Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“FA'IL DAN MAF'ULUL BIDH yg”

Disusun Oleh :

IMAN AZRIL

RISKI RAMADHAN

SHALMAN ALFARISI

Mata kuliah : Bahasa Arab

Dosen pengampu: Muhammad Thaib,LC.,MH.

JURUSAN TARBIYAH/KEGURUAN

PRODI S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

BENGKALIS-RIAU

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen
pengampu Mata Kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Sangat berharap Tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai "Fa'il dan Maf'ulul Bidh ”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam Tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata - kata yang kurang berkenan
dihati para pembaca.

Bengkalis, 3 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 4

A. Latar Belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4

BAB II ISI........................................................................................................................... 5

A. Pengertian Fa'il dan Pembagian nya........................................................................ 6


B. Hukum Hukum Fail................................................................................................. 9
C. Pengertian Maf'ulul Bidh ........................................................................................ 9
D. Pembagian Maf'ulul Bidh ..........................................................................................10
E. Contoh Maf'ulul Bidh di Dalam Al-Qur'an........................................................ 11

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adapun pembahasan dalam Nahwu salah satunya adalah fa’il dan maf’ulum bih, yang
dimana fa’il ini termasuk kedalam marfu’ isim dan maf’ulum bih iniadalah mansub isim,
maka dari itu pembahasan fa’il dan maf’ulum bih ini akan di bahas sedetail mungkin
dalam makalah ini.
Adapun fa’il dalam bahasa indonesia adalah subjek (pelaku), sedangkan
maf’ulum bih ini dalam bahasa indonesia adalah kata keterangan. Fa’il dan maf’ul ini
dalam bahasa arab saling bergandengan, ssetiap ada fa’il pasti ada maf’ul akan tetapi ada
juga fa’il yang maf’ul nya itu jauh di belakang fa’il.
‫( األسماء المنصوبات‬Isim-isim yang Manshub) semuanya berjumlah dua belas, yaitu :
1. ‫) المفعول به‬Maf’ul Bih(
2. ‫) المفعول فيه‬Maf’ul Fiih(
3. ‫) المفعول ألجله‬Maf’ul Liajlih(
4. ‫) المفعول المطلق‬Maf’ul Al-Muthlaq(
5. ‫) المفعول معه‬Maf’ul Ma’ah(
6. ‫) الحال‬Al-Hal(
7. ‫) التمييز‬At-Tamyiz(
8. ‫) المستثنى‬Al-Mustatsna(
9. ‫) خبر كان أو احدى أخواتها‬khobar kana dan saudara-saudaranya(
ّ ‫) اسم‬isim inna dan saudara-saudaranya(
10. ‫ان أو احدى أخواتها‬
11. ‫) المنادى‬Al-Munada(
12. ‫) التوابع‬At-tawabi(
Maf’ul Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir hurufnya.
‫( المفعول به‬Objek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam makalah ini. Dengan
alasan terkadang kita sulit menentukan ‫ المفعول به‬dalam suatu jumlah mufidah atau dalam
beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu makalah ini
disusun untuk membantu kita dalam memahami tentang ‫ المفعول به‬. Insyaallah

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Fail,dan apa sajakah pembagian nya?
2. Apa saja Hukum-Hukum Fa'il?
3. Apa yang dimaksud dengan Maf'ulul Bidh ?
4. Apa Saja Pembagian Maf'ulul Bidh ?
5. Bagaimana Maf'ulul Bidh di Dalam Al-Qur'an?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi'il dan Pembagiannya.
Fi'il adalah salah satu dari tiga kalimat yang terdapat dalam bahasa arab yang berfungsi
untuk menunjukkan kata kerja. Dalam mempelajari Bahasa Arab, kita harus mengetahui
pembagian fi'il. Fi'il itu ada tiga macam:
 Fi'il Madhi
 Fi'il Mudhari'
 Fi'il Amr
Apa itu fi'il madhi?
Fi'il madhi adalah fi'il yang menunjukkan terjadinya pekerjaan di masa lampau. Fi'il ini
dapat dideteksi melalui ta ta'nits yang di-sukun-kan yaitu "‫"ت‬ ْ yang berarti fa'il-nya
(subjek dari fi'il) adalah muannats(perempuan). contoh : ‫ت‬ ْ ‫( فَتَ َح‬telah membuka). Dalam
kata tersebut, yang melakukan pekerjaan membuka adalah seorang perempuan. Sebagai
tambahan, fi'il ini juga terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Menerima tashrif, seperti:‫( خَ َر َج‬dia telah keluar)
Tidak menerima tashrif, seperti lafaz ‫ْس‬ َ ‫ بِْئ‬, ‫ نِ ْع َم‬, dan ‫ َع َسى‬.
َ ‫ لَي‬, ‫س‬
Contoh:
ٌ‫نِ ْع َم ْال َع ْب ُد ِإنَّهُ اَوَّاب‬
Dialah (Ayyub) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada rabbnya).
(Shaad: 44)
ِ ‫اال ْي َم‬
‫ان‬ ِ ‫ق بَ ْع َد‬ ُ ‫س ا ِال ْس ُم ْالفُسُو‬
َ ‫بِْئ‬Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
beriman. (Al-Hujarat: 11).

