Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MAF’UL MUTLAQ

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab

Dosen Pengampu: Dr. H. Achmad Sarbanun, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

Awallia Romadhona (2011070168

Nita Anggraini (2011070250)

Sela Yurika Lestari (2011070206)

Nur Adelya Sutejo (2011070256)

Kelas C

Semester 3

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar dan tanpa
kekurangan satu apa pun. Tak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Bahasa Arab, Bapak Dr. H. Achmad Sarbanun, M.Pd.I,
selaku dosen pengampu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah berjudul “Maf'ul Mutlaq” ini disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa
Arab. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca berkaitan
dengan Maf'ul Mutlaq.

Atas bantuan semua pihak, akhirnya makalah ini bisa disusun dengan baik. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas dukungan kalian kepada penulis. Melalui
makalah ini, penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk perkembangan dunia
pendidikan, khususnya di bidang ilmu bahasa Arab.

Bandar Lampung, 20 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
A. Pengertian Maf’ul Mutlaq ........................................................................................... 6
B. Hukum Maf’ul Mutlaq ................................................................................................ 8
C. Macam-macam Maf’ul Mutlaq ................................................................................... 8
D. Amil Maf’ul Mutlaq ................................................................................................... 9
E. Mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang menganti kedudukan atau posisi Fi’ilnya ............ 9
F. An-Naibu ani al-Mashdar ......................................................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para ahli Nahwu mengungkapkan bahwa al-maf’ul al-muthlaq
sebagai mashdar yang manshub yang disebut sesudah fi’il dan lafal al-maf’ul al-
muthlaq tersebut. Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimiy mengungkapkan tentang Al-maf’ul al-
muthlaq, yaitu:

‫عدده أو نوعه بيان أو عامله لتأكيد به يأتي مصدر – المطلق المفعول‬

Terjemahnya:

Al-maf’ul al-muthlaq – mashdar yang dimunculkan dengannya untuk menguatkan ‘amil-nya


menerangkan macamnya dan bilangannya.

Melihat kedua pendapat yang dikemukakan di atas, dipahami bahwa Al-maf’ul al-muthlaq itu
adalah mashdar yang disebut untuk menguatkan ‘amil-nya, macamnya, serta bilangannya.
Jadi, dapatlah diketahui perbedaannya dengan mengemukakan contoh di bawah ini:

‫ عميقا فهما الدرس فهمت‬. Kata ‫ عميقا فهما‬yang disebut sesudah ‘amil-nya bertujuan untuk
menguatkan ‘amil itu sendiri bahwa betul ia memahami pelajaran itu dengan pemahaman
yang mendalam.

‫ المرأة جمال تتجمل‬. Kata ‫ المرأة جمال‬yaitu menerangkan macamnya. Hal ini karena mashdar itu
adalah kata majemuk yang disandarkan kepada isim sesudah mashdar itu sendiri.

Di samping itu, seandainya tidak ada mashdar yang disebut di dalam suatu kalimat, maka
dapatlah dikatakan bahwa kalimat seperti itu adalah tamyiz, karena persis sama kalau
seseorang mengatakan: ‫ منفردا أنا‬.

Pada ‫ اإلستفهاميتان وما أي‬, seandainya tidak ada mashdar yang menjadi mudhaf ilaih, maka
kalimat tersebut menjadi maf’ul bih muqaddam.

Yang lebih jelas lagi adalah isim isyarat, lafal ‫ الكمالية أي سو بعض سو كل‬yang disandarkan
kepada mashdar.Kesemuanya itu dapat menjadi al-maf’ul bih, seandainya tidak
ada mashdar yang mudhaf ilaih. Semua lafal tersebut dapat berada pada kalimat yang lain,
seperti dapat dikatakan:

‫جديدة كتب كل اشتريت‬.

‫النافعة المقاالت بعض أعطيتك‬.

‫الجبل فوق سفرنا عند جميلة حديعة أي اقبلت‬.

Jadi studi tentang mashdar pada al-maf’ul al-muthlaq dapat diketemukan dari berbagai
macam mashdarpengganti dan mashdar yang mudhaf ilaih, sehingga tampaklah alimat
tersebut bahwa ia adalah al-maf’ul al-muthlaq.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu maf’ul Mutlaq ?


