Anda di halaman 1dari 11

PILIHAN KATA (DIKSI)

I kadek Yuki Darlena, Andy Wirajaya,


Ni Made Dewi Risnawati, Karina Callista Harefa

1. Pendahuluan
Memang harus diakui. kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya
penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun
tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar,
sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan
dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana. Agar tercipta suatu komunikasi yang
efektif dan efisien, pemahaman yang baik perihal penggunaan diksi atau pemilihan kata
dirasakan sangat penting. bahkan mungkin sangat penting, terutama untuk menghindari
kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa
sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok
kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai
dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan
dalam kehidupan sehari- hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda
sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas
suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari
berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat
sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan
bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat
ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih. Dalam
hal ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai pengertian, fungsi, syarat-syarat dari diksi.
Pengertian, bagian-bagian dari istilah, Penjelasan kata baku dan tidak baku serta kata
popular dan kata tidak popular.
2. Isi
2.1 Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata secara
tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak atau pembaca
baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dan kesesuaian sangat penting dalam rangka
mengekspersikan maksud dan tujuan. Diksi sangat menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa
ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraf, atau wacana
menjadi efektif jika diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa
mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat
keresmian, atau realita.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca pula yang tepat
dapa menimbulkan nada kebahasaan , yaitu sugesti yang terekspresi melalui rangkaian kata
yang dsiertai penekanan mampu menghasilkan daya persuasi yang tinggi. Pemakaian diksi
yang baik akan membantu pembicara dan pendengar dalam menyelesaikan masalah, begitu
pula sebaiknya, gagasan atau ide akan sulit berterima jika diksi yang digunakan salah
sasaran atau tidak sesuai kontek pembicara dan pendengar.

2.2 Fungsi Diksi


1. Melambangkan ide yang diungkapkan secara verbal.
2. Membentuk wujud ungkapan gagasan yang tepat sehingga menyenangkan penyimak
atau pembaca.
3. Mewujudkan komunikasi yang berterima.
4. Menciptakan atmosfir yang kondusif.
5. Menghindari dan mencegas perbedaan persepsi atau interpretasi.
6. Mencegah salah pemahaman.
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

2.3 Pengertian Istilah

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan sebagai nama atau lambang yang
dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Istilah itu sendiri dapat berupa istilah umum
dan istilah khusus. Istilah memiliki pengertian kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu; nama; sebutan (Depdiknas, 2008:602). Menurut Pusat Bahasa dalam buku
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2009:1), istilah adalah kata atau frasa yang dipakai
sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pengistilahan harus dilakukan sesuai prosedur atau pedoman pembentukan istilah. Ini terjadi
karena pengistilahan dilakukan untuk mendapatkan ketepatan dan kecermatan makna utnuk
suatu bidang kegiatan atau keilmuan, misalnya pada bidang kedokteran, ekonomi,
perbankan dan sebagainya. Istilah memiliki makna yang tepat dan cermat serta digunakan
hanya untuk satu bidang tertentu.

2.4 Bagian-bagian istilah


Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara
luas, menjadi unsur kosakata umum. Istilah umum dapat berupa kata atau gabungan kata
yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu Sebagai contoh, “bank umum” adalah istilah umum yang merujuk
pada lembaga keuangan yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menggunakannya untuk memberi kredit ke nasabah serta menawarkan berbagai layanan
keuangan, seperti tabungan, rekening giro, kartu kredit, dan lain-lain.
Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pada
bidang tertentu. Istilah khusus hanya khusus pada bidang tertentu saja dan mungkin asing di
masyarakat umum. Contoh istilah khusus adalah kardiovaskular, hipertensi, autopsi, yang
hanya digunakan dalam bidang kedokteran, kesehatan, dan beberapa bidang yang terkait.
Sementara itu, kata deportasi, aristokrat, warga sipil, dan kepala negara merupakan istilah
yang digunakan di bidang politik.

2.5 Syarat-syarat Pemilihan Diksi


a. Syarat-syarat Ketepatan Pilihan Kata
1. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim misalnya: ialah,
adalah, dalam pemakaian berbeda beda. Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan
definisi formal. Jika menggunakan kata ialah maka harus disertai sinonim. Manusia
ialah orang. ( benar dan cermat)
Manusia ialah makhluk yang berakal budi ( salah, tidak cermaat)
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. ( benar dan cermat)
2. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi yaitu kata yang
bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan
makna yang bermacam macam , lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan
estetika dan kesopanan.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanny, misalnya :
interferensi (saling mempengaruhi) dan inferensi ( kesimpulan), sarat (penuh,
bunting) dan syarat (ketentuan).
4. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual,
misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau
kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, berenang)
5. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya pria dan laki laki, saya dan
aku, serta buku dan kitab) berhomofon ( misalnya: bang dan bank) berhomograf
(misalnya: apel( buah) dan apel (upacara) teras ( serambi) dan teras (pejabat)
berhomonim ( misalnya buku (tulang) dan buku (kitab).
6. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya:isu (dalam bahasa
Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya,kabar angin, desas desus).
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus,
misalnya: mobil (kata umum) fortuner (kata khusus).
8. Menggunakan kata –kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
9. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara
tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
10. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang
tepat dalam kamus, misalnya modern sering diartikan secara subjektif canggih
menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap,
suka mengganggu, rewel,bergaya intelektual.

