1. Kasroh apabila isim itu mufrad, jama taksir, atau jama’ muannats salim.
2. Fathah apabila isim itu ghoiru munshorif, yaitu isim yangtidak bisa menerima tanwin
dan tidak ber-alif lam(ال ) misalnya nama orang.
3. ”ya”(ي ) apabila isim mutsanna , jama mudzakar salim, atau asmaul khomsah,yaitu
isim yang lima:
C. Sebab-Sebab Majrur
1. Apabila didahului salah satu huruf jar.
2. Apabila dijadikan ”mudhofun ilaih”
3. Apabila mengikuti isim yang majrur lainnya.
Yang di dahului huruf jar:
Huruf jar Menurut ahli nuhat itu berbeda-beda jumlahnya.
1. الباء,ب = dengan,di,karena,/kepada
2. الي = ke,bersama
3. من = dari, diantara, daripada, di
4. علي = atas, harus
5. عن = dari, tentang, karena
6. ()ك = seperti
7. في =di, dalam, tentang
8. ل = bagi, untuk, karena, kepada
9. و = demi, (sumpah)
10. ت =demi(sumpah)
11. رُب = banyak sekali
12. مذ = sejak
13. منذ = sejak
14. حتي = sehingga, sampai
15. خال = selain, kecuali
16. عدا = selain, kecuali
17. حاس = selain, kecuali
18. كى = supaya
Di antara huruf-huruf jar itu ada yang termasuk isim, fi’il, atau huruf lain. Yang
biasa masuk isim adalah منذ ,مذ
Yang termasuk fi’il adalah حاش ,عدا ,خال artinya ’kecuali.”
Ada lagi huruf jar yang termasuk huruf lain, seperti كى ,ل semuanya itu adalah
hurufnasab. Huruf-huruf ini bila mendahului fi’il menjadi huruf nasab, bila
setelah isim menjadihuruf jar.
Arti huruf jar di atas itu tidak tetap, tergantung susunan kalimatnya.
D. Isim Majrur
Isim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot.
Isim yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim
majrur selalu di baca kasrah.
Macam- Macam Isim Majrur. Isim majrur (al-asma’ al-majrurah) terdiri dari :
1. Isim yang ada huruf jarrnya (رف جرOOOOOOOOOOOOOبقه حOOOOOOOOOOOOO)س
Huruf jarr adalah huruf yang meng-jarr-kan kata setelahnya. Kata yang terletak setelah
Bhuruf jarr adalah isim (kata benda). Kata isim yang terletak setelah huruf jarr harus
berharakat kasrah atau berakhiran ya’nun1.()ين
Huruf jarr terdiri dari beberapa huruf 2, yaitu :
a. ( ِم ْنdari)
Contoh :
Saya pulang dari masjid اَرْ ِج ُع ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد
Jika kata yang terletak setelah ( منdari) berupa isim yang tidak disertai al, maka من
dibaca ِم ْن. (min/nun disukun). Tetapi jika berupa isim yang disertai al, maka منdibaca َِمن
(mina/nun difathah)
b. ( ِإلَىke/kepada)
Contoh :
Saya berangkat ke sekolah َأ ْذهَبُ ِإلَى ْال َم ْد َر َس ِة
c. ( ِلmilik/terhadap/karena)
Contoh :
Polpen itu milik zaid ْالقَلَ ُم لِ َز ْي ِد
d. ( ع َْنdari)
Contoh :
Saya telah melempar anak panah ِ ْوOOOOOOَ ْه َم ع َِن ْالقOOOOOOالس
س dari busur ُ َر َمي
َّ ْت
Jika kata yang terletak setelag ( عنdari) berupa isim yang tidak disertai al maka عنdibaca ع َْن
(‘an/nun disukun). Tetapi jika berupa isim yang disertai al maka عنdibaca ‘( ع َِنani/nun
dikasrah).
