Anda di halaman 1dari 8

Pembagian Kalam

• Lafad : ‫ف ْل ِه َجاِئي َِّة‬


‫ْضا ْل ُحر ُْو ِ ا‬
ِ ‫ت ْل ُم ْشتَ ِم ُل َعلَىبَ ع‬ َ ‫اَ لَّ ْفظُ ُه َو‬
‫ص ْو ُ ا‬
Lafadz adalah sebuah suara yang mencakup terhadap sebagaian huruf hijaiyyah.
Contoh kata “ ‫”علِ َم‬
َ dimana kata tersebut tersusun dari sebagian huruf hijaiyah yaitu ‘ain, lam dan mim. Ketiga
huruf tersebut dikumpulkan sehingga membentuk sebuah lafad.
• Murokab: ‫َما تَ َر َك َب ِمْن َك لِ َمتَي ِْنفَ َأ ْكثَ َر‬
Murokab adalah sebuah susunan kalimat/kata yang terdiri dari dua kata atau lebih. Contoh “ ‫ ” َأ ْن َتتِ ْل ِم ْي ٌذ‬dimana
kalimat tersebut terdiri dari dua kata yaitu‫ أنت‬dan ‫ت لميذ‬.
• Mufid: ‫وت ِم َنا ْل ُمتَ َكلِّ ِم َوا لسَّا ِم ِع َعلَيْهَ ا‬
ُ ‫َما اَفَا َد فَ اِئ َدةً يَ حْ س ُُنا ل ُّس ُك‬
Mufid adalah sebuah bahasa atau ungkapan yang apabila terdengar oleh mustami’ (pendengar) tidak
menimbulkan pertanyaan, sehingga tidak perlu lagi bertanya terhadap apa yang telah diceritakan oleh mutakalim
(orang yang berbicara). Artinya apa yang diutarakan oleh si penutur sudah bisa difahami oleh si pendengar tanpa
harus meminta penjelasan lagi lebih lanjut.
• Wadlo’: ‫َجع ُْلا لَّ ْف ِظ َدلِ ْياًل َعلَى َم ْعنَى‬
Wadlo’ adalah mengungkapkan kalimat (kalam) yang menunjukan makna tertentu. Maka, tidak bisa menjadi
wadlo’ apabila kalimat yang diucapkan tersebut keluar dari orang yang tidak sadar seperti orang mabuk dan
ngelantur.
Pembagian Kalimat
• Isim
َ َ‫َك لِ َم ٌة َدلَّ ْتعَ ل‬
‫ىم ْعنَىفِ ينَ ْف ِسهَ ا َو لَ ْم تُ ْقتَ َر ْنبِ زَ َم ٍن َوضْ ًع ا‬
Artinya : sebuah kata yang menunjukan terhadap arti tersendiri yang tidak disertai dengan waktu kejadiannya (keterangan waktu). Misalnya nama orang, nama
makanan, nama hewan dan lain-lain.
• Fiil :
َ َ‫َك لِ َم ٌة دَلَّ ْتعَ ل‬
ِ‫ىم ْعنَىفِ ينَ ْف ِسهَ ا َو اَ ْقتُ ِرن ْ ب‬
‫َت َز َم ٍن َوضْ ًع ا‬

Artinya adalah sebuah kata yang menunjukan terhadap arti tersendiri yang dibarengi dengan waktu kejadiannya.
• Huruf :
ْ َّ‫َكلِ َمةٌ َدل‬
‫ت َعلَى َم ْعنَى فِي َغي ِْرهَا‬
Artinya sebuah kata yang menunjukan arti ketika disandingkan dengan kata lain (isim dan fi’il).

