Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“MENGGUNAKAN DAN MENGANALISIS PENGGUNAAN


KATA YANG TEPAT”

Dosen Pengampu :

LIGA FEBRINA, S.Pd., M.Pd

Kelompok 3:

Mardianto (2261201085)

STIE PERSADA BUNDA


PEKANBARU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan anugerahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas yang diberikan Dosen
pengajar pada Fakultas Ilmu Ekonomi, Jurusan Manajemen tentang “MENGGUNAKAN DAN
MENGANALISIS PENGGUNAAN KATA YANG TEPAT”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan
kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini
Penulis berharap semoga makalah ini akan memberikan manfaat, khususnya bagi penulis
sendiri, serta bagi pembaca.

Tim Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh
karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide
dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang
digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan
secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang
membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam
mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi.
Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena
ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna. Fungsi
Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya
ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian
kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata
dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih
jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Diksi ?
2. Apa Fungsi dari Diksi ?
3. Apa Saja Persyaratan Diksi ?
4. Apa Saja Makna kata ?
5. Apa Pengertian Gaya Bahasa ?
6. Apa Saja Macam Macam Gaya Bahasa ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diksi.
2. Untuk mengetahui fungsi diksi.
3. Untuk mengetahui persyaratan diksi.
4. Untuk memahami makna kata.
5. Untuk mengetahui pengertian gaya bahasa.
6. Untuk memahami gaya bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
6.1 Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan
kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang mengarang maupun
dalam dunia tutur setiap hari.
Dalam KBBI (2002:264) Diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal
karang mengarang, hal tulis menulis, serta tutur sapa.

2.2 Fungsi Diksi


1) Membuat komunikasi yang lebih efektif.
2) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
3) Menciptakan suasana yang tepat.
4) Mencegah perbedaan penafsiran.
5) Mencegah salah pemahaman.
6) Untuk mencapai target komunikasi lebih efektif.
7) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi),
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
8) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
9) Membuat pembaca ataupun pendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai
apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
10) Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun
terucap”.
11) Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga pendengar ataupun
pembacanya dapat ikut merasakan apa yang tersampaikan.

2.3 Persyaratan Diksi


1. Ketepatan pemilihan kata
Indikator ketepatan pemilihan kata antara lain:
a) Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai
berdasarkan kaidah bahasa Indonesia.
b) Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif)
c) Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis
atau pembaca.
d) Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan kata yaitu :
1) Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya.
Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah
dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
2) Konotatif adalah makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial pribadi dan
kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna
konotatif tidak tetap.
Contohnya : kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil(denotatif), tetapi kamar
kecil berarti jamban (konotatif).
2. Kesesuaian kata
1) Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan dengan kata
tidak baku yang digunakan dalam pergaulan.
Contoh : hakikat(baku) : hakekat (tidak baku)
2) Menggunakan kata yang nakan kata ber dengan nilai sosial dengan cermat.
Contoh : kencing(kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan)
3) Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat.
Contoh : sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar)
4) Menggunakan kata dengan suasana tertentu,
Contoh : berjalan lambat, mengesot dan merangkak.
5) Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non ilmiah
menggunakan kata populer.
Contoh : argumentasi ( ilmiah), pembuktian (populer)
6) Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.
Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan (bahasa
tulis)

2.4 Makna Kata


yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk atau ekspresi adalah
segi yang dapat dicerap dengan pancaindra, yaitu dengan mendengar atau dengan
melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam
pikiran pendengar atau pembaca karna rangsangan aspek bentuk tadi. Contoh : Ketika ada
orang berteriak “maling !” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang
yang berusaha mencuri barang orang lain”. Jadi bentuk dan
ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang tadi, sedangkan makna atau
isi adalah “reaksi yang timbul pada orang yang mendengar”.

2.5 Pengertian Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk
mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu, gaya bahasa berguna untuk
menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara.

2.6 Macam-Macam Gaya Bahasa


A. Gaya bahasa penegasan
1) Inversi adalah gaya bahasa yang berupa susunan kalimat terbalik dari subyek-
predikat menjadi predikat-subjek.
Contoh : indah benar pemandangannya.
2) Retoris adalah gaya bahasa berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh : bukankah tugas kalian masih banyak.
3) Koreksio adalah gaya bahasa yang mengoreksi kata-kata yang dianggap salah dengan
kata-kata pembetulannya.
Contoh : dia sedang tidur,oh ternyata sedang di kamar kecil.
4) Repetisi adalah gaya bahasa dengan mengulang ulang kata atau kelompok kata.
Repetisi sering digunaka dalam pidato.
Contoh : kita harus berusaha,kita harus belajar, kita harus bisa sehingga kita harus
pintar.
5) Paralelisme adalah gaya bahasa dengan pengulangan yang sering dipakai dalam
puisi. Dapat dibedakan menjadi dua yaitu anafora dan epifora.
6) Enomerasio adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa peristiwa saling
berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan.
Contoh : bintang-bintang gemerlapan, rembulan bersinar, angin berembus sepoi-
sepoi
7) Klimaks adalah gaya bahasa yang mengungkapkan bebrapa hal secara berturut-turut
semakin memuncak.
Contoh : sejak detik,menit,jam dan hari ini saya tidak merokok lagi.
8) Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut
semakin menurun.
Contoh : jangan seribu, seratus,serupiah bahkan sesen pun aku tidak membawa uang.
9) Asidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederjat secara
berturut turut tanpa kata penghubung.
Contoh : baju,celana,kaos,sarung dan kaos kaki dicuci semuanya
10) Polisidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara
berturut-turut dengan kata penghubung.
Contoh : buku cerita dan sepatu serta tas dibeli oleh kakak untuk adik.
11) Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tambahan secara berlebihan
Contoh : anak-anak sedang turun ke bawah.
12) Tautologi adalah gaya bahasa dengan pengulangan kata,kelompok kata, atau
sinonimnya.
Contoh : datang. Datanglah malam ini juga wahai sahabatku.
13) Praterito adalah gaya bahasa yang menyembunyuikan maksud agar ditebak oleh
pembaca atau pendengarnya.
Contoh : senang sekali bisa diterima kuliah di UGM. Kelak kalian dapat merasakan
sendiri.
14) Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips (kalimat tidak
lengkap).
Contoh : ayo, tidur! (maksudnya : ayo, anak-anak tidur!)
15) Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata yang
disisipkan untuk menjelaskan sesuatu.
Contoh : buku ini, yang ku cari selama ini, yang kudapatkan dari seorang teman.
16) Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata seru. Yang termasuk kata
seru di antaranya, yaitu ah,aduh,amboi,astaga,awas,oh,wah.
Contoh : awas,ada anjing galak!