b. Syarat-syarat Kesesuaian Kata


1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan,misalnya: hakikat (baku),hakekat (tidak baku), konduite (baku),kondite
(tidak baku).
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,misalnya:
kencing (kurang sopan),buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar),tunasusila
(lebih halus).
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat,
misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar),bukan hanya… melainkan juga
(benar), bukan hanya… tetapi juga (salah), tidak hanya…tetapi juga (benar).
4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat,mengesot,dan
merangkak; merah darah, merah hati.
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah dan komunikasi
nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum) menggunakan kata popular, misalnya:
argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (populer).
6. Menghindari penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya tulis,
bahasa kerja, (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja,
mengerjakan, dikerjakan, (bahasa tulis).

2.6 Kata Baku dan Tidak Baku


a. Kata Baku
Kata Baku merupakan kata penggunaannya sudah sesuai dengan kaidah atau pedoman
bahasa Indonesia yang telah ditemukan. Pengertian lain dari kata baku merupakan
sebagai kata yang sudah benar dari segi aturan maupun ejaan kaidah Bahasa Indonesia.
Fungsi kata baku:
1. Sebagai pemersatu
2. Fungsi penggunaan kata baku bagi masyarakat Indonesia adalah untuk
menghubungkan semua penutur dari berbagai macam bahasa daerah yang berbeda-
beda. Nah, dengan penggunaan katabaku,bahasabaku dapat dijadikan pemersatu
masyarakat-masyarakat daerah menjadi satubangsa.
3. Sebagai pemberikekhasan
4. Indonesia mengharuskan setiap wilayah daerahnya menggunakan bahasa baku, yaitu
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Nah, melalui fungsi itu, maka bahasa baku
dapat memperkuat rasa nasonalisme masyarakat daerah yang bersangkutan
5. Pembawa kewibawaan. Bahasa Baku juga ikut serta membawa wibawa atau prestise
seseorang
Ciri ciri kata baku:
1. Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
2. Bukan merupakan bahasa percakapan sehari-hari
3. Tidak terpengaruhi bahasa asing
4. Tidak terpengahui bahasa daerah
5. Memiliki minimal subjek dan predikat
6. Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
7. Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
8. Kata bakumempunyai arti yang pasti tidak rancu
b. Kata Tidak Baku
Kata tidak baku merupakan tolak ukur kata yang belum memenuhi kesepakatan standar
dalam KBBI. Biasanya kata tidak baku digunakan karena kebiasaan penutur dalam
pengucapan kata-kata yang dipengaruhi oleh dialek daerah ataupun kata serapan yang
masing masing. Misal lidah terbiasa mengucap “antri” dibanding “antre”. Padahal dalam
bahasa kata baku yang tepat ialah antre.
Fungsi kata tidak baku:
Dalam hal ini tidak lain adalah untuk menambah keakraban seseorang dengan lawan
bicaranya. Beberapa karya sastra juga ada yang menggunakan kata tidak baku, salah
satunya adalah cerpen
Ciri-ciri kata tidak baku
1. Dipengaruhi oleg bahasa daerah
2. Dipengaruhi oleh bahasa asing
3. Terkontaminasi atau rancu
4. Banyak digunakan dalam bahasa gaul (percakapan sehari-hari)
5. Penggunaan kata tidak baku

2.7 Kata Populer dan Kata Ilmiah


a. Kata Populer
Kata populer adalah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam
percakapan sehari-hari.
b. Kata Ilmiah
Kata Ilmiah adalah kata yang hanya dipakai atau dikenal oleh para ilmuan dan kaum
terpelajar. Kata ini biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah dan kebanyakan dari
kata-kata ilmiah ini merupakan kata serapan dari bahasa asing.
Contoh Kata Populer dan Kajian
- Populer: Isi botol-botol ini dengan air mineral
- Kajian : Volume perdagangan Indonesia-Malaysia cukup meggembirakan
- Populer : Ketua adalah salah satu bagian penting dari sebuah organisasi
- Kajian : Ayah adalah unsur yang dominan dalam sebuah keluarga

3. Simpulan
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata secara
tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak atau pembaca
baik secara lisan maupun tulisan. Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang
tertentu, yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum. Istilah khusus
adalah istilah yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pada bidang tertentu. Syarat-
syarat pemilihan diksi adalah ketepatan pilihan kata dan kesesuaian kata. Kata Baku
merupakan kata penggunaannya sudah sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa
Indonesia yang telah ditemukan. Kata tidak baku merupakan tolak ukur kata yang belum
memenuhi kesepakatan standar dalam KBBI. Kata populer adalah kata yang dikenal dan
dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam percakapan sehari-hari. Kata Ilmiah adalah
kata yang hanya dipakai atau dikenal oleh para ilmuan dan kaum terpelajar.