2. Apa pengertian Maf'ul Mutlaq?
3. Apa hukum Maf'ul Mutlaq?
4. Apa saja macam-macam Maf'ul Mutlaq?
5. Bagaimanakah amil Maf'ul Mutlaq?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maf”ul Mutlaq
2. Untuk mengetahui pengertian tentang Maf’ul Mutlaq.
3. Untuk mengetahui apa hukum Maf'ul Mutlaq.
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Maf'ul Mutlaq.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah amil Maf'ul Mutlaq.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Maf’ul Muthlaq
Maf’ul muthlaq adalah masdar yang di-nas}ab-kan untuk mengukuhkan makna ‘amil-nya,
(atau untuk menjelaskan nau’ (jenis) ‘amil-nya atau bilangannya Ibnu ‘Aqil 2014:372).
Sedangkan menurut Abdul Ghani (2010:41) definisi maf’ul muthlaq yaitu mas}dar yang
dibaca nas}ab (akusatif) dari lafadz fi’il-nya, yang berfungsi menguatkan fi’il, atau
menerangkan jenis atau menjelaskan bilangan. Maf’ul muthlaq dibagi menjadi tiga (Abdul
Ghani 2010:41), yaitu:
1. Maf’ul Muthlaq untuk Menguatkan Fi’il Yaitu maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk
menguatkan fi’il. Contoh:
telah Aku (‫ظت‬ ْ ِّ‫س َحف‬ َ ‫در‬ ْ َ‫ظا ال‬ ً ‫ ِّح ْف‬seperti, lain contoh Adapun). bicara benarnyasebenar dengan
Musa kepada berbicara Allah (‫لم‬ َ َِّ ََ َ‫سى اَََّ لل َوك‬ َ ‫مو‬ ْ َ‫ ت ْكلِّ ْي ًما‬menghafal pelajaran itu dengan sebenar-
benarnya hafal). Lafadz ‫َ ا ً ْمي ِّْلتك‬dan
‫ظفِّح‬ ْ ً ‫ ا‬adalah contoh maf’u>l muthlaq yang berfungsi untuk menguatkan fi’il.
2. Maf’u>l Muthlaq untuk Menerangkan Jenis
Yaitu maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk menerangkan jenis. Contoh:
‫ع ِّز َْيز ْخََ ذ‬ َ ‫م ْقت َدِّر‬
‫ )أَََ أَف خ ََْذَنه ْم‬lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa).
Adapun contoh lain, seperti: َ‫لسََ ج سْلوَج‬ َ ْ‫ت‬
‫ ْخََ ذ‬Kata). ulama duduknya seperti duduk Aku (‫ اْلعََ ل َماِّء‬adalah ‫س‬ َ ‫ جَ ْلو‬dan َ ‫ أ‬contoh maf’u>l
muthlaq yang berfungsi menerangkan jenis.
3. Maf’ul Muthlaq untuk Menerangkan Bilangan Yaitu maf’u>l muthlaq yang berfungsi
menerangkan bilangan. Contoh:
‫لج َبال ْرض‬ ِّ ْ‫فَد َّكت َا َوا‬ َ ‫ َواحََِّ دًة دكَّ ًَ ة‬dan bumi diangkatlah dan (‫لت‬ ِّ ََ‫اْأ َل َوح ِّم‬gunung-gunung, lalu
dibenturkan keduanya sekali bentur). Adapun contoh lain, dan ‫ دكَّ ًَ ة‬Kata). tegukan kali satu
dengan meminum Aku (‫ ش ْرََ بًة ش َِّر َْبت‬:seperti
‫ ةًبْ ََ رش‬adalah contoh maf’u>l muthlaq yang berfungsi menerangkan bilangan.
Pengganti maf’ul muthlaq yaitu:
1. Sinonim Mas}dar
Yaitu sinonim dari mas}dar, contoh ‫عق اًسْلوَج‬ َ َْ َ‫ )دت‬saya duduk dengan benar-benar duduk).
Lafaz} ‫ اًسْلوَج‬merupakan pengganti maf’>u>l muthlaq, karena .‫ قع ْوًَ دا قَ َع َْدت‬adalah
asalnya, dar}mas sinonimnya dari berasal
2. Ism Mas}dar
Yaitu pengganti maf’>u>l muthlaq yang berupa mas}dar, contoh ‫ل َّلََ اَو‬
‫ نبَا َا ْرََِّ ض‬-sebaik tanah dari kamu menumbuhkan Allah dan ( ‫ اْأ َل ِّمنَ أ َ َْنبَت َك ْم‬baiknya). Kata
‫َ تاًاَنب‬merupakan pengganti maf’u>l muthlaq (Abdul Ghon 2010:42-43)
3. Sifat Mas}dar yang Dibuang
ََِّ ‫ئًَ ة لقِّيْت ْ َم إِّذَا ءاَمن ْو َا اَّلذِّ َْينَ َيهأ‬َ ِّ‫ األنفال) ت ْفلِّح ْوََ ن ل َعََ َِّ لك ْم ََََِّ كَثِّي ًْرا اَََّ ل َلََ يأ َواذْكر ْوا فَاْثبت ْوا ف‬: 45)
(Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
‫ كَثِّي ًْرا‬Kata". ‫ كَثِّي ًْرا ذ ِّ ْك ًرا اَََّ ل َل َواذْكر‬..." :kirakan-Dikira). Beruntung dalam ayat tersebut merupakan
pengganti maf’ul muthlaq (Abdul Ghani 2010:43).
4. Lafadz “Kullun” atau “Ba’dun” ketika di-id}afah-kan kepada Mas}dar Yaitu lafadz ‫ لك‬atau
‫َ ضْبع‬apabila disandarkan kepada mas}dar. Contoh: kamu janganlah itu karena (‫فََ ََ ل‬ َ َ‫تم ْيَلوا‬ِّ
َّ‫ َكاْلم َعََ َِّ لقَةِّ فَتَ ََ ذر ْوََ ها اْل َمي ِّْل كل‬terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu
biarkan yang lain terkatung-katung). Lafadz َّ‫ لك‬adalah pengganti maf’ul muthlaq karena
disandarkan kepada mas}dar yaitu ِّ‫لما‬ ْ Abdul Ghani 2010:43).
ْ َ‫)لي‬
5. Ism ‘Adad yang di-id}a>fah-kan kepada Mas}dar Yaitu ism-ism ‘adad (bilangan) yang
disandarkan kepada mas}dar. Contoh: dengan tongkat menggunakan memukul Saya ( ‫ض َر َْبت‬ َ
‫م‬ ‫ه‬ َ ْ ‫لم‬ ْ ‫ا‬
َ‫ِّ ِّ ينَ َ َ ل‬ َ ْ ‫ر‬ ْ
‫ش‬ ‫ع‬ ‫ًة‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ض‬
ََ ْ َ dua puluh pukulan). Lafadz ‫ع‬
َ ِّ
‫ش‬ ‫ر‬
ْ ْ
َ ِّ
‫ين‬ adalah pengganti maf’ul muthlaq
karena Ghani Abdul (‫ض َر َْبت‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ه‬
َ َ َ َ ْ
َ ‫لم‬ْ ‫ا‬ ‫ًة‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ض‬
ََ ْ َ adalah Asalnya. dar}mas kepada disandarkan
2010: 43-44).
6. Ism Isyarah yang Menunjukkan kepada Mas}dar Ism isyarah musyaran bih ilal mas}dar
adalah ism isya>rah yang menunjuk
َ َِّْ ‫ الت َّ ْقد‬:Contoh. dar}mas kepada ‫ )أ‬Saya mengirakannya perkiraan ini). Adalah ism
‫ير هَذ َا قَّدِّرَه‬
isyahrah ‫َ ذاَه‬menunjuk kepada mas}dar َ‫)ير َْدْقَّالت‬ ِّ Alghulayaini 2005:36). Berdasarkan
landasan teori yang telah dipaparkan, penelitian ini akan membahas tentang maf’ul muthlaq
dalam Kitab Shahih Al-Bukhari Juz 2.

B. Pengertian Maf’ul Mutlaq


1. Menurut Kitab Mutamimah al-jurumiyah (Syeh Syamsuddin Muhammad Arra’ni).
Maf’ul Mutlaq adalah masdar pelengkap yang menguatkan amilnya, menjelaskan macam
atau menjelaskan bilangannya. Contoh:
- Yang menguatkan ‫سقَاك تكليما ً موسى للا وكلِّم‬ َّ ً ‫س ْقيا‬
َ ‫ّللا‬ َ
- Yang menjelaskan jenis/macamnya ‫سير سرت سوء ميتةَ ال َجاحد يَم ْوت‬ َ ‫العقالء‬
- Yang menjelaskan bilangan ‫اللص ضربت وقفتين وقفت‬ َّ ‫ضربَتين‬،
ْ ‫ض َربات أو‬
َ

2. Kitab Qowa’idul lugho al-arobiyah al-mubassaqoh (Abdul latif as-saidi).


‫نوعه ْأو عددهَ بيان ْأو لتوكيده فعله بعدَ يذكر منصوب مصدر‬
Maf’ul Mutlaq adalah masdar yang dibaca nashob yang disebutkan setelah fi’ilnya untuk
menguatkan fi’il tersebut atau menjelaskan jenisnya atau menjelaskan bilangannya.
Contoh :
• َ‫إحسانا ً الفقراء إلى محسن أنت‬
• ‫غسالً اغتسلت‬

3. Kitab Mujmal Qowa’id al-Arobiyyah (Syeh abd gina ad daqqor).


َ ‫عاملَه ي َؤ ِّكد اسم‬، ‫عه يبَيِّن أو‬
‫هو‬ َ ‫عدَدَه أو ن َْو‬
َ ، ‫وليس‬
َ ً ‫َحاالً وال خَبرا‬
Maf’ul Mutlaq adalah isim yang menguatkan amilnya, menjelaskan jenisnya, atau
bilangannya.

4. Kitab Al-I’rob al-muyassaroh (Ali Abdul Abbas)


Dikatakan Maf’ul Mutaq karena memutlaqkan qoyyidnya (amilnya)

5. Kitab Jami’ud Durus (Syeh al-Gholayaini)

‫لمعناه تأكيدا ً لفظه من فعل بعد يذكر َمصدر‬، ‫ل َعدده بيانا ً أو‬، ‫لنوعه بيانا ً أو‬، ‫بفعله التلفُّظ من َبدَالً أو‬
Maf’ul Mutlaq adalah masdar yang secara lafadz jatuh setelah fi’ilnya yang menguatkan
makna fi’ilnya, menjelaskan bilangannya, menjelaskan jenisnya atau mengganti fiilnya
dengan bentuk lafadz. Contoh :
• ً ‫صبرا‬
َ ‫الشدائد على‬
• ً ‫سمعا‬َ ً‫وطاعة‬
B. Hukum Maf’ul Mutlaq
Hukum maf’ul mutlaq ada 3 :

1. Wajib dibaca nashob, contoh :


‫عظيما ً إسراعا ً مسرعا ً رأيته‬

2. Wajib jatuh setelah amilnya jika untuk menguatkan. Apabila untuk menjelaskan jenis atau
bilangannya maka boleh jatuh setelah atau sebelumnya. Contoh :
• َ‫سنا ً اجتهادا ً اجتهدت‬
َ ‫ح‬
ً ً
َ ‫أفعله وشكرا ً هلل حمدا *وطاعة‬
• ‫سمعا‬ ً

3. Amil Maf’ul Mutlaq boleh dibuang, jika maf’ul mutlaq tersebut menjelaskan jenis atau
bilangannya dan juga ada qorinah yang menunjukkan amil tersebut. Dalam artian menjadi
jawaban dari sebuah pertanyaan.

Contoh :
• ً ‫سنا ً اجتهادا‬
َ ‫ح‬
Kata “ ً ‫سنا ً اجتهادا‬
َ ‫ “ ح‬adalah jawaban daripertanyaan “‫“ اجتهدت كيف‬

C. Macam-macam Maf’ul Mutlaq


1. Kitab ‘Imriti atau Jurumiyah.
Dalam pengetahuan yang ada dalam kitab awal-awal terkhusus dalam kitab Jurumiyah
dan ‘Imrithy, Maf’ul mutlaq terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Maf’ul Mutaq / Mashdar Lafdhi yaitu Maf’ul Mutlaq yang kata dan maknanya
sama dengan amilnya contoh :
َّ ‫جهنم‬
• ‫إن‬ َ ‫َموفورا ً جزا ًء جحزاؤكم‬
• ‫تسليما ً وسلموا عليه صلُّوا آمنوا أيُّها يا‬
• ‫إتقانا ً عملَك أتق ْن‬
b. Maf’ul Mutaq / Mashdar Ma’nawi yaitu Maf’ul mutlaq yang lafadznya tidak
mengambil kata dari amilnya tapi mempunyai arti yang sama dengan amilnya.
Contoh:
• ‫قعودا ً جلست‬
• ‫وقوفا ً قمت‬

2. Dalam Kitab Jami’ud Durus


Maf’ul mutlaq dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Maf’ul Mutlaq Mubham yaitu Maf’ul Mutlaq yang mempunyai arti yang sama
dengan fi’ilnya dengan tanpa menambahi atau mengurangi makna. Dalam hal ini
fungsi Maf’ul Mutlaq hanya untuk menguatkan. Contoh :
• ‫قياما ً قمت‬
• ‫اللص وضربت‬ ِّ ً ‫ضربا‬
b. Maf’ul Mutlaq Mukhtash yaitu Maf’ul Mutlaq yang maknanya bertambah atau
berkurang dari makna fi’ilnya. Dalam hal ini mempunyai faedah menjelaskan
jenis atau bilangan. Contoh :
• ‫قيا َمين قمت‬
• ‫سير سرت‬ َ َ‫الصالحين‬
Dalam Kitab Jami’ud Durus selanjutnya Maf’ul Mutlaq terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Maf’ul Mutlaq Muttashorif yaitu Bentuk Maf’ul Mutlaq yang semua bentuk
katanya bisa ditasrif. Contoh :
• Semua Mashodir yang akan dijelaskan di bab selanjutnya.
b. Maf’ul Mutlaq Ghoiru Muttashorif : Bentuk Maf’ul Mutlaq yang katanya tidak
bisa di tasrif. Contoh :
• ‫سعدَيكَ ولَبيِّكَ و َمعاذَ سبحان‬
َ ‫ودواليكَ وحنَانَيكَ و‬
َ ‫ذاريك‬
َ ‫و َح‬

D. Amil Maf’ul Mutlaq


Amil atau yang mejadikan Maf’ul Muthlaq dibaca nashob ada tiga :
1. Isim mashdar, contoh :
َّ ‫َم ْوفورا ً َجزَ ا ًء َجزَ اؤك ْم َج َهنَّ َم‬
• ‫فإن‬
2. Kalimat yang dimusytaqkan dengan fi’ilnya itu sendiri, Contoh :
• ‫ّللا َو َكلَّ َم‬
َّ ‫سى‬ َ ‫ت َ ْكليما ً مو‬
• ‫عطا ًء أعطيتك‬ َ
3. Isim Sifat, dalam hal ini ada :
a) ‫ الفاعل اسم‬contoh : ‫صافَّات‬ َّ ‫صفَّا ً َوال‬ َ
b) ‫ المفعول اسم‬contoh : ‫أكالً َمأكول اللحم‬
c) ‫ المبَالغة‬contoh : ‫ض َّراب زَ يْد‬ َ ً ‫ض ْربا‬ َ

E. Mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang menganti kedudukan atau posisi Fi’ilnya

1. ‫األمر َموق َع يَقع مصدر‬


Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mengganti posisi fi’il amar, contoh :
"ً ‫الشر بَ ْلها‬، َ‫"الشر وبَ ْله‬
َّ
ً ْ
Kata “ ‫“ بَلها‬adalah bentuk masdar yang dibaca nashob yang menempati kedudukan fi’ilnya
yang berarti “ َ‫ “ بَ ْله‬atau “ ‫“ أترك‬. Kata “ ‫ “ بَ ْلها‬sering kali diapakai dalam bentukisim fiil
amar.

2. ‫النَّهي موق َع يقع مصدر‬


Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mengganti posisi fi’il nahi. Contoh :
"ً ‫كسالً ال إجتهادا‬، ً ‫" كالما ً ال سكوتا ً عجلةً ال َمهالً *ت َوانيا ً ال جدا‬
Kata “ ‫“ كسالً ال‬, “ ‫“ عجلةً ال‬, “ ‫ “ كالما ً ال‬adalah bentu kmashdar yang mengganti kedudukan fiil
nahi. Akan hal tersebut berlaku jika bergandengan dengan bentuk mashdar yang mempunyai
ma’na amar seperti contoh di atas.

3. ‫الدعاء موق َع يقع مصدر‬


Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mengganti posisi jumlah Do’a, contoh :
"ً ‫سقيا‬ َ ً ‫للظالم بعدا ً *للخائن ت َعسا‬، ً ‫*للمهمل شقا ًء *للكاذب عذابا ً *للبائس رحمةً *للخبيث َجدعا ً *للَّئيم سحقا‬
َ ‫*ورعيا ً لك‬
ً ‫"للمتكبِّر نكسا ً *للواشي تَبِّا ً *للفاسق خَيبة *للكسالن بؤْ سا‬

4. ‫التوبيخ موق َع االستفهام بعد َ يقع مصدر‬، ‫التعجُّب أو‬


Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang jatuh setelah kata Tanya yang menempati posisi
taubikh atau ataajub, contoh :
"ً ‫"المعاصي؟ على أجرأة‬

َ ‫استعمالها‬، ‫عاملها على القرائن ودلَّت‬


5. ‫كثر مسموعة َمصادر‬
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang disebutkan dan ditunjukkan qorinah atas amilnya,
contoh :
َ ً‫ " وشكرا ً هلل حمدا ً *وطاعة‬atau " َ‫للا سبحان‬، َ‫"للا و َمعاذ‬
"ً ‫سمعا‬

6. ‫قبلَه لمج َمل تفصيالً الواقع المصدر‬، ً ‫ونتيجته لعاقبته وت َبيينا‬


Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mentafsil atau merinci bentuk kalimat yang masih
global yang jatuh pada kalimat sebelumnya. Contoh :
‫الوثاقَ فَشدُّوا" تعالى كقوله‬، َ ‫بعد َمنِّا ً فإ ِّما‬، ‫"فدا ًء وإ ِّما‬
Yang lengkap ayatnya mempunyai arti “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di
medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah
mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan
mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti.”
7. ‫قبله الجملة لمضمون المؤ ِّكد المصدر‬. ‫لمجرد به أَجي َء سواء‬ َّ َّ ‫الكالم‬
‫المجاز احتمال لدفع ال أي( التأكيد‬، ‫أن بسبب‬ َ ‫ال‬
‫غير يحتمل‬ َ ‫)الحقيقة‬
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang disebutkan sebagai kandungan dari jumlah
sebelumnya, contoh :
َّ ‫" َحقِّا ً بالعهد الوفاء عل‬
" َ‫ي لك‬

