Anda di halaman 1dari 20

Isim-isim yang

dimansubkan dan
Kaidah Tamyiz
‫مرحبا‬
‫مرحبا‬
Syafiqri Aestro Risangaji 12020220130124
Nisrinaa Bias Pininfarina 12020220140137
Farhan Alviana 12020220130121
Laila Fajri Khoirun Najwa 12020220120014
M. Alif Primordia Patra 12020220130058
Isim-Isim yang dimansubkan
Adapun isim – isim yang dibaca nashob terdapat 12 posisi, yaitu :

1. Maful Bih
● Adalah isim manshub (yang dibaca nashob) yang menjadi sasaran tindakan (objek).
● Contoh :
‫ = َق!! َرْأ ُت ِك! َتابًا‬Aku sudah membaca Buku
● kata “kitaaban”, maka kata tersebut menjadi maf’ul bih.

2. Maful Fiih
● Maf’ul Fiih ialah isim Manshub yang menyatakan tempat atau masa-masa terjadinya
sebuah perbuatan/pekerjaan. Atau sebagai jawaban dari pertanyaan “kapan” atau
“dimana”.
● Disebut Zhorof Zaman jika berkaitan dengan waktu terjadinya perbuatan, dan
dinamakan Zhorof Makan jika berkaitan dengan lokasi terjadinya perbuatan.

Contoh :
● ‫( َظرْ فُ ْال َمك‬.ِ‫ ( َي ْل َعبُ َز ْي ٌد ُكرَّ َة ال َقد َِم َأ َما َم ْال َم ْد َر َسة‬Zaid bermain sepak bola di depan sekolah) “keterangan
tempat”.
3. Maful Ma’ah
Maf’ul Ma’ah !ُ ‫ َم ْف ُع! ْو ُل َم َعه‬merupakan isim manshub yang terletak sesudah huruf Wau (‫)و‬. Akan
tetapi, wau itu tidak bermakna DAN (kata sambung). Melainkan mempunayi makna bersama
atau kebersamaan. Maka dari itulah Maf'ul Ma'ah pun disebut Wau Ma'iyyah.
ْ !‫( ِس !رْ ُتَو‬Aku berjalan bareng gunung). Kata‫ا!!ل َج َب َل‬
Contoh:‫ا!!ل َج َب َل‬ ْ dibaca manshub dengan
berharokat fathah sebab sebagai maf'ul ma'ah dalam format isim mufrod.

4. Maful Muthlaq
Maf’ul Muthlaq ialah isim atau kata benda yang dibaca nashob yang berada pada urutan
yang
ketiga dari tashrifannya fi’il, maf'ul muthlaq juga isim yang dibaca nashob dan bertujuan untuk
penegasan dan penjelasan jenis serta jumlah perbuatannya.
Contoh :
!‫ أ ْك َر َم! ُي!! ْك ِر ُم! إ! ْك َرا!م‬,‫ض !رْ بًا‬
َ ‫ض ! َر َبَي!!ضْ ِر ُب‬,
َ

5. Maful Liajlih
Maf’ul liajlih ialah Isim yang dibaca nashob yang bermanfaat untuk menyatakan sebab atau
motif terjadinya perbuatan.
Contoh : ‫( َر َجعْ ُتِإ َلىا!! َلبي ِْت َش ! ْو ًقا لِ !أْل سْ َر ِة‬Aku pulang ke rumah karena rindu dengan keluarga)
6. Haal
Haal ialah isim Manshub yang menyatakan keterangan suasana yang samar. Ada kalanya
menjelaskan suasana fa’il. Seperti dalam misal :
‫اء َز ْي ٌد َرا ِك ًبا‬
َ ‫ = َج‬Zaid sudah datang sambil berkendara
Lafazdh ‫ َرا! ِكبًا‬berkedudukan sebagai haal dari lafazdh ‫َج!ا َء‬
Atau menjelaskan suasana maf’ul, laksana dalam misal :
‫س َّر ًجا‬ َ ‫ = َر ِك ْب ُتا ل َف ْر َس ُم‬Aku sudah menunggang kuda sambil berpelana.