4. Daftar Pustaka
Depdiknas. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
kemdikbud.go.id. (t.thn.). Diksi.
Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka

.
SOAL

1. Dibawah ini merupakan fungsi dari diksi, kecuali.....


a. Mencegah salah pemahaman
b. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
c. Menciptakan kalimat bermakna ganda
d. Menghindari perbedaan persepsi atau interprestasi
e. Membentuk wujud ungkapan gagasan yang tepat

2. Para pedagang di pasar tanah abang gulung tikar akibat maraknya konsumen yang lebih
memilih berbelanja online, kalimat yang digaris bawahi memiliki makna.....
a. Konotasi
b. Denotasi
c. Abstrak
d. Sinonim
e. Idiomatik

3. Kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda merupakan pengertian dari....
a. Anonim
b. Konkret
c. Kata baku
d. Denotasi
e. Kata ilmiah
4. Kata yang memiliki lafal atau bunyi yang sama tetapi ejaan dan maknanya berbeda
merupakan pengertian dari kata......
a. Homograf
b. Antonim
c. Homonim
d. Abstrak
e. Homofon

5. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari kata baku, kecuali....


a. Tidak terpengaruhi bahasa asing
b. Memiliki minimal subjek dan predikat
c. Dipengaruhi oleh bahasa daerah
d. Tidak dapat berubah setiap saat
e. Tidak mengandung arti pleonasme
6. Kata di bawah ini yang merupakan hasil adopsi dari Bahasa asing dan sudah disesuaikan
dengan EYD yaitu…..
a. Kata ilmiah
b. Kata impor
c. Kata baku
d. Kata serapan
e. Kata asing
7. Bisa menguasai dan memahami segala bentuk kosakata dan memanfaatkannya menjadi
sebuah kalimat yang mudah dipahami, jelas, serta efektif merupakan salah satu syarat
dari….
a. Pemilihan kata
b. Pemilihan Alinea
c. Pemilihan kalimat
d. Pemilihan paragraph
e. Pemilihan makna
8. Mana di antara kata-kata berikut yang bukan merupakan kata serapan….
a. Restoran
b. Komputer
c. Rumah
d. Bandara
e. Nasi
9. Pilih pilihan yang menggambarkan penggunaan diksi yang formal.
a. "Gue suka banget film itu, deh!"
b. "Saya sangat menyukai film tersebut."
c. "Wah, film ini keren banget, ya!"
d. "Aku ngefans banget sama film itu!"
e. "Wow, film ini oke banget!"
10. Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam yaitu….
a. Makna denotasi dan makna konotasi
b. Makna umum dan makna khusus
c. Makna sinisme dan makna ironi
d. Makna hiperbola dan makna metafora
e. Makna konsep dan makna proses
11. Makna denotatif memiliki arti yaitu….
a. Makna yang bukan sesungguhnya
b. Makna yang secara alami wajar disampaikan secara eksplisit
c. Makna yang memiliki arti semu
d. Makna asosiatif
12. Makna konotatif memiliki arti yaitu….
a. Makna yang memiliki arti semu
b. Makna yang bukan merupakan arti sesungguhnya
c. Makna yang jika dalam alam wajar merupakan disampaikan secara eksplisit
d. Makna asosiatif
13. Berikut ini yang termasuk ke dalam contoh dari makna denotatif yaitu…..
a. Rumah tersebut telah habis dilalap oleh si jago merah
b. Adik makan apel
c. Dilarang makan uang rakyat
d. Tio makan harta anak yatim
14. Berikut ini yang merupakan contoh dari makna konotatif adalah….
a. Disa memetik bunga mawar di halaman rumah
b. Tedi memetik buah rambutan di kebun belakang rumah
c. Keluarga Tina sekarang sudah bisa memetik buah hasil dari jerih payah mereka
d. Semua jawaban di atas tidak benar
15. Berikut ini kata yang memiliki acuan untuk semakin mudah dalam diserap dengan panca
indera disebut dengan…..
a. Kata konkret
b. Kata semu
c. Kata abstrak
d. Kata majemuk

Anda mungkin juga menyukai