Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Jar Wal Majrur”

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


BAHASA ARAB
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Ubay Harun S,Ag MSI

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 1

ADE IRMA (215150018)


FITRI (215150021)
DELIA RIZKA SRI RAMADHANI (215150029)
MAISYARAH MAENDE (215150025)
MOH NABIL (215150005)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an,
dan bahasa yang digunakan oleh Rasulullah dalam menjelaskan isi kandungan Al-Qur’an –
kitab suci kaum Muslimin. Sehingga Bahasa Arab menjadi bahasa yang akan tetap ada dan
tidak akan pernah hilang dari belahan dunia. Inilah yang menjaga bahasa Arab menjadi
bahasa utama hingga lebih dari 1400 tahun peradaban Islam. Mengenai keterjagaan Al-
Qur’an, yang secara otomatis juga keterjagaan Bahasa Arab, Allah berfirman,
“Sesungguhnya Aku yang menurunkan adz-Dzikra (al-Qur’an) dan Aku lah yang akan
menjaganya.” Orang yang ingin menafsirkan Al-Qur’an maka ia juga harus bisa belajar
bahasa arab. Oleh karena itu bahasa arab sangat penting untuk dipelajari. Ketika belajar
bahasa arab, maka juga harus belajar dan mengerti tentang Al-Asma’ Al-Majrurah. Al-Asma’
Al-Majrurah sangat penting untuk dipelajari karena digunakan untuk membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar karena Al-Asma’ Al-Majrurah ini sangat menentukan harakat atau
pembacaan Al-Qur’an.. Al-Asma’ Al-Majrurah sering juga disebut dengan isim majrur. Isim
majrur adalah isim yang dijarrkan sehingga selalu dibaca kasrah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Majrur
            Majrur artinya yang ditarik atau diturunkan, dalam ilmu nahwu yang dimaksud adalah
isim berharokat jar ( kasroh), tetapi tanda-tandanya bukan hanya kasroh. Tanda-tanda isim-
isim majrur ada tiga; kasroh, fathah, dan ya’ (‫)ي‬.
B. Contoh

