Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FI’IL AMAR / ‫فعل امر‬

Disusun Oleh:
DZULFAHMI S. (23110004)
MUH. ASLAM JAMALUDDIN (23210009)

Dosen Pembimbing:
Dr. MUHAMMAD YUSUF, S.Pd.I., M.Pd.

BAHASA ARAB
PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM & PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH & TARBIYAH
STAI DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas Makalah Fi’il Amar / ‫ فعل امر‬dengan
baik meskipun masih banyak kekurangan di dalammnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pd.I., M.Pd.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Arab yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
sehingga kami dapat mempelajari lebih mendalam mengenai fi’il amar, Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan usulan yang membangun dari pembaca guna menjadi acuan agar
kami bisa menjadi lebih baik di masa mendatang.

Semoga dengan makalah sederhana yang kami buat ini dapat membantu dan menambah
wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk perkembanganan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Makassar, 22 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii


BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumuan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi’il Amar / ‫ فعل امر‬.......................................................................... 2
B. Cara Membuat Fi’il Amar / ‫ فعل امر‬.................................................................... 2
C. Contoh Fi’il Amar / ‫ فعل امر‬................................................................................ 3
D. Ciri-ciri Fi’il Amar / ‫ فعل ام‬................................................................................. 4
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap orang
muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada
jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Hadist.
Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka
yang akan memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain.
Di dalam behasa arab sendiri terdapat kata kerja atau kata perintah, di dalam Ilmu nahwu
sendiri kata kerja atau perintah ini disebut dengan Fi’il Amar. Makalah ini akan mengupas
tentang apa itu Fi’il Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa itu Fi’il Amar / ‫? فعل ام‬
2. Bagaimana cara membentuk Fi’il Amar / ‫? فعل ام‬
3. Apa ciri-ciri Fi’il Amar / ‫? فعل ام‬

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu Fi’il Amar / ‫فعل ام‬
2. Untuk mengetahui cara membentuk Fi’il Amar / ‫فعل ام‬
3. Untuk mengetahui apa ciri-ciri Fi’il Amar / ‫فعل ام‬
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi’il Amar / ‫فعل امر‬
Fi’il Amr adalah kata kerja yang menunjukkan arti permintaan melakukan sesuatu, dengan
kata lain fi’il amr berarti kata kerja perintah. Fi’il Amr adalah kata kerja yang mengandung
perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan
atau fi’il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang
yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang
diperintah.

Fi’il amr adalah kata kerja perintah untuk orang ke 2 laki-laki atau orang ke 2
perempuan. Digunakan untuk memerintah orang ke-II (yang diajak bicara) untuk pekerjaan
yang belum dikerjakan. Karena pelakunya yang akan mengerjakan perintah hanya orang
kedua, maka Fi’il amar hanya mempunyai 6 (enam) bentuk untuk mukhotob dan mukhotobah.

B. Cara Membuat Fi’il Amar / ‫فعل امر‬

1. TSULA TSIY MUJARROD


Cara membuat ْ‫ ِف ِعلْ األ َ َمر‬bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ya’ mudhori’ dibuang. Bila setelah dibuag ya’nya, hurf pertamanya sukun, maka harus
ditambah hamzah washol didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum akhir
dlomah, maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya fathah atau
kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu, bila ditegah kalimat, maka tidak
terbaca).
Contoh:
ُ‫ = فَ ْكتُبْ – أ ُ ْكتُبْ – يَ ْكتُب‬Tulislah
b) Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup
(dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya
tanpa ada tambahan.
Contoh:
‫ = يَقُ ْو ُل – قُ ُل‬Katakanlah
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah
sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau
mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
Contoh:
ْ‫ = يَأكُ ُل – اُأْكُلْ – اَ ْوكُل‬Makanlah

