Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOLOGI II

ENZIM UNTUK PENGOBATAN


Dinyatakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakologi II
Dosen : Fajrin Noviyanto, S.Farm,. M.Sc,.Apt

Disusun oleh : Kelompok 2

Anggota :
Andrea Oktavia Rini 15030018
Angga Mubarak 15030019
Annisa Fatonatu Siddik 15030020
Arif Sanjaya 15030021
Ayu Syafia Quroatuaini 15030022
Dela maulidya 15030023

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG


PROGRAM DIPLOMA III
Jalan Syekh Nawawi (Raya Pemda) KM.4 No.13 Matagara, Tigaraksa Kab. Tangerang
Telp/Fax. (021)298630
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan rahmat
dan hidayah-Nya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul
Farmakologi II : Enzim Untuk Pengobatan. Uraian materi yang disajikan didapatkan dari buku dan
internet. Materi disajikan dalam bahasa yang tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami
pembaca.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Farmakologi yang meliputi nilai tugas individu. Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan. Kepada para pembaca saya ucapakan
selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Rangkasbitung, Maret 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan............................................................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II Pembahasan ........................................................................................................................... 3

2.1 Enzim ............................................................................................................................ 3


2.2 Cara Kerja Enzim ............................................................................................................ 3
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cara Kerja Enzim ................................................... 4
2.4 Mekanisme Kerja Obat pada Enzim ................................................................................ 6
2.5 Tuuan Kerja Obat pada Enzim ....................................................................................... 7

BAB III Penutup ............................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11


3.2 Saran ............................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat adalah bahan yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis atau biokimia dalam
tubuh. Mereka mungkin berupa senyawa tunggal atau campuran, dan efek mereka mungkin
bermanfaat atau berbahaya. Obat dapat memicu suatu system dan menghasilkan efek, dapat
menekan suatu sistem, atau tidak berinteraksi secara langsung dengan suatu system tetapi dapat
memodulasi efek dari obat lain. Untuk dapat menghasilkan efek, obat harus melwati serangkaian
proses yang menentukan yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi. Namun yang
terpenting adalah bahwa obat harus dapat mencapai tempat aksinya.
Ada beberapa tempat yang bisa menjadi target aksi obat yaitu kanal ion, enzim suatu
transporter (carrier atau protein pembawa), atau pada reseptor. Enzim itu sendiri merupakan suatu
protein yang berperan sebagai katalisator berbagai reaksi kimia dan biokimia dalam tubuh.
Enzim adalah sebuah biomolekul yang berupa protein dan berbentuk bulat. Enzim terdiri
dari satu atau lebih rantai polipeptida. Enzim ini akan mengubah senyawa dan mempercepat proses
reaksi dengan mengubah molekul awal yang dikenali dan diikat secara spesifik oleh enzim (substrat)
menjadi molekul lain (produk). Kemampuan enzim untuk mengaktifkan senyawa lain dengan cara
spesifik disebut dengan biokatalisator.
Enzim sebagai target kerja obat berhubungan dengan struktur substrat enzim. Sebagian
besar obat yang bekerja pada enzim, 65% dintaranya mengalami katalisis pada lokasi aktif suatu
enzim, bereaksi secara kimia dengan suatu kofaktor, atau mengandung struktur kimia yang
berhubungan dengan substrat. Beberapa anti-biotika, termasuk antibiotika golongan penisilin,
sefalosporin, dan karbapenen, berkerja pada serin tipe D-Ala-D-Ala-karboksipeptidase dan
menunjukan kesamaan dengan struktur terminal D-Ala-D-Ala pada peptidoglikan bakteri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan enzim?
2. Enzim-enzim apa saja yang berada di dalam tubuh?
3. Bagaimana mekanisme obat terhadap enzim dalam tubuh?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang enzim
2. Untuk mengetahui Enzim-enzim apa saja yang berada di dalam tubuh
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme obat terhadap enzim dalam tubuh

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Enzim
Enzim adalah protein yang memiliki aktivitas katalisis, yaitu mempercepat reaksi kimia pada
system biologi. Suatu enzim tidak mempengaruhi konstanta ekuilibrium reaksi yang dikatalisisnya,
tetapi menurumnkan ambang energy yang dibutuhkan sehingga reaksi bisa bekerja dengan lebih
mudah.
Aksi obat pada enzim diperantarai oleh sedikitnya dua mekanisme, yaitu :
a. Molekul obat bertindak menjadi substrat analog yang beraksi sebagai inhibitor
kompetitif bagi enzim
b. Molekul obat bertindak sebagai sustrat yang salah atau palsu (false substrate),
sehingga molekul obat mengalami transformasi kimia oleh enzim, tetapi membentuk
produk yang abnormal (yang tidak diharapkan). Hal ini membuat jalur metabolic
terganggu atau berubah.