‫ْس ُم َح َّم ٌد جاَلِسًا‬


َ ‫= لَي‬Tiadalah Muhammad duduk. (Maksudnya, sekarang Muhammad tidak
duduk).
‫ = ُم َح َّم ٌد َع َسى َأ ْن يَقُوْ ُم‬Barangkali muhammad mau berdiri.
Apa itu fi'il mudhari'?
Fi'il mudhari' adalah fiil yang menunjukkan terjadinya perkerjaan sekarang (sedang) dan
yang akan terjadi. Fi'il mudhari' dapat diketahui dengan ‫ لَ ْم‬yang masuk padanya, misal ‫لَ ْم‬
ْ‫( يَقُل‬asalnya ‫)يَقُوْ ُل‬. Fi'il ini juga menerima ‫ س‬dan ‫ سوف‬. Tetapi pada awalnya harus dimulai
dengan huruf zaidah (tambahan), yaituhamzah, nun, ya, dan ta ta'nits yang tergabung
dalam lafazh َ‫ اَنِيْت‬. misal: ُ‫(َأ ْذهَب‬saya sedang pergi), ُ‫(ن َْذهَب‬kami sedang pergi), ُ‫(يذهَب‬dia
ْ laki-
ْ
laki sedang pergi), dan ُ‫(تَذهَب‬dia perempuan sedang pergi).
Harkat awal dari fi'il mudhari' di-dhammah-kan apabila fi'il madhi-nya terdiri atas empat
huruf, seperti lafaz:
َ ‫ فَر‬،‫ يُ ْك ِر ُم‬- ‫ َأ ْك َر َم‬،ُ‫ يُ َدحْ ِرج‬- ‫َدحْ َر َج‬
‫ قَات ََل – يُقَاتِ ُل‬،ُ‫ يُفَرِّ ح‬- ‫َّح‬
Sedangkan jika madhinya bukan empat huruf, maka diberi harkat fathah, seperti lafaz:
‫ يَ ْست َْخ ِر ُج‬- ‫ اِ ْست َْخ َر َج‬،ُ‫ يَ ْنطَلِق‬- ‫ق‬
َ َ‫ اِ ْنطَل‬،ُ‫صر‬ ُ ‫ يَ ْن‬- ‫ص َر‬َ َ‫ن‬
Apa itu fi'il amr?
5
Fi'il amr adalah fi'il yang menunjukkan perkerjaan yang akan datang
denganmenunjukkanartithalab(tuntutan) dan sering diakhiri denganya muannats
mukhatabahsaat dipakai utuk berbicara dengan perempuan, seperti:
‫ =قُوْ ِم ْي‬Berdiri kamu (perempuan)
‫ =قُ ْم‬Bediri kamu (laki-laki)
Lafaz‫ت‬ ِ ‫(هَا‬sini) dan‫ تَ َعال‬juga termasuk fi'il amr menurut pendapat yang paling shahih. Fi'il
ini dapat di buat berdasarkan fi'il mudhari'nya.seperti:
‫ يَ ْفتَ ُح‬menjadi ْ‫اِ ْفتَح‬
‫ يَ ْذ ُك ُر‬menjadi ْ‫اُ ْذ ُكر‬
ُ‫ يَحْ ِسب‬menjadi ْ‫اِحْ َسب‬dan selainnya
Fail Secara bahasa adalah Yang melakukan suatu pekerjaan. Secara istilah (nahwu): Isim
marfu’yang disebutkan setelah fi’ilnya. Mari kita lihat contoh-contoh berikut biar lebih
jelas:‫( قام زيد‬Zaid telah Berdiri); Kalimat ini, secara bahasa maupun secara istilah nahwu,
fail-nya adalah Zaid. Namun bagaimana jika dibalik,‫(زيد قائم‬Zaid telah berdiri); Maka,
secara bahasa, fail-nya adalah Zaid. Namun secara istilah nahwu, makapelakunya adalah
dhomir mustatir taqdiruhu huwa dan Zaid disitukedudukannya sebagai Mubtada. Lalu
bagaimana jika kalimatnya seperti ini‫ان زيدا قائم‬ ّ :(Sesungguhnya Zaid telah Berdiri)Secara
bahasa, Zaid adalah fail (pelaku).
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu fi’il-nya, atau lafadj yang
mengandung takwil fi’il (makna yang dimaksud ialah isim fa’il, sifat yang diserupakan
dengan fi’il, mashdar, dan sebagainya dari isim-isim yang dapat beramal seperti fi’il).
Perlu diingat kembali, bahwa ada 3(tiga) pola susunan jumlah Fi’liyyah, yaitu: pertama,
Fi’il dan Fa’il dan maf’ul bih. Dan bahwa fa’il itu adakalanya berupa isim zhahir dan
adakalanya berupa isim dhamir.
Setiap kalimat isim yang berkedudukan sebagai fa’il pada jumlah fi’liyyah harus dibaca
rafa’ (marfu’), dan jika Fa’il itu berupa isim zhahir, maka tanda Rafa’nya tergantung
kepada bentuk kalimatnya.
Fa’il ada dua bagian:
1. Berupa isim zhahir, yaitu:
Isim-isim yang menunjukkan benda itu sendiri, nama-nama orang atau jenis, seperti:
‫ اَحْ َم ٌد‬، ٌ‫ ِكتَاب‬،‫َز ْي ٌد‬
‫ظا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنّهُ ِم ْن فَا ِع ٍل‬ َ ‫ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه‬
َ ٌ‫ض َّمة‬ ٌ ْ‫ اِ ْس ٌم َمرْ فُو‬: ‫زَ ْي ٌد‬
2. Berupa isim dhamir, yaitu isim-isim yang menunjukkan orang ke I, orang ke II dan
orang ke III.
Seperti: ‫ = اَنَا‬saya (orang ke I pembicara)
َ‫أنت‬ = engkau (orang ke II,lawan bicara)
‫ = ه َُو‬dia (orang ke III, yang dibicarakan).
dan selain kata ganti, di sebut isim-isim zhahir, seperti :‫ زَ ْي ٌد َر ُج ٌل‬dan sebagai. (pent.)

) ‫ض َّم ِة‬ ٌ ْ‫ظا ِه ٍر فِي اَ ِخ ِر ِه َو زَ ْي ٌد فَا ِع ٌل َمرْ فُو‬


َ ‫ع بِا ل‬ ٍ ‫ض َم ْبنِ ٌي َعلَي فَ ْت‬
َ ‫ح‬ َ ُ‫فَا لظّا َ ِه ُر نَحْ ُو قَوْ ل‬
ِ ‫قَا َم َز ْي ٌد ( فَقَا َم فِ ْع ٌل َما‬: ‫ك‬
‫ا لظَا ِه َر ِة‬
6
Fa’il yang berupa isim zhahir , contoh nya :
Artinya: Zaid telah berdiri yaitu
‫(= زَ ْي ٌد‬yang menjadi contoh). maka (I’rabnya)
‫ = قا َم‬fi’il madhi mabni atas fatah yang zhahir (nyata ) dihurufnya yang terakhir.
‫ = زَ ْي ٌد‬Fa’il marfu’ ,dengan tandanya dommah Zhahirah (yang nyata tampak) Tanda
rafa’ fa’il tergantung pada bentuk kalimatnya, sebagai berikut:
1. Jika fa’il berupa isim mufrad,baik mufead mudzakkar atau mufrad muannats, atau
berupa jamak ‘taksir shighah muntahal-juma,atau berupa jamak ‘muannats salim,maka
tanda rafa’nya adalah dhammah atau tanwin dlammah.
2. Jika fai’l berupa isim mutsanna muannats, maka tanda rafa’nya adalah alif dan nun .
3. jika fai’l jama’mudzakkar salim ,maka tanda rafa’nya adalah waw dan nun.
4. jika fai’l berupa asmaul khamsah yaitu ٌ‫ك َح ٌم اَ ٌخ اَب‬َ ْ‫ فُو‬dan ْ‫‘ ُذو‬maka tanda rafa’nya
adalah waw

