Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurfadilah

Nim : 105401114721

Kelas : SD 3F

" TUGAS UTS PENGELOLAAN KELAS"

1.Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran secara optimal tentu diperlukan pengelolaan kelas.
Kemukakan definisi pengelolaan kelas menurut interpretasi Anda dan berikan alasan tujuan pentingnya
melakukan pengelolaan kelas dalam pembelajaran!

2. Pembelajaran tidak terlepas dari perilaku-perilaku siswa yang menyimpang. Oleh karena itu guru
harus memiliki keterampilan dalam menghadapi perilaku menyimpang siswa. Jelaskan langkah-langkah
yang Anda tempuh sebagai guru dalam menghadapi perilaku menyimpang di kelas!

3. Guru memiliki peran penting dalam sebuah pembelajaran. Jelaskan peran guru dalam proses
pembelajaran dan pengelolaan kelas!

4. Identifikasi prosedur/langkah-langkah pengelolaan kelas yang dapat diupayakan untuk menciptakan


pengelolaan kelas yang efektif dalam pembelajaran!

5. Teknik penciptaan kelas agar mewujudkan pembelajaran yang kondusif meliputi tindakan preventif
dan kuratif. Analisis kedua Teknik tersebut serta berikan ilustrasi contoh jika diterapkan dalam
pembelajaran!

" JAWABAN "

1. Pertama, pengelolaan kelas merupakan komponen atau faktor yang dapat membuat dan menjaga
suasana serta kondisi kelas agar selalu terlihat efektif sehingga secara umum terlihat menarik.
Terciptanya suasana dan kondisi kelas yang menarik berdampak pada keberhasilan proses pendidikan
dan pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan pengelolaan kelas yang bagus, maka tidak ada waktu
yang terbuang sia-sia hanya karena keadaan kelas yang tidak diperhatikan, jika keadaan kelas
menguntungkan, siswa dapat mengetahui caranya tanpa batas.

Kedua, dengan pengelolaan kelas yang bagus, maka interaksi antara pendidik dan siswa dapat terjalin
dengan baik pula. Kita menyadari bahwa ruang belajar atau kelas adalah tempat para pendidik dan siswa
bertemu dan berproses bersama didalamnya. Pendidik dengan semua kemampuannya dan
keterampilannya, siswa dengan latar belakang dan sifat individunya mereka masing-masing, keduanya
bercampur menjadi satu, sehingga terciptalah suatu dialektika di dalamnya.

Ketiga, ruang belajar atau kelas juga menjadi tempat dimana kurikulum pendidikan dengan setiap
bagiannya, materi dengan sumbernya, serta semua mata pelajaran yang berkaitan dengan materi dididik
dan dinilai di dalam kelas. Nyatanya, hasil pengajaran dan pendidikan masih sangat ditentukan dengan
apa yang terjadi di dalam kelas. Jika kelas dapat diawasi dengan baik oleh pendidik, maka siswa pasti
dapat memahami materi yang diajarkan. Lain halnya, dengan pendidik gagal dalam mengelola kelas,
maka disini siswa tidak dapat menguasai pelajaran dengan baik, sehingga proses belajar mengajar
menjadi percuma atau sia-sia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bahwa kelas dikelola dengan tepat,
ahli, berhasil, mahir, efektif dan efesien.[1]

Pengelolaan kelas sangat penting dalam pelaksanaan sistem pembelajaran, karena dari hari ke hari
bahkan dari waktu ke waktu sesekali perilaku siswa selalu berubah-ubah. Siswa hari ini dapat
berkonsentrasi dengan baik dan tenang, tetapi besok tidak dijamin seperti hari sebelumnya. Kelas
umumnya unik sebagai cara siswa berperilaku, kegiatan, mentalitas, mental dan antusias. Oleh karena
itu, pengelolaan kelas secara umum dikoordinasikan untuk menciptakan suasana pengajaran dan
pembelajaran yang kuat dan menyenangkan serta dapat membujuk siswa untuk berkonsentrasi dengan
baik yang ditunjukkan oleh kemampuan mereka sehingga kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan
sesuai yang diharapkan.

2. a. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik,panutan, tokoh, dan identifikasi bagi siswa. Guru harus memiliki kualitas standar
pribadi, mencakup mandiri,wibawa, tanggung jawah, dan disiplin. Guru harus mengetahui dan
memahami nilai, norma moral, dan sosial berperilaku sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru
bertanggung jawab atas tindakan dalam pembelajaran di sekolah, dan kehidupan bermasyarakat.

b. Guru Sebagai Pengajar

Guru membantu peserta didik berkembang untuk mempelajari hal yang tidak diketahui, memahami
materi standar yang dipelajari, dan membentuk kompetensi.

c. Guru Sebagai Pembimbing

Sebagai pembimbing, guru perlu merumuskan tujuan dengan jelas, menetapkan waktu perjalanan,
menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sebagai pembimbing, guru
memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan
dilaksanakannya.

d. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran diperlukan latihan keterampilan intelektual maupun motorik,
sehingga dituntut bertindak sebagai pelatih. Maka guru berperan sebagai pelatih, bertugas melatih
peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.

e. Guru Sebagai Penasehat


Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak
memiliki latihan khusus. Makin efektif guru menangani permasalahan, kemungkinan besar peserta didik
berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.

f. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreatifitas merupakan hal yang universal karena semua kegiatan ditopang, dibimbing dan dibangkitkan
oleh kesadaran itu. la sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada di pusat proses
pendidikan.

g. Guru Sebagai Aktor

Sebagai aktor, guru melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan
mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Guru dengan jiwa pengabdian dan
inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya.

h. Guru Sebagai Emansipator

Guru melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang telah menilai dirinya
sebagai pribadi yang tak berharga, merasa dicampakkan orang lain atau selalu diuji dengan berbagai
kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.

