Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN PERGURUAN KATOLIK DON BOSCO KAM

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)


PANTIHARAPAN LAWE DESKY – ACEH TENGGARA
Status Terakreditasi dengan Peringkat “ A “ ( UNGGUL )
Jln. Kutacane – Medan Km 28 Telepon (0629)25255001 Aceh Tenggara 24673
Email : smaspantiharapan@yahoo.com

PROGRAM RENCANA UNTUK MENINGKATKAN MUTU GURU


DI SMA SWASTA PANTIHARAPAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

LAWE DESKY - ACEH TENGGARA


Peran Guru dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Sekolah
Banyak yang mengira bahwa baiknya mutu pembelajaran di sekolah bergantung pada
fasilitas yang tersedia. Padahal kenyataannya kualitas proses belajar mengajar terletak pada
guru. Seminim apapun fasilitasnya, guru adalah “fasilitas” terbaik yang dimiliki lembaga
pendidikan.

Dalam definisi Kemendikbud, mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam


pengelolaan sekolah secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma atau standar yang berlaku.

Peranan guru tidak sebatas memberikan materi pembelajaran berdasar kurikulum.Tenaga


pengajar memiliki peran penting dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik di
sekolah. Berikut 7 peran guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

1. Sebagai Informator
Guru merupakan sumber informasi utama di sekolah. Setiap kegiatan belajar mengajar, guru
sudah harus siap dengan pengetahuan yang berkualitas. Tak hanya itu, guru harus memiliki
wawasan yang luas berkaitan dengan keilmuannya, wajib upgrading ilmu/ informasi terkini.
Sebagai contoh, guru mengikuti pelatihan, pembekalan kurikulum, membaca lebih banyak,
dan juga harus berkoordinasi menginformasikan perkembangan tiap siswa pada wali murid.

2. Sebagai Organisator
Mengorganisir kegiatan belajar mengajar merupakan tugas penting guru. Pengelolaan
kegiatan ini berupa aktivitas akademik seperti jadwal pelajaran, silabus, lalu aktivitas non
akademik seperti ekstrakulikuler dan pengembangan diri siswa. Guru juga harus bisa
mengatur kegiatan eksternal seperti lomba-lomba yang diadakan dinas pendidikan atau
pihak swasta, menyiapkan siswa-siswi nya menghadapi kompetisi tersebut.

Biasanya di jenjang kelas paling tinggi, siswa akan menghadapi ujian akhir sekolah. Guru-
guru harus bisa memaksimalkan siswanya dengan mengadakan jam tambahan khusus untuk
persiapan ujian akhir dan diatur sedemikian rupa.

3. Sebagai Direktor/Pengarah
Guru merupakan teladan bagi siswa, jiwa kepemimpinannya harus kuat untuk memberikan
pengarahan anak didik. Tanpa peran sebagai pengarah, guru tidak dapat menjadikan siswa-
siswinya sesuai apa yang dicita-citakan.

Misalnya sekolah memiliki program hari “Jumat Bersih” yang mana setiap hari jumat
setelah senam pagi, seluruh warga sekolah wajib kerja bakti di lingkungan sekolah demi
terciptanya sekolah bersih dan rapi. Guru harus bisa mengarahkan seluruh warga sekolah,
terutama siswa-siswinya untuk gotong royong membersihkan kelas dan lingkungannya. Hal
ini tentunya dapat diterapkan di kegiatan akademis.

4. Sebagai Motivator
Karakter guru sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Siswa menyukai guru yang
menyenangkan, tidak menekan dan menjelaskan materi dengan metode yang mudah
dipahami. Guru yang seperti itu akan meningkatkan minat belajar siswa, mereka akan
termotivasi dan berlomba-lomba menjadi yang terbaik.

Salah satu metode yang dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan pemberian
reward dan penguatan. Guru minimal memberikan pujian terhadap mereka yang memiki
minat belajar tinggi dan memberikan penguatan motivasi pada siswa yang kurang
bersemangat.

Sebagai tenaga pengajar juga harus mengetahui apa penyebab siswa kurang termotivasi,
mungkin saja tidak ada dukungan dari keluarga, bullying atau kondisi mental tertentu.
Setelah mengetahuinya, guru akan mudah menentukan cara apa untuk memotivasi siswa
yang bersangkutan.

Cara lain yang bisa diberikan guru untuk memotivasi siswa-siswinya ialah dengan cara
“Kelas Rekreasi”. Sediakan waktu seminggu sekali. Ajak anak didik untuk menonton film
yang menggugah motivasi mereka. Film-film yang berkaitan dengan perjuangan meraih cita-
cita, atau sekedar hiburan mendidik.

Manusia cenderung mengulangi hal-hal yang memiliki konsekuensi menyenangkan, dengan


diberikan tayangan penuh motivasi, maka siswa tertarik untuk lebih giat dalam belajar untuk
meraih mimpinya.

5. Sebagai Inisiator
Pentingnya inisiatif bagi seorang pendidik adalah menemukan jalan lebih efektif dalam
meningkatkan mutu pembelajaran. Menciptakan cara/ metode baru dalam proses belajar
mengajar akan membukakan pintu baru untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Guru
dintuntut untuk menjadi inisiator, menciptakan ide-ide baru dan memberikan contoh pada
siswa-siswinya.

Contohnya saat mata pelajaran biologi yang membahas tentang tanaman dikotil dan
monokotil, guru melihat anak didiknya mulai bosan dan mengantuk. Saat itu juga guru
berinisiatif mengajak siswa-siswinya untuk belajar di ruangan terbuka dan dengan contoh
konkret, menunjukkan mana tumbuhan dikotil dan monokotil.

Biasanya guru yang penuh inisiatif mudah dalam membaca situasi kelasnya, mengetahui apa
yang dibutuhkan siswa-siswinya dan memahami cara menyelesaikannya dengan ide-ide
kreatif.

6. Sebagai Mediator
Peningkatan mutu pembelajaran, tak luput dari peran guru sebagai mediator. Ketika siswa
mengalami kesulitan di tengah diskusi, guru wajib menjadikan dirinya mediator untuk
mengarahkan peserta didiknya menemukan kesimpulan. Peran ini meningkatkan inisiatif
siswa untuk menemukan jawaban tanpa diberi tahu langsung, selain itu meningkatkan daya
juang siswa dalam penyelesaian tugas.

Contohnya guru memberikan tugas Bahasa Indonesia untuk membuat kelompok drama. Lalu
memberikan tema cerita rakyat, setiap kelompok mulai kebingungan dan berebut judul
dramanya. Untuk mengefisienkan waktu, guru menjadi mediator dengan memberikan ide
“mengundi judul” sehingga setiap kelompok mendapatkan judul tanpa berebut dan adil.
7. Sebagai Fasilitator
Kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan tanpa adanya fasilitas. Di sini yang dimaksud
fasilitas bukan hanya tools atau yang berupa benda seperti buku, papan tulis dan
semacamnya, melainkan dalah guru itu sendiri. Guru sebagai fasilitator bertanggung-jawab
atas berjalannya proses pembelajaran, suasana kelas yang nyaman, cara penyampaian yang
mudah dipahami dan memilih bahan ajar apa yang cocok di setiap mata pelajaran.

Sebagai contoh, siswa kelas XII akan menghadapi ujian akhir sekolah untuk menentukan
kelulusan. Sebagai fasilitator, guru membuat kelas tambahan agar siswa-siswinya memiliki
kesempatan mempelajari materi lebih dalam dan mengerjakan latihan soal.

Selain peran yang sudah disebutkan diatas, final dari kegiatan belajar mengajar adalah
evaluasi. Guru memiliki peran sebagai evaluator, menilai segala bentuk pembelajaran dan
bertanggung-jawab atas hasil tersebut. Selain mengevaluasi siswa, guru juga harus
mengevaluasi cara mengajarnya apakah sudah efektif atau tidak.

Pendayagunaan alat/bahan ajar juga mempengaruhi mutu pembelajaran, harus ada evaluasi
alat tersebut memiliki efisiensi dalam proses belajar mengajar atau malah tidak efisien.

Hal-hal lain yang mempengaruhi mutu pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi

Cara guru menyampaikan akan berpengaruh terhadap kualitas penerimaan siswa.


Komunikasi yang baik akan menghasilkan output yang baik pula.

b. Penampilan Guru

Guru di sekolah akan menjadi pusat perhatian selama proses belajar mengajar,
berpenampilan rapi dan sopan adalah kuncinya. Jangan berpenampilan mencolok karena
fokus siswa akan teralihkan pada penampilan guru.

c. Alat Pendukung

Di era gadget ini, mutu pembelajaran dapat ditingkatkan dengan meng-upgrade alat-alat
yang lebih canggih, misalnya dengan penggunaan LCD proyektor, laptop dan semacamnya.

d. Lingkungan  yang Kondusif

Kegiatan belajar mengajar tidak akan efisien jika lingkungan sekolah tidak kondusif,
misalnya sekolah berada di tengah industri yang amat sangat ramai. Lingkungan sekolah
yang kurang bersih dan semacamnya.

Berdasarkan hal di atas yang dibutuhkan guru agar berkembang dalam mendidik di sekolah di
antaranya :
1. Mengikuti pelatihan kurikulum yang sedang berjalan
2. Mengikuti pelatihan IT
3. Pendalaman modul ajar dan penyusunan perangkat Guru pada Tahun Ajaran Baru
4. Menggunakan model – model pembelajaran pada saat proses belajar mengajar
5. Pengadaan buku pegangan yang terbaru / kurikulum merdeka guna mendukung wawasan
yang lebih luas
6. Melakukan refleksi setelah selesai melakukan pembelajaran

Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, memang tanggung jawab sebagai tenaga
pengajar sangat besar bagi generasi penerus. Kualitas pendidikan ditentukan oleh siapa
gurunya, bagaimana cara mengajarnya dan apa saja yang diajarkan di sekolah. Semoga
dengan tulisan ini dapat menginspirasi para guru untuk lebih produktif dalam memicu
kualitas pendidikan.

Mengetahui: Lawe Desky, Juli 2023


Kepala Sekolah, Koordinator Penjamin Mutu

Tiarmawati Br Sembiring, M.Pd Nalfi yuyani, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai