Oleh:
Kelompok 5
Dosen Pengampu
H. Saifuddin Yuliar, Lc. M. Ag
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah diketahui bersama bahwa dalam ilmu manthiq, salah
satu pembahasan yang harus diketahui dalam hubungannya
dengan ilmu manthiq adalah adanya lafadz-lafadz kully yang
memiliki munasabah (keterkaitan/pertalian hubungan) diantara
satu dengan yang lain, baik dalam makna pada lafadz-lafadznya
maupun antara lafadz satu dengan lafadz lainnya.
Ilmu mantiq adalah ilmu yang mempelajari tentang
pembincaraan yang masuk akal sehingga tidak terlepas dari
definisi baik yang global maupun yang definisi dimana objeknya
adalah alam semesta. Misalnya: saya adalah bagian dari “hewan
yang berakal”.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan mafhum dalam ilmu mantiq?
2) Apa yang dimaksud dengan masduq dalam ilmu mantiq?
3) Bagaimana hubungannya antara mafhum dan masduq?
C. Tujuan Pembahasan
1) Untuk memahami pengertian mafhum.
2) Untuk memahami pengertian masduq.
3) Untuk memahami hubungan antara mahfum dan masduq.
PEMBAHASAN
(ظ ال لك كل للل(ى
فلل ك
ل ع لل لي لهل الل ل ل
معللن(ى ال لذ ل ى ي لد ك ل
)ال ل لmakna
yang ditunjukkan oleh lafazh kulli, itulah yang dinamakan Mafhum atau disebut
صد لقل ك
ه ما ل
ص ل م ال لك كلل(ى ن ل ل
ق ل فهكول ك ا للذالزاد ل ل
م ل
Apabila mafhum kulli bertambah, maka mashadaq akan
berkurang.
Kaidah yang semakna dengan kaidah tersebut dalam bentuk
redaksi lainnya adalah:
صاد للقات ل ال ل ل
ما ل قل ل ل ك لث للرة ك ال ل ك
قي كولد ل ت ل ل
Banyaknya ikatan mafhum akan menyempitkan mashadaq-nya.
3) Taqabul Mutadhayifain
Berlawanan tapi terikat, yaitu dua kata berlawanan yang tidak bisa
dikumpulkan pada sesuatu di satu waktu, tetapi yang satu terikat dengan yang
lainnya. Dengan kata lain, dikatakan bahwa perlawanan dua kata yang tidak
mungkin dapat dipahami salah satunya tanpa adanya yang lain. Contoh:
4 Baihaqi A.K, Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logik (Bandung: Darul
Ulum Press, 1996) Cet. I, hal. 30-32.
9 Baihaqi A.K, Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logik (Bandung: Darul
Ulum Press, 1996) Cet. I, hal. 34.
KESIMPULAN