3. Guru sebagai Sumber Belajar

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik
atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sehingga guru berperan benar-
benar sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan
materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan.
Sebaliknya, ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku-perilaku
tertentu, misalnya teknik penyampaian materi pelajaran yang monoton, guru sering duduk di kursi
sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, miskin dengan
ilustrasi, dan lain-lain. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri
siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan siswa.

Guru sebagai Fasilitator

Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya: “Bagaimana caranya agar ia
(baca: guru) mudah menyajikan bahan pelajaran?” Pertanyaan ini sekilas memang ada benarnya.
Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan
baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi
pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih tepat manakala pertanyaan tersebut diarahkan kepada siswa.
Misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan
belajar tercapai secara optimal. Pertanyaan tersebut mengandung makna kalau tujuan mengajar adalah
mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.
Guru sebagai Pengelola

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu
mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Artinya bahwa
sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru perperan dalam menciptakan iklim belajar
yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

Guru sebagai Pembimbing

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya tidak
ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada
hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Agar guru
berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada bebrapa hal yang harus dimiliki. Pertama, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Pemahaman ini sangat penting, sebab
akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus
memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan
dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

Guru sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering
terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala
kemampuannya. Proses pembelajaran akan berhasil ketika siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Guru sebagai Evaluator

Guru berperan mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan
keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru
dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.

4. 1. Penataan ruang kelas.

2. Mengantisipasi kondisi kelas.

3. Tetapkan aturan dengan tegas namun 'bersahabat'

4. Pastikan siswa tetap fokus.

5. Serius tapi santai.

6. Jangan biarkan ada waktu tersisa yang kosong. ...


7. Bersemangat sejak awal pembelajaran. ...

8. Posisi berdiri ketika mengajar.

5. 1. Menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati

Saat suasana kelas sedang tidak kondusif, guru harus mampu meredam suasana menjadi lebih tenang,
namun tantangannya guru harus menghindari bentakan atau meninggikan suara.Guru yang mampu
berkomunikasi dengan tenang dan emosi yang stabil di kelas, akan mempengaruhi cara siswa dalam
menerima pesan yang disampaikan.

2. Bangun komunikasi yang baik dengan siswa dan orangtua

Anak cenderung akan meniru perilaku orang yang lebih tua. Ketika di sekolah, mereka akan mengamati
orang yang lebih dewasa untuk diikuti.Supaya perilaku Anda bisa menjadi teladan yang baik bagi
mereka, bangunlah hubungan yang hangat dengan para siswa.Buat interaksi yang positif dan
menyenangkan, bukan hanya dengan siswa tetapi juga orangtua mereka. Dalam skema pembelajaran
online saat ini, kerjasama antara guru, murid dan orang tua dalam berkomunikasi sangat mempengaruhi
proses belajar mengajar.

Contoh nya : saat kelas dimulai pukul 7 pagi, namun siswa belum bersiap di room online, peran
orangtua dibutuhkan untuk mengingatkan dan mempersiapkan anak sarapan sebelum kelas dimulai agar
energinya terpenuhi. Hal ini bisa dikomunikasikan dengan orangtua agar mereka dapat mendukung
kegiatan anaknya selama pelajaran berlangsung.

3. Libatkan siswa dalam membuat aturan

Generasi muda saat ini sudah sangat kritis dengan hal-hal yang mereka anggap tidak adil, termasuk
tentang peraturan di kelas. Libatkan siswa dalam diskusi untuk membahas dan menetapkan peraturan
yang dibutuhkan di kelas.Ketika anak-anak ikut dalam diskusi membuat peraturan, mereka akan merasa
terlibat dan menganggap peraturan itu harus dipatuhi karena dibuat atas kesepakatan bersama.

4. Amati dan pahami perilaku setiap siswa

Setiap individu memiliki sifat yang berbeda beda. Seorang guru yang ingin atau memperbaiki perilaku
siswa, harus memahami lebih dahulu apa latar belakang yang mempengaruhi siswa berperilaku dan
menunjukkan sikap demikian.Berikan pendekatan yang sesuai dengan kondisi siswa saat ini. Misalnya,
siswa yang setiap hari terlihat tidak bersemangat mengikuti kelas, bisa Anda ajak berbincang untuk
mencari tahu akar masalahnya.

Rangkul dia menemukan solusi dan menemukan motivasi untuk semangat mengikuti pelajaran di hari
berikutnya. Dengan memberikan pendekatan seperti itu, bukan hanya bermanfaat untuk siswa tapi juga
untuk diri Anda sendiri, agar lebih mudah membangun suasana kelas yang kondusif.

5. Berikan dukungan siswa dalam belajar


Setiap siswa masing masing punya waktu berbeda untuk berkembang dan menangkap pelajaran. Ada
siswa yang cepat paham, namun tidak sedikit juga yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk
mempelajari sesuatu. Saat siswa berhasil menguasai materi atau mendapat nilai memuaskan, berikan
apresiasi, bisa dalam bentuk pujian, hadiah juga pesan motivasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan pencapaiannya.

Anda mungkin juga menyukai