Huruf tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri akan tetapi ia memiliki arti ketika menyatu dengan kata lain misalnya :
ُ ‫َر َجع‬
‫ْت ِمنَ ال َم ْد َر َس ِة‬

“saya pulang dari sekolah”

pada contoh di atas yang menjadi contoh hurufnya adalah kata ‫ من‬artinya “dari” yang termasuk ke dalam huruf jar. sebagaimana kita fahami bahwa kata “dari” ini tidak
memiliki arti apa-apa jika dia hanya berdiri sendiri akan tetapi kata “dari” ini akan memiliki makna ketika disandingkan dengan kata lain seperti pada contoh di atas.
Ada tiga jenis kalimat fiil dalam bahasa arab yaitu :

1. Madli

Pengertian kalimat fiil madhi secara bahasa adalah “kata kerja yang lampau”, maksudnya adalah sebuah kata kerja yang menunjukan masa lampau.
Pengertian fiil madhi secara bahasa ini sejalan dengan pengertiannya menurut istilah ilmu nahwu dalam bentuk bahasa arab yaitu :

َ َ‫ضى َوا ْنق‬


‫ضى‬ َ ‫عَلىحد ٍَثَم‬
َ ‫َما د ََّل‬

Artinya : Lafadz yang menunjukan kejadian di masa lampau.. Contoh:

‫قَ َرْأ ُ ا‬
‫ت ل ِكت ََاب‬

“saya telah membaca buku

2. Mudhari
‫ىح د ٍَثيَ ْقبَ ُلا ْل َحا َ ل َوا ِاْل ْس ِتقْبَا َ ل‬
َ َ‫َماد ََّلعَ ل‬

Artinya : lafadz yang menunjukan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang.

Mkasudnya ia sebuah lafadz dimana lafadz tersebut menunjukan kejadian yang sedang berlangsung, namun adapula yang menunjukan kejadian yang akan datang misalnya lafadz ‫ تَ ْأ ُك ُل‬ yang berarti “kamu sedang makan”. Kata‫ تَ ْأ ُك ُل‬ 
diigunakan manakala anda sedang makan atau akan melangsungkan kegiatan makan, jika proses makannya sedah selesai maka tidak menggunakan fiil mudhari lagi akan tetapi menggunakan fiil madli.

Amr

Dalam bahasa indonesia, kata perintah sering diakhiri dengan kata akhiran “lah” misalnya tulislah, makanlah, tidurlah dan sebaginya. Sedangkan definisi fiil amr secara istilah ilmu nahwu adalah :

‫عَلىح د ٍَثفِ يا ل ُم ْستَ ْقبَ ِل‬


َ ‫َما د ََّل‬

Artinya : lafadz yang menunjukan perbuatan pada masa yang akan datang.

Lafadz yang mengandung makna amar pasti kejadiannya belum terjadi dan tidak sedang terjadi misalnya kata “tulislah” seperti pada contoh di atas, ketika seorang guru memerintahkan untuk menulis kepada muridnya dengan kata
berkata “tulislah” berarti murid tersebut dalam keadaan belum menulis samasekali, jika perbuatan menulisnya sudah selesai maka itu disebut dengan fiil madhi dan jika perbuatan menulisnya sedang terjadi maka itu disebut dengan fiil
mudhari.
Isim mufrod

‫يس ُمثَنَّي َواَل َمج ُمو ًعاً َواَل ُمل َحقًاً بِ ِه َما َواَل ِم َنا َألس َما ِء ا لخَم َس ِة‬
َ َ‫َما ل‬

Artinya : isim yang bukan mutsana (Tatsniyah), bukan jamak, bukan mulhak jamak atau mulhaq tatsniyah, dan bukan pula dari asmaul khamsah (isim-isim yang lima).

Jamak taksir

ِ ‫عَنبِ نَا ِء ُم ْف َر ِده‬


ْ ‫َما تَ َغي َّر‬

Artinya : Lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya.

Jamak muannats salim

َ ‫َما ُج ِم َع< ِب<<<َأ ٍل‬


‫ِفو َتا ٍء َم ِزيْدَ َت ِين‬

Artinya : lafad yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang ditambahkan.

Fiil mudhari

‫ا<<لوا<<اْلِسْ ِت ْق َب َا<<ل‬ ْ ‫َما َد َّل َعلَى َح<د ٍَثَي<< ْق َب ُل‬


َ َ ‫ا<<ل َح‬

Artinya : lafadz yang menunjukan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang.