2.2 Cara Kerja Enzim


Substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat untuk dapat bekerja
terhadap suatu zat. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat.
Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja.
Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamai bagian
aktif (active site).
Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat
menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat
ditampung pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap
substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap substrat
tertentu.
Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya kompleks
enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat sementara dan akan
terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.
Ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
1. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti

3
kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim
invertase, sebagai berikut:
a. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
b. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
c. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah
d. Enzim + substrat -- Kompleks enzim substrat -- Hasil akhir + Enzim
2. Teori kecocokan induksi (induced fit theory)
a. Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan
merupakan bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel
b. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi
menyesuaikan bentuk substrat, sehingga terbentuk kompleks enzim substrat
c. Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa
perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat
menjadi menjadi lebih kuat.
d. Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cara Kerja Enzim


Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim :
1. Suhu
Reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu 0 -
35 derajad celcius. Secara umum kenaikan 10oC maka kecepatan reaksi menjadi dua kali
lipatnya dalam batas suhu yang wajar. Suhu ideal kerja enzim adalah 30 40oC, dengan

4
suhu optimum 36 oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah bahkan
mengalami kerusakan. Enzim akan menggumpal (denaturasi) dan hilang kemampuan
katalisisnya jika dipanaskan
2. Logam berat
Logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd, menyebabkan enzim menjadi tidak aktif.
3. Logam
Aktivitas enzim meningkat jika bereaksi dengan ion logam jenis Mg, Mn, Ca, dan Fe.
4. pH
Enzim bekerja pada pH tertentu, enzim hanya dapat bekerja pada pH yang ideal.
Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin bekerja pada pH asam
sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH basa.
5. Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan untuk suatu
reaksi semakin cepat, sedangkan kecepatan reaksi dalam keadaan konstan. Semakin tinggi
konsentrasi substrat, semakin cepat kerja enzim, tapi jika kerja enzim telah mencapai titik
maksimal, maka kerja enzim berikutnya akan konstans.
6. Faktor Internal (Faktor dalam)
Vitamin dan hormon berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim.
a) Hormon tiroksin merupakan hormon yang mempengaruhi proses metabolisme
tubuh. semakin tinggi konsentrasi hormon tiroksi yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid, makan semakin cepat proses metabolisme dalam tubuh, demikian
sebaliknya.
b) Vitamin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengaturan seluruh proses fisiologi
dalam tubuh.
7. Keberadaan Aktivator dan Inhibitor
a) Aktivator
Aktivaor merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim antara
enzim dengan dan substrat.
b) Inhibitor
Inhibitor merupakan molekul yang menghambat ikatan antara enzim dengan
substrat.

5
2.4 Mekanisme Kerja Obat Pada Enzim
Obat yang bekerja pada enzim dibagi menjadi 2 berdasarkan mekanisme aksinya:
1. Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif ( obat ) bereaksi secara kompetititf dengan substrat enzim
terhadap enzim pada sisi aktifnya. Interaksi antara obat dengan enzim mengakibatkan
penghambatan aktifitas enzim tersebut. Ringkasnya, inhibitor kompetitif menghambat reaksi
normal yang di perantarai suatu enzim.
Aspirin suatu obat analgesik , bereaksi menghambat enzim siklooksigenase yang di
perantarai perubahan substrat asam arakidonat menjadi beberapa mediator inflamasi yaitu
prostaglandin, tromboksan .
Neostigmin ( obat pada myasteniagravis ) dan racun organofosfat ( diisopropil
fluorofosfat , isofluorofosfat dan malation ) menghambat enzim asetilkolinesterase yang
mendegradasi asetilkolin menjadi kolin dan asam assetat sehingga mengakibatkan
peningkatan kadar asetilkolin.
Kaptopril ( antihipertensi ACE inhibitor ) berekasi dengan menghambat angiotensi
converting enzyme sehingga menghambat pembentukan angiotensi II ( suatu
vasokonstriktor poten ).
Allopurinol, suatu obat antigout beraksi dengan menghambat enzim xanthin
oksidase. Enzim tersebut bertanggung jawab menghasilkan asam urat. Simvastatin
merupakan obat yang menurunkan kadar lipid. Obat ini bereaksi menghambat enzim HMG-
CoA reduktase, suatu rate-limiting enzyme pada sistem kolesterol. HMG-CoA reduktase,
merupakan enzim yang mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat, selanjutnya diubah
menjadi kolesterol. Antibiotik menghambat sintesis folat yaitu sulfonamid dan trimetropim
bereaksi secara sinergis menghambat enzim dihidropteroat synthetase dan dihidrofolat
reduktase. Kedua obat tersebut sering dikombinasikan untuk beberapa kasus infeksi
misalnya infeksi pada saluran pernapasan dan saluran kenci.
Contoh obat lainnya adalah asetasolamid ( diuretik, menghambat enzim karbonik
anhidrase), karbidopa ( anti Parkinson, menghambat dopa dekarboksilase), selegilin ( anti
Parkinson, menghambat enzim monoamin oksidase B), cytarabin ( anti kanker,
menghambat enzim DNA polimerase), acyclovir ( anti virus menghambat thymidin kinase).

