Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BAHASA ARAB

Tentang Isim Maushul

Dosen : Tamsir abu Fadhil , S.pd,. Mpd.I

Disusun oleh :

Yadil Yamin

Asep Hidayatullah
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa arab merupakan pelajaran penting bagi mahasiswa yang beragama islam, karena kitab suci Al-
qur’an dan al-hadis ditulis dalam bahasa arab. Selain itu, bahasa arab juga sudah termasuk bahasa
internasional dan banyak dipelajari oleh para ilmuwan barat untuk mengkaji peradaban islam. Di dalam
hadits dikatakan; “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya (Muhammad) adalah orang
Arab, bahwa Al Qur`an adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa
Arab.” (HR. Ath-Thabrani)

Bahasa arab juga mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya, dan mempunyai berbagai macam
bentuk kata kerja, kata ganti dan kata sifat. Kata kerja dan kata ganti itu terbagi lagi kedalam beberapa
macam bentuk, seperti pada kata ganti diketahui kata ganti isyarat (isim al-isyarâh), kata ganti
penghubung (al-isim al-maushũl) dan kata ganti penanya (adawat al-istifhâm). Dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai al-isim al-maushũl [ ‫ ] االسم الموصول‬atau kata ganti penghubung beserta contoh-
contohnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan isim maushul ?

2. Pembagian isim maushul ?

3. Bentuk isim maushul ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud isim maushul


2. Mahasiswa mampu mengetahui pembagian isim maushul

3. Mahasiswa mampu mengenal bentuk isim maushul

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ISIM MAUSHUL

Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau
pokok pikiran menjadi satu kalimat. Maksudnya, bahwa setiap isim ma’rifat itu akan menjadi jelas bila
bersambung dengan kalimat sesudahnya, yang dinamakan Shilah. Shilah(anak kalimat) itu harus memiliki
dhamir yang kembali pada isim maushul, yang dinamakan a’id. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung
semacam ini diwakili oleh kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim Maushũl adalah: ‫( اَّلِذ ْي‬yang).
Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushũl dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:

Kalimat I ‫“ = َج اَء اْلُم َدِّرُس‬datang guru itu”.

Kalimat II ‫“ = َاْلُم َدِّرُس َيْد ُرُس اْلِفْقَه‬guru itu mengajar fiqh”.

Kalimat III ‫“ = َج اَء اْلُم َدِّرُس اَّلِذ ْي َيْد ُرُس اْلِفْقَه‬datang guru yang mengajar fiqh”.

Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushũl: ‫اَّلِذ ْي‬.

2. PEMBAGIAN ISIM MAUSHŨL

Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Isim Maushũl Ismi

Isim Maushũl Ismi adalah Isim Maushũl isim yang selamanya butuh kepada Shilah dan A’id[1].

Contoh : ‫ = َج اَء اَلِّذ ي َقاَم َاُبْو ُه‬telah datang seseorang yang ayahnya berdiri.

2. Isim Maushũl Harfi

Isim Maushũl Harfi adalah semua huruf yang dengan shilahnya di ta’wili dengan Masdar [2]. Sedangkan
Isim Maushũl Harfi itu ada lima macam:

a) Huruf ‫“ أْن‬An” dengan dibaca fathah, ini bisa masuk pada fi’il madli, fi’il mudlori’, fi’il Amar.

contoh fi’il madli = ‫“ عِج ْبُت ِم ْن َاْن َقاَم َز ْيٌد‬saya heran dari telah berdirinya Zaid”.
contoh fi’il mudlori’= ‫“ عِج ْبُت ِم ْن َاْن َيُقْو َم َزْيٌد‬saya heran dari berdirinya Zaid”.

contoh fi’il Amar = ‫“ َاَشْر ُت اَلْيِه ِبَاْن ُقْم‬saya memberi isyarat dengan perintah berdiri”

b) Huruf ‫“ َأَّن‬Anna”

contoh = ‫َأَو َلۡم َيۡك ِفِهۡم َأَّنٓا َأنَز ۡل َنا َع َلۡي َك ٱۡل ِڪَتٰـَب ُيۡت َلٰى َع َلۡي ِهۡمۚ‌ ِإَّن ِفى َذ ٲِلَك َلَر ۡح َم ً۬ة َوِذ ۡڪ َر ٰى ِلَقۡو ٍ۬م ُيۡؤ ِم ُنون‬

“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab [Al
Qur’an] sedang dia dibacakan kepada mereka?Sesungguhnya dalam [Al Qur’an] itu terdapat rahmat yang
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.”(Q.S. Al-Ankabũt : 51)[3]

c) Huruf ‫“ َك ْى‬Kai” hanya bisa masuk pada fi’il mudlori’ saja.

contoh = ‫“ ِج ْئُت ِلَك ْى ُتْك ِرمَا َزْيدًا‬saya datang supaya kamu memuliakan atas Zaid”

d) Huruf ‫“ َم ا‬Ma” ada yang berbentuk Masdariyah Dharfiyyah, dan ada yang Masdariyah Ghairu
Dharfiyyah.

Contoh Masdariyah Dharfiyyah = ‫“ اَل َاْص َح ُبَك مَا ُد ْم َت ُم ْنَطِلقًا‬saya tidak bisa menemanimu selama kamu pergi”

Contoh Masdariyah Ghairu Dharfiyyah = ‫“ عِج ْبُت ِم مَا َض َر ْبَت َز ْيدًا‬saya heran tentang pukulanmu kepada
Zaid”

e) Huruf ‫ “ َلْو‬Lau” huruf ini bisa masuk pada fi’il Madli dan juga fi’il Mudlori’.

Contoh fi’il Madli = ‫“ َوِد ْدُت َلْو قَاَم َزْيٌد‬saya senang jika Zaid sudah berdiri”

Contoh fi’il Mudlori’ = ‫“ َوِد ْدُت َلْو َيُقْو ُم َزْيٌد‬saya senang jika Zaid berdiri”

3. BENTUK-BENTUK ISIM MAUSHUL

1) Bentuk Isim Maushũl Mufrad (tunggal) dan Mutsanna (dual)

‫ َو اْلَيـــــا إَذ ا َم ا ُثِّنَيــــا َال ُتْثــــــِبِت‬¤ ‫َم ْو ُصوُل االْس َم اِء اَّلِذ ي اُألْنَثى اَّلِتي‬
“Adapun Isim Mausũl yaitu ‫( اَّلِذ ي‬jenis laki; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil) dan untuk jenis (perempuan; baik
‘aqil atau ghairu ‘aqil) yaitu ‫اَّلِتي‬. Jika keduanya ditatsniyah-kan (dual), maka huruf Ya’nya jangan
ditetapkan atau dibuang.

Contoh = ‫“ َج اَء ِنْي اَلِّذ ي َقاَم‬datang kepadaku seorang(laki-laki) yang berdiri”.

Contoh = ‫“ َج اَء ْتِنْي اَلِّذ ي َقاَم‬datang kepadaku seorang (perempuan) yang berdiri”.

‫ َو الُّنْو ُن إْن ُتْش َد ْد َفَال َم َالَم ْه‬¤ ‫َبْل َم ــا َتِلْيـِه َأْو ِلِه اْلَع َالَم ـــْه‬

Akan tetapi, terhadap huruf yang tadinya diiringi oleh Ya’ yang dibuang tersebut, sekarang iringilah!
dengan (memasang) tanda Alamat I’rob (menjadi: ‫ الذان‬dan ‫ التان‬ketika mahal Rofa’. dan menjadi: ‫ الَذ ْين‬dan
‫ الَتين‬ketika mahal Nashab dan Jarr). adapun Nun-nya jika ditasydidkan, maka tidak ada celaan untuk itu.
Contoh Mutsanna (dual) mahal Rofa’ = ‫ “ َج اَء اَللِّذ اِن َقاَم اُبْو ُهمَا‬telah datang dua orang yang ayah keduanya
berdiri”