2
2. TSULA TSIY MAZID DAN RUBA’IY
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu
dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il
amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il
mudhori’nya. Contoh masing-masing wazan:
a) Wazan af’ala ْ‫ يُ ْف ِع ُل – اَ ْف ِعل‬-‫اَ ْف َع َل‬
ْ‫ = اَرْ َس َل – يُرْ سِ ُل – اَرْ سِ ل‬Kirimlah
b) Wazan fa’ala ‫– ف َِعلْ فَ َع َل – يُ ْف ِع ُل‬
‫ع ِل ْم‬ َ – ‫علَّ َم – يُ َع ِل ُم‬ َ = Ajarkanlah
c) Wazan fa- ‘ala ْ‫ع َل – يُفَا ِع ُل – فَا ِعل‬ َ ‫فَا‬
ْ‫ = قَاتَ َل – يُقَاتِ ُل – قَاتِل‬Perangilah
d) Wazan tafa-‘ala ْ‫عل‬ َ ‫ع ُل – تَفَا‬
َ ‫ع َل – يَتَفَا‬َ ‫تَفَا‬
‫اونُ – تَعَ َاو ْن‬ َ َ‫اونَ – يَتَع‬ َ َ‫ = تَع‬bertolong- tolonglah
e) Wazan tafa’ala ْ‫تَفَعَّ َل – يَتَفَّ ُل – تَفَعَّل‬
‫ = تَعَلَّ ْم – يَتَعَلَّ ُم – تَعَلَّ ْم‬Belajarlah
f) Wazan ifta’ala ْ‫اِ ْفتَعَ َل – يَ ْفتَ ِع ُل – اِ ْفتِعَل‬
ْ‫ = اِ ْغتَ َس َل – يَ ْغتَسِ ُل – اِ ْغتَسِل‬Mandilah
g) Wazan infa’ala ْ‫اِ ْنفَعَ َل – يَ ْنفَ ِع ُل – اِ ْنفَ ِعل‬
ْ‫ = اِ ْنفَـتَ َح – يَ ْنفَتِ ُح – اِ ْنفَتِح‬Terbukalah
h) Wazan Istaf’ala ْ‫اِ ْستَ ْفعَ َل – يَ ْستَ ْف ِع ُل – اِ ْستَ ْف ِعل‬
ْ‫ = اِ ْستَ ْغف ََر – يَ ْستَ ْغف ُِر – اِ ْستِ ْغفَر‬Mohon Ampunlah

C. Contoh Fi’il Amar / ‫فعل امر‬


Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)
adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:

َ‫ أَ ْنت‬- ‫ت‬
ِ ‫ أَ ْن‬- ‫ أَ ْنت ُ َما‬- ‫ أَ ْنت ُ ْم‬- َّ‫أَ ْنت ُن‬
Fa’il Fi’il Terjemah
َ‫أَ ْنت‬ ‫اِ ْفعَ ْل‬ (engkau-lk) kerjakanlah!
‫ت‬ ِ ‫أَ ْن‬ ‫اِ ْفعَل ِْي‬ (engkau-pr) kerjakanlah!
‫أَ ْنت ُ َما‬ َ‫اِ ْف َعل‬ (kamu berdua) kerjakanlah!
‫أَ ْنت ُ ْم‬ ‫اِ ْفعَلُ ْوا‬ (kalian-lk) kerjakanlah!
‫أَ ْنت ُ َّن‬ ‫اِ ْفعَ ْل َن‬ (kalian-pr) kerjakanlah!

Contoh dalam kalimat:


• Dari fi’il ‫ =( عَمِ َل‬beramal, bekerja) menjadi Fi’il Amar:
َ‫اِ ْع َملْ آلِخِ َرتِك‬ = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
ْ ‫اِ ْع َم ِل‬
ِ‫ي آلِخِ َرتِك‬ = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)

3
‫اِ ْع َمالَ آلِخِ َرتِكُ َما‬ = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
‫اِ ْع َملُ ْوا آلِخِ َرتِكُ ْم‬ = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
َّ‫اِ ْع َم ْلنَ آلِخِ َرتِكُن‬ = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
• Dari fi’il ‫ام‬ َ َ‫=( أَق‬mendirikan) menjadi Fi’il Amar:
َ‫صالَتَك‬َ ‫أَقِ ْم‬ = dirikanlah shalatmu (lk)
ِ‫صالَتَك‬َ ‫ي‬ ْ ِ‫أَقِم‬ = dirikanlah shalatmu (pr)
‫صالَتَكُ َما‬ َ ‫أَقِ َما‬ = dirikanlah shalat kamu berdua
‫صالَتَكُ ْم‬ َ ‫أَقِ ْي ُم ْوا‬ = dirikanlah shalat kalian (lk)
َّ‫صالَتَكُن‬ َ َ‫أَق ِْمن‬ = dirikanlah shalat kalian (pr)
• Dari fi'il ‫=( َكب ََّر‬membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
َ‫َكبِرْ َربَّك‬ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
ِ‫ي َربَّك‬ ْ ‫َكبِ ِر‬ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
‫َكبِ َرا َربَّكُ َما‬ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua
‫َكبِ ُر ْوا َربَّكُ ْم‬ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
َّ‫َكبِرْ نَ َربَّكُن‬ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi’il bertemu dengan awalan
Alif-Lam dari sebuah Isim Ma’rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi’il tersebut berubah
menjadi baris kasrah. Contoh:
َّ ‫أَق ِِم ال‬
َ‫صالَة‬ = ‫أَقِ ْم‬ + َ‫صالَة‬
َّ ‫ال‬
(shalat) (dirikanlah) (dirikanlah shalat)