B. Gaya bahasa perbandingan


1) Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau istilah lain dalam istilah
sejajar.
Contoh : pikirannya melambung tinggi (sejajar dengan memikirkan hebat-hebat)
2) Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol (lambang)
benda, binatang, atau tumbuhan.
Contoh : lintah darat harus dibasmi.
3) Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata (sebutan) tertentu untuk
menggantikan nama orang atau sebaliknya.
Contoh : kartini adalah Srikandi Indonesia.
4) Alusio adalah gaya bahasa yang mengggunakan ungkapan.pribahasa, atau sampiran
pantun secara lazim.
Contoh : petugas itu dijasikan kambing hitam.
5) Eufismisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata
penghalus.
Contoh : ia sedang ke kamar belakang (kamar belakang penghalus dari WC).
6) Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata berlawanan untuk merendahkan
diri.
Contoh : ayo mampir ke gubuk kami (rumah).
7) Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
8) Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata atau kelompok kata
dengan kata atau kelompok lain.
Contoh : aku merasa senang dapat belajar di kota pelajar (Yogyakarta).
9) Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah
hidup atau bernyawa.
Contoh : Buih laut menjilat panta.
10) Sinekdoke adalah gaya bahsa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud
ialah seluruh bagian atau sebaliknya.
11) Pars protato : gaya bahsa yang menyatakan sebagian, tetapi untuk seluruhb bagian.
Contoh : setiap kepala harus membayar uang dua ribu rupiah (setiap kepala : setiap
orang).
12) Totem proparte adalah gaya bahsa yang menyatakan seluruh bagian untuk sebagian.
Contoh : Flu burung menyerang Indonesia. (maksudnya penyakit flu burung
menyerang beberapa orang Indonesia).
13) Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu nama barang,tetpi yang
dimaksud adalah benda lain.
Contoh : setiap hari aku minum aqua (maksudnya adalah air minum).
14) Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam
secara utuh.
Contoh : keduanya selamatlah sampai di pantai dituju. (maksudnya mencapai
kehidupan yang bahagia)
15) Metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau elompok kata dengan
arti bukan sesungguhnya untuk membandingkan suatu benda lainnya.
Contoh : si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan (jantung hati : kekasih).
16) Simile adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata perbandingan antara lain
seperti bak umpama,laksana,bagaikan.
Contoh : wajah kedua orang itu bagaikan dibelah dua.

C. Gaya bahasa pertentangan


1) Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua pernyataan saling
bertentangan,tetapu mengandung kebenaran.
Contoh : hatinya bersedih dihari ulang tahunnya yang meriah ini.
2) Antisesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan harta dengan arti
bertentangan.
Contoh : kaya atau miskin sama dihadapan Tuhan.
3) Anokronisme adalah gaya bahasa yang pernyataannya tidak sesuai dengan pristiwa.
Contoh : kerajaan majapahit runtuh karena diserang Sriwijaya.
4) Kontradiksio adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan.
Contoh : semua pengunjung dilarang masuk kecuali petugas.
5) Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, tetapi diberi
penjelasan.
Contoh : dulunya ia anak bandel, tetapi sekarang ia baik.

D. Gaya bahasa sindiran


1) Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang halus.
Contoh : harum benar bau badanmu, sudah dua hari kamu belum mandi.
2) Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh : aku muak setiap melihat mukanya.
3) Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar.
Contoh : benar-benar kamu badak.
4) Antifrasis adalah gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata yang
berlawanan.
Contoh : “lihatlah si gendut ini”, ketikas si kurus datang.
5) Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan kenyataan sebenarnya.
Contoh : jangan heran bahwa ia menjadi kaya karena pelit.
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Diksi atau pilihan
kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian
yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak
dikehendaki pembicara atau penulis.Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci
utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam
pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah,
dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Kata
yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pembentukan kata atau istilah
adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di
hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan
tujuan penulis.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-negeri-jakarta/engineer/makalah-diksi-tugas-
bahasa-indonesia-tahun-ajaran-20212022/22922209

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diksi/

https://mahasiswa.ung.ac.id/291413026/home/2014/1/30/rangkuman-diksi-dan-gaya-bahasa.html

https://www.merdeka.com/jabar/diksi-adalah-pilihan-kata-ketahui-tujuan-fungsi-dan-ciri-cirinya-
kln.html

Anda mungkin juga menyukai