2. Substrat palsu
Obat antikanker fluorourasil merupakan suatu contoh obat yang beraksi sebagai
substrat palsu. Pada proses normal , urasil dalam 2-deoksiuridilat ( DUMP) diubah menjadi 2-

6
deoksitimidilat ( DTMP) melalui enzim timidilat sintetase. Timidilat tersebut digunakan
dalam proses sintesis purine atau sintesis DNA sel. Pada pemberian fluorourasil, senyawa ini
kan mengalami transformasi kimia untuk membentuk produk abnormal yang mengganti
jalur metabolisme yang normal. Fluorourasil mengganti urasil sebagai intermediet pada
biosintesis purine. Dalam tubuh fluorourasil diubah menjadi fluorodeoksiuridin monofosfat (
FDUMP), dapat berinteraksi dengan timifilat sintetase namun tidak mngahasilkan DTMP. Hal
ini mengakibatkan penghambatan sintesis DNA dan pada akhirnya pembelahan sel terhenti.
Contoh lain adalah metildopa suatu obat antihipertensi golongan central blockers.
Peningkatan tekanan darah salah satunya dipacu oleh aktivitas syaraf simpatik pada organ
kardiovaskuler dengan melibatkan noradrenalin ( NA). Dalam sistem syaraf simpatik , NA
dibentuk dari dopamin oleh enzim dopamin b-hidroksilase. Dopamin sendiri dibentuk dari
dopa oleh enzim dopa dekarboksiloase. Pada pemberian metildopa, senyawa tersebut dapat
berinteraksi dengan enzim tersebut sehingga tidak terbentuk noradrenalin namun
membentuk metil-noradrenalin.
Metil-noradrenalin merupakan agonis Alfa 2 adrenergik. Aktifitas pada reseptor alfa
adrenergik menyebabkan penghambatan pelepasan noradrenalin dari sistem syaraf
simpatik.

2.5 Tujuan Kerja Obat pada Enzim


A. Mencegah pembentukan produk akhir
1. Alopurinol - Enzim Xantin oxidase (XOD)
Enzim Xantin oxidase (XOD) merupakan enzim penting untuk katabolisme purin.
XOD mengkatalisis konversi hypoxanthine menjadi xanthine, dan xanthine menjadi asam
urat. Asam urat terutama diekskresi via urin. Tidak imbangnya laju ekskresi asam urat via

7
urin dan laju katabolisme purin menyebabkan hiperurikemia (tingginya kadar asam urat
dalam darah) dan menjadi penyakit GOUT.
Alopurinol, suatu obat urikostatik dan metabolit utamanya (alloxantin) bekerja
dengan menghambat XOD. Obat ini digunakan dalam terapi prevensi pada penyakit gout
(gangguan metabolisme purin dan asam urat). Obat ini dapat menormalkan kadar asam urat
dalam darah dan kemih yang meningkat.

Mekanisme kerjanya berdasarkan pengurangan sintesa asam urat atas dasar


persaingan substrat dengan zat-zat purin berdasarkan enzim xanthinoxydase (XO). Purin
dirombak menjadi hypoxanthin, Hypoxanthin diubah menjadi xanthin oleh enzim
xanthinoxydase menjadi asam urat. Tetapi dengan adanya alopurinol, xanthinoxydase
melakukan aktivitasnya terhadap alopurinol sebagai pengganti purin. Di dalam hati obat ini
dioksidasi oleh xanthinoxydase oksipurinol (alloxanthine aktif) yang terutama dieksresikan
dengan kemih. Sehingga perombakan hipoxanthin dikurangi dan sintesa asam urat menurun
kurang lebih 50%. Kadar urat berlangsung turun sehingga kristal natrium urat di sendi tidak
terbentuk lagi. Diperkirakan setelah 1-3 minggu kadar asam urat mencapai nilai normal.