‫مثالة‬ ‫نوعة‬ ‫عال مة‬

‫وهللا‬ ‫اسم مفرد‬   


‫بالمال ئكة‬ ‫جمع تكسير‬    ‫الكسرة‬
‫من الصا لحات‬ ‫جمع مؤنث سالم‬   

‫عن عا ئشة‬ ‫غير منصارف‬ ‫الفتحة‬

‫بالوالد ين‬ ‫اسم مثنى‬   


‫للمؤمنين‬ ‫جمع مذ كر سالم‬   
‫الياء‬
‫عن أبى هريرة‬ ‫السماءالخمسة‬   

1. Kasroh apabila isim itu mufrad, jama taksir, atau jama’ muannats salim.
2. Fathah apabila isim itu ghoiru munshorif, yaitu isim yangtidak bisa menerima tanwin
dan tidak ber-alif lam(‫ال‬  ) misalnya nama orang.
3. ”ya”(‫ي‬ ) apabila isim mutsanna , jama mudzakar salim, atau asmaul khomsah,yaitu
isim yang lima:
C. Sebab-Sebab Majrur
1. Apabila didahului salah satu huruf jar.
2. Apabila dijadikan ”mudhofun ilaih”
3. Apabila mengikuti isim yang majrur lainnya.
            Yang di dahului huruf jar:
            Huruf jar Menurut ahli nuhat itu berbeda-beda jumlahnya.
1.                   ‫ الباء‬,‫ب‬ = dengan,di,karena,/kepada
2.                    ‫الي‬       = ke,bersama
3.                   ‫من‬     = dari, diantara, daripada, di
4.                    ‫علي‬  = atas, harus
5.                  ‫عن‬       = dari, tentang, karena
6.                  (‫)ك‬      = seperti
7.                    ‫في‬    =di, dalam, tentang
8.                   ‫ل‬         = bagi, untuk, karena, kepada
9.                  ‫و‬          = demi, (sumpah)
10.              ‫ت‬         =demi(sumpah)
11.              ‫رُب‬     = banyak sekali
12.              ‫مذ‬        = sejak
13.              ‫منذ‬       = sejak
14.              ‫حتي‬     = sehingga, sampai
15.              ‫خال‬       = selain, kecuali
16.              ‫عدا‬      = selain, kecuali
17.              ‫حاس‬   = selain, kecuali
18.              ‫كى‬       = supaya
            Di antara huruf-huruf jar itu ada yang termasuk isim, fi’il, atau huruf lain.   Yang
biasa masuk isim adalah   ‫منذ‬ ,‫مذ‬
            Yang termasuk fi’il adalah  ‫حاش‬ ,‫عدا‬  ,‫خال‬ artinya ’kecuali.”
            Ada lagi huruf jar yang termasuk huruf lain, seperti   ‫كى‬   ,‫ل‬  semuanya itu adalah
hurufnasab. Huruf-huruf ini bila mendahului fi’il menjadi huruf nasab, bila
setelah isim menjadihuruf jar.
            Arti huruf jar di atas itu tidak tetap, tergantung susunan kalimatnya.
D. Isim Majrur
            Isim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot.
Isim yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim
majrur selalu di baca kasrah.
            Macam- Macam Isim Majrur. Isim majrur (al-asma’ al-majrurah) terdiri dari :
1. Isim yang ada huruf jarrnya (‫رف جر‬OOOOOOOOOOOOO‫بقه ح‬OOOOOOOOOOOOO‫)س‬
Huruf jarr adalah huruf yang meng-jarr-kan kata setelahnya. Kata yang terletak setelah
Bhuruf jarr adalah isim (kata benda). Kata isim yang terletak setelah huruf jarr harus
berharakat kasrah atau berakhiran ya’nun1.(‫)ين‬
Huruf jarr terdiri dari beberapa huruf 2, yaitu :
a. ‫( ِم ْن‬dari)
            Contoh :
            Saya pulang dari masjid ‫اَرْ ِج ُع ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد‬ 
            Jika kata yang terletak setelah ‫( من‬dari) berupa isim yang tidak disertai al, maka ‫من‬
dibaca ‫ ِم ْن‬. (min/nun disukun). Tetapi jika berupa isim yang disertai al, maka ‫ من‬dibaca َ‫ِمن‬
(mina/nun difathah)
b. ‫( ِإلَى‬ke/kepada)
            Contoh :
            Saya berangkat ke sekolah ‫َأ ْذهَبُ ِإلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬ 
