Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOLOGI II

BATUK
Dinyatakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakologi II
Dosen : Fajrin Noviyanto, S.Farm,. M.Sc,.Apt

Disusun oleh : Kelompok 2

Anggota :
Andrea Oktavia Rini 15030018
Angga Mubarak 15030019
Annisa Fatonatu Siddik 15030020
Arif Sanjaya 15030021
Ayu Syafia Quroatuaini 15030022
Dela maulidya 15030023

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG


PROGRAM DIPLOMA III
Jalan Syekh Nawawi (Raya Pemda) KM.4 No.13 Matagara, Tigaraksa Kab. Tangerang
Telp/Fax. (021)2986307
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan rahmat
dan hidayah-Nya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul
Farmakologi II : Obat Batuk. Uraian materi yang disajikan didapatkan dari buku dan internet.
Materi disajikan dalam bahasa yang tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Farmakologi yang meliputi nilai tugas individu. Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan. Kepada para pembaca saya ucapakan
selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Rangkasbitung, Maret 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan............................................................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................................ 2
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ........................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Batuk ........................................................................................................... 3


2.2 Gejala dan Penyebab Batuk............................................................................................ 3
2.3 Mekanisme Batuk ......................................................................................................... 4
2.4 Jenis Jenis Batuk ........................................................................................................ 5
2.4.1 Batuk Berdasarkan Produktivitasnya ..................................................................... 5
2.4.2 Batuk Berdasarkan Waktu Berlangsungnya ........................................................... 5
2.5 Contoh-contoh Obat Batuk ............................................................................................. 6
2.5.1 Antitusif .................................................................................................................. 6
2.5.2 Antihistamin ........................................................................................................... 7
2.5.3 Muskolitik .............................................................................................................. 8
2.5.4 Ekspektoran ............................................................................................................ 9
2.6 Tips Menggunakan obat batuk yang baik .................................................................... 10

BAB III Penutup ............................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11


3.2 Saran ............................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang Undang No. 23 tahun 1992).
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi.
Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhankeluhan dan penyakit ringan yang banyak
dialami masyarakat, seperti batuk. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan.
Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan
kadangkadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada penularan
penyakit melalui udara ( air borne infection ).
Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas disamping sesak, mengi, dan sakit
dada. Tetapi, batuk juga bisa sebagai penyebab penyakit ataupun memang penyakit yang
disebabkan oleh virus. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang benar
mengenai penggunaan jenis obat batuk terhadap jenis batuk yang diderita. Karena, diketahui bahwa
obat batuk tidak bisa disamaratakan untuk semua jenis batuk.

1.2 Rumusan Masalah


Penulisan makalah ini lebih menekankan kepada upaya pengetahuan dalam pengajaran
farmakologi bagi pembaca khususnya kita sebagai mahasiswa, berdasarkan analisis permasalahan
yang telah di pelajari. Oleh karena itu, dapat dirumuskan permasalahan makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan batuk ?
2. Apa saja jenis-jenis batuk ?
3. Bagaimana penggolongan obat batuk ?
4. Apa saja contoh dari obat batuk yang beredar dipasaran serta indikasi, kontra indikasi,
5. dosis dan efek samping yang dimiliki obat tersebut ?

1
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempersempit ruang lingkup, maka terdapat batasan masalah yang perlu
didefinisikan dalam penulisan makalah ini. Penulisan difokuskan pada materi tentang Obat Batuk.

1.4 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu batuk.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis batuk.
3. Untuk mengetahui penggolongan obat batuk.
4. Untuk mengetahui apa saja contoh dari obat batuk yang beredar dipasaran serta
indikasi, kontra indikasi, dosis dan efek samping yang dimiliki obat tersebut.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batuk