7. Tamyiiz
Tamyiiz adalah sebuah kata atau lafadz yang dibaca mansub yang bermanfaat menjelaskan
isim yang samar pada suatu kalimat.
Contoh
- ‫َرَأي ُْتأرْ َب َع! َة َع َش َر‬
Artinya : Saya menyaksikan empat belas
- ‫َرَأي ُْتأرْ َب َع! َة َع َش َر َغ َنمًا‬
Artinya : Saya menyaksikan empat belas kambing

Pada contoh kalimat yang pertama belum jelas karen atidak melafalkan benda yang di
hitung.
Pada kalimat diperjelas dengan melafalkan bendanya. Kata kambing/ ghonam adalah tamyiz.
8. Mustatsna’
Mustasna ialah bab yang menerangkan kata yang yang 'dikecualikan' yang jatuh setelah
huruf
istitsna’. Adapun Isim yang terletak sebelum huruf istisna’ dinamakan mustatsna’ minhu
(!‫) مستثنىمنه‬.
Contoh:
ّ ‫ج!ا َء ا!!ل ُّطاَّل ُب‬
‫إ!!ال َز ْي ًدا‬
]‫ مستثنى‬: ‫ َز ْي ًدا‬، !‫ مستثنىمنه‬:‫[ ا!!ل ُّطاَّل ُب‬.
Kata “‫إ!!ال‬ “ ُ ‫ا!!ل ُّطاَّل‬
ّ “ ialah salah satu huruf istitsna’. Kata sebelumnya yakni ‫ب‬
dinamakan mustatsna’ minhu (!‫)مستثنىمنه‬, dan kata setelahnya “ ‫ “ َزي ًْدا‬dinamakan dengan
mustatsna’ ‫ى‬ ( ‫)مستثن‬.

9. Khobar Kaana Wa Akhwatuha


Kaana wa akhwatuha adalah salah satu kumpulan fi'il yang termasuk amil nawasikh, atau
amil
yang merusak tatanan hukum mubtada dan khobar. Berikut ini adalah Kaana dan saudara
saudaranya
‫ َما َدا َم‬,‫ َمابَ ِر َح‬, ‫ َمافَتَِئ‬, ‫ َماا ْنفَ َك‬,‫اَصْ بَ َح‬
َ ‫ َما َز‬,‫ْس‬
‫ال‬ َ ‫لَي‬,‫صا َر‬ َ َ,‫َبَات‬,‫ظَ ّل‬,‫اَضْ حى‬,
َ‫ َكان‬, ‫امسى‬
Fungsi kaana adalah ‫ــخ َبر‬ ْ ‫ا!!السْ َم! َو َت ْنصِ ُب‬
َ ‫ا!!ل‬ ِ ‫" َت!!!رْ َف !ُع‬merofa'kan isim (kaana) dan menasabkan Khobar
(kaana)". Contoh: ‫َك! َانم َُح َّم ٌد َك! ِر ْيمًا‬
tugas kaana wa akhwatuha yaitu merofa'kan isim (kaana) yaitu " ‫ "م َُح َّم ٌد‬tanda rofa'nya adalah
dhommah, dan menashobkan khobar kaana yaitu "‫"ك! ِر ْيمًا‬ َ tanda nashobnya adalah fathah.

10. Isim Inna Wa Akhwatuha


Inna wa akhwatuha ialah sekelompok huruf (kata depan) yang biasanya berada
sebelum isim. Jika sebuah jumlah ismiyah (kalimat yang tersusun dari mubtada’ dan khabar)
didahului oleh Inna atau saudara-saudaranya, maka akan mengakibatkan mubtada’ menjadi
manshub dan dinamakan isim Inna, dan khabar tetap marfu dan dinamakan khabar Inna.
Contoh :
َ َ ‫ِإنَّ هَّللا‬, Lafad َ ‫ هَّللا‬menjadi isim َّ‫ ِإن‬dan dibaca Nashob dengan fathah, sedangkan
‫سمِي ٌع َعلِيْم‬
Kata ‫سمِي ٌع‬ َ tetap dibaca rofa' dengan tanda dhommah karena sebagai khabar Inna.

11. Munada
Definisi Munada merupakan klimat isim yang dinamakan sesudah atau jatuh setalah
huruf nida. Huruf nida adalah huruf seruan atau panggilan, ada 7 macam yaitu =‫ي!!ا=َ أ= َأ ْي= آ‬
َ َ‫َهياَ=َأيا‬
‫=وا‬
Contoh munada : !ِ !!‫ي!!!اَ َع ْب َد هللا‬
12. Tawaabi’ lil Manshub ( pengikut dari yang di nashobkan)
Tabi’ ialah kata yang mengekor.
ada 4 macam tabi' (tawabi') :

a.‫ َم ْن ُع ْو ٌت‬/‫( اَ َّلن ْع ُت— َن ْع ٌت‬sifat)


b.‫ َم ْع ُط ْو ٌف‬/‫( اَ ْ لَع ْط ُف— َع ْط ٌف‬huruf penghubung)
c. ‫ ُمَؤ َّك ٌد‬/ ‫( اَ َّلت ْو ِك ْي ُد — َت ْو ِك ْي ٌد‬kalimat penguat)
ُ ‫( اَ ْ َلب‬kalimat yang mewakili kata sebelumnya)
d. ُ‫ ُم ْبد ٌَل مِ ْنه‬/ ‫دَل — َب د ٌَل‬
Kaidah Tamyiz
 Tamyiz adalah adalah isim yang berfungsi untuk menjelaskan maksud dari
pada isim mumayyaz yang masih mubham (samar) sehingga makna kalimat
menjadi jelas dan tidak melahirkan multi penafsiran.
atau bias juga dengan pengertian sebuah kata atau lafadz yang dibaca mansub
yang bermanfaat menjelaskan isim yang samar pada suatu kalimat.
 Mumayyaz adalah isim isim yang dianggap samar.
 Contoh : ‫َرَأي ُْت َخ ْم َس َة َع َش َر‬
Artinya : Saya melihat lima belas
Contoh Selanjutnya
ُ ‫َرَأي‬
 ‫ْت َخ ْم َسةَ َع َش َر َغنَ ًما‬
Artinya : Saya melihat lima belas kambing
Kalimat pertama pada contoh di atas masih belum jelas karena hanya
menyebutkan kata ‫ خمسة عشر‬yang artinya lima belas dan tidak menyebutkan
benda/barang yang dihitung (tamyiznya).
Kemudian pada contoh kedua hitungan angka ‫ خمسة عشر‬ditambahkan dengan
kata \‫ غنم‬yang artinya kambing sehingga menjadi “saya melihat lima belas
kambing”. Kata kambing merupakan tamyiz yang menjelaskan angka ‫خمسة‬
‫ عشر‬.
Ketentuan Tamyiz dan Jenis-jenis Mummayyaz
1. Mumayyaz mufrad Mumayyaz mufrad adalah mumayyaz yang lafadnya terlihat dan
berupa satuan. Mumayyaz dari kategori mufrad yang membutuhkan penjelasan tamyiz pada
umumnya adalah isim-isim yang berkaitan dengan timbangan, kiloan, hitungan dan luas
area, seperti:
‫ْت ِع ْش ِري َْن قَلَ ًما‬
ُ ‫اِ ْشت ََري‬
‫ْت ِطنًا ُر ًّزا‬
ُ ‫اِ ْشتَ َري‬
kata ‫طِ ًنا‬/‫ عِ ْش ِري َْن‬sebagai mumayyaz yang yang membutuhkan tamyiz sebab masih samar.
Dengan demikian, agar isim-ism ini terlepas dari kesamaranya, mereka diperjelas dengan
tamyiz seperti ‫ ُر ًّزا‬/‫قَلَ ًما‬
Ketentuan Tamyiz pada Mummayaz Mufrod
a. Tamyiz untuk mumayyaz mufrad yang berkaitan dengan timbangan, kiloan dan luas area,
bentuknya harus mufrad (bukan jamak) dan boleh manshub atau beralih menjadi majrur, baik sebab
menjadi mudhaf ilaih atau didahului oleh huruf jar, seperti: ‫ ِا! ْش َت َري ُْت َك! ْيلَ َة ر ٍُّز‬/ ‫ِا! ْش َت َري ُْت َك! ْيلَ َة ر ًّزا‬
b. Tamyiz untuk mumayyaz mufrad yang berkaitan dengan hitungan, terdapat tiga ketentuan
 Tamyiiz wajib beralih menjadi majrur sebagai mudhaf ilaih dan bentuknya harus dirubah kedalam
َ ‫ِا! ْش َت َري ُْت َخ‬
bentuk jamak. Ini berlaku untuk hitungan 3-10.‫مْس َة ُك! ُت ٍب‬
 Tamyiz wajib tetap manshub dalam bentuk mufrad. Ini berlaku untuk hitungan belasan & puluhan.
‫ِا! ْش َت َري ُْت َخ ْم َس َة َع َش َر ِك! َتابًا‬
 Tamyiiz wajib majrur sebagai mudhaf Ilaih dalam bentuk mufrad. Ini berlaku untuk hitungan
ratusan & ribuan‫ِا! ْش َت َري ُْتمِاَئ َة ِك! َت ٍاب‬
c. Amil yang menasabkan tamyiz pada mumayyaz mufrad.Amil yang manashabkan tamyiz adalah isim
mubham (mumayyaz).
contoh : ‫صل َث!!!ال ُثو َ!ن َطا!!لبًا‬
ِ ‫ِف!!!يا!!ل َف‬
َ ‫َث!!!ال ُث‬
!‫ ع!ام‬/ ‫ مميز‬/ !‫ ا!سم! مبهم‬:‫ون‬
‫ ت!!!مييز‬: ‫َطا!!لبًا‬
2. Mumayyaz Jumlah Mumayyaz jumlah (kalimat) adalah mumayyaz yang lafadznya tidak nampak
dalam bentuk satuan, melainkan kesamaran makna kalimat secara keseluruhan. Untuk bisa memahami
bahwa kalimat mumayyaz yang akan dijelaskan dengan tamyiz maknanya masih samar, yaitu dengan
melihat konteks kalimatnya, seperti: ‫( َحس َُن َخ!ا!!ل ٌد‬Kholid baik) Kalimat Khalid baik adalah susunan jumlah
fi’liyyah (fi’il & fa’il) yang secara makna keseluruhan masih samar, sebab memungkinkan lahirnya
multi tafsir.Artinya, yang akan diperjelas dengan tamyiz bukanlah dzat khalid sendiri, namun sifat baik
yang dimiliki oleh Khalid
‫ تمييز‬: ‫ َوجْ هًا‬,‫ مميز‬/ ‫ فعل و فاعل‬: ‫ َحس َُن َخال ٌد‬,‫َحس َُن َخال ٌد ُخلُقًا‬
Ketentuan Tamyiz pada Jumlah