D. Ciri-ciri Fi’il Amar / ‫فعل ام‬

1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.


a) Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:
‫َب‬ َ ‫ا ُ ْكتُبْ –يَ ْكتُبُ – َكت‬
َ‫ اِ ْق َرأْ –قَ َرأ‬- ُ ‫َي ْق َرأ‬
‫س‬ َ َ‫ِس – َجل‬ ُ ‫س – َيجْ ل‬ ْ َ‫اِجْ ل‬
b) Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
‫عا‬ َ َ‫اُدْعُ – َيدْع ُْو –د‬
‫–رأَى‬ َ ‫َر – َي َرى‬
‫ف ُِّر – َيف ُِّر –ف ََّر‬
c) Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
َّ‫ظن‬ َ – ُّ‫ظُنُّ –يَظُن‬
‫س‬ َّ ‫س – َم‬ َّ ‫س –يَ َم‬ َّ ‫َم‬
‫يَف ُِّر – ف ُِّر –ف ََّر‬

4
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:
َ ‫فى ْال َم‬
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar ‫طالَ َع ِة‬ ِ َّ‫اِجْ تَ ِهدَن‬
Sungguh, diamlah kamu semua! َّ‫ا ُ ْسكُت ُن‬
3. Hendaklah menunjukan permintaan.
4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan.

1. Ada berbagai macam cara untuk membentuk kata kerja.


Yaitu seperti yang dijelaskan pada kitab ini: dibentuk dari fi’il mudhari dengan kata ganti orang
kedua dengan menghilangkan huruf ta diganti dengan alif, lalu huruf terakhir di sukunkan.
Contoh: taktubu menjadi uktub
Ada lagi cara yaitu dibentuk dari fi’il mudhari dengan kata ganti orang ketiga (pria), dengan
mengganti huruf ya dengan alif dan mensukunkan huruf terakhir, contoh:
Yajlisu menjadi ijlis ( ‫ِس‬
ُ ‫ يَجْ ل‬menjadi ‫ِس‬
ْ ‫) اِجْ ل‬

2. Jika kata perintah didahului oleh kata lain, hamzah dihilangkan dalam pengucapan. ( tetap ada
jika dalam penulisan )
Contoh:
‫ = يا أحمد اكتب‬Yaa Ahmaduk tub = Wahai Ahmad tulislah !
‫ = اكتب و اقرأ‬uktub waq ra ’= Tulislah dan bacalah!
3. Tidak semua kata kerja berpola seperti di atas, ada juga kata kerja yang tidak beraturan seperti
makan.
Contoh:
Ya’kul menjadi kul = ‫ يَأْكُ ُل‬menjadi ْ‫كُل‬
4. Jika kata kerja diikuti oleh alif lam ( hamzatul wasl ), maka kata kerja mempunyai huruf akhir
yang berakhiran kasrah ( i ).
Contoh:
Buka lah pintu itu ! = Iftahil baaba = ‫افتح الباب‬
Catatan untuk kata yaftahu, kata kerjanya menjadi iftah (huruf pertama kasrah, karena huruf ta
itu fathah)

5. Lihat gambar di bawah, untuk orang ketiga tunggal ( pria ) kata kerja untuk pergi adalah idzhab.
Sedangkan untuk jamak ( pria ) adalah idzhabuu. Untuk orang ketiga tunggal (wanita) adalah
idzhabii , sedangkan jamak wanita adalah idzhabna.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Fi’il amar adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara)
sebagai orang yang diperintah.
Pelaku fi’il amar yaitu dhomir mukhatab yaitu
ْ‫اَ ْنتَ = اِ ْفعَل‬
‫ي‬ْ ‫اَ ْنت = اِ ْفعَ ِل‬
َ‫اَ ْنت ُ َما = اِ ْفعَال‬
‫اَ ْنت ُنَّ = اِ ْفعَلُ ْوا‬
َ‫اَ ْنت ُ ْم = اِ ْفعَ ْلن‬
Cara membuat Fi’il Amar ada 3 cara, yaitu:

1. Tsula tsiy mujarrod


Cara membuat ْ‫ فِ ِعلْ األَ َمر‬bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il mudhori’nya
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ya’ mudhori’ dibuang.
b) Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup
(dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya tanpa
ada tambahan.
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah sukun,
maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara
kedua dengan membang hamzah sukun itu.
2. Tsula tsiy mazid dan ruba’iy
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan
memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama
dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Abubakar,1982, Tata Bahasa bahasa Arab Surabaya: Al-ikhlas

http://www.freewebs.com/arabindo/w13.htm

Anwar, Moch, 1992. Ilmu Nahwu. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Anda mungkin juga menyukai