Jamak mudzakar salim

َ <‫ا<<لةِ ا<<لرَّ ْف ِع< َو َيا ٍء َو ُن ْو ٍن ِف<<<ى َح‬


ِّ‫ا<<لةِ ا<< َّلنصْ ِب َوا<<ل َجر‬ َ <‫او َو ُن ْو ٍن َف<<< ْىآ<خ ِِره<ِ ِف<<<ى َح‬ ُ ‫ا<<لَّ ْف‬.
ٍ ‫ظ ا<<ل َّد ُل َعلَىا<<ل َج ْم ِعيَّةِ ِب<<< َو‬ َ

Artinya : Lafadz yang menunjukan bentuk jamak dengan memakai wawu dan nun pada huruf akhirnya bila dalam keadan rafa’, dan ditambahkan iya dan nun bila
dalam keadaan nashab dan jar.

Isim lima

‫ُك< ُّلا<سْ ٍم< ُي<< َح ُّد ِب<<<ا َ ٍب َواَ< ٍخ َو َح ٍم< َو َف ٍم< َوذِى َم ٍا<<ل‬

Artinya : Setiap kalimat isim yang dibatasi oleh kalimat ‫ ذو‬+ <‫ ف<<<م‬+ <‫ حم‬+ ‫ ا<خ‬+‫ا<ب‬

Isim tatsniyah

َ َ <‫ا<<لةِ ا<<لرَّ ْف ِع< َو َيا ٍء َو ُن ْو ٍن ِف<<<ى َح‬


ِّ‫ا<<لتىا<< َّلنصْ ِب َوا<<ل َجر‬ َ ‫مادَ ّل َعلَىا ْ<ث َني ِْن ِب<<<َأ ٍل‬.
َ <‫ِفو ُن ْو ٍن ِف<<<ىآ<خ ِِر ِه< ِف<<<ى َح‬ َ

Artinya : lafadz yang menunjukan dua dengan memakai alif dan nun pada huruf akhirnya bila dalam keadaan rafa’, dan menggunakan iya dan nun bila dalam keadaan
nashab dan jar.
1. I’rab

‫ف ل َع َوا ِم ِلا ل َدا ِخلَ ِة َعلَيهَ ا لَ ْفظًا اَ ْو تَ ْق ِديرًا‬


‫تَ ْغيِي ُر اَ َوا ِخ ِر ا ل َكلِ ِم اِل ْختِاَل ِ ا‬

Arrtinya : berubahnya (harokat) akhir suatu kalimat yang disebabkan adanya perbedaan ‘amil (yang memerintah) yang menempel pada kalimat
tersebut, baik dalam segi lafadznya atau pun kira-kiranya.

Jadi, yang dimaksud dengan i’rab itu adalah harakat akhir pada sebuah kalimat dalam bahasa arab. Adapun kalimat yang suka berubah-ubah
akhirnya itu dinamakan “Mu’rab”. Ada lagi istilah lain dalam bahasa arab yang terkadang anda jumpai yaitu MABNI dan BINA. Mabni adalah suatu
kalimat yang tidak akan berubah harakat akhirnya sedangkan bina adalah harakat akhir yang tidak akan berubah.

Istilah ilmu nahwu di atas hanya kebalikannya saja, jika kita petakan maka akan seperti ini :

Mu’rab > < Mabni


I’rab     > < Bina

A .Adapaun pembagian i’rab itu sendiri dalam kaidah ilmu nahwu ada 4 bagian, yaitu :

1.    ‫( (رفع‬Rofa’) Berharakat Dlomah


2.   ‫صب‬
  ‫( ن‬Nasob) Berharakat Fathah
3.  ‫ خفض‬ ( (Khofadz) Berharakat
4. (Jazam ) berharkat sukun
Rafa’ merupakan salahsatu i’rab yang empat, dimana penjelasan ini telah kita bahas sebelumnya. Untuk membacanya kembali silahkan lihat pada materi “I’rab dan
Bagiannya”.
Adapun isim-isim yang i’rabnya dirafakan tersebut jumlahnya ada 7 macam, yaitu :
    Fa’il
    Naibul fa’il (maf’ul yang tidak disebutkan fa’ilnya)
    Mubtada
    khabarnya
    isim kaana dan saudara-saudaranya
    Khabar inna dan saudara-saudaranya
    Lafadz yang mengikuti kalimah yang dirafa’kan yang jumlahnya ada 4, yaitu : Na’at (sifat), ‘Athaf, Taukid, Badal.

B. Adapun isim-isim yang dijarkan tersebut jumlahnya ada tiga macam, yaitu :

1. Di-jar-kan oleh huruf jar

Apa itu huruf jar, lihat pada materi sebelumnya tentang huruf Jar.

Contoh :
ِ ‫ = َز ْي ٌد فِ ىا ل َّد‬Zaid (Ada) di rumah
‫ار‬
‫ = َك تَب ُْتبِ ا ْلقَلَ ِم‬Aku menulis dengan (menggunakan) pena.

2. Di-jar-kan karena idhafat

Contoh :
ِ ‫عَ ْب ُد هللا‬
ِ ‫بَ ي ُْتهللا‬

3. Di-jar-kan karena mengikuti lafadz yang i’rabnya di-jar-kan

Ini terjadi pada tawabi’ yang jumlahnya ada empat, yaitu : na’at, ‘athaf, taukid dan badal. Sebagaimna telah dijelaskan pada pembahasan-pembahasan
sebelumnya.

Contoh :
‫ = َم َررْ ُتبِ َز ْي ٍد ا ل َع اق ِل‬Aku melewati Zaid yang berakal

Yang menjadi contohnya adalah lafadz‫ ا ل َع اق ِل‬dimana ia kedudukannya jadi Na’at (sifat) yang menyifati lafadz ‫ َز ْي ٍد‬yang i’rabnya jar karena didahului huruf jar.
C. Adapun anggota dari isim yang dinashabkan tersebut ialah sebagai berikut :

1 Maf’ul bih (objek)


‫ = اَ َك ْل ُ ا‬Aku makan roti
contoh :‫ت لر َِّغي َْف‬

2 Mashdar (Maf’ul Mutlak)


َ ‫ض َرب ُْتزَ ْيدًا‬
Contoh : ‫ض رْ بًا‬ َ = ِAku telah memukul zaid dengan sekeras-kerasnya.

3 Zharaf Zaman ( menunjukan waktu)


‫ص ْم ُ ا‬
Contoh : ‫ت ليَوْ َم‬ ُ = Aku berpuasa pada hari ini

4 Zharaf makan (menunjukan tempat)


َ ‫ = َجلَس ُْتاَ َم‬Aku duduk di depan sekolah
Contoh : ‫ام ا ل َم ْد َر َس ِة‬

5 Haal (keadaan)
Contoh : ‫ = َج ا َء زَ ْي ٌد َرا ِكبًا‬Zaid telah datang dengan berkendara

6 Tamyiz
Contoh : ‫ = اِ ْشت ََري ُْت ِع ْش ِري َْن ِك تَابًا‬Aku telah membeli dua puluh kitab

7 Mustatsna (pengecualian)
Contoh : ‫ = َج ا َء ا لقَوْ ُم اِ َّالزَ ْيدًا‬Kaum itu telah datang kecuali Zaid

8 Isim laa
ِ ‫ال ُغاَل َم زَ ْي ٍد َح‬
Contoh : ‫اض ٌر‬ َ = Tidak ada pelayan Zaid yang hadir

9 Munaada (seruan)
Contoh : ‫ = يَ ا اَخَ ا زَ ْي ٍد‬Wahai saudara Zaid

10 Khabar kaana dan saudara-saudaranya


Contoh : ‫ = َك َانزَ ْي ٌد قَ اِئ ًما‬Zaid berdiri

11 Isim inna dan saudara-saudaranya


Contoh : ٌ‫ = اِ َّنزَ ْيدًا قَ اِئم‬Sesungguhnya Zaid telah berdiri
12 Dua maf’ul, yaitu zhanna dan saudara-saudaranya
Contoh : ‫ = ظَنَ ْن ُتزَ ْيدًا قَ اِئ ًما‬Aku telah menduga Zaid berdiri
13 Maf’ul min ajlih
Contoh : ‫ = َج ا َء زَ ْي ٌد اِ جْ اَل ًاللِ َع ْم ٍر‬Zaid telah datang sebagai penghormatan bagi ‘amr
14 Maf’ul ma’ah
Contoh :‫ = َج ا َء ا َالِم ْي ُر َوا َلجي َْش‬Pemimpin beserta bala tentaranya telah datang
15 Tawabi’, yaitu na’at, ‘athaf. taukid dan badal.
 Yang menjadi contoh-contohnya adalah lafadz yang digaris bawahi.
‫شكرا‬
Thank you

Anda mungkin juga menyukai