B. Macam-Macam Hukum Fail


fai’il itu mempunyai beberapa ketentuan di antaranya ialah:
1.tidak boleh mebuang fai’il,
2.Fai’il tidak boleh mendahului fi’il nya
3.Fi’il nya harus di mufrad kan beserta fai’il isim tatsniah atau jamak
4.Wajib ta-nis fi’il dengan memakai ta yang di –sukun-kan pada akhir madhi dengan
memakai ta mudhara’ah pada awal fi’il bila mana fai’il nya muatnas hakiki yang ta-nis
َ ‫) بِْئ‬
(dan fi’il nya bukan ‫ نِ ْع َم‬dan ‫س‬
5.Menurut kaidah asal hendaknya fai’il mengiringi fi’ilnya kemudian disebutkan maf’ul
nya.

C. Pengertian Maf'ulul bidh


Maf’ul bih menurut bahasa Indonesia sama dengan penderita. Karena dia dikenai suatu
pekerjaan. Atau dengan kata lain berfungsi sebagai obyek. Dalam istilah Maf’ul Bih
adalah Isim manshub Syaratnya adanya fi’il dan fa’il atau kesempurnaan kalimat. Dengan
kata lain maf’ul bih hanya dibutuhkan oleh jenis fi’il muta’adi, sedangkan fi’il lazim
tidak.
Contoh : ‫س‬ َ ْ‫َب ْال َولَ ُد الدَّر‬
َ ‫ ; َكت‬Anak itu telah menulis pelajaran.
ْ
‫اض‬ٍ ‫ح اِل َنَّهُ ِم ْن فِ ْع ٍل َم‬ ِ ‫ َم ْبنِ ٌي َعلَى الفَ ْت‬: ‫َب‬
َ ‫َكت‬
‫اع ٍل‬ِ َ‫ض َّمةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن ف‬ َ ‫ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه‬ٌ ْ‫ اِ ْس ٌم َمرْ فُو‬: ‫اَ ْل َولَ ُد‬.
‫ اِ ْس ٌم َم ْنصُوْ بٌ َو َعاَل َمةُ نَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن َم ْفعُوْ ٍل بِ ِه‬: ‫س‬ َ ْ‫اَلدَّر‬.
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka maf’ul
bih-nya “yang ditolong”.

7
D. Pembagian Maf’ulul Bidh
Maf’ul bih terbagi dua, yaitu maf’ul bih yang sharih dan yang ghairu sharih. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1. Maf’ul bih sharih, Maf’ul bih sharih ada dua bagian, yaitu :
a. Maf’ul bih Zhahir yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh : ً ‫ضرب عل ٌي كلبا‬
َ : Ali memukul anjing

‫ض ِم ْي ُر ه َُو‬َ ‫اض‬ ٍ ‫ح اِل َنَّهُ ِم ْن فِع ٍْل َم‬ ِ ‫ب َم ْبنِ ٌي َعلَى ْالفَ ْت‬َ ‫ض َر‬
َ
‫اع ٍل‬ِ َ‫ظا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن اِس ٍْم ف‬ ٌ
َ ‫ض َّمة‬ ْ
َ ‫الرف ِع ِه‬ ُ
َ ‫ع َو َعاَل َمة‬ ٌ ْ‫َعلِ ٌي اِ ْس ٌم َمرْ فُو‬
‫َك ْلبًا اِ ْس ٌم َم ْنصُوْ بٌ َو َعاَل َمةُ النَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن َم ْفعُوْ ٍل بِ ِه‬

b. Maf’ul bih Dhamir Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1). Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
،‫ض َربَهُ ْم‬َ ‫ َو‬،‫ض َربَهُ َما‬ َ ‫ َو‬،‫ض َربَهَا‬ َ ‫ َو‬،‫ض َربَ ُك َّن‬
َ ‫ َو‬،ُ‫ض َربَه‬ َ ‫ َو‬،‫ض َربَ ُك ْم‬ َ ‫ َو‬،‫ض َربَ ُك َما‬
َ ‫ َو‬،‫ك‬ ِ َ‫ض َرب‬َ ‫ َو‬،‫ك‬َ َ‫ض َرب‬
َ ‫ َو‬،‫ض َربَنَا‬
َ ‫ َو‬،‫ض َربَنِ ْي‬
َ
َّ‫ض َربَهُن‬ َ ‫ َو‬.
2). Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
‫ وايَّاه َُّن‬،‫ وايَّاهُ ْم‬،‫ وايَّاهما‬،‫ وايَّاها‬،ُ‫ وايَّاه‬،‫ وايَّا ُك َّن‬،‫ وايَّا ُك ْم‬،‫ وايَّاك َما‬،‫ك‬ ِ ‫ وايَّا‬،‫ك‬ َ ‫ وايَّا‬،‫ وايَّانَا‬،‫ّاي‬
َ ‫ اي‬.
2. Maf’ul bih ghairu sharih[5]
Maf’ul bih yang ghairu sharih ada tiga bagian :
a.) Muawal bi Masdar.
Contoh :
‫ك ُمجْ ت َِح ٌد‬ َ َّ‫ت اَن‬ُ ‫َعلِ ْم‬
Pada contoh diatas dapat ditakwilkan menjadi :
‫ك‬ َ ‫ت ِاجْ تِ َحا َد‬ ُ ‫َعلِ ْم‬
b.) Muawwal bi mufrodin
‫ك تَجْ ت َِح ُد‬ َ ُ‫ظَنَ ْنت‬
Pada contoh diatas dapat ditakwilkan menjadi :
‫ظَنَ ْنتُكَ ُمجْ ت َِحدًا‬
c.) Manshub binaz’il Khofid
Yaitu dinashabkan karena dibuang huruf yang men-jarkannya.
Contoh :
َ‫ت ْالبَيْت‬ ُ ‫( َدخَ ْل‬saya masuk ke dalam rumah)
Kata Al-Baita menjadi Maf’ul bih Manshub binaz’il Khafid, yaitu membuang huruf yang
men-jarkannya. Ditakdirkan kepada ‫ت‬ ِ ‫ت فِ ْي ْالبَ ْي‬
ُ ‫ َد َخ ْل‬.

8
E. Contoh Pembagian Maf'ulul Bidh di Dalam Al-Qur'an

Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫اَ ْله ُك ُم التَّ َكاثُر‬

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

‫َحتَّى ُزرْ تُ ُم ْال َمقَابِ َر‬

Sampai kamu masuk ke dalam kubur

َ‫َكالَّ َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ن‬

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan kamu itu),

َ‫ثُ َّم َكالَّ َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ن‬

Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

‫َكالَّ لَوْ تَ ْعلَ ُموْ نَ ِع ْل َم ْاليَقِي ِْن‬

Sekali-kali tidak! Kelak kamu mengetahui dengan pasti

‫لَتَ َر ُو َّن ْال َج ِح ْي َم‬

Niscaya kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri

‫ثُ َّم لَتُسَْئلُ َّن يَوْ َمِئ ٍذ ع َِن النَّ ِعي ِْم‬

Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu fi’il-nya, atau lafadj yang
mengandung takwil fi’il ( makna yang dimaksud ialah isim fa’il, shifat yang diserupakan
dengan fi’il,mashdar, dan sebagainya dari isim-isim yang dapat beramal seperti fi’il) fi’il
terbagi kepada dua bagian yaitu fa’il zhahir dan fa’il dhamir.
Maf’ul bih menurut bahasa Indonesia sama dengan penderita. Karena dia dikenai suatu
pekerjaan. Atau dengan kata lain berfungsi sebagai obyek. Maf’ul bih terbagi kepada dua
bagian, sharih dan tidak sharih, yang sharih meliputi zhahir dan dhamir, sedangkan yang
tidak sharih ada pada tiga tempat sebagaimana tertera diatas.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke
depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat
bagi banyak orang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, Gulayini. Jami’ud Durus Al-‘Arobiyyah. Bairut : Darul Fikr, 2007.
Fahmi, Ahmad Akrom.Ilmu Nahwu dan Sharaf 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2002.
Anwar, Moch. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung : Sinar Baru Algensido, 2000.
Zakaria Aceng.“ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut : ibn
azka, 2004
Syekh Syamsuddin Muhammad Araaini. Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah
Ajurumiyyah. Bandung:SINAR BARU ALGENSINDO. 2004
www.bismillahku.blogspot.com13,04,2016-16.00
www.maf’ulbihwikipedia.com16.05,13-04-2016
www.penjelasanmaf’ulnahwu.blogspot.co.id15.40,13-04-2016

11

Anda mungkin juga menyukai