Muhajir (230106046)
Julian (230106075)
1
Subhayni, Bahasa Indonesia umum, (Tim penyusun panduan perkuliahan, 2023), hlm. 121-
122.
Jadi, yang dimaksud dengan diksi atau pilihan kata adalah tindakan memilih
kata yang tepat yang digunakan oleh penulis untuk menyatakan sesuatu.
Sebagai contoh, perhatikan beberapa ungkapan berikut.
1) Diam!
2) Tutup mulutmu!
3) Jangan berisik!
4) Saya harap Anda tenang.
5) Dapatkah Anda tenang sebentar?
Ungkapan-ungkapan tersebut pada dasarnya mengandung informasi yang
sama, tetapi dinyatakan dengan pilihan kata yang berbeda-beda. Perbedaan pilihan
kata itu dapat menimbulkan kesan dan efek komunikasi yang berbeda pula. Kesan
dan efek itulah yang perlu dijaga dalam berkomunikasi jika kita tidak ingin situasi
pembicaraan menjadi terganggu.
2. Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep,
pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi
antara lain :
1) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
2) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
3) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
4) Mencegah perbedaan penafsiran.
5) Mencegah salah pemahaman.
6) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
3. Syarat-Syarat Pemilihan Kata
Menurut Keraf syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seorang penulis atau
pengarang dapat menghasilkan sebuah tulisan atau karangannya dengan baik, yaitu:
1) Dapat membedakan denotasi dan konotasi
Makna denotasi adalah makna yang mengacu pada gagasan tertentu (makna dasar),
yang tidak mengandung makna tambahan atau nilai rasa tertentu, sedangkan makna
konotasi adalah makna tambahan yang mengandung nilai rasa tertentu di samping
makna dasarnya.2
Contoh:
Hari Minggu lalu, Saras jatuh ketika sedang naik sepeda bersama teman-temannya.
2) Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
3) Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak
4) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri jika pemahaman belum dapat dipastikan
Pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus,
Misalnya:
a. Modern = canggih (diartikan secara subjektif)
b. Modern = terbaru atau mutakhir (menurut kamus)
5) Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Contoh:
a. Antara karyawan dengan atasan harus saling bekerja sama.
b. Nurdiana tidak mau menerima hadiah berbentuk barang,
tetapi berupa uang.
6) Dapat membedakan kata umum dan khusus dengan benar.
7) Jika seorang pengarang atau penulis menggunakan imbuhan asing,
dia harus memahami maknanya secara tepat
Contoh:
a. Dilegalisir → dilegalisasi
b. Koordinir → koordinasi
8) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan)
yang benar.
Contoh:
Berdasarkan pada → berdasar pada
9) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat
Contoh:
2
Dr. Hilmiati, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, (Mataram: Sanabil, 2020), hlm. 21
• Issue = publikasi, kesudahan, perkara (dalam bahasa Inggris)
Isu = Kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, atau desas-desus
(dalam bahasa Indonesia.3
B. Makna Konotatif dan denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna
denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna
memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan
seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau
pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar
kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna
kata itu adalah makna denotatif atau konotatif. Kata rumah monyet mengandung
makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata
lain sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang tepat. Begitu juga dengan istilah
rumah asap.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional daripada
makna denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum. Sebaliknya, makna
konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya:
❖ rumah gedung, wisma, graha
❖ Penonton pemirsa, pemerhati
❖ dibuat dirakit, disulap
3
https://lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F41886%2Fmod_resource%2Fcontent%2F4
%2F3_7572_esa113_092018_pdf.pdf di akses, Jumat 8 Maret jam 01.00
❖ tukang ahli, juru pembantu asisten
❖ pekerja pegawai, karyawan
❖ tengah madia
❖ bunting hamil, mengandung
❖ mati meninggal. wafat
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan
pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu
makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang
mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa
tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum,
sedangkan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus. Kalimat di bawah ini
menunjukkan hal itu.
❖ Dia adalah wanita cantik (denotatif)
❖ Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan
gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung
suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.
Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula bersifat jelek. Kata-kata
yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek daripada
bodoh), mampus (lebih jelek daripada mati), dan gubuk (lebih jelek daripada
rumah). Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi
dari makna denotatif referen lain. Perhatikan kalimat di bawah ini.
❖ Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh
kepercayaan masyarakat.
Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting
sebuah tulang) mengandung makna "bekerja keras" yang merupakan sebuah kata
kiasan. Kata membanting tulang dapat kita masukkan ke dalam golongan kata yang
bermakna konotatif.
Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan Penyampaian seperti
ini disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong
dalam kata yang bermakna konotatif. Kata-kata idiom atau ungkapan adalah
sebagai berikut:
❖ keras kepala,
❖ panjang tangan,
❖ sakit hati, dan sebagainya.4
C. Makna umum dan khusus
Pengertian kata umum menurut Moeliono (1989) adalah kata yang
digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata
khusus adalah kata yang digunakan untuk seluk beluk atau perincian. Berbeda
dengan Moeliono (1989), Keraf (1981) mengatakan bahwa kata umum dan kata
khusus dibedakan berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya.
Selanjutnya, dikatakan bahwa jika sebuah kata mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut dengan kata umum.
Jika kata tersebut mengacu pada pengarah-pengarah yang khusus dan konkret, kata
itu disebut kata khusus.
Soedjito (1992) juga menjelaskan bahwa kata umum adalah kata yang luas
ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus adalah
kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya. Menurut Alwi et at., (1992), kata
umum adalah suatu kata yang acuannya lebih luas, sedangkan kata khusus ialah
kata yang mengacu ke benda yang lebih khusus.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas pada dasarnya, kata umum dalam
Penelitian ini adalah suatu kata yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
yang bersifat umum, sedangkan kata khusus adalah suatu kata yang digunakan
untuk mengungkapkan gagasan yang bersifat khusus.5
Contoh Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau
tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak hanya tawes, tetapi ikan terdiri atas
beberapa macam, seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki, dan
ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan: demikian juga gurame,
4
E. Zaenal Arifin, dkk., Bahasa Indonesia Akademik: Mata Kuliah Pengembangan , (
Tanggerang: pustaka mandiri,2010), hlm. 49-51.
5
Wati Kurniawati, Diksi Dalam Bahasa Indonesia Ragam Tulis: Brosur Seminar, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2009), hlm.18.
sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini, kata yang
acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya
lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas. Dalam
hal ini, kata umum disebut superordinat, kata khusus disebut hiponim.
Contoh kata bermakna umum yang lain adalah bunga. Kata bunga memiliki
acuan yang lebih luas daripada mawar. Bunga bukan hanya mawar, melainkan juga
ros, melati, dahlia, anggrek, dan cempaka. Sebaliknya, melati pasti sejenis bunga,
anggrek juga tergolong bunga, dahlia juga merupakan sejenis bunga. Kata bunga
yang memiliki acuan yang lebih luas disebut kata umum, sedangkan kata dahlia,
cempaka, melati, atau ros memiliki acuan yang lebih khusus dan disebut kata
khusus.
Pasangan kata umum dan kata khusus harus dibedakan dalam pengacuan
yang generik dan spesifik. Sapi, kerbau, kuda, dan keledai adalah hewan-hewan
yang termasuk segolongan, yaitu golongan hewan mamalia. Dengan demikian, kata
hewan mamalia bersifat umum (generik), sedangkan sapi, kerbau, kuda, keledai
adalah kata khusus (spesifik).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Yang dimaksud
dengan diksi atau pilihan kata adalah tindakan memilih kata yang tepat yang
digunakan oleh penulis untuk menyatakan sesuatu.
Sementara Makna konotatif dan denotatif adalah dua cara untuk memahami
makna suatu kata atau simbol. Denotatif mengacu pada makna literal atau objektif,
sedangkan konotatif mengacu pada asosiasi, perasaan, atau interpretasi subjektif
dari kata atau simbol tersebut.
Kata umum adalah suatu kata yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
yang bersifat umum, sedangkan kata khusus adalah suatu kata yang digunakan
untuk mengungkapkan gagasan yang bersifat khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Subhayni. 2023. Bahasa Indonesia umum, Tim penyusun panduan perkuliahan.
Dr. Hilmiati. 2020, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, Mataram: Sanabil.
https://lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F41886%2Fmod_resource%2Fcont
ent%2F4%2F3_7572_esa113_092018_pdf.pdf di akses, Jumat 8 Maret jam 01.00
E. Arifin, dkk.,2010. Bahasa Indonesia Akademik: Mata Kuliah Pengembangan ,
Tanggerang: pustaka mandiri.
Wati Kurniawati. 2009. Diksi Dalam Bahasa Indonesia Ragam Tulis: Brosur
Seminar. Jakarta: Pusat Bahasa.