ABSTRAK
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan
waktu. Isim Maushul terbagi menjadi dua yaitu, Isim Maushũl Ismi ialah Isim Maushũl isim yang
selamanya perlu kepada ShilahIsim. Sedangkan Maushũl Harfi ialah semua huruf yang dengan shilahnya di
ta’wili dengan Masdar. Isim Maushul bermnafaat untuk menghubungkan sejumlah kalimat atau pokok benak
menjadi satu kalimat . masing-masing isim ma’rfiat tersebut akan menjadi jelas bila estafet dengan kalimat
sesudahnya yang di sebut shilah.
PENDAHULUAN:
Bahasa arab merupakan pelajaran pentinga bagi mahasiswa yang beragama islam, karena kitab
suci Al-qur’an dan al-hadis ditulis dalam bahasa arab. Selain itu, bahasa arab juga sudah termasuk
bahasa internasional dan banyak dipelajari oleh para ilmuwan barat untuk mengkaji peradaban islam. Di
dalam hadits dikatakan; “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya (Muhammad) adalah
orang Arab, bahwa Al Qur`an adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah
bahasa Arab.” (HR. Ath-Thabrani)
Bahasa arab juga mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya, dan mempunyai berbagai
macam bentuk kata kerja, kata ganti dan kata sifat. Kata kerja dan kata ganti itu terbagi lagi kedalam
beberapa macam bentuk, seperti pada kata ganti diketahui kata ganti isyarat (isim al-isyarâh), kata ganti
penghubung (al-isim al-maushũl) dan kata ganti penanya (adawat al-istifhâm). Dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai al-isim al-maushũl [ ] االسم الموصولatau kata ganti penghubung beserta contoh-
contohnya.
Pembahasan :
A. Pendahuluan
Bahasa arab merupakan pelajaran penting bagi mahasiswa yang beragama islam, karena kitab
suci Al-qur’an dan al-hadis ditulis dalam bahasa arab. Selain itu, bahasa arab juga sudah termasuk bahasa
internasional dan banyak dipelajari oleh para ilmuwan barat untuk mengkaji peradaban islam. Di dalam
hadits dikatakan; “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya (Muhammad) adalah orang
Arab, bahwa Al Qur`an adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa
Arab.” (HR. Ath-Thabrani)
Bahasa arab juga mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya, dan mempunyai berbagai
macam bentuk kata kerja, kata ganti dan kata sifat. Kata kerja dan kata ganti itu terbagi lagi kedalam
beberapa macam bentuk, seperti pada kata ganti diketahui kata ganti isyarat (isim al-isyarâh), kata ganti
penghubung (al-isim al-maushũl) dan kata ganti penanya (adawat al-istifhâm). Dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai al-isim al-maushũl [ ] االسم الموصولatau kata ganti penghubung beserta contoh-
contohnya.
B. Pengertian
Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa
kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Maksudnya, bahwa setiap isim ma’rifat itu akan
menjadi jelas bila bersambung dengan kalimat sesudahnya, yang dinamakan Shilah. Shilah(anak kalimat)
itu harus memiliki dhamir yang kembali pada isim maushul, yang dinamakan a’id. Dalam bahasa
Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim
Maushũl adalah: ( اَّلِذْيyang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushũl dalam menggabungkan dua
kalimat di bawah ini:
Kalimat I “ = َج اَء اْلُم َدِّرُسdatang guru itu”.
Kalimat II “ = َاْلُم َدِّرُس َيْد ُرُس اْلِفْقَهguru itu mengajar fiqh”.
Kalimat III “ = َج اَء اْلُم َدِّرُس اَّلِذْي َيْد ُرُس اْلِفْقَهdatang guru yang mengajar fiqh”.
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushũl: اَّلِذْي.
E. Kesimpulan
Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa
kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Contoh secara umum penggunaan Isim Maushũl seperti
di bawah ini:
1. Bila Isim Maushũl itu dipakai untuk Muannats (perempuan) maka: اَّلِذْيmenjadi: اَّلِتْي. contoh = َج اَءِت
“ = اْلُم َدِّرَس ُة اَّلِتْي َتْد ُرُس اْلِفْقهdatang guru (pr) yang mengajar fiqh itu”.
2. Bila Isim Maushũl itu digunakan untuk Mutsanna (dual)
maka: اَّلِذْيmenjadi: اَّلَذ اِنsedangkan اَّلِتْيmenjadi: اَّلَتاِنcontoh = “ = َج اَء اْلُم َدِّرَس اِن اَّلَذ اِن َيْد ُرَس اِن اْلِفْقَهdatang dua
orang guru (lk) yang mengajar fiqh itu”. contoh = “ = َج اَءِت اْلُم َدِّرَس َتاِن اَّلَتان َتْد ُرَس اِن اْلِفْقَهdatang dua orang guru
(pr) yang mengajar fiqh”.
3. Bila Isim Maushũl itu dipakai untuk Jamak (banyak) maka : ِذْي اَّل
menjadi: اَّلِذ ْيَنsedangkan: اَّلِتْيmenjadi: الَّالِتْيcontoh = “ = َج اَء اْلُم َد ِّرُسْو َن اَّلِذ ْيَن َيْد ُرُسْو َن اْلِفْق َهdatang guru-guru
(lk) yang mengajar Fiqh itu”, Dan contoh = “ = َج اَءِت اْلُم َدِّرَس اُت الَّالِتْي َيْدُرْسَن اْلِفْقَهdatang guru-guru (pr) yang
mengajar fiqh itu”.
DAFTAR PUSTAKA
Husain, Syarafuddin, Minhatul Malik, Fitarjamati Al-Fiyyah Ibnu Malik Bi Lughah Indonesia Juz I. Karya Toha
Putra. Semarang. 1989.
A.P.I. Ma’had. Sulam Tashil: Tarjamati Al-Fiyyah Ibnu Malik, Tegalrejo, Magelang. 1413H.
Taqrirât, Al-Fiyyah Ibnu Malik, Fi Ilmi An-Nahwu Wa As-Saraf, Lil’alamah Asyaikh Muhammad Bin ‘Abdullah
bin Malik Al-Andalusi. Ma’had Al-Islami Lirboyo. Kediri.
Syarah, Ibnu ‘Aqil. Ma’had Islami As-Salafi. Huquq At-Thab’I Mahfudloh.
Hidayat. D. DR. Pelajaran Bahasa Arab; Ta’limu Lughah Al-Arabiyyah, Madrasah Tsanawiyyah. Karya toha Putra.
Semarang. 1994.