e. ( َعلَىatas/di atas)
Contoh :
ِ َْال ِكتَابُ َعلَى ْال َم ْكت
Buku itu di atas meja ب
f. َ( كseperti)
Contoh :
Nabi Muhammad SAW seperti bulan purnama ُم َح َّم ُد َك ْالبَ ْد ِر
g. ( فِ ْيdi/di dalam)
Contoh :
Para siswa berada di dalam kelas التَّاَل ِم ْي ُذ فِ ْي ْالفَصْ ِل
h. ب
ِ (dengan/sebab)
Contoh :
Saya menulis pelajaran dengan polpen. س بِ ْالقَلَ ِم ُ َكتَب
َ ْْت الدَّر
i. ( ُم ْذsejak)
Contoh :
Saya tidak melihatmu sejak hari Jum’at ك ُم ْذ يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة
َ َُما َرَأ ْيت
j. ( ُم ْن ُذsejak)
Contoh :
Saya tidak melihatmu sejak hari jum’at ك ُم ْن ْذ يَوْ ِم ْالجْ ُم َع ِة
َ َُما َرَأ ْيت
k. َّ( رُبsedikit/banyak)
Contoh :
ُار ِء لِ ْلقُرْ اَ ِن َو ْالقُرْ اَنُيَ ْل َعنُه
ِ َرُبَّ ق
Banyak orang yang membaca Al-qur’an tetapi AL-Qur’an itu malah melaknatinya
l. ( َحتَّىsampai/hingga)
Contoh :
ْ ت َم
) ه: طلَ ِع ْالفَجْ ِر ( القدر َّ َساَل ٌم ِه َي َح
Artinya : “malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr : 5)
m. َ ت/ ب
ِ / َ( تdemi)
Contoh :
تَاهَّلل ِ َألصُوْ ُم َم َّن َغدًا/ ِ َوهَّللا/ ِ بِاهَّلل
Demi allah, besok saya akan berpuasa.
n. خَاَل/ َعدَا/ ( َحا َشاselain)
Contoh :
خَ اَل زَ ْي ًد/ َعدَا/ َدخَ َل التَّاَل ِم ْي ُذ ْالفَصْ َل َحا َشا
Semua siswa telah masuk kelas selain zaid.
2. Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. ()مضاف إليه
Isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih Contohnya yaitu:
a. ٍدOOOاَتِ َم حديOOOتريت خOOOاش
ُ (Isytaroitu khotima hadiidin) = Saya membeli cincin besi.
Kata =( حدي ٍدbesi) merupakan mudhof ilaih, karena disandarkan kepada =( خاَتِ َمcincin) yang
maknanya cincin yang terbuat dari besi.
b. ِ=( َرسُوْ ُل هللاRasul Allah) –> [ َرسُوْ ُلMudhaf], ِ[ هللاMudhaf Ilaih]
c. بِ =( َأ ْه ُل ْال ِكتَاahlul kitab) –> [ َأ ْه ُلMudhaf], ب
ِ [ ْال ِكتَاMudhaf Ilaih]
Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa
dalam bentuk Marfu’, Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.
Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
َ َق
ِال َرسُوْ ُل هللا
= berkata Rasul Allah
ُِأ ِحبُّ َرسُوْ َل هللا
= saya mencintai Rasul Allah
ِنُْؤ ِمنُ بِ َرسُوْ ِل هللا
= kami beriman kepada Rasul Allah
Dalam contoh-contoh di atas, Isim وْ لO َر ُسmerupakan Mudhaf dan bentuknya bisa
Marfu’ (contoh pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun
kata هللاsebagai Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.
Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
ِ يَجْ لِسُوْ نَ َأ َما َم ْالبَ ْي
ت
= mereka duduk-duduk di depan rumah
َأقُوْ ُم تَحْ تَ ال َّش َج َر ِة
= aku berdiri di bawah pohon
ِ =( ْالبَ ْيrumah) dan Isim َج َر ِةO الش
Dalam contoh di atas, Isim ت َّ (=pohon) adalah Isim
Majrur dengan tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf =( َأ َما َمdi depan) dan َ=( تَحْ تdi
bawah). Dalam hal ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang
mengikutinya merupakan Mudhaf Ilaih.