c. ‫( ِل‬milik/terhadap/karena)
            Contoh :
            Polpen itu milik zaid ‫ْالقَلَ ُم لِ َز ْي ِد‬
d.  ‫( ع َْن‬dari)
            Contoh :
            Saya telah melempar anak panah ِ ْ‫و‬OOOOOOَ‫ ْه َم ع َِن ْالق‬OOOOOO‫الس‬
‫س‬ dari busur ُ ‫َر َمي‬
َّ ‫ْت‬
Jika kata yang terletak setelag ‫( عن‬dari) berupa isim yang tidak disertai al maka ‫ عن‬dibaca ‫ع َْن‬
(‘an/nun disukun). Tetapi jika berupa isim yang disertai al maka ‫ عن‬dibaca ‫‘( ع َِن‬ani/nun
dikasrah).
e. ‫( َعلَى‬atas/di atas)
Contoh :
ِ َ‫ْال ِكتَابُ َعلَى ْال َم ْكت‬
Buku itu di atas meja ‫ب‬
f. َ‫( ك‬seperti)
Contoh :
Nabi Muhammad SAW seperti bulan purnama ‫ُم َح َّم ُد َك ْالبَ ْد ِر‬
g. ‫( فِ ْي‬di/di dalam)
Contoh :
Para siswa berada di dalam kelas ‫التَّاَل ِم ْي ُذ فِ ْي ْالفَصْ ِل‬
h.  ‫ب‬
ِ (dengan/sebab)
Contoh :
Saya menulis pelajaran dengan polpen. ‫س بِ ْالقَلَ ِم‬ ُ ‫َكتَب‬
َ ْ‫ْت الدَّر‬
i. ‫( ُم ْذ‬sejak)
Contoh :
Saya tidak melihatmu sejak hari Jum’at ‫ك ُم ْذ يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة‬
َ ُ‫َما َرَأ ْيت‬
j. ‫( ُم ْن ُذ‬sejak)
Contoh :
Saya tidak melihatmu sejak hari jum’at ‫ك ُم ْن ْذ يَوْ ِم ْالجْ ُم َع ِة‬
َ ُ‫َما َرَأ ْيت‬
k. َّ‫( رُب‬sedikit/banyak)
Contoh :
ُ‫ار ِء لِ ْلقُرْ اَ ِن َو ْالقُرْ اَنُيَ ْل َعنُه‬
ِ َ‫رُبَّ ق‬ 
Banyak orang yang membaca Al-qur’an tetapi AL-Qur’an itu malah melaknatinya 
l. ‫( َحتَّى‬sampai/hingga)
Contoh :
ْ ‫ت َم‬
) ‫ ه‬: ‫طلَ ِع ْالفَجْ ِر ( القدر‬ َّ ‫َساَل ٌم ِه َي َح‬
Artinya : “malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr : 5)
m. َ‫ ت‬/ ‫ب‬
ِ / َ‫( ت‬demi)
Contoh :
‫ تَاهَّلل ِ َألصُوْ ُم َم َّن َغدًا‬/ ِ ‫ َوهَّللا‬/ ِ ‫بِاهَّلل‬
Demi allah, besok saya akan berpuasa.
n. ‫ خَاَل‬/ ‫ َعدَا‬/ ‫( َحا َشا‬selain)
Contoh :
‫ خَ اَل زَ ْي ًد‬/ ‫ َعدَا‬/ ‫َدخَ َل التَّاَل ِم ْي ُذ ْالفَصْ َل َحا َشا‬
Semua siswa telah masuk kelas selain zaid.
2. Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. (‫)مضاف إليه‬
            Isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih Contohnya yaitu:
a. ‫ ٍد‬OOO‫اَتِ َم حدي‬OOO‫تريت خ‬OOO‫اش‬
ُ (Isytaroitu khotima hadiidin) = Saya membeli cincin besi.
Kata ‫ =( حدي ٍد‬besi) merupakan mudhof ilaih, karena disandarkan kepada ‫ =( خاَتِ َم‬cincin) yang
maknanya cincin yang terbuat dari besi. 
b. ِ‫=( َرسُوْ ُل هللا‬Rasul Allah) –> ‫[ َرسُوْ ُل‬Mudhaf], ِ‫[ هللا‬Mudhaf Ilaih]
c. ‫ب‬ِ ‫=( َأ ْه ُل ْال ِكتَا‬ahlul kitab) –> ‫[ َأ ْه ُل‬Mudhaf], ‫ب‬
ِ ‫[ ْال ِكتَا‬Mudhaf Ilaih]
            Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa
dalam bentuk Marfu’, Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.
Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
َ َ‫ق‬
            ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬
            = berkata Rasul Allah
            ِ‫ُأ ِحبُّ َرسُوْ َل هللا‬
            = saya mencintai Rasul Allah
            ِ‫نُْؤ ِمنُ بِ َرسُوْ ِل هللا‬
            = kami beriman kepada Rasul Allah
            Dalam contoh-contoh di atas, Isim ‫وْ ل‬O ‫ َر ُس‬merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa
Marfu’ (contoh pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun
kata ‫ هللا‬sebagai Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.
            Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
ِ ‫يَجْ لِسُوْ نَ َأ َما َم ْالبَ ْي‬
            ‫ت‬