Menurut Weinberger (2005) batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan
mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari sekret dan zat-zat
asing. Masyarakat lebih cenderung untuk mencari pengobatan apabila batuknya berkepanjangan
sehingga mengganggu aktivitas seharian atau mencurigai kanker.
Menurut McGowan (2006) batuk bisa terjadi secara volunter tetapi selalunya terjadi akibat
respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas maupun
bawah, asap rokok, abu dan bulu hewan terutama kucing. Antara lain penyebab akibat penyakit
respiratori adalah seperti asma, postnasal drip, penyakit pulmonal obstruktif kronis, bronkiektasis,
trakeitis, croup, dan fibrosis interstisial. Batuk juga bisa terjadi akibat dari refluks gastro-esofagus
atau terapi inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme). Selain itu, paralisis pita suara juga bisa
mengakibatkan batuk akibat daripada kompresi nervus laryngeus misalnya akibat tumor.
Batuk bukanlah merupakan penyakit, mekanisme batuk timbul oleh karena paru-paru mendapatkan
agen pembawa penyakit masuk ke dalamnya sehingga menimbulkan batuk untuk mengeluarkan
agen tersebut. Batuk dapat juga menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks,
pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis, patah tulang iga,
perdarahan subkonjungtiva, dan inkontinensia urin.Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks
yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme
pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan
jalan:
1. Mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas.
2. Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas.
Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu
sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang - kadang
merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada penularan
penyakit melalui udara ( air borne infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit
saluran nafas disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Sering kali batuk merupakan masalah
yang dihadapi para dokter dalam pekerjaannya sehari-hari. Penyebabnya amat beragam dan
pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan
penanggulangan penderita batuk.

3
2.2 Gejala dan Penyebab Batuk
A. Gejala Batuk
1) Demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku
2) Bersin-bersin dan hidung tersumbat
3) Sakit tenggorokan
B. Penyebab Batuk
1) Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan
gejala flu.
2) Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
3) Alergi
4) Asma atau tuberculosis
5) Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6) Tersedak akibat minum susu
7) Menghirup asap rokok dari orang sekitar

2.3 Mekanisme Batuk


Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu: :
1. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau
serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga
timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga
luar dirangsang.
2. Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor
kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat
dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.
Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma,
sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru.
Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan
memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara
yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.
3. Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adductor kartilago
aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi

4
sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama
0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot
ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
4. Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga
terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai
dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot
pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme
batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat
getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

2.4 Jenis-Jenis Batuk


2.4.1 Batuk berdasarkan Produktivitasnya
Berdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2 jenis, yaitu
batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif).
1. Batuk berdahak (batuk produktif)
Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk
berdahak dapat terjadi karena adanya infeksi pada saluran nafas, seperti influenza,
bronchitis, radang paru, dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak terjadi karena
saluran nafas peka terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, lembab yang
berlebihan dan sebagainya.
2. Batuk kering (batuk non produktif)
Batuk yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas,
suaranya nyaring dan menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tenggorokan. Batuk
kering dapat disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas, adanya
faktorfaktor alergi (seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan efek samping
dari obat (misalnya penggunaan obat antihipertensi kaptopril).
2.4.2 Batuk berdasarkan waktu berlangsungnya
Berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
batuk akut, batuk sub akut dan batuk kronis.
1. Batuk Akut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu.
Penyebab batuk ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut
dan adanya infeksi virus atau bakteri.

5
2. Batuk Subakut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 8 minggu. Batuk
ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus
yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.
3. Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu.
Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih
berat seperti asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.

2.5 Contoh-contoh Obat Batuk


2.5.1 Zat-zat pereda sental (Antitusif)
1. Keodein (F.I): metilmorfin, *Codipront
Alkaloida candu ini memiliki sifat menyerupai morfin, tetapi efek analgetis
dan meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu pula efek depresinya terhadap
pernapasan. Obat ini banyak digunakan sebagai pereda batuk dan penghilang rasa
sakit, biasanya dikombinasi dengan asetosal yang memberikan efek potensiasi. Dosis
analgetis yang efektif terletak di anatara 15 60 mg. Sama dengan morfin, kodein
juga dapat membebaskan histamine (histamine-liberator).
Efek samping : jarang terjadi pada dosis biasa dan terbatas pada
obstipasi, mual dan muntah, pusing, dan termangu-
mangu. Pada anak kecil dapat terjadi konvulsi dan
depresi pernapasan. Dalam dosis tinggi dapat
menimbulkan efek sentral tersebut. Walaupun kurang
hebat dan lebih jarang daripada morfin, obat ini dapat
pula mengakibatkan ketagihan.
Dosis : oral sebagai aalgetikum dan pereda batuk 3-5 dd 10-
40 mg dan maksimum 200 mg sehari. Pada diare 3-4
dd 25-40 mg.
2. Noskapin
Alkaloida candu alamiah ini tidak memiliki rumus fenantren, seperti kodein
dan morfin, melainkan termasuk dalam kelompok benzilisokinolin seperti alkaloda
candu lainnya (papaverin dan tebain). Efek meredakan batuknya tidak sekuat
kodein, tetapi tidak mengakibatkan depresi pernapasan atau obstipasi, sedangkan
efk sedatifnya dapat diabaikan.