2. NSAID - Enzim Siklooksigenase


Enzim siklooksigenase disebut juga Prostaglandin H2 synthase (PGHS). Terdiri dari
isoenzim COX-1 dan COX-2. COX adalah enzim yang mengkatalisis konversi asam arakhidonat
menjadi mediator lipid yang sangat aktif, yaitu prostaglandin (PG) dan tromboksan (TX). PG
dan TX terlibat dalam berbagai proses patofisiologis, meliputi:

8
a. Induksi respon inflamasi vaskuler (yang merupakan respon dari kerusakan
jaringan atau infeksi);
b. demam dan persepsi nyeri,
c. Haemostatis
d. Sitoproteksi mukosa lambung
e. Regulasi ginjal

Penghambatan terhadap COX dapat meringankan berbagai gejala penyakit,


terutama penyakit sambungan sendi, seperti artritis rematoid. Tetapi penghambat COX
dapat menyebabkan efek samping yang berkaitan dengan penghambatan fungsi fisiologis,
seperti toksisitas terhadap saluran cerna. Contoh inhibitor COX non-selektif : NSAID
(asetosal, parasetamol, asam mefenamat, ibuprofen, dan lain-lain). Sedangkan
penghambatan selektif terhadap COX-2 oleh golongan coxib (celexocib, dan lain-lain)
memberikan efek samping terhadap saluran cerna yang lebih ringan.

9
B. Melindungi substrat
1. MAO-bloker (fenelzin dan tranylypropimin)
Obat ini menghambat enzim mono-amin-oksidase (MAO) yang menguraikan zat-zat
monoamin(adrenalin, serotonin, dopamin) tidak diuraikan lagi dan kadar plasmanya naik.
Digunakan sebagai obat antidepresiva.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Enzim adalah sebuah biomolekul yang berupa protein dan berbentuk bulat. Enzim
terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida. Enzim ini akan mengubah senyawa dan
mempercepat proses reaksi dengan mengubah molekul awal yang dikenali dan diikat secara
spesifik oleh enzim (substrat) menjadi molekul lain (produk). Kemampuan enzim untuk
mengaktifkan senyawa lain dengan cara spesifik disebut dengan biokatalisator.
Aksi obat pada enzim diperantarai oleh sedikitnya dua mekanisme, yaitu :
a. Molekul obat bertindak menjadi substrat analog yang beraksi sebagai inhibitor
kompetitif bagi enzim
b. Molekul obat bertindak sebagai sustrat yang salah atau palsu (false substrate), sehingga
molekul obat mengalami transformasi kimia oleh enzim, tetapi membentuk produk yang
abnormal (yang tidak diharapkan). Hal ini membuat jalur metabolic terganggu atau
berubah.
- blocker karena obat ini memblok atau menghentikan rangsangan pada reseptor
(adrenoseptor). - blocker bekerja dengan cara memperlambat kerja jantung melalui
pengurangan kontraksi otot-otot jantung dan menurunkan tekanan darah. - blocker dibagi dua
yaitu - blocker positif contohnya atenolol, metoprolol, acebutol dan carteolol dan blocker
non-selektif contohnya Labelol, nadolol, timolol, propranolol dan pindol.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengerti dan memahami tentang obat-
obatan dalam enzim. Sebagai Farmasis yang baik, mahasiswa haruslah mengetahui seluk beluk
dari suatu obat itu agar tidak ada kesalahan terhadap pasien.
Untuk lebih memahami Obat-obat dalam enzim, carilah sumber lain, baik itu jurnal
ataupun sumber panduan buku lainnya yang lebih lengkap. Demikianlah makalah ini kami buat
dengan segala kerendahan hati. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika penyampaian
materi di dalamnya kurang berkenan di hati pembaca sekalian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan, Jakarta.

Baxter, Karen., 2008, Stockleys Drug Interactions Eight Edition, Pharmaceutical Press, Great Britain.

Brunner dan Suddarth, 2002, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, EGC, Jakarta.

Cahyono, Suharjo B., 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Kanisius, Yogyakarta.

Gitawati, Retno., 2008, Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya, Media Litbang Kesehatan, Vol.
VIII, No. 4.

Rahmiati, Siti., dan Woro Supadmi, 2012, Kajian Interaksi Obat Antihipertensi pada Pasien
Hemodialisis di Bangsal Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Periode Tahun
2010, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1.

Tjay, Tan Hoan., dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Edisi VI, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi Diksi
    Materi Diksi
    Dokumen23 halaman
    Materi Diksi
    Anisa Fatonatu Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Industri Farmasi
    Industri Farmasi
    Dokumen17 halaman
    Industri Farmasi
    Anisa Fatonatu Sidiq
    Belum ada peringkat
  • MATERI
    MATERI
    Dokumen10 halaman
    MATERI
    Anisa Fatonatu Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Batuk
    Batuk
    Dokumen15 halaman
    Batuk
    Anisa Fatonatu Sidiq
    Belum ada peringkat