Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka
untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan ............................................................................................................ 2

2.1 Pengertian ْ‫ ِف ِعلْْاأل َ َمر‬.................................................................................................... 2

2.2 Cara membuat ْ‫ فِ ِعلْْاأل َ َمر‬............................................................................................... 2

2.3 Contoh ْ‫ فِ ِعلْْاأل َ َمر‬............................................................................................................ 4

2.4. Ciri – Ciri Fi’il Amar ...................................................................................................... 5


BAB III Penutup .................................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap
orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih
mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an
dan Hadist.
Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi
mereka yang akan memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain. Di dalam behasa arab sendiri
terdapat kata kerja atau kata perintah, di dalam Ilmu nahwu sendiri kata kerja atau perintah
ini disebut dengan Fi’il Amar. Maklah ini akan mengupas tentang apa itu Fi’il Amar dan
bagaimana kaidah-kaidahnya.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa itu fi’il Amar?
2. Bagaimana cara membentuk fi’il Amar?
3. Apa ciri-ciri fi’il Amar?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujan dari penulisan Makalah ini adaah:
1. Untuk mengetahui apa itu fi’il Amar
2. Untuk mengetahui kaidah-kaidah dan penerapannya
3. Bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ‫األ َ َم ْر‬ ‫ِف ِع ْل‬


ْ‫فِ ِعل ْاأل َ َمر‬ adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk

mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan
yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar
dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.1
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)
adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah

untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: ‫ْأَنت ُ َما‬-ْْ‫ْأَنتُم‬-ْ‫ن‬
َّ ُ ‫أَنت‬ - ِْ‫أَنت‬
َ ‫ ( –ْأَن‬kamu berdua lk/pr, kamu sekalian lk, kamu sekalian pr, kamu lk, kamu pr )2
ْ‫ت‬

2.2 Cara membuat ‫فِ ِع ْل األ َ َم ْر‬


1. TSULA TSIY MUJARROD
Cara membuat ‫ فِ ِعل ْاأل َ َم ْر‬bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ya’ mudhori’ dibuang. Bila setelah dibuag ya’nya, hurf pertamanya sukun, maka
harus ditambah hamzah washol didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum
akhir dlomah, maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya fathah
atau kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu, bila ditegah kalimat, maka
tidak terbaca)
Contoh:

ْ‫ فَكتُب‬- ْ‫أُكتُب‬- ْ‫ب‬


ُ ُ ‫ = َيكت‬Tulislah
b) Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup
(dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya
tanpa ada tambahan.3
Contoh :
ُْ‫ =يَقُولُْ–ْقُل‬Katakanlah

1
Muhammad Bakr Isma’il, Qawa’id Al sharfi bi ushlub Al Ashri, (Kairo: Dar Al Manar, 2000), hlm. 50
2
Adib Bisri dan Munawir A. Fatah, Kamus Al-Bisri, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), hlm. 658
3
Musthofa al-Ghalainy, Jami’ Al Durus Al ‘Arabiyyah jilid 1, (Beirut: Maktabatul ‘Ashriyah, 1984), hlm. 44-45

2
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah
sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau
mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
Contoh :
ْ‫ =يَأ ُكلُْ–ْاُأ ُكلْ–ْاَو ُكل‬Makanlah

2. TSULA TSIY MAZID DAN RUBA’IY


Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan
memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama
dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya.4
Contoh masing-masing wazan:
َْ ‫ اَف َع‬- ْ‫اَف ِعل‬
ُْ ‫ْيُف ِع‬-‫ل‬
a) Wazan af’ala ‫ل‬
ْ‫سلَْ–ْيُر ِسلُْ–ْاَر ِسل‬
َ ‫ =اَر‬Kirimlah

ُْ ‫– َف ِعلْفَعَلَْ–ْيُف ِع‬
b) Wazan fa’ala ‫ل‬
ْ‫ َعلَّ َمْ–ْيُعَ ِل ُم‬- ْ‫ = َع ِلم‬Ajarkanlah

c) Wazan fa- ‘ala ْ‫فَا َعلَْ–ْيُ َفا ِعلُْ–ْفَا ِعل‬


ْْ‫ =قَاتَلَْ–ْيُقَا ِتلُْ–ْقَْا ِتل‬Perangilah

d) Wazan tafa-‘ala ْ‫تَفَا َعلَْ–ْيَْت َفَا َعلُْ–ْتَفَا َعل‬


ْ‫ =تَعَ َاونَ ْ–ْيَتَعَ َاونُ ْ–ْتَعَ َاون‬bertolong- tolonglah

ُْ َّ‫تَفَعَّلَْ–ْ َيتَف‬
e) Wazan tafa’ala ْ‫لْ–ْتَفَعَّل‬
ْ‫ْتَ َعلَّم‬-ْ‫ =تَ َعلَّمْ–ْ َيتَ َعلَّ ُم‬Belajarlah

f) Wazan ifta’ala 5ْ‫اِفتَعَلَْ–ْيَفت َ ِعلُْ–ْاِفتِعَل‬


ْ‫سلَْ–ْيَغتَ ِسلُْ–ْاِغتَسِل‬
َ َ‫ =اِغت‬Mandilah

g) Wazan infa’ala ْ‫اِنفَ َعلَْ–ْ َينْ َف ِعلُْ–ْاِنفَ ِعل‬


ْ‫ =اِنفَـتَ َحْ–ْيَن َفتِ ُحْ–ْاِنفَتِح‬Terbukalah

4
Adib Bisri dan Munawir A. Fatah, Kamus Al-Bisri, hlm. 485
5
Fuadun Nikmah, Qawa’id Al Lughoh Al ‘Arabiyah jilid 2, (Beirut: Darul Hikmah, 787 H.), hlm. 78.

3
h) Wazan Istaf’ala ْْ‫اِست َف َعلَْ–ْ َيستَف ِعلُْ–ْاِستَف ِعل‬
ْ‫ =اِست َغفَ َرْ–ْيَستَغ ِف ُرْ–ْاِس ِتغفَر‬Mohon Ampunlah
(ke delapan wazan diatas merupakan wazan yang sering dipakai)2

2.3 Contoh ‫األ َ َم ْر‬ ‫فِ ِع ْل‬


Fa'il Fi'il Amar Terjemahan

َ ‫أَن‬
ْ‫ت‬ ْ‫اِف َعل‬ = (engkau -lk) kerjakanlah!

ِ ‫أَن‬
ْ‫ت‬ ْ‫اِف َع ِلي‬ = (engkau -pr) kerjakanlah!

‫أَنت ُ َما‬ َ‫ل‬


ْ ‫اِف َع‬ = (kamu berdua) kerjakanlah!

ْ‫أَنتُم‬ ‫اِف َعلُوا‬ = (kalian -lk) kerjakanlah!

ْ‫أَنت ُ َّن‬ َْ‫اِف َعلن‬ = (kalian -pr) kerjakanlah!

Contoh dalam kalimat: dari fi'il ‫ل‬


َْ ‫ع ِم‬
َ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
ْ‫اِع َملْ ِآل ِخ َرتِ َك‬ bekerjalah untuk akhiratmu (lk)

ْ‫ْآل ِخ َرتِ ِك‬


ِ ‫اِع َم ِلي‬ bekerjalah untuk akhiratmu (pr)

‫ْآل ِخ َرتِ ُك َما‬


ِ َ‫اِع َمل‬ bekerjalah untuk akhirat kamu berdua

ِ ‫اِع َملُو‬
‫اْآل ِخ َر ِت ُك ْم‬ bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)

ْ‫اِع َملنَ ْ ِآل ِخ َر ِت ُك َّن‬ bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)

َْ َ‫=( أَق‬mendirikan) menjadi Fi'il Amar:


Dari fi'il ‫ام‬

َ ْ‫أَقِم‬
‫صلَتَك‬ dirikanlah shalatmu (lk)

َ ْ‫أَقِ ِمي‬
ْ‫صلَت َ ِك‬ dirikanlah shalatmu (pr)

َ ْ‫أَقِ َما‬
‫صلَت َ ُك َما‬ dirikanlah shalat kamu berdua

َ ْ‫أَقِي ُموا‬
ْ‫صلَتَ ُكم‬ dirikanlah shalat kalian (lk)

َ ْ َ‫أَقِمن‬
ْ‫صلَت َ ُك َّن‬ dirikanlah shalat kalian (pr)

4
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan
Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah
menjadi baris kasrah. Contoh:

َّ ‫( ال‬dirikanlah) + ْ‫( أَقِم‬shalat) = َ ‫صلَْة‬


َ ‫صلَْة‬ َّ ‫( أَقِ ِمْال‬dirikanlah shalat)
2.4. Ciri – Ciri Fi’il Amar
1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.
a. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:

ْ‫بْ–ْاُكتُب‬
ُ ُ ‫بْ–ْ َيكت‬
َ َ ‫َكت‬
ُ ‫اِق َرأْ – قَ َرأَْ–ْيَق َرْأ‬
ْ‫سْ–ْاِجلَس‬ َ َ‫َجل‬
ُ ‫سْ–ْيَج ِل‬
b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:

ُ ‫عوْ–ْاُد‬
ْ‫ع‬ ُ ‫عاْ–ْ َيد‬
َ َ‫د‬
ْ‫َرأَىْ–ْ َي َرىْ–ْ َر‬
ْ‫فَ َّرْ–ْيَ ِف ُّرْ–ْفِْ ُّر‬
c. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:

ُْ ْ–ْ‫ظ ُّن‬
ْ‫ظ ُّن‬ ُ ‫ظ َّنْ–ْ َي‬
َ
ْ‫س‬
َّ ‫سْ–ْ َْم‬
َّ ‫سْ–ْ َي َم‬
َّ ‫َم‬
ْ‫فَ َّرْ–ْيَ ِف ُّرْ–ْفِ ُّر‬
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:

1. َ َ‫طال‬
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar ‫ع ِْة‬ َ ‫ْفىْال َم‬
ِ ‫اِجت َ ِهدَ َّن‬ 6

َّْ ُ ‫اُس ُكت‬


2. Sungguh, diamlah kamu semua! ‫ن‬

3. Hendaklah menunjukan permintaan.


4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan

6
Adib Bisri dan Munawir A. Fatah, Kamus Al-Bisri, hlm. 82

5
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Fi’il amar adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara)
sebagai orang yang diperintah.
Pelaku fi’il amar yaitu dhomir mukhatab yaitu

َ ‫اِف َعلْ =اَن‬


 ْ‫ت‬
 ‫اِف َع ِليْ = اَنت‬
 ْ‫اِف َعلَْ =اَنت ُ َما‬
 ْ‫اِفعَلُوا =اَنت ُ َّن‬
 ْ‫اِفعَلنَْ =اَنتُم‬

Cara membuat Fi’il Amar ada 3 cara, yaitu:


1. Tsula tsiy mujarrod

Cara membuat ْ‫ فِ ِعل ْاأل َ َمر‬bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il

mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:


a. Ya’ mudhori’ dibuang.
b. Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup
(dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya
tanpa ada tambahan.
c. Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah
sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau
mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.

2. Tsula tsiy mazid dan ruba’iy


Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan
memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama
dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Abubakar,1982, Tata Bahasa bahasa Arab Surabaya: Al-ikhlas


http://www.freewebs.com/arabindo/w13.htm
Anwar, Moch, 1992. Ilmu Nahwu. Bandung : Sinar Baru Algensind
http://dedyenha.blogspot.co.id/2012/06/fiil-amar-kata-kerja-perintah.html

Anda mungkin juga menyukai