a. Hukum tamyiiz untuk mumyyaz jumlah tidak berbeda dengan ketentuan tamyiz untuk kategori
“mumayyaz mufrad” yaitu harus dari isim nakirah dan beri’rab manshub. Namun, ia terkadang
beralih menjadi majrur sebab didahului huruf Jar atau majrur sebab idhafat, seperti: ‫ا!!ل ٌد َأحْ َس ُن‬
ِ !‫َخ‬
‫ ُخل ُ ًقا‬Kholid lebih baik (prilakunya) ‫ ا!!ألس َت ُاذ َأ ْك َث ُر ِخب َْر ًة‬Ustadz lebih banyak (pengalamanya)
b. Amil yang menashabkan tamyiz pada mumayyaz jumlah Amil-amil yang menashabkan tamyiiz
pada mumayyaz jumlah yaitu fi’il dan isim-isim muystaq seperti isim fai’il, isim maf’ul dan lainya.
c. Mendahulukan tamyiz dari Amil- ‘Amil yang menashabkan tamyiz, baik pada mumayyaz mufrad
atau jumlah secara mutlaq harus didahulukan dari pada tamyiznya.
Latihan & Penjelasan
Pertanyaan
Terjemahkanlah kalimat berikut kedalam bahasa arab

1. Aku membaca empat kitab


2. Berikanlah sejumlah uang sebesar 47 gineih/pound
3. Tiga belas pelajar telah lulus
4. Telah hadir 12 siswa dan mereka menulis 12 surat.
Jawaban
1.

Maf’ul bih manshub dengan fathah – ( majrur dengan kasrah).


: Tamyiz

2.

: Mubatada’ marfu’ dengan dhammah, Ha’ : Dhamir mabni pada posisi jar mudhaf ilaih –

: Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah –

marfu’ dengan wawu karena ia menyerupai jama’ mudzakkar salim –


3.

( : Mabni atas fathah pada dua sisinya, pada posisi rafa’ fa’il –

: Tamyiz manshub dengan fathah).

4.

: Fa’il, bagian pertama yaitu ( marfu’ dengan alif karena ia

: َ Mabni atas fathah – : Maf’ul bih, Bagi

manshub dengan ya’ karena ia dii’rab seperti i’rabnya mutsanna,


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai