol dengan teman sebangku di saat guru menerangkan,
tetapi hal itu hanya terjadi pada beberapa siswa saja, yang menurut pengamatan ada sekitar 4
orang siswa yang ternyata asik mengobrok dengan teman sebangkunya. Tetapi, hal tersebut dapat
di minimaliir oleh guru dengan memfokuskan kembali para siswa dengan mengajukan
pertanyaan, ataupu dengan di selangi humor. Kemudian yang kedua adanya penggabungan
materi oleh guru, materi yang belum selesai di pertemuan sebelumnya ternyata di gabungkan di
pertemuan saat ini, yaitu pengambilan nilai membaca puisi yang harusnya di selesaikan di
pertemuan sebelumnya, tetapi ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini dnegan mengambil
jam pelajaran ke 2. Meskipun demikian, hal tersebut kurang tepat karena seharusnya untuk
materi tersebut tidak di jadikan satu meskipun jam pelajaran pertama sudah berakhir karena
masih dalam satu waktu pelajaran bahasa Indonesia.

18
                                                           DAFTAR PUSTAKA      

annisa nisa. ( 2013). Laporan Observasi mengamati guru mengajar. [online].  Tersedia:

19

Anda mungkin juga menyukai