Anda di halaman 1dari 6

https://nahwusharaf.wordpress.

com/
NAHWU adalah kaidah-kaidah  Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-
keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Termasuk
didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof bagian dari Ilmu Nahwu, yang
ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan
keadannya ketika belum tersusun (mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan ‫فاعل‬, Isim
Tafdhil mengikuti wazan ‫أفعل‬, berikut keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan,
menjamakkan, mentashghirkan dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun
(murokkab) semisal rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il
jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.

Satu kata dalam Bahasa Arab disebut Kalimah (‫ )ال َكلِ َمة‬yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu
arti.
Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (‫)ال ُم َر َّكب‬. Jika kalimat / susunan
kata tersebut telah sempurna, atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan
suatu hukum ” Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (‫ )ال َكالَم‬atau
disebut Jumlah (‫)ال ُج ْملَة‬.
Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:

1. Kalimah Fiil (ُ‫ = )الفِ ْعل‬Kata kerja


2. Kalimah Isim (‫)اإل ْس ُم‬ِ = Kata Benda
3. Kalimah Harf ( ُ‫ = )ال َحرْ ف‬Kata Tugas.
Khusus untuk Kalimah Fi’il, bisa dimasuki: ‫ س وف‬,‫ س‬,‫قد‬, Amil Nashob ‫ ان‬dan saudara-saudaranya,
Amil Jazm, Ta’ Fa’il, Ta’ Ta’nits Sakinah, Nun Taukid, Ya’ Mukhotobah.

Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasuki: Huruf Jar, AL, Tanwin, Nida’, Mudhof, Musnad.

Khusus untuk Kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhusukan kepada Kalimah Fiil dan
Kalimah Isim.

Menurut wazannya, asal Kalimah terdiri dari tiga huruf, 1. Fa’ fi’il, 2. ‘Ain Fi’il, 3. Lam Fi’il (َ‫)فَ َعل‬.
Apabila ada tambahan asal, maka ditambah 4. Lam fi’il kedua (َ‫)فَ ْعلَل‬. Apabila ada tambahan huruf
bukan asal. maka ditambah pula pada wazannya dengan huruf tambahan yang sama, semisal  ٌ
‫ ُم ْسلِم‬ada tambahan huruf Mim didepannya, maka ikut wazan ‫ُم ْف ِع ٌل‬

Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:

1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:


Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah terjadi sebelum masa berbicara.
Seperti :

‫َق َر َأ‬
“Telah  membaca”.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti :
‫َق َر ْأ ُت‬
QORO’TU = “Aku  telah membaca”  dan

‫َق َر َا ْت‬
QORO’AT = “Dia  (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas
digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung.

Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan
Ma Nafi. Seperti:

‫ َأ ْن َت ْذهَ ُبوا ِب ِه‬ ‫ َل َي ْح ُز ُننِي‬ ‫َقالَ ِإ ِّني‬


Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama
Yusuf  amatmenyedihkanku…

ُ ‫ض َت ُم‬
‫وت‬ ٍ ‫س ِبأَ ِّي َأ ْر‬
ٌ ‫ َن ْف‬ ‫دْري‬ ُ ‫س َم َاذا َت ْك‬
ِ ‫سِب َغدًا َو َما َت‬ ٌ ‫ َن ْف‬ ‫دْري‬
ِ ‫َو َما َت‬
…Dan  tiada  seorangpun yang  dapat mengetahui  (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan  tiada  seorangpun yang  dapat mengetahui  di bumi mana
dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya :

.‫ ان‬,‫ أن‬,‫ لن‬,‫ سوف‬,‫س‬


SYIN, SAUFA, LAN, AN dan IN
Seperti:

َ ‫ َن ًارا َذ‬ ‫ص َلى‬


ٍ‫ات َل َهب‬ ْ ‫َس َي‬
Kelak dia akan masuk  ke dalam api yang bergejolak.

َ ‫ َس ْو‬ ‫َو َأنَّ َس ْع َي ُه‬


‫ف ُي َرى‬
dan bahwasanya usaha itu  kelak akan diperlihatkan  (kepadanya).

‫ َلن َت َرانِي‬ َ‫َقالَ َر ِّب َأ ِرنِي َأن ُظ ْر ِإ َل ْي َك َقال‬


berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat
melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali  tidak sanggup melihat-
Ku

ُ ‫َو َأ ْن َت‬
َ‫ َخ ْي ٌر َل ُك ْم ِإ ْن ُك ْن ُت ْم َت ْع َل ُمون‬ ‫صو ُموا‬
Dan  berpuasa  lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

‫ًًّال ِّمن َس َع ِت ِه‬98 ‫ ُي ْغ ِن هَّللا ُ ُك‬ ‫َو ِإن َي َت َف َّر َقا‬


Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-
masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki ‫ لَ ْم‬seperti contoh:

‫ َي ْق َر ْأ‬ ‫َل ْم‬
artinya: tidak membaca.
Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu ‫أ – ن – ي‬
‫ – ت‬disingkat menjadi ‫أنيت‬.

Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku.


contoh

‫أضرب‬
ADHRIBU =  aku  akan memukul
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama
jamak/Kami. contoh

‫نــضرب‬
NADHRIBU =  kami  akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau
jamak/dia atau mereka. contoh

‫يــضرب‬
YADHRIBU =  dia  (pr) akan memukul

‫يــضربان‬
YADHRIBAANI =  dia berdua  (lk-pr) akan memukul

‫يــضربون‬
YADHRIBUUNA =  mereka  (lk) akan memukul

‫يــضربن‬
YADHRIBNA =  mereka  (pr) akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female,
juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh

‫تــضرب‬
TADHRIBU = kamu (lk)/dia (pr) akan memukul

‫تــضربا‬
TADHRIBAA =  kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul
‫تــضربون‬
TADHRIBUUNA = kamu sekalian (lk) akan memukul

‫تــضربين‬
TADHRIBIINA = kamu (pr) akan memukul

‫تــضربن‬
TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul
3.  Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara.
contoh:

ْ ‫ا ْق‬
‫رأ‬
IQRO’ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh

َّ‫ا ْق َر َأن‬
IQRO’ANNA =  sungguh  bacalah.

Isim Fi’il ( ‫األفعال‬ ‫)أسماء‬


Tinggalkan komentarGo to comments

Pengertian Kalimah-kalimah kategori ISIM FI’IL adalah Lafadz yang menunjukkan arti
pekerjaan/Fi’il (‫ )الفعل‬akan tetapi tidak dapat menerima tanda-tanda Fi’il (kata kerja).

Isim Fi’il ada tiga macam:

1. Isim Fi’il Madhi menunjukkan arti seperti Fi’il Madhi (Kata kerja bentuk lampau).
Contoh:

َ‫ َه َي َهات‬ (Haihaatah)menunjukkan arti “Telah jauh”.

َ ‫لِ َما تُو َع ُد‬ ‫ات‬


‫ون‬ َ َ‫ات هَ ْيه‬
َ َ‫هَ ْيه‬
jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu
َ  (Syattaanah) menunjukkan arti “Telah terpisah/bercerai-berai”
َ‫شتَّان‬
2. Isim Fi’il Mudhari’ menunjukkan arti seperti Fi’il Mudhari’ (Kata kerja bentuk sedang
atau akan). Contoh:

ْ‫وي‬ (Waeh)menunjukkan
َ arti “Saya heran/saya takjub/saya kagum”.

َ ‫ َكأَنَّهُ الَ يُ ْفلِ ُح ْال َكافِر‬  ْ‫َوى‬


‫ُون‬
Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)

ٍّ‫أُف‬ (Off) menunjukkan arti “Saya berkeluh-kesah/saya menggerutu/cih,cis”.

ٍّ ُ‫أ‬ ‫فَال تَقُلْ لَهُ َما‬


‫ف‬
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
3. Isim Fi’il Amar menunjukkan arti seperti Fi’il Amar (Kata perintah). Contoh:

ْ‫صَ ه‬ (Shoh!) menunjukkan arti “Diamlah!” ‫آ ِميْن‬ (Aamien) menunjukkan arti “Kabulkanlah!”


