BATUK
Dinyatakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakologi II
Dosen : Fajrin Noviyanto, S.Farm,. M.Sc,.Apt
Anggota :
Andrea Oktavia Rini 15030018
Angga Mubarak 15030019
Annisa Fatonatu Siddik 15030020
Arif Sanjaya 15030021
Ayu Syafia Quroatuaini 15030022
Dela maulidya 15030023
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan rahmat
dan hidayah-Nya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul
Farmakologi II : Obat Batuk. Uraian materi yang disajikan didapatkan dari buku dan internet.
Materi disajikan dalam bahasa yang tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Farmakologi yang meliputi nilai tugas individu. Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan. Kepada para pembaca saya ucapakan
selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
BAB I Pendahuluan............................................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempersempit ruang lingkup, maka terdapat batasan masalah yang perlu
didefinisikan dalam penulisan makalah ini. Penulisan difokuskan pada materi tentang Obat Batuk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Gejala dan Penyebab Batuk
A. Gejala Batuk
1) Demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku
2) Bersin-bersin dan hidung tersumbat
3) Sakit tenggorokan
B. Penyebab Batuk
1) Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan
gejala flu.
2) Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
3) Alergi
4) Asma atau tuberculosis
5) Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6) Tersedak akibat minum susu
7) Menghirup asap rokok dari orang sekitar
4
sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama
0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot
ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
4. Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga
terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai
dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot
pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme
batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat
getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.
5
2. Batuk Subakut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 8 minggu. Batuk
ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus
yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.
3. Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu.
Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih
berat seperti asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.
6
Risiko adiksinya ringan sekali. Berkat sifat baik ini, kini obat ini banyak
digunakan dalam berbagai sediaan obat batuk popular. Noskapin tidak bersifat
analgetis dan merupakan pembebas histamine yang kuat dengan efek
bronchokonstriksi dan hipotensi (selewat) pada dosis besar.
Efek samping : jarang terjadi dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit,
dan perasaan lelah letih tidak bersemangat.
Dosis : oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg
sehari.
3. Dekstrometofan: methoxylevorphanol, Detusif, *Romilar/exp, *Benadryl DMP
Derivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya
dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis, sedative,
sembelit, atauCadiktif. Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat
batuk di otak. Pada peyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi
SP.
Efek samping :hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk,
termangu-mangu, pusing, nyeri kepala, dan gangguan
lambung-usus.
Dosis : oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) p.c., anak-anak 2-6
tahun 3-4 dd 8 mg, 6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.
2.5.2 Antihistamin
1. Prometazin: (phenargen exp)
Sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat
sedative dan antikolinergik yang kuat.
Efek samping :antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan
buang air kecil dan akomodasi pada manula.
Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) d.c., anak-anak diatas 1
tahun 2-4 dd 0,2 mg/kg. 2.
2. Oksomemazin
Adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama, daya
antikolinergiknya lemah.
Dosis : 2-3 dd 15 mg, anak-anak 1-2 tahun 2,5-10 mg sehari,
2-5 tahun 10-20 mg sehari, 5-10 tahun 2-3 dd 10 mg.
7
3. Difenhidramin (Benadryl)
Sebagai zat antihistamin (H-Blocker), senyawa ini bersifat hipnotis-sedatif
dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat
menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lender
karena efek antikolinergiknya.
Dosis : 3-4 dd 25-50 mg.
2.5.3 Muskolitik
1. Asetilsistein (Fluimucil)
Mekanisme aksinya yakni Mengurangi kekentalan / viskositas sekret dengan
memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi pengeluaran sekret
melalui batuk. Mekanisme ini paling baik pada pH 7-9, sehingga pH sediaan
diadjust dengan NaOH.
Efek Samping : Reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angioedema,
kemerahan, gatal), hipotensi / hipertensi (kadang-
kadang), mual, muntah, demam, syncope,
berkeringat, arthralgia, pandangan kabur, gangguan
fungsi hati, asidosis, kejang, ;cardiac / respiratory
arrest.
Dosis : Oral 3-6 dd 200 mg atau 1-2 dd 600 mg granulat,
anak-anak n2-7 tahun 2 dd 200 mg, dibawah 2 tahun 2
dd 100 mg, Sebagai antidotum keracunan
paracetamool , oral 150 mg/kg berat badan dan
larutan 5 %, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4 jam.
2. Bromheksin
Mekanisme aksinya yakni Bromheksin merupakan secretolytic agent, yang
bekerja dengan cara memecah mukoprotein dan mukopolisakarida pada sputum
sehingga mukus yang kental pada saluran bronkial menjadi lebih encer,
kemudian memfasilitasi ekspektorasi.
Efek Samping : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan.
Batuk atau bronkospasme pada inhalasi (kadang-
kadang). Mual, muntah, diare dan efek samping pada
saluran cerna.
8
Dosis : Oral 3-4 dd 8-16 mg (Klorida), Anak-anak 3 dd 1,6 8
mg. Tergantung dari usia.
2.5.4 Ekspektoran
1. Kaliumiodida
Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan
mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (Hampir) tidak efektif.
Efek Samping : gangguan tiroid , Struma, Ucticaria dan iod-acne,
juga hiperkaliemia (pada fungsi ginjal buruk).
Dosis : Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks. 6 g sehari.
2. Amoniumklorida
Berdaya diuretic lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam
dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi
napas meningkat dan gerakkan bulu getar (cilia) disaluran napas distimulasi.
Sekresi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak digunakan dalam
sediaaan sirop batuk, misalnya obat batuk hitam.
Efek Sampingnya : Acidosis ( khusus pada anak-anak dan pasien ginjal)
dan gangguan lambung (mual, muntah), berhubung
sifatnya yang merangsang mukosa.
Dosis : oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g seharinya.
3. Guaifenesin ( Gliserilguaiakolat, Toplexil)
Digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan bentuk
popular. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot seperti mefenesin.
Efek Samping : Iritasi Lambung (mual,muntah) yang dapat dikurangi
bila diminum dengan segelas air.
Dosis : Oral 4-6 dd 100-200 mg.
2.5.5 Emolliensia
1. Succus Liquiritiae
Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat
batuk guna mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai bahan untuk
memperbaiki rasa.
Efek Samping : Pada doosis Tinggidari 3 g sehari berupa nyeri kepala,
udema, dan terganggunya keseimbangan elektrolit,
9
akibat efek mineralalokortikoid dan hipernatriema
dari asam glycyrrizinat.
Dosis : oral 1-3 g sehari.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini antara lain :
1. Menurut Weinberger (2005) batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan
mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari secret dan
zat-zat asing. Masyarakat lebih cenderung untuk mencari pengobatan apabila batuknya
berkepanjangan sehingga mengganggu aktivitas seharian atau mencurigai kanker.
2. Jenis-Jenis batuk berdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2
jenis, yaitu batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif).
3. Jenis-jenis berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
batuk akut, batuk sub akut dan batuk kronis.
4. Obat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam 2 golongan besar, yaitu : zat-zat
sentral (antitusif) dan zat-zat perifer.
5. Beberapa contoh obat yang beredar dipasaran :
a. Benadryl DMP
b. Vicks Formula 44
c. Wood Ekspektoran
4.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengerti dan memahami tentang Batuk dan
Cara penanganan dalam obat nya. Sebagai Farmasis yang baik, mahasiswa haruslah mengetahui
seluk beluk dari suatu penyakit itu agar tidak ada kesalahan terhadap pasien.
Untuk lebih memahami Batuk, serta tatalaksana yang lengkap untuk mengatasi Batuk,
carilah sumber lain, baik itu jurnal ataupun sumber panduan buku lainnya yang lebih lengkap.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan segala kerendahan hati. Saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika penyampaian materi di dalamnya kurang berkenan di hati pembaca sekalian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ruli S.H, S.Si, Apt,. dkk,. 2013, Undang-Undang Kesehatan untuk SMK Farmasi, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Meity T. Q., dkk., 2011, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta : Badan
Pengemban