Anda di halaman 1dari 9

DIKSI ATAU PILIHAN KATA


Disusun oleh:
Begy Wahyu Anggara
Andi Ferdiansyah

TEKIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2016
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci
pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat
dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata-kata dengan
sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya


penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.

Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik
dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau pemilihan
kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari
kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa
sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau kelompok
kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai
dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-
beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan
identitas suatu masyarakat tersebut.

Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata
kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

B. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan makalah ini adalah:
• Pengertian Diksi (Plihan Kata)
• Penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
• Pembahagian Diksi (Pilihan Kata)

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan kata
poluler.
2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata


Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini,
makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat dapat membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan.
Selain itu, pemilihan kata itu juga harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan
kata-kata itu.

Singkatnya diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan
pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.

Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan
• Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
• Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.

Contoh paragraf:
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang
tak lama kemudian.

2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh
semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga
seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan
waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.

Kedua paragraf diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi,
paragraf kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.

B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata


1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian
yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut
makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu
kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.


Makna konotatif adalah makna asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul.
Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya
kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah
kamar yang kecil.


2. Makna Umum dan Makna Khusus



Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang
acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan
kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya
misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele
dumbo.


3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak



Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya
meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak
adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian,
gagasan. Kegunaan kata abstrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata
abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan
khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan
menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.


4. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya
bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.


5. Kata Ilmiah dan Kata Populer



Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar
dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara
resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-
hari masyarakat umum.


Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.

 Kata Ilmiah Kata Popular
Analogi Kiasan
Final Akhir

Diskriminasi Perbedaan perlakuan

Prediksi Ramalan
Kontradiksi Pertentangan
Anarki Kekacauan
Biodata Biografi singkat
Bibliografi Daftar pustaka
C. Pembentukkan Kata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa
Indonesia. Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang
sudah ada, sedangkan dari luar melalui proses serapan.

1. Kesalahan Pembentukkan dan Pemilihan Kata



Pada subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering
ditemukkan dalam bahasa lisan maupun tulis.

Penanggalan awalan me-

Penanggalan awalan ber-

Peluluhan bunyi /c/

Penyengauan kata dasar

Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh

Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir

Padanan yang tidak serasi

Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

Penggunaan kata yang hemat

Analogi

Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia

2. Definisi

Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau
konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan
adalah mengulang kata yang kita definisikan.

Contoh definisi:

Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan
benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat,
perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari:

Definisi nominalis

Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih
umum dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau
diskusi.


Definisi realis

Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah,
bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas : 


Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik)
dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas
genus dan diferensia(definisi konotatif).


Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang
menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana
suatu hal terjadi.


Definisi praktis

Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi
kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam, yaitu : 

Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.

Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan dan tujuannya.


Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.

3. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD.
Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata
bahasa Indonesia banyak yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing
yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain bahasa Sansekerta, Arab,
Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia
meliputi dua unsur, yaitu:


Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi
yang sesuai antara ejaan dan pelafalannya.


Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila
kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

4. Analogi

Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan
dengan kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau
struktur bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik
melalui proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:



 Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya


 Aksi Action (inggris)

 Bait Bait (arab)


 Boling Bowling (inggris)

 Dansa Dance (inggris)


 Derajat Darrajat (arab)

 Ekologi Ecology (inggris)


 Fajar Fajr (arab)

 Incane Insane (arab)

Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua
golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Unsur pertama ini digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti aturan bahasa asing. Unsur yang
kedua kata pinjaman yang penulisan dan pengucapannya telah disesuaikan ke
dalam bahasa Indonesia.



5. Anomali

Anomali adalah penyimpangan atau keanehan yang terjadi dengan kata lain tidak
seperti biasanya. Perhatikan kata-kata berikut ini :



 Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

 Bank Bank (inggris)


 Intern Intern (inggris)

Qur’an Qur’an (arab)


 Jum’at Jum’at (arab)

Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila
diamati lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu bank=(nk), jum’at=(’).


Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh
tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca
bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut : 



 Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya


 Expose Expose

 Export Export


 Exodus Exodus

Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem (makna terkecil), ada juga yang
terdiri dari dua morfem atau lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh,
misalnya :
Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya
Federalisme Federalism (inggris)
Bilingual Bilingual (inggris)
Dedikasi Dedication (inggris)
Edukasi Education (inggris)
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan
penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak
mengalami perubahan makna.

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran
dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata
yang lain. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.

Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa. Homonim, homo artinya sama, nym berarti nama,
jadi homonim adalah sama nama. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai
sama, berbeda tulisan dan berbeda makna. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda
bunyi dan berbeda makna.

B. Kritik dan Saran


- Kritik

Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak
mendukung.


Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa
Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari-hari,masyarakat sering
terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.


- Saran

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk
kata asing termasuk akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca
huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus
sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa kata”
Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.

http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/
28102008121137_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc

http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+ bahasa
+indonesia&star=10&sa

Anda mungkin juga menyukai