Anda di halaman 1dari 5

Urgensi Memahami Pengelolaan Kelas Bagi Seorang Guru

Fadhli rusydi, pendidikan agama islam, UNUSIA Jakarta

Pendahuluan
Pengelolaan kelas adalah salah satu aspek penting dalam menciptakan lingkungan
belajar yang efektif di dalam kelas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas secara efektif
dapat berdampak langsung pada hasil belajar siswa. Ketika kelas dikelola dengan baik siswa
cenderung lebih aktif dalam pembelajaran dan akan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Pengelolaan kelas yang efektif adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang guru untuk menciptakan iklim atau suasana belajar yang diinginkan. Salah satu
pengelolaan kelas yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur tempat duduk siswa
(Layout).
Pendidikan di Indonesia jika dilihat dari masih rendah, tertinggal dari negara
tetangga, ini dikarenakan pengelolaan yang kurang maksimal. Rendahnya mutu dan
kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya tingkat SMP sehinga menjadi tanggung
jawab bersama untuk memperbaikinya terutama guru. Masalah utama pendidikan di
Indonesia hingga saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan
dasar dan menengah (Tilaar:2000).(Warsono, n.d.)
Pengaturan ruangan yang baik yaitu terbebas dari hambatan pergerakan. Seperti
siswa dapat melihat guru dan semua teman-temannya tanpa hambatan, dapat menggunakan
bahan-bahan pelajaran dan perlengkapan dengan mudah, dan siswa dapat leluasa bergerak
dan melihat materi pengajaran tanpa hambatan.

Pembahasan
Pengelolaan kelas merupakan kemampuan dari seorang guru untuk
mengendalikankondisi kelas yang kondusif dan sesuai dengan harapan dan peraturan sistem
pengajaran yang baik, banyak sekali permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh seorang
pengajar dalammelaksanakan kewajibannya mengajar di dalam kelas, dan permasalahan-
permasalahan tersebuttentunya harus di tangani oleh seorang pengajar, masalah-masalah
tersebut muncul dari dalammaupun luar pribadi pengajar tersebut, dan untuk menangani
permasalahan-permasalahantersebut maka seorang pengajar harus memahami cara
mengelola kelas.
Cara mengelola kelas ini meliputi cara mengatur peserta didik, serta cara mengatur
pendidik itu sendiri, dan objek dari pengelolaan kelas ini sudah tentu adalah guru dan siswa,
di mana guru sebagai pengendali dan siswa sebagai objek yang dikendalikannya.
Seorang guru harus tahu bahwa masing-masing siswa memiliki sifatnya sendiri dan
guru yang memiliki kreativitas dan semangat akan menggunakan metode yang tepat dengan
mengamati perbedaan masing-masing siswa, memberi hukuman dan penghargaan pada
waktu yang tepat dapat menggambarkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan
suasana kelas begitu gembira sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan bagi
siswa.(Minsih & D, 2018)
Peran guru dalam pengelolaan kelas yaitu:
1. Guru sebagai pengelola kelas atau pengelola pengajaran, guru memimpin jalannya
proses belajar mengajar, menangani masalah atau hambatan yang terjadi selama proses
belajar mengajar. Misalnya saat jam pelajaran setelah sholat duhur siswa mulai tidak
fokus, dan banyak yang mengeluh mengantuk, untuk mengatasi hal tersebut biasanya
guru akan mengajak siswa ice breaking atau bermain games ringan supaya siswa bisa
kembali fokus dan semangat.
2. Fasilitator, yaitu guru berusaha memberikan fasilitas yang diperlukan siswa selama
proses belajar mengajar sehingga siswa mampu menerima materi secara optimal.
Dalam hal ini berkaitan dengan pengaturan tempat duduk yang nyaman untuk siswa
yang dapat memudahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
penelitian Asmadawati (2014) yaitu “…guru juga bisa memainkan perannya dalam
pengelolaan kelas, baik yang menyangkut kegiatan mengatur tata ruang kelas yang
merupakan: mengatur meja, tempat duduk siswa, menempatkan papan tulis…”.
3. Motivator yaitu guru mampu membangkitkan semangat belajar siswa, menjelaskan
secara konkret kepada siswa apa saja hal yang akan didapat diakhir pelajaran, memberi
reward terhadap prestasi siswa. Dan memotivasi siswa yang belum bisa mendapat
reward supaya lebih semangat dalam belajarnya.
4. Demonstrator yaitu guru mampu memberikan contoh memperagakan penggunaan alat
dan media untuk mengerjakan tugas atau materi dan memperagakan penggunaan alat
dan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini senada
dengan pendapat Daryanto (2013) bahwa inovasi pembelajaran yang efektif itu terletak
pada peran guru dalam menggunKn media pembelajaran yang efektif dan inovatif.
5. Mediator yaitu guru sebagai perantara dalam usaha untuk merubah tingkah laku siswa
dan juga upaya guru untuk menyediakan dan menggunakan media pembelajaran.
Contoh guru merubah perilaku siswa yaitu memberi pengarahan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran.
6. Evaluator, yaitu guru memantau perkembangan hasil belajar siswa secara keseluruhan
dan membuat rangkuman guna meningkatkan kompetensi siswa.
Setidaknya ada 3 komponen utama dalam pembentukan karakter siswa, yaitu guru,
siswa dan orang tua. Guru disebut sebagai pendidik yang bertanggung jawab dalam
pembentukan karakter siswa. Hal ini disebabkan karena ketika siswa berada dalam proses
pembelajaran akan terjadi bimbingan, di mana selama proses bimbingan ini guru akan fokus
mendidik siswa, dari segi kelimuan, sikap, sampai pada karakternya. Guru menjadi aktor
utama sebagai penentu keberhasilan pembentukan karakter di sekolah. Tidak hanya
ditentukan oleh guru, melainkan diperlukan dukungan dari orang tua di rumah sebagai
pendidik pertama agar memiliki karakter yang baik yang nantinya akan menjadikan peserta
didik unggul dan memberikan dampak positif untuk menentukan keberhasilan di masa
depan.(Munif et al., 2021)
Kondisi dan pola belajar yang hangat, interaktif, nyaman dan efektif merupakan
salah satukeadaan kegiatan belajar yang diharapkan oleh guru maupun siswanya, dan
untuk mewujudkanhal tersebut maka pola pendekatan guru terhadap anak hrus
dilaksanakan, dan adapun prinsip- prinsip pengelolaan kelas dan pola pendekatan-
pendekatan yang diharapkan tersebut diantaranya:
1. Hangat, akrab dan antusias
Kondisi belajar yang hangat, akrab merupakan salah satu kondisi yang
diharapkan olehguru maupaun siswa, guru yang mengajar dengan hangat dan akrab
akan memicu antusiasme murid untuk belajar dan menyimak apa yang disampaikan
oleh gurunya, namun demikian hangatdan akrabnya antara guru dan siswa sendiri
tentunya harus diimbangi dengan menjaga etikaantara guru dan siswa.
2. Tantangan yang terukur
Adanya tantangan yang terukur dan sesuai dengan kurikulum dapat
memunculkan gairah belajar yang lebih kuat pada diri siswa, dengan adanya tantangan
ini pun akan mematangkan materiyang disampaikan oleh guru kepada siswanya, serta
tantangan ini pun dapat menjadikan seorangsiswa jauh lebih matang dalam mengolah
pikirannya, namun tantangan itu sendiri harus terukur dan tidak ngawur serta tentunya
sesuai dengan bahasan dalam pengajaran yang disampaikan.
3. Bervariasi.
Pola pendekatan mengajar yang bervariasai cukup membantu kondusifitas dan
efisiensi dalamkegiatan mengajar, variasi dalam mengajar ini akan membuat siswa
didik tidak merasa jenuh saatmengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Interaktif.
Pola didik yang interaktif menjadikan suasana belajar mengajar menjadi lebih
hidup, dalam kegiatan belajar mengajar yang interaktif menjadikan siswa berperan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini siswa tidak hanya mendengar dan
menyimak namun dituntutuntuk berperan aktif dalam pembahasan materi, dan dengan
pola interaktif ini akan menjadikansiswa jauh lebih faham pada materi dan juga merasa
lebih dihargai.
5. Fleksibelitas/keluwesan.
Dalam pendekatan pengelolaan kelas salah satu upayanya adalah keluwesan atau
sifatfleksibel dari seorang guru, dalam hal ini guru dituntut untuk mengajar dengan
luwes dan tidak kaku, guru menjadikan suasana kelas yang nyaman, dan gurupun
memberikan kesempatankepada siswanya untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga
sesuai dengan poin sebelumnyayaitu interaktif akan terwujud den gan baik.
6. Menekankan pada hal yang positif.
Peran serta guru disini menjadi sangat penting, dalam kegiatan mengajar guru
harus dapatmengarahkan siswa pada hal yang positif, baik sikap positif, tindakan
positif, maupun pola fikir yang positif, ketika siswa diprediksi akan berfikir negatif
pada satu bahasan materi maka sudahmenjadi kewajiban dari seorang guru untuk
mengarahkan siswa baik secara berfikir, bersikapmaupun bertindak pada hal yang
positif, sehingga manfaat ilmu yang mereka dapat merupakanilmu yang bermanfaat.
7. Penanaman disiplin.
Penanaman disiplin menjadi salah satu kunci dari pendekatan pengelolaan kelas,
penanaman disiplin harus dimulai dari pengajar terlebih dahulu, seorang guru harus
lebih disiplindaripada siswanya, dengan menunjukan kedisiplinan dari seorang guru
maka siswapun akanmenjadi segan, dan setiap ucapan ataupun tindakan dari gurunya
akan lebih berpengaruh danlebih di dengar oleh siswanya.Dengan pelaksanaan dan
pemahaman pada prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang baik maka diharapkan target
utama dari pelaksanaan pendidikan dapat sesuai dengan harapan, dantentunya dalam hal
ini siswa didik beserta guru menjadi objek dan sekaligus subjek.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mendukung pengelolaan kelas, yaitu:


pertama kurikulum, Sebuah kelas tidak boleh sekedar diartikan sebagai tempat siswa
berkumpul untuk mempelajari sejumlah ilmu pengetahuan. Demikian juga sebuah
sekolah bukanlah sekedar sebuah gedung tempat murid mencari dan mendapatkan ilmu
pengetahuan. Sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam mendidik anak-anak yang tidak hanya harus didewasakan dari segi
intelektualitasnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya. Untuk itu bagi
setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum
yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktifitas kelas dalam
mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi
siswa.
Sekolah yang kurikulumnya dirancang secara tradisional akan mengakibatkan
aktifitas kelas akan berlangsung secara statis. Sedangkan sekolah yang diselenggarakan
dengan kurikulum modern pada dasarnya akan mampu menyelenggarakan kelas yang
bersifat dinamis.
Kedua kurikulum di atas kurang serasi dengan kondisi masyarakat Indonesia
yang memiliki pandangan hidup Pancasila. Di satu pihak kurikulum tradisional yang
berpusat pada guru akan diwarnai dengan sikap otoriter yang mematikan inisiatif dan
kreatifitas murid. Di pihak lain kurikulum modern yang menekankan kebebasan atas
dasar demokrasi liberal sehingga tidak memungkinkan diselenggarakan secara efektif
kegiatan belajar secara klasikal untuk pengembangan pribadi sebagai makhluk sosial
dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengintegrasikan kedua kurikulum
tersebut dalam kehidupan lembaga formal di Indonesia agar serasi dengan kebutuhan
dan dinamika masyarakat. Kurikulum harus dirancangkan sebagai pengalaman edukatif
yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan
pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana, sistematik, dan terarah serta
terorganisir.
Kedua, Gedung dan Sarana Kelas, Perencanaan dalam membangun sebuah
gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak
dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan
tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedang ruangan atau gedung bersifat
permanen, maka diperlukan kreatifitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung.
Ketiga, Guru, Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan
menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya
sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid dalam suatu kelas. Guru adalah
seseorang yang ditugasi mengajar sepenuhnya tanpa campur tangan orang lain.
Keempat, Murid, Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru
dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang
sedang tumbuh dan berkembang, dan secara psikologis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah. Murid
sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi
terciptanya situasi kelas yang dinamis.
Kelima, Dinamika Kelas, Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus
dipergunakan oleh setiap guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses
kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi
dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreativitas dan inisiatif
murid sebagai suatu kelompok. Untuk itu setiap guru kelas harus berusaha menyalurkan
berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki
murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna.
Daftar Pustaka

Minsih, M., & D, A. G. (2018). PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS.

Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 20. https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.6144

Munif, M., Rozi, F., & Yusrohlana, S. (2021). Strategi Guru dalam Membentuk Karakter

Siswa melalui Nilai-nilai Kejujuran. FONDATIA, 5(2), 163–179.

https://doi.org/10.36088/fondatia.v5i2.1409

Warsono, S. (n.d.). PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA.

Anda mungkin juga menyukai