PENDAHULUAN
1
tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula
menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang
tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk
mewakili maksud atau gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan
bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan
menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan,
pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan
kata yang bersinonim.
Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu. Karena tidak
menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara
cermat kata mana yang harus dipakainya dalam sebuah konteks tertentu.
Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata lain yang
lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat dan
karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim
itu. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik hendaknya
mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang tepat
dan cermat dalam konteks yang tepat pula
1.2.Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan rumusan
masalah yakni :
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian diksi ?
2. Apa fungsi diksi ?
3. Bagaimana pembagian makna kata ?
4. Apa penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata ?
5. Apa syarat-syarat ketepatan diksi ?
6. Apa yang di maksud dengan gaya bahasa dan idiom ?
2
1.3. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka didapatkan
tujuan penulisan ini adalah :
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
b. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi diksi.
c. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pembagian makna kata.
d. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab kesalahan pemakaian
gabungan kata dan kata.
e. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat ketepatan diksi.
f. Mahasiswa mampu mengetahui gaya bahasa dan idiom.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih
kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan
kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama
atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat,
melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan
konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan
yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih
kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita dapat lari
dari kamus. Kamus memberikan suatu ketetapan kepada kita tentang
pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang
diperlukan.
4
Ketersediaan kata akan ada apabila seseorang mempunyai bendaharaan kata
yang memadai, seakan-akan ia memiliki senarai (daftar) kata. Senarai kata itu
dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian.
Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang
dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.
5
2.3. Pembagian makna kata
Contoh :
6
Contoh :
Kata cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan
memberikan gambaran umum seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata
manis terkandung suatu maksud yang bersifat memukau perasaan kita.
Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula bersifat
jelek. Kata-kata yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti :
7
Perhatikan contoh dibawah ini:
8
2.3.4 Data Konkret dan Abstrak
2.3.5 Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan . Sinonim ialah
persamaan makna kata . Artinya, dua kata atau lebih yang berbeda
bentuk ejaan, dan pengucapannya.
9
2.3.7 Perubahan Makna
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat
pemakainya, pengembangan diksi tejadi pada kata. Namun, hal ini
berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana.
Pengembangan tersebut dilakukan memenuhi kebutuhan komunikasi.
Komunikasi kreatif berdampak pada perkembangan diksi, berupa
penambahan atau pengurangan kuantitas maupun kualitasnya. Selain
itu, bahasa berkembang dengan sesuai kualitas pemikiran pemakainya.
Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup
perluasan, penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan
penggeseran makna.
Faktor penyebab perubahan makna :
1. Kebahasaan
Meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat.
a) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang
diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan.
Contoh dalam kalimat;
Paman teman saya belum nikah
Paman, teman saya belum nikah
Paman, teman, saya belum nikah
Paman, teman, saya, belum nikah
b) Perubahan struktur frasa : kaleng susu (kaleng bekas
tempat susu) susu kaleng (susu yang dikemas dalam
kaleng), dokter anak (dokter spesialis anak), anak dokter
(anak yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter).
c) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang
ditimbulkan oleh perubahan bentuk. Contoh; tua (tidak
muda) jika ditambah awalan ke- maka menjadi ketua,
makna berubah menjadi pemimpin.
d) Kalimat akan berubah makna jika struktur kalimatnya
berubah. Perhatikan kalimat berikut:
10
o Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera
dapat meringkus penjahat itu.
11
c) Kesopanan:
Ke kamar mandi disebut kebelakang
Gagal disebut kurang berhasil
5. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata
tempat orang terhormat diganti dengan VIP.
6. Kata Baru
Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai
dengan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut, memerlukan bahasa
sebagai alat ekspresi dan komunikasi.
Pethatikan penggunaan kata: jaringan, kinerja, dan
justifikasi.
Jaringan kerja untuk menggantikan network
Justifikasi untuk menggantikan pembenaran
Kinerja untuk menggantikan performance
1. Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
2. Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah
menghimbau kita untuk lebih tekun bekerja.
3. Marilah kita perhatikan kebersihan kita daripada lingkungan kita.
12
mengakibatkan terjadinya polusi bahasa. Kata mana dalam kalimat
pertama tidak diperlukan, cobalah baca kalimat pertama tanpa kata
mana, jadi bunyinya berubah seperti ini. Dalam rapat yang dihadiri
oleh para ketua RT dan Rw.
13
c. Permohonan cuti diajukan kepada direktur.
14
Contoh :
Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)
15
2.5.6 Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan
secara tepat.
16
b. Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama
bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.
c. Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan,
berbeda bunyi, dan berbeda makna.
Contoh :
Sinonim : Hamil (manusia) Bunting (hewan)
Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) Bang
(panggilan kakak laki-laki)
Homografi : Apel (buah) Apel (upacara)
Contoh :
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas
adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang
dapat dipakai untuk mengungkapkan maksud. Ada cara yang memakai
perlambang (majas metafora, personifikasi) ada cara yang menekankan
kehalusan (majas eufemisme, litotes) dam masih banyak lagi majas
yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya merupakan corak seni
berbahasa untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra komunikasi
kita (pembaca/pendengar).
17
Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang
mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator dalam
berkomunikasi dengan mitranya, yaitu :
18
resmi biasa kita jumpai dalam penyampaian amanat kepresidenan,
berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk rencana, pidato-
pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau esai yang
memuat subyek-subyek yang penting, semuanya dibawakan
dengan gaya bahasa resmi.
Contoh :
19
watak khusus yakni anti penjajahan. Peringatan kepada Sumpah
Pemuda sewajarnya berupa usaha merealisasikan gagasan-
gagasan Sumpah Pemuda.
2.6.3 Idiom
20
sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tidak mau harus
tunduk pada aturan pemakaiannya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan menjadi
beberapa poin penting yaitu :
a. Diksi atau pilhan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
b. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata itu.
c. Diksi berfungsi sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
pembaca atau penulis terhadap pendengar atau pembaca dalam
berkomunikasi.
d. Diksi memiliki beberapa syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan
imajinasi yang sesuai antara pembicara dan pendengar.
e. Fungsi diksi secara umum ialah agar masyarakat dapat berkomunikasi
dengan baik dan benar agar terhindar dari salah penafsiran dan
kesalahpahaman antara pembicara/penulis dengan pendengar/pembaca.
f. Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah
cara penutur mengungkapkan maksudnya.
g. Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi : Gaya
bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan
h. Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak
secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan
menurut Badudu, idiom adalah bahasa yang teradatkan. Oleh karena itu,
setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada
kesatuan bentuk dan makna.
22
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami
bagaimana penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa
itu selalu dibebankan dan berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas
perkuliahannya.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami ke depannya.
23