Pembagian Isim Fi’il ada dua:

1. Isim Fi’il Murtajal adalah Kalimah yang mana pembawaan awal pemakaiannya sebagai
Isim Fi’il. Sebagaimana pada contoh-contoh diatas.
2. Isim Fi’l Manqul adalah Kalimah yang dipakai juga pada selain Isim Fiil, kemudian
ditukil menjadi Isim Fi’il.

Baik penukilan itu berupa Jar-majrur.


Semisal َ‫‘( عَ لَ ْيك‬Alaiek) “Harus”, َ‫( إِلَ ْيك‬Ilaiek) “Ambillah” dll.Atau berupa Zharaf
Semisal َ‫( د ُْو َنك‬Duunak) “Ambillah” , َ‫( مكا َنك‬Makaanak) “Tetaplah pada tempatnya,   َ‫( أمامَك‬Amaamak)
“Majulah”,  َ‫( وراءِك‬Waraa’ik) “Mundurlah”. dll.
Atau berupa Masdar
Semisal  َ‫( ُر َو ْيد‬Ruwaieda) “Segan” َ‫( بَ ْله‬Balhah) “Cuek”. dll.
Penggunaan Isim Fiil tetap dalam satu bentuk keadaan, baik untuk tunggal, dual, jamak, atau
baik untuk male, female. Kecuali jika penggunaannya menggunakan huruf Kaf (‫ )ك‬maka dapat
berubah tergantung keadaan pada kata ganti/Dhamir. semisal ‫ك‬ ِ ‫ َعلَي‬,‫ َعلَ ْي ُك َما‬,‫ َعلَ ْي ُك ْم‬, َّ‫َعلَ ْي ُكن‬
َ ‫ َعلَ ْي‬,‫ْك‬

Status Isim Fi’il adalah Sima’i (‫ )سماعي‬kalimah bangsa pendengaran, artinya bawaan dari orang
Arab. Kecuali ada Isim Fi’il berpola/berwazan  ‫ فَ َع ا َل‬semisal ‫ قَتَ ا َل‬,‫ نَ زَا َل‬maka yang seperti ini,
diqiyaskan kepada tashrif  Fi’il Tsulatsi yang Mutashorrif tanpa Naqish.

Isim Aswat ‫األصوات‬ ‫أسماء‬


Tinggalkan komentarGo to comments

Semua Isim Ashwat diserupakan hukumnya kepada Isim Fi’il, artinya tetap menggunakan satu
bentuk lafal dalam penunjukan suatu makna, beramal tapi tidak dapat diamali, baik untuk
tunggal, dual, jamak, male dan female.

Isim Aswat ada dua kategori:

1. Lafazh-lafazh yg ditujukan kepada Hewan yg tidak berakal atau tidak dapat berbicara (seperti
anak kecil). contoh:

‫“ هَ ْي ٌد‬Haid!” atau ‫“ هَاد‬Haad!” dipakai untuk membentak Unta yang lambat jalannya agar kencang.

ْ‫“ هُس‬Hus” dipakai untuk menghalau Kambing.

‫“ َ ِك ْخ َ ِك ْخ‬kakh-kakh” dipakai untuk mencegah anak kecil. Dll

2. Untuk menceritakan Bunyi/suara dari hewan atau benda mati dll. contoh:
‫“ غاق‬Ghaaq” suara burung gagak.

‫“ طق‬Thaq” suara batu jatuh.

‫“ قب‬Qabb” suara pukulan pedang. dll

semua Isim Aswat adalah Sima’iy bawaan dari orang Arab.

Mujarrad dan Mazid


Tinggalkan komentarGo to comments

Selanjutnya pada subpage “Pembahasan kata kerja” kali ini,  adalah tentang Mujarrad dan
Mazid. Sebagian pembahasan ini, telah saya posting pada subpage belajar I’lal.

Kata kerja/kalimah fi’il terbagi menjadi Mujarrad dan Mazid. Fi’il Mujarrad adalah Fi’il yang
semua huruf-hurufnya asli. Fi’il Mazid adalah fi’il yang ditambahi satu haruf atau lebih pada
huruf-hurufnya yg asli.

Anda mungkin juga menyukai