6
Risiko adiksinya ringan sekali. Berkat sifat baik ini, kini obat ini banyak
digunakan dalam berbagai sediaan obat batuk popular. Noskapin tidak bersifat
analgetis dan merupakan pembebas histamine yang kuat dengan efek
bronchokonstriksi dan hipotensi (selewat) pada dosis besar.
Efek samping : jarang terjadi dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit,
dan perasaan lelah letih tidak bersemangat.
Dosis : oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg
sehari.
3. Dekstrometofan: methoxylevorphanol, Detusif, *Romilar/exp, *Benadryl DMP
Derivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya
dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis, sedative,
sembelit, atauCadiktif. Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat
batuk di otak. Pada peyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi
SP.
Efek samping :hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk,
termangu-mangu, pusing, nyeri kepala, dan gangguan
lambung-usus.
Dosis : oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) p.c., anak-anak 2-6
tahun 3-4 dd 8 mg, 6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.

2.5.2 Antihistamin
1. Prometazin: (phenargen exp)
Sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat
sedative dan antikolinergik yang kuat.
Efek samping :antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan
buang air kecil dan akomodasi pada manula.
Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) d.c., anak-anak diatas 1
tahun 2-4 dd 0,2 mg/kg. 2.
2. Oksomemazin
Adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama, daya
antikolinergiknya lemah.
Dosis : 2-3 dd 15 mg, anak-anak 1-2 tahun 2,5-10 mg sehari,
2-5 tahun 10-20 mg sehari, 5-10 tahun 2-3 dd 10 mg.

7
3. Difenhidramin (Benadryl)
Sebagai zat antihistamin (H-Blocker), senyawa ini bersifat hipnotis-sedatif
dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat
menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lender
karena efek antikolinergiknya.
Dosis : 3-4 dd 25-50 mg.

2.5.3 Muskolitik
1. Asetilsistein (Fluimucil)
Mekanisme aksinya yakni Mengurangi kekentalan / viskositas sekret dengan
memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi pengeluaran sekret
melalui batuk. Mekanisme ini paling baik pada pH 7-9, sehingga pH sediaan
diadjust dengan NaOH.
Efek Samping : Reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angioedema,
kemerahan, gatal), hipotensi / hipertensi (kadang-
kadang), mual, muntah, demam, syncope,
berkeringat, arthralgia, pandangan kabur, gangguan
fungsi hati, asidosis, kejang, ;cardiac / respiratory
arrest.
Dosis : Oral 3-6 dd 200 mg atau 1-2 dd 600 mg granulat,
anak-anak n2-7 tahun 2 dd 200 mg, dibawah 2 tahun 2
dd 100 mg, Sebagai antidotum keracunan
paracetamool , oral 150 mg/kg berat badan dan
larutan 5 %, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4 jam.
2. Bromheksin
Mekanisme aksinya yakni Bromheksin merupakan secretolytic agent, yang
bekerja dengan cara memecah mukoprotein dan mukopolisakarida pada sputum
sehingga mukus yang kental pada saluran bronkial menjadi lebih encer,
kemudian memfasilitasi ekspektorasi.
Efek Samping : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan.
Batuk atau bronkospasme pada inhalasi (kadang-
kadang). Mual, muntah, diare dan efek samping pada
saluran cerna.