            = mereka duduk-duduk di depan rumah
            ‫َأقُوْ ُم تَحْ تَ ال َّش َج َر ِة‬
            = aku berdiri di bawah pohon
ِ ‫=( ْالبَ ْي‬rumah) dan Isim ‫ َج َر ِة‬O ‫الش‬
            Dalam contoh di atas, Isim ‫ت‬ َّ (=pohon) adalah Isim
Majrur dengan tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf ‫=( َأ َما َم‬di depan) dan َ‫=( تَحْ ت‬di
bawah). Dalam hal ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang
mengikutinya merupakan Mudhaf Ilaih.
            Isim-Isim Yang Mengikuti Isim-Isim Majrur
            Yang dimaksudkan dengan tawa-bi’ pada isim-ism yang majrur, ialah isim-isim yang
mengikuti kedua isim majrur di atas.
            Macam tawabi pada isim yang majrur.
            Macamnya sama dengan tawabi pada isim-isim yang marfu’ dan mansub yaitu ada
lima yaitu na’at taukid, badal, athaf bayan, dan ma’thuf. Karena sama dengan yang terdahulu,
maka pada pembahasan disini kami hanya mengemukakan satu dua contoh saja bagi setiap
macam.
a. Naat
1. Pergilah kepada orang-orang yang saleh itu = ‫اَ ْذهَبُ اِلَى ال َّرج ُِل الصّا لح‬ 
2. Kitab-kitab mahasiswa yang rajin banyak = Oٌ‫كتب الطا لب المجتهد َكثِ ْي َعة‬ 
b. Ta’kid/tauhid.
Contoh :
1. Saya mendatangi mereka saja = ‫ت اِلَى التَّاَل ِم ْي ِذ اَ ْنفُ ِس ِه ْم‬
ُ ‫جْئ‬ 
ِ
2. Saya berbakti kepada orang tua kedua-duanya=‫ت بِا ْال َوالِ َد ْي ِن َكلِ ْي ِه َما‬
ُ ْ‫بَ َرر‬
c. Badal.
1. Badal mutha-biq.
Contoh :
a. Sungguh akan kami tarik ubun-ubunnya =‫صيَ ٍة‬ ِ ‫لَنَ ْسفَعًا بِا لنّا‬
ِ ‫صيَة نَا‬
b. Ubun-ubun orang yang dusta lagi salah =‫ َكا ِذبَ ٍةخَا ِطَئ ٍة‬ 
c. Puji-pujian hanya bagi Tuhan semesta alam = َ‫اَ ْل َح ْم ُدهلِل ِ َربِّ ْال َعا لَ ِم ْين‬ 
2. Badal ba’di min kul.
            Contoh :
a. ٍ ‫بُنِ َى ااْل ْساَل ُم َعلُى َخ ْم‬ 
Islam dibina atas lima dasar, syahadat =ٌ‫س َشهَا َدة‬
b. َ Oَ‫يَ ْسَأ لُوْ ن‬
Mereka bertanya tentang bulan-bulan haram berperang di dalamnya = ‫ك َع ِن‬
ْ ‫ال َّسه‬ 
‫ْرال َح َرام قِتَا ٌل فِ ْي ِه‬
3. Badal Isytimal
Contoh :
Mengagumkan saya si Ali, akhlaknya yang mulia itu = ‫اَ ْع َخبَنِ ْى َعلِ ٌّى ُخلُقُهُ اَ ْل َك ِر ْي ٌم‬
4. Badal muba-yin
Contoh :
Saya pergi ke masjid sekolah = ‫ت اِلَى ْال َمس ِْخ ِد ْال َم ْد َر َس ِة‬
ُ ‫ِخْئ‬
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Majrur artinya yang ditarik atau diturunkan, dalam ilmu nahwu yang dimaksud adalah
isim berharokat jar ( kasroh), tetapi tanda-tandanya bukan hanya kasroh. Tanda-tanda isim-
isim majrur ada tiga; kasroh, fathah, dan ya’ (‫)ي‬.
            Isim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot.
Isim yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim
majrur selalu di baca kasrah. Macam-macam isim majrur yaitu :
1. Isim yang ada huruf jarrnya (‫)سبقه حرف جر‬, terdiri dari ‫( ِم ْن‬dari), ‫( ِإلَى‬ke/kepada), ‫ِل‬
(milik/terhadap/karena), ‫( ع َْن‬dari), ‫( َعلَى‬atas/di atas), َ‫( ك‬seperti), ‫( فِ ْي‬di/di dalam), dan lain-
lain.
2. Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. (‫اف إليه‬OOOOOOOOO‫)مض‬
Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
B. Saran
            Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Basith, Abdul. 2009. Ilmu Nahwu. Yogyakarta : Madrasah Diniyah PP. Wahid Hasyim.
http://subpokbarab.wordpress.com/lesson/isim-majrur/.
http://www.freewebs.com/arabindo/w08.htm.

Anda mungkin juga menyukai