Contoh Mutsanna (dual) mahal Nashab = ‫“ َر َاْيُت الَّلَذ ْيِن َقاَم اُبْو ُهمَا‬saya melihat dua orang yang ayah
keduanya berdiri”

Contoh Mutsanna (dual) mahal Jarr = ‫“ َم َر ْر ُت ِبلَّلَتْيِن َقاَم اُبْو ُهمَا‬saya bertemu dengan dua orang yang ayah
keduanya berdiri”[4]

2) Bentuk Isim Maushũl Jama’ (Banyak)

‫ َو َبْعُضُهْم ِباْلَو اِو َر ْفَع ًا َنَطَقا‬¤ ‫َج ْم ُع اَّلِذ ي األَلى اَّلِذ ْيَن ُم ْطَلَقا‬

Jamak-nya lafadz ‫( اَّلِذ ي‬Isim Mausũl tunggal laki-laki) adalah ‫ األَلى‬atau ‫ اَّلِذ ْيَن‬secara mutlak (baik untuk
mahal Rofa’, Nashab dan Jarr). Ada sebagian dialek orang Arab berbicara dengan menggunakan Wawu
ketika mahal Rofa’ (menjadi: ‫) َاَّلُذ ْو َن‬

‫ َو اَلَّالِء َكاَّلِذ ْيَن َنْز َر ًا َو َقَع ا‬¤ ‫ِبالَّالِت َو الَّالِء اَّلِتي َقْد ُج ِمَع ا‬

Lafadz ‫( اَّلِتي‬Isim Mausũl tunggal perempuan) sungguh dijamakkan dengan menjadi ‫ الَّالِت‬atau
‫الَّالِء‬.Ditemukan juga ‫ الَّالِء‬dihukumi seperti ‫( اَّلِذ ْيَن‬isim Mausũl jamak untuk perempuan) tapi jarang.
Contoh mahal Rofa’ = ‫“ َج اَء ِنْي اَّلِّذ ْيَن قَاُم ْو ا‬datang kepadaku mereka yang semuanya berdiri”

Contoh mahal Nashab = ‫“ َر َاْيُت اَّلِّذ ْيَن قَاُم ْو ا‬saya melihat mereka yang semuanya berdiri”

Contoh mahal Jarr = ‫“ َم َر ْر ُت ِباَّلِّذ ْيَن قَاُم ْو ا‬saya bertemu dengan mereka yang semuanya berdiri”

Contoh mahal Rofa’ ‫“ بالوو = َنْح ُن الَّلُذ ْو َن َص َبُحْو ا الَّص َباَح ا َيْو َم الٌّنَح ْيِل غَاَر ًة ِم ْلَح اَح ا‬kami datang diwaktu pagi-pagi
sekali dihari peperangan di tanah Syam karena menggegerkan musuh juga kami sungguh
menjelekkannya”.

Contoh = ‫“ َو ٱَّلٰـِتى َيۡأ ِتيَن ٱۡل َفٰـِح َشَة ِم ن ِّنَس ٓإِٮُڪۡم‬Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan
keji ,..”(Q.S. An-Nisa’: 15)

Contoh = ‫“ َو ٱَّلٰٓـِٔـى َيِٕٮۡس َن ِم َن ٱۡل َم ِح يِض ِم ن ِّنَس ٓإِٮُك ۡم‬Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di
antara perempuan-perempuanmu..” (Q.S. At-Thalaq: 4)

3) Bentuk Isim Maushũl Mutlaq (Umum)

‫َوَم ْن َوَم ا َو َأْل ُتَس اِوي َم ا ُذ ِكْر‬

Adapun Isim Mausũl ‫ َم ا‬, ‫ َم ْن‬, dan ‫ َأْل‬adalah menyamakan hukumnya dengan Isim Mausũl yang telah
disebut sebelunnya. (artinya: bisa digunakan untuk Laki-laki, Perempuan, mufrad, mutsanna, atau Jamak).

Contoh = ‫ َوَم ْن ُقْمَن‬،‫ َوَم ْن َقاُم ْو ا‬،‫ َوَم ْن َقاَم َتا‬،‫ َوَم ْن َقاَم ا‬، ‫ َوَم ْن َقاَم ْت‬، ‫“ َج اَء ِنْي َم ْن َقاَم‬datang kepadaku seorang (laki-
laki) yang berdiri, (perempuan) yang berdiri, (dua orang laki-laki) yang berdiri, (dua orang perempuan)
yang berdiri, mereka (laki-laki) yang berdiri, mereka (perempuan) yang berdiri”[5]
4) Bentuk Isim Maushũl Dza (‫)َذ ا‬

‫ َأْو َم ْن إَذ ا َلْم ُتْلَغ ِفي اْلَكَالِم‬¤ ‫َوِم ْثُل َم ا َذ ا َبْع َد َم ا اْس ِتْفَهـاِم‬
Isim Mausũl ‫ َذ ا‬statusnya sama dengan isim Mausũl ‫( َم ا‬dipakai untuk tunggal, dual, jamak, laki-laki dan
perempuan), dengan syarat (1) ‫ َذ ا‬jatuh sesudah ‫ ما‬Istifham atau ‫ من‬Istifham, (2); ‫ َذ ا‬tidak dibatalkan
didalam Kalam (maksudnya: ‫ َذ ا‬dan ‫ ما‬atau ‫ من‬tersebut, tidak dijadikan satu kata Istifham (kata tanya).

Contoh = ‫ َم اذَا ِع ْنَدَك‬- ‫“ َم ْن ذَا َج اَء َك‬siapa orang yang datang kepadamu” – “tidak ada orang yang
disampingmu”

5) Bentuk Shilah Isim Maushũl

‫ َع َلى َضِم ْيٍر َالِئٍق ُم ْش َتِم َلْه‬¤ ‫َو ُك ُّلَهــا َيْلـَز ُم َبَعــَد ُه ِص َلـْه‬

Setiap Isim-Isim Mausũl ditetapkan adanya Shilah (jumlah atau kalimat keterangan) setelahnya, yang
mencakupi atas Dhamir yang sesuai (ada Dhamir atau ’Aid yang kembali kepada Isim Mausũl)[6].

Contoh =

‫ اَلِّذ ْيَن َض َر ْبُتُهْم‬-‫ واَلِّذ اِن َض َر ْبُتُهَم ا‬- ‫“ َج اَء ِنْي اَلِّذ ي َض َر ْبُتُه‬datang kepadaku seorang (laki-laki) yang saya pukul, dan
(dua) orang yang saya pukul, dan mereka yang saya pukul”

‫ والاَّل ِتي َض َر ْبُتُهَّن‬-‫ واَّلَتاِن َض َر ْبُتُهَم ا‬-‫“ َج اَئِت اَّلِتي َض َر ْبُتَها‬datang kepadaku seorang (perempuan) yang saya pukul, dan
(dua) orang yang saya pukul, dan mereka yang saya pukul”

‫ ِبِه َك َم ْن ِع ْنِد ي اَّلِذ ي اْبُنُه ُك ِفْل‬¤ ‫َو ُج ْم َلٌة أْو ِش ْبُهَها اَّلِذ ي ُوِص ْل‬

Shilah yang tersambung oleh Isim Mausũl, biasanya terdiri dari Jumlah atau Shibhul Jumlah (serupa
jumlah).

Contoh = ‫“ ِع ْنَدَك َج اَء ِنْي اَلِّذ ي‬datang kepadaku seorang yang ada disampingmu”

Contoh = ‫“ ِفي الَّد ِر َج اَء ِنْي اَلِّذ ي‬datang kepadaku seorang yang didalam rumah”[7]

‫ َو َك ْو ُنَها ِبُم ْع َرِب اَألْفَع اِل َقْل‬¤ ‫َو صــَفٌة َص ِرْيَح ٌة ِص ــَلُة َأْل‬
Bentuk Sifat Sharihah (Isim Fai’l atau Isim Maf’ul atau Sifat Musyabbah) merupakan Shilah untuk Isim
Mausul ‫“ ال‬Al”, sedangkan Shilah-nya yang berupa Fi’il Mu’rob (Fi’il Mudhori’) jarang adanya.

Contoh isim fa’il = ‫“ َج اَء ِنْي الَّضاِرٌب‬datang kepadaku orang yang memukul”

Contoh isim maf’ul = ‫“ َج اَء ِنَي الَم ْض ُروٌب‬datang kepadaku orang yang dimukul”

Contoh sifat musyabbihat = ‫“ َج اَء ِنْي الَح َس ُن َو ْج ُهُه‬datang kepadaku orang yang memiliki wajah tampan”[8]

6) Bentuk Isim Maushũl Ayyun ( ‫ )َأٌّي‬dan Shilahnya


‫ َو َص ْد ُر َو ْص ِلَها َضِم ْيٌر اْنَح َذْف‬¤ ‫َأُّي َك َم ا َو ُأْع ِرَبْت َم ا َلْم ُتَض ْف‬

Isim Mausul ‫“ أّي‬Ayyun” dihukumi seperti Isim Maushũl “Ma” (bisa untuk Mudzakkar, Muannats,
Mufrod, Mutsanna juga Jama’) selagi tidak Mudhaf dan Shadar Silah-nya (‘A-id yang menjadi permulaan
Shilah) adalah berupa Dhamir yang terbuang.

Contoh = ‫“ ُيْع ِج ُبِني َاٌي َقاِئٌم‬manakah orang yang berdiri yang telah mengagumkanku”

Contoh = ‫“ ُيْع ِج ُبِني َاٌيُهْم ُهَو َقاِئٌم‬manakah kaum yang telah mengherankanku yang mana dia orang yang
berdiri”[9]

Contoh = ‫“ ُيْع ِج ُبِني َاٌي ُهَو َقاِئٌم‬manakah orang yang telah mengherankanku yang mana dia orang yang berdiri”

7) Bentuk Pembuangan Shadar Shilah (‘Aid Majrur)

‫ َك َأْنَت َقاٍض َبْع َد َأْم ـٍر ِم ْن َقَض ى‬¤ ‫َك َذ اَك َح ْذ ُف َم ا ِبَو ْص ٍف ُخ ِفَض ا‬

Seperti itu juga (banyak digunakan dan jelas) yaitu pembuangan ‘Aid yang dikhofadkan atau dijarkan
oleh kata sifat. Seperti lafadz ‫ ( َأْنَت َقاٍض‬takdirannya: ‫ ) َأْنَت َقاِض ْيه‬setelah Fi’il Amarnya lafadz ‫َقَض ى‬.

Contoh = ‫“ َفاْقِض َم ا َأْنَت َقاٍض‬maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan..”(Q.S. Tha-Hâ: 72)

‫ َك ُم ـــَّر ِبــاَّلِذ ي َم َر ْر ُت َفْهــَو بـَـــْر‬¤ ‫َك َذ ا اَّلِذ ي ُجَّر ِبَم ا اْلَم ْو ُصْو َل َج ْر‬

Demikian juga (sering membuang Aid pada Shilah Maushũl) yaitu Aid yang dijarkan oleh Huruf yang
mengejarkan Isim Maushũlnya (dengan ‘Amil yang seragam).

Contoh = ‫( ُم ـــَّر ِبــاَّلِذ ي َم َر ْر ُت‬takdirannya: ‫“ )ُم ـــَّر ِبــاَّلِذ ي َم َر ْر ُت ِبِه‬berjalanlah kamu dengan orang yang mana
saya telah bertemu”[10]

Anda mungkin juga menyukai