Anda di halaman 1dari 18

Diksi

Fadillah Kurnia Permana P 12040116140095

Ismail Az-Zuhdi 12020220130064

M. Alif Primordia Patra 12020220130058

Iput Puji Lestari 12020220130065

Galih Abdul Rozaq 12020220130045

Dian Intan P 12020220130061


Pengertian Diksi

– Pengertian Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang
meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga didapatkan
efek sesuai dengan yang diinginkan.
– Keterbatasan dalam kosa kata dapat mengakibatkan seseorang kesulitan dalam
menyampaikan maksudnya kepada orang lain. Dan jika orang tersebut
menggunakan kosa kata yang berlebihan, ini juga akan membuat orang lain sulit
mengerti pesan yang disampaikan.
Pengertian Diksi Menurut Ahli

1. Harimurti, pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara
di depan umum atau dalam mengarang.
2. Widyamartaya, kemampuan seseorang dalam membedakan secara tepat suatu nuansa-
nuansa makna yang tepat dengan gagasan yang disampaikannya, dan kemampuan tersebut
yang sesuai dengan kehendak dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat dan pendengar atau pembaca.
3. Enre, penggunaan kata yang sesuai dalam mewakili pikiran dan juga perasaan yang ingin
dinyatakan dalam suatu pola untuk kalimat.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemilihan kata yang memiliki makna tepat dan
selaras atau dalam penggunannya memiliki kecocokan dalam mengungkapkan gagasan
dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata.
Fungsi Diksi

Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
• Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih
faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
• Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
• Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis atau pun
terucap”.
• Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan
pendengar atau pun pembacanya.
Ciri-ciri Diksi

1. Tepat dalam pemilihan kata untuk dapat mengungkapkan gagasan atau


juga hal-hal yang diamanatkan
2. Dapat digunakan untuk dapat membedakan secara tepat nuansa makna
serta bentuk yang sesuai dengan gagasan serta juga situasi serta nilai
rasa pembaca.
3. Menggunakan pembendaharaan kata yang dipunyai masyarakat
bahasanya serta dapat menggerakan dan juga memberdayakan
kekayaan itu menjadi jaring kata yang jelas.
Syarat Diksi

– Terdapat 2 persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu


ketetapan dan kesesuaian.
–Kesesuaian diksi hanya tercapai jika pilihan kata yang kita pakai sudah tepat dari
segi ketepatan bentuk, ketepatan makna gramatikal, dan ketepatan makna leksikal
sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara pembicara dan
pendengar.
–Kesesuaian diksi juga terkait dengan situasi dan nilai rasa. Dalam hal ini kita harus
menggunakan pilihan kata dan gaya bahasa yang sesuai agar tidak merusak
suasana atau menyinggung perasaan pendengar atau lawan bicara.
Syarat Diksi

Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata perlu diperhatikan:
a) Kaidah kelompok kata/frase
b) Kaidah makna kata
– Berikut beberapa poin penting atau syarat yang perlu kita peritmbangkan saat menentukan pilihan kata
(diksi) yang tepat :
1. Kenali perbedaan makna denotasi dan konotasi
2. Kenali bentuk bentuk dan kelas kata
3. Kenali penggunaan kata-kata bersinonim
4. Bedakan hubungan makna kata kata secara cermat
5. Tafsirkan makna kata secara objektif pastikan dengan kamus
6. Kenali makna dan penggunaan imbuhan asing
7. Gunakan ungkapan (idiom) yan sesuai dan sepadan
8. Gunakan kata umum dan kata khusus secara cermat
9. Kenali perubahan dan pergesaran makna kata
10. Gunkan kata abstrak dan konkret secara cermat
Kaidah kelompok kata/frase

– Tepat
Contohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
– Seksama
Contohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak
pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi.
– Lazim
Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.
Kaidah Makna Kata

Berdasarkan sifatnya terdiri dari:


a) Makna Denotasi, makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca
indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut
juga sebagai makna sebenarnya. Contoh: Besi: logam yang sangat keras
b) Makna Konotasi, makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi
pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut
juga sebagai makna kias atau makna kontekstual. Contoh: Ibu kota :
pusat pemerintahan
Kaidah Makna Kata

Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:


•Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelum
Misalnya :
Kata Dulu Sekarang
Mengarungi laut Mengarungi lautan
Berlayar dengan memakai kapal dengan alat apa
layar saja
Sebutan untuk
Dipakai untuk sebutan semua anak laki-
Putera-puteri
anak-anak raja laki dan
perempuan
Kaidah Makna Kata

Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:


•Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada sebelumnya.
Misalnya :
Kata Dulu Sekarang
Gelar untuk orang
Sebutan untuk semua yang sudah lulus
Sarjana
orang cendikiawan dari perguruan
tinggi
Sekolah yang
Madrasah Sekolah mempelajari ilmu
agama islam
Kaidah Makna Kata

Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :


– Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi.
Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh :
• Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
• Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
Kaidah Makna Kata

• Pergeseran makna
Pergeseran makna dibedakan atas dua macam:
1. Asosiasi, pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.
Contoh:
– Tasya menyikat giginya sampai bersih
– Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2. Sinestesia, perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
– Sayur itu rasanya pedas sekali
– Kata-katanya sangat pedas didengar.
Kaidah Makna Kata

• Relasi makna
• Homonim, dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
– Bisa berarti 1). Dapat, sanggup
– 2). Racun
– Buku berarti 1). Kitab
– 2). Antara ruas dengan ruas
• Homograf, dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan
arti.
Contoh:
– Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)
– Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)
– Tahu (paham) dengan tahu (sejenis makanan)
Kaidah Makna Kata

• Homofon, dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi
berlainan tulisan dan arti.
Contoh:
– Bang dengan bank
– Masa dengan massa
• Sinonim, dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai
arti yang sama.
Contoh:
– Pintar dengan pandai
– Bunga dengan kembang
Kaidah Makna Kata

– Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh
sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin
kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam
karangan itu menjadi hidup.
– Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
1. Pengaruh bahasa daerah
2. Perbedaan dialek regional
3. Pengaruh bahasa asing
4. Perbedaan dialek sosial
5. Perbedaan ragam bahasa
6. Perbedaan dialek temporal
Kaidah Makna Kata

• Antonim, kata-kata yang berlawanan artinya.


Contoh:
– Tua – muda
– Besar – kecil
– Luas – sempit

Anda mungkin juga menyukai