8
Dosis : Oral 3-4 dd 8-16 mg (Klorida), Anak-anak 3 dd 1,6 8
mg. Tergantung dari usia.

2.5.4 Ekspektoran
1. Kaliumiodida
Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan
mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (Hampir) tidak efektif.
Efek Samping : gangguan tiroid , Struma, Ucticaria dan iod-acne,
juga hiperkaliemia (pada fungsi ginjal buruk).
Dosis : Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks. 6 g sehari.
2. Amoniumklorida
Berdaya diuretic lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam
dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi
napas meningkat dan gerakkan bulu getar (cilia) disaluran napas distimulasi.
Sekresi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak digunakan dalam
sediaaan sirop batuk, misalnya obat batuk hitam.
Efek Sampingnya : Acidosis ( khusus pada anak-anak dan pasien ginjal)
dan gangguan lambung (mual, muntah), berhubung
sifatnya yang merangsang mukosa.
Dosis : oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g seharinya.
3. Guaifenesin ( Gliserilguaiakolat, Toplexil)
Digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan bentuk
popular. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot seperti mefenesin.
Efek Samping : Iritasi Lambung (mual,muntah) yang dapat dikurangi
bila diminum dengan segelas air.
Dosis : Oral 4-6 dd 100-200 mg.

2.5.5 Emolliensia
1. Succus Liquiritiae
Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat
batuk guna mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai bahan untuk
memperbaiki rasa.
Efek Samping : Pada doosis Tinggidari 3 g sehari berupa nyeri kepala,
udema, dan terganggunya keseimbangan elektrolit,

9
akibat efek mineralalokortikoid dan hipernatriema
dari asam glycyrrizinat.
Dosis : oral 1-3 g sehari.

2.6 Tips Menggunakan Obat Batuk yang Efektif

Jika batuk Anda Pilihlah yang Contoh obat


mengandung
Kering (tanpa Antitusif Dekstrometorfan, atau
disertai noskapin
dahak)
Disertai dahak Ekspektoran Bromheksin, gliseril guaiakolat
(GG, atau guaifenesin),
ambroksol, karbosistein, atau
ammonium klorida
Akibat alergi dan Antihistamin Difenhidramin, klorfeniramin
disertai dengan (CTM),doksilamin, feniramin,
hidung atau tripolidin
meler
Disertai dengan Dekongestan Fenil propanol amin, efedrin,
napas pseudoefedrin, etilefedrin,
yang tidak lega atau fenilefrin

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini antara lain :
1. Menurut Weinberger (2005) batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan
mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari secret dan
zat-zat asing. Masyarakat lebih cenderung untuk mencari pengobatan apabila batuknya
berkepanjangan sehingga mengganggu aktivitas seharian atau mencurigai kanker.
2. Jenis-Jenis batuk berdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2
jenis, yaitu batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif).
3. Jenis-jenis berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
batuk akut, batuk sub akut dan batuk kronis.
4. Obat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam 2 golongan besar, yaitu : zat-zat
sentral (antitusif) dan zat-zat perifer.
5. Beberapa contoh obat yang beredar dipasaran :
a. Benadryl DMP
b. Vicks Formula 44
c. Wood Ekspektoran

4.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengerti dan memahami tentang Batuk dan
Cara penanganan dalam obat nya. Sebagai Farmasis yang baik, mahasiswa haruslah mengetahui
seluk beluk dari suatu penyakit itu agar tidak ada kesalahan terhadap pasien.
Untuk lebih memahami Batuk, serta tatalaksana yang lengkap untuk mengatasi Batuk,
carilah sumber lain, baik itu jurnal ataupun sumber panduan buku lainnya yang lebih lengkap.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan segala kerendahan hati. Saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika penyampaian materi di dalamnya kurang berkenan di hati pembaca sekalian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Ruli S.H, S.Si, Apt,. dkk,. 2013, Undang-Undang Kesehatan untuk SMK Farmasi, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Meity T. Q., dkk., 2011, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta : Badan
Pengemban

Anda mungkin juga menyukai