Isim-Isim Yang Mengikuti Isim-Isim Majrur
Yang dimaksudkan dengan tawa-bi’ pada isim-ism yang majrur, ialah isim-isim yang
mengikuti kedua isim majrur di atas.
Macam tawabi pada isim yang majrur.
Macamnya sama dengan tawabi pada isim-isim yang marfu’ dan mansub yaitu ada
lima yaitu na’at taukid, badal, athaf bayan, dan ma’thuf. Karena sama dengan yang terdahulu,
maka pada pembahasan disini kami hanya mengemukakan satu dua contoh saja bagi setiap
macam.
a. Naat
1. Pergilah kepada orang-orang yang saleh itu = اَ ْذهَبُ اِلَى ال َّرج ُِل الصّا لح
2. Kitab-kitab mahasiswa yang rajin banyak = Oٌكتب الطا لب المجتهد َكثِ ْي َعة
b. Ta’kid/tauhid.
Contoh :
1. Saya mendatangi mereka saja = ت اِلَى التَّاَل ِم ْي ِذ اَ ْنفُ ِس ِه ْم
ُ جْئ
ِ
2. Saya berbakti kepada orang tua kedua-duanya=ت بِا ْال َوالِ َد ْي ِن َكلِ ْي ِه َما
ُ ْبَ َرر
c. Badal.
1. Badal mutha-biq.
Contoh :
a. Sungguh akan kami tarik ubun-ubunnya =صيَ ٍة ِ لَنَ ْسفَعًا بِا لنّا
ِ صيَة نَا
b. Ubun-ubun orang yang dusta lagi salah = َكا ِذبَ ٍةخَا ِطَئ ٍة
c. Puji-pujian hanya bagi Tuhan semesta alam = َاَ ْل َح ْم ُدهلِل ِ َربِّ ْال َعا لَ ِم ْين
2. Badal ba’di min kul.
Contoh :
a. ٍ بُنِ َى ااْل ْساَل ُم َعلُى َخ ْم
Islam dibina atas lima dasar, syahadat =ٌس َشهَا َدة
b. َ Oَيَ ْسَأ لُوْ ن
Mereka bertanya tentang bulan-bulan haram berperang di dalamnya = ك َع ِن
ْ ال َّسه
ْرال َح َرام قِتَا ٌل فِ ْي ِه
3. Badal Isytimal
Contoh :
Mengagumkan saya si Ali, akhlaknya yang mulia itu = اَ ْع َخبَنِ ْى َعلِ ٌّى ُخلُقُهُ اَ ْل َك ِر ْي ٌم
4. Badal muba-yin
Contoh :
Saya pergi ke masjid sekolah = ت اِلَى ْال َمس ِْخ ِد ْال َم ْد َر َس ِة
ُ ِخْئ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Majrur artinya yang ditarik atau diturunkan, dalam ilmu nahwu yang dimaksud adalah
isim berharokat jar ( kasroh), tetapi tanda-tandanya bukan hanya kasroh. Tanda-tanda isim-
isim majrur ada tiga; kasroh, fathah, dan ya’ ()ي.
Isim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot.
Isim yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim
majrur selalu di baca kasrah. Macam-macam isim majrur yaitu :
1. Isim yang ada huruf jarrnya ()سبقه حرف جر, terdiri dari ( ِم ْنdari), ( ِإلَىke/kepada), ِل
(milik/terhadap/karena), ( ع َْنdari), ( َعلَىatas/di atas), َ( كseperti), ( فِ ْيdi/di dalam), dan lain-
lain.
2. Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. (اف إليهOOOOOOOOO)مض
Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Basith, Abdul. 2009. Ilmu Nahwu. Yogyakarta : Madrasah Diniyah PP. Wahid Hasyim.
http://subpokbarab.wordpress.com/lesson/isim-majrur/.
http://www.freewebs.com/arabindo/w08.htm.