F. An-Naibu ani al-Mashdar


Kadang-kadang di dalam menashobkan Mashdar atau maf’ul muthlaq bentuk
masdhdar itu sendiri bisa diganti dengan bentuk lain. Dalam hal ini ada 11 :
1. ‫ كلِّيَّته‬contoh :
2. ‫ كلِّيَّته‬contoh : َ‫ال َميْل ك َّل ت َميلوا فَال‬
3. ‫ بَ ْعضيَّته‬contoh ‫بعض أ ْك َر ْمته‬ َ ‫اإل ْكرام‬
4. ‫ ن َْوعه‬contoh ‫ القَ ْهقَ َرى َر َج َع‬, ‫صا َء قعَد‬ َ ‫الق ْرف‬
5. ‫ صفَته‬contoh ‫السَّير أ ْحسنَ س ْرت‬ َ
6. ‫ هيئ َته‬contoh ‫سوء ميتةَ ال َجاحد يَم ْوت‬
7. ‫ إليه المشَار‬contoh ‫علَّمني‬ َ ‫أسْتاذي العلم هذا‬
ْ
8. ‫ َوقته‬seperti Ucaah ahli Syair :
ْ ‫عيناك ت َ ْغت َم‬
‫ض أل ْم‬ َ َ‫عادَ * أ َ ْر َمدَا لَ ْيلَة‬ َ ‫عادَ كما َو‬ َ ‫سهَّ السَّليم‬ َ ‫م‬
Taqdirnya adalah ‫أ َ ْر َمد ل ْيلة اغت َماض مث َل اغتماضا‬
ً ْ َ َ
9. "‫ش ْرطية "ما‬ َّ ‫ ال‬contoh : "‫س شئتَ ما‬ ْ ‫ "فاجْل‬Artinya ‫ي‬ ِّ ‫شئْته جلوس أ‬
10. ‫آلَته‬، Contoh "‫ض َربْته‬ َ ً ‫سوطا‬ َ " atau ‫ض َربْته‬ َ ً‫ َخشَبة‬.
11. ‫العَدَد‬، contoh {‫} َج ْلدَة ً ثَمانينَ فَاجْلدوه ْم‬
12. Sedang yang tiga adalah untuk menta’kidkan :
a. ‫ مرادفه‬contoh "‫ال فَرحت‬ ً ‫"حبِّا ً و َم ْقته" و " َجذ‬
b. ‫ اال ْشتقَاق في مالَقيه‬contoh : ‫ّللا‬ َّ ‫األرض منَ أ َ ْنبَت َك ْم َو‬ ْ ً ‫نَبَاتَا‬
c. ‫ ال َمصْدر اسم‬contoh : "‫ضأ‬ ِّ ‫طا ًءا أعْطى" و "وضو ًءا ت ََو‬ َ ‫ع‬ َ "
BAB III

KESIMPULAN

Menyangkut tentang mashdar pada al-maf’ul al-muthlaq, dapat pula diganti


dengan mashdar yang lain dari suatu ‘amil al-maf’ul al-muthlaq. Untuk itu di bawah ini dapat
dikemukakan seperti berikut:

1. Mashdar itu harus sinonim dalam makna, contoh ‫وقوفا قمت‬


2. Isim mashdar, contoh ‫كالما تكلم‬
3. Mashdar musyarik dalam lafal, contoh ‫صبرا اصطبرت‬
4. Sifatnya, contoh ‫السير أحسن سرت‬
5. Dhamir yang kembali kepadanya, contoh ‫غيره يجتهده لم اجتهادا اجتهدت‬
6. Yang menunjuk kepada bilangannya, contoh ‫ضربات ثالث ضربته‬
7. Yang menunjuk kepada macamnya, contoh ‫عنواء خبط تخبط ال‬
8. Yang menunjuk kepada alatnya, contoh ‫عصا ضربته‬
9. Yang menunjuk kepada ‫ اإلستفهاميتان وما أي‬, contoh ‫تعيش عيش أي‬
10. Yang menunjuk kepada ‫الكرطسيات ومهما – وما – أي‬
11. Isim isyarah yang menunjuk kepada mashdar, contoh ‫الضرب ذلك ضربته‬
12. Lafal ‫ المصادر الى مغافات الكمالية وأي – ونعم – كل‬, contoh-contoh:

‫ميل كل التميل‬, ‫السعي يعس وسيعت‬, ‫قاتل أي وقاتل‬, ‫اجتهاد أي واجتهاد‬

Jika dianalisis beberapa contoh yang dikemukakan di atas, menunjukkan


bahwa mashdar sangat menentukan Al-maf’ul muthlaq itu, terutama jika ia tidak menjadi
obyek yang manshb secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Nuha, M.Pd.I, Ulin. 2015.Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu. Diva Press:Yogyakarta

A. Rahmat M.A, H. Salimudin. 2011. Tata Bahasa Arab Untuk Mempelajari Al-Qur’an Sinar
Baru Algesindo: Bandung

Lc. Abdul Majid. Cetakan Ke-2. Turos: Jakarta

Anwar, Moch. 2016. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta

Arsyad, Azhar. 2004. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Anda mungkin juga menyukai