Anda di halaman 1dari 5

Pilihan Kata

Dr. Dwi Widayati, M.Hum.

Pilihan Kata dalam Karang-Mengarang


• Dalam memilih kata perlu diperhatikan persyaratan ketepatan dan kesesuaian.
• Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata. Kata-kata yang dipilih
harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin disampaikan agar tidak muncul
penafsiran yang lain di benak pembaca.
• Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan kata-kata yang dipakai dengan situasi
atau keadaan pembaca. Jadi, terkait dengan aspek sosial kata-kata.

Syarat Ketepatan Diksi


1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya.
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan.
5. Menggunakan imbuhan asing harus benar, misal dilegalisir  dilegalisasi, koordinir 
koordinasi
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan yang benar, misal sesuai bagi 
sesuai dengan
7. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misal isu (issue ‘publikasi,
kesudahan, perkara’  isu (BI ‘kabar angin, desas-desus’)
9. Menggunakan dengan tepat kata bersinonim, berhomofoni, berhomografi.
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.

Syarat Kesesuaian Kata


(1) Menggunakan ragam baku dengan cermat
(2) Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial
(3) Menggunakan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan menggunakan kata populer untuk
karangan nonilmiah.
(4) Menghindarkan penggunaan bahasa lisan dalam ragam tulis

Diksi dan Makna Kata


• Pemilihan kata mesti disesuaikan dengan makna yang dikandung oleh sebuah kata.
• Kata-kata dalam sebuah bahasa secara maknawi dibedakan atas kata yang bermakna
konseptual atau referensial dan kata yang berfungsi gramatikal.
• Preposisi seperti di, ke, dari atau konjungsi seperti dan, atau, tetapi tidak mempunyai
makna konseptual atau referensial. Kata-kata itu hanya berfungsi gramatikal.
• Sebaliknya, kata-kata seperti rumah, tidur, dan cantik bermakna konseptual atau
referensial.
• Bertitik tolak dari makna konseptual atau referensial, kita dapat memilih kata, baik
karena denotasinya maupun karena konotasinya; sinonim, antonim dsb.

1
• Denotasi kata ialah arti kognitif atau arti konseptual. Denotasi dapat juga diartikan
hubungan antara kata (atau ungkapan) dengan barang, orang, tempat, sifat, proses, dan
kegiatan di luar sistem bahasa (yang disebut denotasinya).
• Jadi, denotasi kata kuda ialah 'kelas hewan mamalia pemakan rumput yang dipiara
manusia untuk menarik muatan, mengangkut barang, atau untuk dikendarai'.
• Dalam tulisan ilmiah makna denotasi perlu dipertahankan.
• Penilaian emosional dan subjektif terhadap makna kata harus dihindari.

• Konotasi ialah jumlah semua tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa.
• Konotasi dapat bersifat pribadi dan bergantung pada pengalaman orang seorang dengan
kata, barang, atau gagasan yang diacu oleh kata itu.
• Misalnya, bagi beberapa orang kata ular, jaksa, Tampomas, radikal, penyesuaian harga
mempunyai nilai rasa tambahan.
• Di samping itu, ada juga konotasi yang berlaku untuk satu kelompok atau bahkan untuk
kebanyakan warga masyarakat bahasa yang berbagi sikap dan perasaan.
• Kata yang sarat dengan konotasi ialah (a) kata pantang, khususnya yang berupa makian
dan yang bersifat cabul, (b) sisa pencernaan (mis. taik), (c) proses pembiakan, dan (d)
nama orang yang menjadi pusat perhatian masyarakat

• Sinonim ialah kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya.


• Dalam sebuah bahasa pada hakikatnya tidak ada persamaan makna yang mutlak dalam
pengertian bahwa kata-kata yang digolongkan sinonim bisa saling menggantikan dalam
sebuah kalimat.
• Dalam kenyataannya tetap akan ditemukan nuansa makna.
• Kalimat seperti Pengadaan beras menurun secara semantis adalah sinonim dengan
Persediaan beras berkurang.
• Dalam contoh ini kata pengadaan bersinonim dengan persediaan dan kata menurun
dengan berkurang.
• Namun, kita dapat pula mengatakan bahwa persediaan beras berkurang adalah akibat
dari pengadaan beras menurun.

• Antonim ialah kata-kata yang berlawanan atau bertentangan maknanya.


• Dalam karang-mengarang dan dalam hubungan berpikir logis kita harus membedakan
benar pertentangan makna itu.

Diksi sesuai dengan Lingkungan dan Ragam Pemakaian


• Dalam diksi harus diperhatikan lingkungan pemakaian kata-kata yang digunakan.
• Kita dapat membedakan lingkungan itu berdasarkan tingkatan sosial (sosiolek),
berdasarkan daerah geografis (dialek), berdasarkan situasi resmi dan tak resmi,
berdasarkan profesi, dan sebagainya.

2
Umum Profesional
dibuat dirakit
kecing manis diabetes
bunyi fonem
pembantu asisten
sisa saldo
tukang ahli, juru
pekerja pegawai/karyawan

Kata Beku Kata Formal


firman, berfirman kata, berkata
sabda, sabda Ilahi bicara, perintah
rahim, Tuhan Maharahim belas, kasihan
aras, aras Tuhan takhta
mazmur nyanyian pujian

Diksi sesuai dengan Kaidah Retorik


• Dalam mengarang dibutuhkan kemahiran dan kemampuan seperti memberikan tanda-
tanda baca, menyusun paragraf, memisahkan kalimat baru, menulis dengan terang dan
jelas, atau harus dapat mengetik secara baik, menyusun pikiran dalam satu susunan yang
estetis, dan dalam bentuk yang efisien dan ekonomis.

• Kata konkret mengacu ke barang yang spesifik di dalam pengalaman kita. Kata
konkret dapat efektif di dalam karangan narasi dan deskripsi karena merangsang
pancaindera.
• Namun, tidak semua karangan perlu bersifat konkret.

• Kata abstrak adalah kata yang merujuk ke sifat (panas, dingin, baik), ke nisbah atau
perbandingan (keperiadaan atau eksistensi, jumlah, urutan), dan gagasan (keadilan,
keberterimaan, kesatuan).
• Misalnya,
• Keadaan kesehatan anak-anak di desa sangat buruk. Banyak yang menderita malaria,
radang paru-paru, cacingan, dan kekurangan gizi.

• Kata umum ialah kata yang dapat diterapkan pada banyak hal, pada kumpulan, atau
pada keseluruhan sifat barang.
• Sebaliknya, jika kata itu hanya mengacu ke beberapa sifatnya atau ke beberapa
bagiannya saja, kata itu disebut kata khusus.
• Kata umum dan kata khusus tidak selalu sama dengan kata abstrak dan kata konkret.

3
• Kata umum tidak dengan sendirinya abstrak dan kata konkret tidak selalu khusus.
• Contoh, kata saudara yang bersifat umum karena denotasinya banyak, tetapi yang jelas
tidak abstrak.
• Sebaliknya, kata itu tidak begitu khusus walaupun konkret.
• Untuk mengkhususkannya kita perlu memilih di antara kata abang, adik, sepupu,
saudara dua pupu, saudara tiri, saudara susuan, dan sebagainya.
• Ciri keumuman dan kekhususan itu nisbi sifatnya. Di dalam tulisan konteks kalimatnya
menjelaskan tingkat kekhususan kata yang berbeda-beda itu.
• Kata unggas, misalnya, lebih umum daripada burung, tetapi burung pada gilirannya
lebih umum daripada pipit atau jalak.
• Perbedaan itulah yang ingin kita tampilkan sehingga adakalanya kita menggunakan
kata umum dan kadang-kadang kata khusus.

• Kata ilmiah adalah kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuwan dalam karya-karya
ilmiah,
• Kata populer adalah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat
dalam komunikasi sehari-hari.

Kecermatan dan Ketepatan Diksi


• Dalam berbahasa kita sering mendapati pemakaian dua bentuk, yaitu berupa kata atau
kelompok kata yang sebenarnya memiliki makna yang sama.
• Namun, mengapa justru bentuk yang lebih panjang yang muncul dalam pemakaian?
• Bentuk yang pendek juga dapat menampung makna bentuk panjangnya.
• Pemakaian bentuk yang pendek atau ungkapan yang ringkas dapat menjadikan diksi lebih
sarat dengan informasi.
• Misalnya
• mengadakan penelitian dengan meneliti,
• mengajukan saran dengan menyarankan,
• melakukan kunjungan dengan berkunjung,
• meninggalkan kesan yang mendalam dengan sangat mengesankan,
• mengeluarkan pemberitahuan dengan memberitahukan
• memberi pengakuan dengan mengakui
• Bukan berarti kita selalu harus memilih kata yang ringkas.
• Yang penting ialah kita jangan selalu memilih frase yang panjang jika ada padanannya
yang lebih ringkas.
• Penggantian itu didasari pertimbangan bahwa (1) makna dasar kalimat itu tidak berubah
dan (2) tidak menimbulkan kesalahan struktur kalimat yang terbentuk setelah
penggantian itu.
• Harus dibedakan diksi yang tidak cermat, yang hanya menegaskan sesuatu dengan kira-
kira, dengan diksi yang tidak tepat, tidak betul, atau tidak kena.
• Diksi yang tidak cermat berhubungan dengan pikiran yang kabur.
• Misalnya, nyaris mendapat hadiah, menduduki juara pertama.

• Diksi yang tidak tepat berhubungan dengan ketidaktahuan.


• Misalnya, merubah alih-alih mengubah, mengetrapkan alih-alih menerapkan,
• pengrusakan alih-alih perusakan, dan sebagainya.

4
Latihan
A. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap benar dan perbaiki yang salah.

1. (a) aerodinamika (c) cylinder


(b) haemoglobin (d) eksport
2. (a) kharisma (c) khromosom
(b) cholera (d) anarki
3. (a) frekuensi (c) teoritis
(b) konsekwen (d) sintesa
4. (a) porsentase (c) apotik
(b) aktivitas (d) varitas
5. (a) praktek (c) defenisi
(b) disel (d) hakikat
6. (a) likuidasi (c) monarkhi
(b) adpokat (d) rasionil
7. (a) analisa (c) konkrit
(b) diagnosa (d) hepatitis
8. (a) accesori (c) konduite
(b) trotoir (d) tekhnologi
9. (a) sistim (c) aquarium
(b) metoda (d) autopsi
10. (a) kotbah (c) standard
(b) nasihat (d) arkhais
11. (a) Nopember (c) Jum’at
(b) kaidah (d) formil
12. (a) legalisir (c) jamaah
(b) cafe (d) ijazah
13. (a) atlet (c) cengkeh
(b) biosfir (d) bungalow
14. (a) insyaf (c) katagori
(b) ghaib (d) musala
15. (a) personil (c) risiko
(b) rejeki (d) sholat

Anda mungkin juga menyukai