Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

AJARAN AGAMA TENTANG ALKOHOL DAN PERJUDIAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2 MANAJEMEN

AFANDY MARTIN (2261201062)


ANISA PUTRI (2261201099)
FARREL MONDRI M (2261201032)
ISRA NURIMAN (2261201031)
NOVITA ESTER Br. SITUMORANG (2262201025)
SARAH (2261201088)
YUSUF ABDULLAH (2261201069)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


PERSADA BUNDA PEKANBARU
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertema
“AJARAN AGAMA TENTANG ALKOHOL DAN PERJUDIAN” ini dengan
sederhana meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepada
Bapak Azmi Syarif., MA selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama yang memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pandangan agama tentang alcohol dan perjudian. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan. Dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah yang kami buat. Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Pekanbaru, 23 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6
2.1 Konsumsi Minuman Beralkohol................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Alkohol.................................................................................................6
2.1.2 Minuman Beralkohol..............................................................................................6
2.1.3 Golongan minuman Beralkohol............................................................................. 8
2.2 Konformitas Negatif......................................................................................................8
2.2.1 Definisi Konformitas Negatif................................................................................8
2.2.2 Alasan Utama Konformitas Negatif..................................................................... 9
2.2.3 Faktor-faktor yang dapat Menimbulkan tingkat konformitas negatif yang lebih
tinggi.........................................................................................................................................10
2.3 Hasil Penelitian yang Berhubungan............................................................................ 11
2.4 Kerangka Berfikir........................................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 30
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................30
3.2 Saran............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 31

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minuman keras adalah minuman yang memabukan dan dapat membahayakan
kaum remaja dan harus dijauhi oleh remaja-remaja karena itu akan merusak masa
depannya.Sebelum datangnya Islam masyarakat Arab sudah akrab dengan minuman
beralkohol atau disebut juga minuman keras khamar dalam bahasa arab. Bahkan menurut
Dr. Yusuf & 0aradhawi dalam kosakata Arab ada lebih dari (11 kata berbeda untuk
menjelaskan minuman beralkohol. Disamping itu, hampir semua syair/puisi Arab sebelum
datangnya Islam tidak lepas dari pemujaan terhadap minuman beralkohol. Ini menyiratkan
betapa akrabnya masyarakat tersebut dengan kebiasaan mabuk minuman beralkohol.

Dapat kita kenal bahwa sejarah perjudian sudah muncul beribu-ribu tahun yang lalu
sejak di kenalnya sejarah manusia. Perjudian merupakan salah satu bentuk penyakit
masyarakat yang menimbulkan banyak dampak negative & dan salah satu bentuk patologi
sosial. Berbagai cara dilakukan dalam penanganan perjudian yang saat ini tetap hidup dalam
masyarakat. Meski pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan
dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hokum, dulunya hanya terjadi dikalangan
orang dewasa pria. Sekarang sudah menjalar ke berbagai elemen masyarakat anak-anak dan
remaja yang tidak lagi memandang baik pria maupun wanita. Perjudian membahayakan bagi
penghidupan dan kehidupan masyarakat. Meski demikian berbagai perjudian tetap
berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Macam dan bentuk
perjudian saat ini sudah merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal-hal seperti
berjudi dan minuman keras juga bisa menjerumuskan seseorang bertindak di luar kesadaran
dan memicu adanya pertengkaran dan perselisihan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertan dari berjudi dan minuman keras ?


2. Bagaimana hukum berjudi dan minuman keras ?
3. Apa dampak berjudi dan minuman keras ?
4. Apa factor yang membuat seseorang berjudi dan meminum alcohol ?

1.3 Tujuan

4
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

1. Lebih memahami pengertian dan hukum berjudi atau meminum alcohol.


2. Mengetahui dampak dan factor dari perilaku tersebut.
3. Mengetahui factor yang membuat seseorang berjudi dan meminum alcohol.
4. Mengetahui bagaimana cara menghindari perilaku tersebut dan hikmahnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsumsi Minuman Beralkohol

2.1.1 Pengertian Alkohol

Alkohol sendiri ada bermacam-macam, yang biasa jumpai di minuman keras adalah
jenis ethyl alkohol atau biasa disebut dengan etanol/alkohol saja. Sedangkan yang disebut
spritus adalah methyl alcohol atau sering disebut metanol. Menurut Poerwodarminto (2000)
alkohol adalah nama zat cair yang memabukkan. Budiarjo (1991) mengemukakan alkohol
adalah senyawa kimia organis yang berperan sebagai obat peringan pada aktifitas system
syaraf pusat.
Alkohol adalah minuman yang sifatnya menimbulkan ketagihan.

2.1.2 Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol atau sering disebut minuman keras adalah jenis NAPZA dalam
bentuk minuman yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol didalamnya.
Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu
ketagihan dan dependensi (ketergantungan).
Penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA jenis alkohol ini dapat menimbulkan
gangguan mental organic, yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, berperasaan dan berperilaku.
Gangguan mental organic ini disebabkan reaksi langsung alkohol pada neuro – transmitter
sel-sel saraf pusat (otak). Karena sifat adiktifnya itu, maka orang yang meminumnya lama-
kelamaan tanpa disadari akan menambah takaran/dosis sampai dosis keracunan (intoksikasi)
atau mabuk.
Alkohol saat ini tidak hanya digunakan dalam dunia medis saja, alkohol tidak asing
lagi bagi masyarakat umum, terlebih orang yang menyalahgunakannya salah satunya adalah
minuman beralkohol. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung zat etanol, zat
psikoaktif yang bila dikonsumsi akan mengakibatkan kehilangan kesadaran (Ahira, 2010).
Pada perkembangan dan tahap peralihan ini, remaja rentan dengan perilaku
menyimpang dan frustasi akibat kekecewaan atau kegagalan atas apa yang dikehendakinya.

6
Banyak cara individu tersebut dalam mereaksi frustasi yang dialami, salah satunya adalah
kompensasi yang dimana individu berusaha untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya
dengan cara-cara lain yang dianggap memadai. Kompensasi tersebut cenderung ke arah
negatif seperti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Di Indonesia, minuman beralkohol sudah banyak merambah dari masyarakat
menengah ke atas sampai golongan masyarakat berekonomi ke bawah. Tidak dipungkiri
akses untuk memperoleh minuman beralkohol sangat mudah. Menurut Laporan Status
Global mengenai Alkohol dan Kesehatan 2011 keluaran WHO, tak kurang dari 320.000 orang
antara usia 15-29 tahun meninggal setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol.
Jumlah ini mencapai sembilan persen dari seluruh kematian dalam kelompok usia tersebut
(Hidayatullah, 2011).
Dalam kamus psikologi Chaplin (1995) disebutkan bahwa perilaku mempunyai
beberapa arti yaitu (a) beberapa yang dilakukan organisem, (b) sebagai salah satu respon
spesifik dari seluruh pola respon dan (c) suatu kegiatan atau aktivitas. Hubley dan Meror
(dalam Hardani, 1999) menggolongkan minuman keras menajadi tiga jenis yaitu : (a) bir
dengan kadar alkohol satu sampai lima persen, (b) anggur dengan kadar alkohol lima sampai
dengan dua puluh persen dan (c) liquat dengan kadar alkohol dua puluh persen sampai
dengan lima puluh persen. Makin tinggi kandungan kadar alkoholnya makin besar
pengaruhnya bagi si peminum.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa minumminuman keras
adalah kebiasaan minum-minuman keras dengan jumlah dan kadar alkohol yang diminum
dari yang terendah sampai yang tinggi.
Aspek minum-minuman keras (Hardani, 1999)

a. Frekuensi minum, yang ditunjukkan intensitas subjek dalam meminum-


minuman keras.
b. Kadar minuman keras yang diminum.

c. Jumlah minuman keras yang diminum.

d. Cara meminum-minuman keras yang ditunjukkan bag aimana subjek


meminum-minuman keras.

7
2.1.3 Golongan minuman beralkohol

Minuman beralkohol (Eat for life, 1992, Woteki dan Thomas) terdiri dari tiga
golongan ditinjau dari kadar alkohol yang ada dalam berbagai jenis dan kemasan minuman
yang ada. Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 86/1977 minuman beralkohol dibagi
dalam tiga golongan yaitu :
1) Golongan A
Minuman keras golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2H5OH) 1% - 5%. Contoh minumannya adalah Bir Bintang, Green sand, Anker Bir, San
Miguel, dan lain lain.

2) Golongan B
Minuman keras golongan B adalah minuman keras dengan kadar etanol (C2H5OH)
lebih dari 5% - 20%. Contoh minuman golongan B antara lain Anggur Malaga, Anggur
Kolesom cap 39, Anggur Ketan Hitam, Anggur Orang Tua, Shochu, Creme Cacao, dan jenis
minuman anggur lainnya.

3) Golongan C
Minuman keras golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol (C2H5OH)
lebih dari 20% - 50%. Contoh minumannya adalah Mansion of House, Scotch Brandy,
Stevenson, Tanqueray, Vodca, Brandy, dan lainnya.

Berdasarkan dari beberapa golongan minuman beralkohol peneliti ingin meneliti


yang golongan C, karena kadar alkoholnya rendah dan sering di konsumsi pasa siswa karena
harga golongan C terjangkau.

2.2 Konformitas Negatif

2.2.1. Definisi Konformitas Negatif

Myers (2010), konformitas negatif merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan


seseorang akibat dari tekanan kelompok. Sears, dkk (1999) mengatakan bahwa konformitas
negatif adalah menampilkan suatu tindakan karena orang lain juga melakukannya.

8
Conformity (konformitas) adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku
seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain (Cialdini & Goldstein, 2004). Sedangkan
Baron, dkk (2008) memberikan definisi mengenai konformitas adalah suatu bentuk pengaruh
sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial
(dalam Sarwono,
2009).
Orang menyesuaikan diri karena dua alasan utama, yakni perilaku orang lain
memberikan informasi yang bermanfaat dan kita menyesuaikan diri karena ingin diterima
secara sosial dan menghindari celaan.
Namun, kecenderungan untuk melakukan konformitas tidak selalu berarti hanya
mengikuti pada hal-hal yang positif saja, manusia juga dapat melakukan konformitas pada
bentuk-bentuk perilaku negatif (Sarwono, 2009).
Dari pengertian konformitas negatif menurut beberapa ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa konformitas adalah perubahan perilaku individu mengikuti suatu kelompok agar
diterima secara sosial.

2.2.2 Alasan utama konformitas negatif

Menurut Sears (1999) alasan utama konformitas negatif antara lain :

1) Perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat


Orang-orang melakukan sesuatu yang dilakukan oleh orang lain karena orang
lain mempunyai, atau tampaknya mempunyai informasi yang tidak mereka miliki.
Tingkat konformitas negatif yang didasarkan pada informasi ditentukan oleh dua aspek
situasi : Sejauh mana mutu informasi yang dimiliki orang lain tentang apa yang benar dan
sejauh mana kepercayaan diri kita terhadap penilaian kita sendiri.

2) Demi memperoleh persetujuan atau menghindari celaan kelompok


Menghindarkan rasa tidak senang orang lain terhadap diri, namun sejumlah
faktor lainnya ikut menentukan bagaimana pengaruh persetujuan dan celaan ini terhadap
tingkat konformitas individu.

Berdasarkan alasan utama diatas penulis menyimpulkan bahwa alasan utama


konformitas negatif adalah demi memperoleh persetujuan kelompo demi menghindari celaan

9
kelompok, gar tidak di bully oleh anggota lain karena tidak bisa memberikan informasi yang
bermanfaat bagi kelompok.

2.2.3 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan tingkat konformitas negatif yang lebih
tinggi

Menurut Sears (1999) faktor-faktor yang dapat menimbulkan tingkat

konformitas yang lebih tinggi antara lain :

1) Kelompok yang besar


Asch (1958) menyimpulkan bahwa untuk menghasilkan tingkat konformitas
yang tinggi, ukuran kelompok tiga atau empat orang sama mudahnya seperti yang
dilakukan untuk kelompok yang lebih besar. Mann (1977) dalam penelitian mengenai
antrian, bila ada enam orang atau lebih yang membentuk antrian, orang-orang yang baru
datang biasanya juga akan ikut dalam antrian itu, semakin banyak jumlah orang dalam
suatu antrian, semakin besar kemungkinan orang lain akan ikut mengantri (dalam Sears,
1999).

2) Keahlian kelompok
Merupakan salah satu faktor penentu kepercayaan terhadap kelompok. Semakin
tinggi tingkat keahlian kelompok itu dalam hubungannya dengan individu, semakin tinggi
tingkat kepercayaan dan penghargaan individu terhadap pendapat mereka.

3) Ketiadaan rasa percaya diri dalam diri individu


Sisi lain adalah bahwa sesuatu yang meningkatkan kepercayaan individu
terhadap penilaiannya sendiri akan menurunkan konformitas negatif. Salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas negatif adalah
tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan
suatu reaksi.

Berdasarkan faktor-faktor diatas penulis menyimpulkan faktor-faktor yang dapat


menimpulkan tingkat konformitas yang lebih tinggi yaitu, seseorang dapat menurunkan
konformitas negatif dengan membuat orang lain merasa lebih menguasai suatu persoalan.

10
Segala sesuatu yang meningkatkan rasa percaya individu terhadap penilaiannya sendiri
akan menurunkan tingkat konformitas karena kemudian kelompok bukan merupakan
sumber informasi yang unggul lagi.

2.3 Hasil Penelitian yang Berhubungan

Berikut beberapa penelitian yang telah ada untuk mendukung penelitian ini, yakni
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro (2013) yang menunjukkan koefisien korelasi
antara konformitas terhadap kelompok dengan perilaku minumminuman beralkohol pada
remaja sebesar rxy = 0,397 dengan taraf signifikansi
0,000 (p<0,01).
Sedangkan penelitian oleh Priharjanti (2011) menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara konformitas kelompok dengan perilaku minum minuman keras pada remaja
dengan rxy sebesar 0,05 dan p=0,000 (p<0,05).
Penelitian oleh Desy Daryanti (2009) berdasarkan data uji korelasi mengenai
konformitas dengan konsumsi minuman beralkohol siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tengaran
Tahun Pelajaran 2012/2013 menunjukkan adanya
hubungan negatif signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai korelasi rxy= -0,374 dan p=
0,002<0,05).
Berdasarkan dari beberapa peneliti dapat disimpulkan apabila siswa yang
mempunyai konformitas yang tinggi terhadap kelompoknya dan masuk pada suatu kelompok
yang negatif, akan mempengaruhi siswa tersebut menjadi negatif pula. Misalnya siswa masuk
ke dalam kelompok alcoholic maka kemungkinan besar akan menjadi alcoholic juga.

2.4 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir berisi argumentasi yang rinci dan konkret tentang teori-teori yang
mendukung hipotesis yang akan dirampu. Pada dasarnya kerangka berfikir merupakan arahan
penalaran agar bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas permasalahan yang
dirumuskan.
Sugyiono (2013) menjelaskan variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini melibatkan dua variabel, variabel
bebas (Independent variable) dan variabel terikat (Dependent Variable)

11
Variabel bebas : Konformitas Negatif (X)

Variabel terikat : Minuman beralkohol (Y)

Hubungan antar kedua variabel tersebut digambarkan sebagai berikut :

Konformitas Minuman

negatif (X) beralkohol (Y )

Konformitas merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan seseorang akibat dari


tekanan kelompok. Ada beberapa aspek konformitas yaitu, aspek kekompakan didalam aspek
kekompakan ada penyesuaian diri dan perhatian terhadap kelompok, selanjutnya ada aspek
kesepakatan di dalam aspek kesepakatan ada kepercayaan terhadap kelompok, pendapat yang
sama, dan penyesuaian diri, penyimpangan terhadap kelompok, dan ada aspek ketaatan di
dalam aspek ketaatan ada tekanan karena ganjaran, ancaman/hukuman, dan harapan orang
lain.
Jika siswa yang mempunyai konformitas negatif yang tinggi terhadap kelompoknya
dan masuk pada suatu kelompok yang negatif, akan mempengaruhi siswa tersebut menjadi
negatif pula dan semakin tinggi pula siswa tersebut minum-minuman keras.

Satu: Judi Menurut Pandangan Kristian.

Di dalam kitab sucinya umat Kristian , tidak dijumpai adanya kata judi secara
harfiyah . Namun , ada beberapa ayat yang menyebutkan tentang undian . Di
antaranya :

" Maka perlulah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan membuang
undi menurut kaummu : kepada yang besar jumlahnya haruslah kamu memberikan
milik pusaka yang besar , dan kepada yang kecil jumlahnya perlulah kamu
memberikan milik pusaka yang kecil ; yang dilantik oleh undi bagi masing - masing ,

12
itulah bahagian undiannya ; menurut suku nenek moyang perlulah kamu membahagi
milik pusaka itu . " ( Bil 33:54 )

" Undi dibuang di pangkuan , tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN .
" ( Amsal 16:33)

" Pada suatu kali , waktu tiba giliran rombongannya , Zakharia melakukan tugas
keimaman di hadapan Tuhan . Sebab ketika diundi , sebagaimana lazimnya , untuk
menentukan imam yang bertugas , dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait
Suci dan membakar ukupan di situ . ( Luk 1:8-9 ).

Pada suatu kali , waktu tiba giliran rombongannya , Zakharia melakukan tugas
keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi , sebagaimana lazimnya , untuk
menentukan imam yang bertugas , dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait
Suci dan membakar ukupan di situ . " ( Luk 1:8-9 )

Undian sendiri menurut ajaran bukanlah sesuatu yang berdosa . Seperti yang tersirat
dari ayat - ayat di atas . Undian banyak dilakukan oleh umat pada zaman tersebut .
Dalam perbahasan tentang judi , menurut Bravo ( 2008 ) judi adalah sesuatu perkara
yang tidak baik . Kita memang boleh dapat " berkat " , tetapi , bukan berkat dari
Tuhan . Kalau bukan berkat dari Tuhan , itu namanya kutuk

Beberapa alasan kenapa judi itu tidak baik :

Judi boleh membuat orang menjadi ketagihan . Judi boleh membuat ketagihan , ada
rasa ingin tahu , ingin menang dan ingin membalas kekalahan . Akhirnya poket
kosong .

Judi boleh membuat orang menjadi jahat . Orang boleh menjual harta bendanya
kerana judi . Bahkan anak dan isterinya boleh juga ikut dijual .

Judi boleh membuat orang menjadi malas bekerja yang halal .

Judi boleh membuat keluarga menjadi hancur .

Firman Tuhan :

13
" Jangan menjadi hamba wang dan cinta akan wang . Kerana akar segala kejahatan
ialah cinta wang . Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang
dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai - bagai duka " . ( I Tim 6:10 )

" Manusia harus bekerja dan kekayaan harus dikumpulkan dengan cara yg halal .
Tangan yang lembap membuat miskin , tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya " .
( AMSL 10:4 )

" Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan , kerjakanlah itu sekuat
tenaga , karena tak ada pekerjaan , pertimbangan , pengetahuan dan hikmat dalam
dunia orang mati , ke mana engkau akan pergi " . ( Pengkhtbh 9:10 )

" Harta yang cepat diperoleh akan berkurang , tetapi siapa mengumpulkan sedikit
demi sedikit , menjadi kaya . " ( AMSL 13:11 )

" Di rumah orang benar ada banyak harta benda , tetapi penghasilan orang fasik
membawa kerosakan " . ( AMSL 15:6 )

" Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran , dari pada penghasilan banyak
tanpa keadilan " . ( AMSL 16:8 )

Dari ayat - ayat di atas , dapat diambil keterangan bahawa bekerja dan mendapatkan
wang dengan bekerja keras menjadi acuan atau pokok bagaimana agama
mengarahkan dalam hal mencari wang . Selain itu , penghasilan hendaklah disertai
dengan kebenaran dalam mendapatkannya .

Dalam salah satu laman tanya jawab , didapati jawapan tentang tidak dibenarkannya
judi .

" Yes , it is a sin to gamble . It is a sin because one goes against God 's plan for man ,
that he is to earn his living by the sweat of his brow , Genesis 3:19 . It is a sin
because it will cause one to spend their salary on gambling instead of providing for
one 's family . It is a sin because it can cause someone to become so heavily indebted
that they lose their job , their home , and their family . It is a sin because it will cause
one to do dishonest things in order to get more money to gamble . It is a sin because
it can be addictive , just like drugs or alcohol , killing one 's initiative to do honest
work . It is a sin because basically it is taking money from many to give to a few . It

14
is a sin because , as all studies show , a community is negatively impacted when
gambling is allowed . "

Jawapan di atas boleh diakses di


http://www.studythebible.com/question/topics/gambling.htmDari uaian di atas maka
dapat disimpulkan bahawa dalam Alkitab tidak disenaraikan kata judi . Tetapi
kerana perjudian menghasilkan kesan yang negatif , maka judi tidak dibenarkan
dalam Kristian .

Dua: Judi Menurut Pandangan Hindu

Mangku seorang yang beragama hindu mengatakan bahawa judi dilarang dalam
Agama Hindu . Kitab suci Manava Dharmasastra Buku IX ( Atha Nawano dhyayah )
sloka 221 , 222 , 223 , 224 , 225 , 226 , 227 , dan 228 dengan jelas menyebutkan
adanya larangan itu .

Sloka 223 membezakan antara perjudian dengan pertaruhan . Bila objeknya benda -
benda tak berjiwa disebut perjudian , sedangkan bila objeknya makhluk hidup
disebut pertaruhan . Benda tak berjiwa misalnya wang , kereta , tanah , rumah , dan
sebagainya . Mahluk hidup misalnya binatang peliharaan , manusia , bahkan isteri
sendiri seperti yang dilakukan oleh Panca Pandawa dalam ephos Bharatha Yuda
ketika Dewi Drupadi dijadikan objek pertaruhan melawan Korawa .

Para penjudi dan peminum minuman keras digolongkan sebagai orang - orang "
sramana bandar " (sloka 225 ) disebut pencuri - pencuri tersamar ( sloka 226 ) yang
mengganggu ketenteraman hidup orang baik - baik . Judi menimbulkan kecurian
( sloka 222 ) , permusuhan ( sloka 227 ) dan kejahatan ( sloka 228 ) .

15
Di Bali terkenal adanya kegiatan yang disebut tajen . Tajen adalah adu ayam yang
membawa judi dan pertaruhan . Adanya rakyat yang awidya ( tidak tahu ) bahawa
judi dilarang Agama Hindu antara lain kerana pengetahuan agama terutama yang
menyangkut Tattwa dan Susila kurang disebarkan ke masyarakat .

Menurut Mangku , kalah atau menang dalam perjudian membawa munculnya


sadripu ( enam musuh ) pada diri seseorang . Sadripu adalah :

kama ( nafsu tak terkawal ) ,

lobha ( serakah ) ,

kroda ( kemarahan ) ,

mada ( kemabukan ) ,moha ( sombong ) , danmatsarya ( cemburu , dengki , irihati ) .

Penjudi yang menang menguatkan : kama , lobha , mada , dan moha , pada dirinya
dan yang kalah menguatkan : kroda , dan matsarya .

Dalam Bhagawadgita Bab III.37 :YAJNARTHAT KARMANO NYATRA , LOKO


YAM KARMABANDHANAH , TADARTHAM KARMA KAUNTEYA ,
MUKTASANGAH SAMACARA .

" Kuatnya keinginan dan kemarahan yang lahir dari nafsu rajaguna menjadikan
lobha dan berdosa yang merupakan musuh di dunia "

Dalam Manawa Dharmasastra.IX.221 :DYUTAM SAMAHWAYAM Caiwa , RAJA


RATRANNIWARAYET , RAJANTA KARANA WETAU DWAU , DOSAU
PRITHIWIKSITAM

Sabda Tuhan Yang Maha Esa dalam kitab suci Veda tentang judi , sebagai berikut :

16
AKṢAIR ma DĪVYAḤ KŚIMIT KṚŚASVA VITTE RAMASVA BAHU
MANYAMĀNAḤ , TATRA GĀVAḤ KITAVA TATRA JAYA TAN ME
VICAŚṬE SAVITĀYAMARYA . Ṛgveda X.34.13 .

Ertinya : " Wahai para penjudi , janganlah bermain judi , bajaklah tanahmu . Selalu
puas dengan tanaman anda , fikirkanlah itu cukup.Pertanianmenyediakan lembu -
lembu bentinadan dengan itu isteri kamu tetap bahagia . Deva savita telah
menasihatimu untuk berbuat demikian"

Jaya TAYATE KITAVASYA hina mata PUTRASYA CARATAḤ KVA svit ,


ṚṆĀVĀ BIBHYAD dhanam ICCHAMĀNAḤ ANYEŚĀM Astam UPA NAKTAM
ETI . Ṛgveda X.34.10 .

Ertinya : " Isteri seorang penjudi yang mengembara mengalami penderitaanyang


sangat menyedihkan , dan ibu seorang penjudi semacam itu dirundung penderitaan .
Dia , yang dalam lilitan hutang dan kekurangan wang , memasuki rumah orang lain
dengan diam - diam di malam hari " .

DVESTI SVA RUR APA JAYA RUÓADDHI NA NATHITO VINDATE


MARÎITĀRAM , AŚVASYEVA JARATO VASNYASYA Naham VINDĀMI
KITAVASYA BOGAM . Ṛgveda X.34.3 .

Ertinya : " Ibu mertua membenci , isterinya mengelakkan dia , sementara pada waktu
mengemis , tidak mencari seorang yang berbelas kasihan . Isteri penjudi itu berkata :
" Sebagai seekor kuda tua yang tidak bermanfaat , kami sangat menderita menjadi
isteri seorangpenjudi ".

Lebih jauh di dalam Manavadharmaśāstra yang merupakan kompedium hukum


Hindu , menyatakan :DYŪTAṀ Samah vayam CAIVA Raja
RĀTRANNIVARAYET , RĀJANTA KARAÓA VETAU DVAU DOŚAU
PṚTHIVIKŚITAM . Manavadharmaśāstra IX.221 .

Ertinya : " Perjuadian dan pertaruhan supaya benar - benar dikeluarkan dari wilayah
pemerintahannya , ke dua hal itu menyebabkan kehancuran negara dan generasi
muda . "

17
Prakasam ETAT TASKARYAM YAD DEVANASAMA HVAYAU ,
TAYORNITYAṀ PRATIGHATE NṚPATIR yatna VAN BHAVET .
Manavadharmaśāstra IX.222 .

Ertinya : " Perjudian dan pertaruhan menyebabkan kecurian , kerana itu kerajaan
harus menekan ke dua hal itu "

APRAṆIBHIRYAT KRIYATE TAL LOKE DYŪTAM UCCHYATE ,


PRAṆIBHIḤ KRIYATE YĀSTU NA VIJÑEYAḤ SĀMAHVAYAḤ .
Manavadharmaśāstra IX.223 .

Ertinya : " Kalau barang - barang tak berjiwa yang dipakai pertaruhan sebagai
wang ,hal itu disebut perjudian , sedang bila yang dipakai adalah benda -
bendaberjiwa untuk dipakai pertaruhan , hal itu disebut pertaruhan " .

DYŪTAṀ SĀMAHVAYAṀ CAIVA yah KŪRYAT KARAYATE VA ,


TANSARVAN GHATAYED RĀJAŚUDRAMŚ CA DVIJA LINGGI .
Manavadharmaśāstra IX.224 .

Ertinya : " Hendaknya pemerintah menghukum badanniah semua yang berjudi dan
bertaruh atau mengusahakan kesempatan untuk itu , seperti seorang pekerja yang
memperlihatkan dirinya (menggunakan sifat-sifat ) seorang pandita "

KITAVĀN KUŚÌLAVĀN KRURAN PAŚANDASTHAṀŚCA Manavan ,


VIKRAMAŚṬHANAÑCA UNDIKAṀŚ CA KŚIPRAM NIRVĀŚAYETPRAT .
Manavadharmaśāstra IX.225 .

Ertinya : " Penjudi - penjudi , penari - penari dan penyanyi - penyanyi ( erotik ? ) ,
Orang - orang yang kejam , orang - orang bermasalah di bandar , mereka yang
menjalankan kerja terlarang dan penjual - penjual minuman keras , hendak - nya
supaya dijauhkan dari bandar (oleh kerajaan ) secepat mungkin " .

ETA RAŚṬRE VARTAMANA RAJÑAḤ PRACCHANNATASKARAḤ ,


VIKARMA KRIYAYA NITYAM BHADANTE BHADRIKAḤ PRAJĀḤ .
Manavadharmaśāstra IX.226 .

18
Ertinya : " Bilamana mereka yang seperti itu yang merupakan pencuri terselubung ,
bermukim di wilayah negara , maka cepat - lambat , akan mengganggu penduduk
dengan kebiasaannya yang baik dengan cara kebiasaannya yang buruk ) " .

Dyūtam etat pura kalpe dṛśtaṁ vairakaraṁ mahat , tasmād dyūtaṁ na


sevetahasyartham api buddhimān . Manavadharmaśāstra IX.227 .

Tiga: Judi Menurut Pandangan Buddha.

Agama Buddha adalah agama yang mempunyai dan meyakini ajaran Buddha
sebagai pegangan hidup penganutnya . Buddha sendiri adalah makhluk hidup
layaknya manusia yang pernah merasakan hidup di dunia . Kitab suci umat Buddha
di antaranya adalah Vinaya Pitaka , Sutta Pitaka dan Abhidamma Pitaka .

Dalam ajaran Buddha , kesederhanaan dalam segala hal menjadi suatu yang mesti
diterapkan dalam diri penganut Buddha atau dalam Islam disebut dengan zuhud .
Sederhana dalam hal materi mhaupun non materi . Pun dengan membersihkan
bathiniyah .

WALUBI menulis , Sang Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Utama (Empat


Kesunyataan Mulia/The Four Fold Noble Truth ) ialah :

Hidup adalah penderitaan ( dukkha )

Sebab penderitaan timbul kerana keinginan / tanha ( Dukkha Nirodha )

Berhentinya penderitaan hanya boleh diatasi dengan memadamkan keinginan


( dukkha Samudaya ) .

19
Jalan menuju berhentinya penderitaan dengan memadamkan keinginan .

Memadamkan keinginan hanya terlaksana dengan perbuatan moral serta disiplin


hidup dan mencapai kemuncaknya pada kepekatan dan meditasi .

Untuk mengikis habis sebab penderitaan Sang Buddha memberikan cara - cara
terbaik yang dinamakan " Jalan Utama Beruas Lapan " atau " Ariya Atthangika
Magga " yang merupakan Way of life seorang Buddhis , terdiri dari :

Pandangan benar ( samma - ditthi )Fikiran benar ( samma - sankhapa )

Ucapan benar ( samma - vacca )

Perbuatan benar ( samma - Kamanta )

Mata pencaharian benar ( samma - ajiva )

Daya upaya benar ( samma - vayama )

Perhatian benar ( samma - sati )

Kepekatan benar ( samma - samadhi )

Point ke -5 di sila diatas iaitu mata pencaharian benar , hal ini mendedahkan bahawa
kehidupan yang tidak benar tidak dibenarkan dalam ajaran agama . Misalnya dengan
berdagang minuman keras , ganja , dadah , alat perang , tentunya judi .

Tentang konsep judi , dalam Digha Nikaya ( kumpulan Digha ) di kitab Sutta Pitaka
dituliskan beberapa perkara yang berkaitan dengan kesan judi . Di antaranya adalah
pemenang memperoleh kebencian dari yang kalah , yang kalah bersedih kerana
kekalahananya , kehilangan kekayaan , kata - katanya ( pelaku judi ) tidak boleh
dipercayai oleh mahkamah , dipandang rendah oleh saudara dan masyarakat , tidak
dipercayai untuk terikat dalam perkahwinan .

20
WALUBI menulis , dengan cara pendekatan yang biasa dilakukan Buddhis , pertama
kali Sang Buddha Mengajarkan Sigala dengan mengemukakan aspek negatif atau 14
perkara yang harus dielakkan , iaitu :

Empat cacat perilaku , iaitu : pembunuhan , pencurian , hubungan kelamin yang


salah dan ucapan yang salah .

Empat dorongan melakukan kejahatan , iaitu : keinginan , kebencian , ketakutan dan


kebodohan .

Enam saluran menghabiskan kekayaan , iaitu : minuman keras , judi , berkeluyuran


dijalanan yang tidak pada waktunya , bergaul dengan wanita - wanita penghibur ,
teman yang jahat dan malas .

Jadi jelas , judi dalam agama Buddha dilarang .

Empat: Judi Menurut Pandangan Islam.

Islam adalah agama bagi semua manusia. Bila manusia memilih Islam, mereka
dipanggil umat Islam. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk menyerahkan
diri seutuhnya kepada Allah swt selepas dua kalimah syahadah tertanam dalam diri
dan jiwanya. Islam mempunyai peraturan dan prinsip - prinsip . Pegangan umat
Islam dari dulu sampai bumi ini hancur adalah kitab suci Al-Quran dan Hadis - hadis
nabi Muhammad saw .

Islam sejak dulu lagi telah mengharamkan perjudian , dan menganggap bahawa judi
itu suatu dosa besar , sama dengan meminum minuman keras , sama dengan tukang
tenung , dan bahkan sama dengan menyembah berhala .

21
Dalil - dalil fatwa ini adalah firman Allah dan Hadis - hadis nabiFirman Allah swt
dalam Al-Quran :‫ويسألونك نفعهما من أكبر وإثمهما للناس ومنافع كبير إثم فيهما قل والميسر الخمر عن يسألونك‬
‫تتفكرون لعلكم اليات لكم ا يبين كذلك العفو قل ينفقون ماذا‬

Ertinya : " Mereka bertanya kepadamu ( Wahai Muhammad ) tentang minuman


keras dan judi . Jawablah kepada mereka , bahawa pada keduanya ada dosa dan ada
manfaatnya bagi manusia , tetapi dosanya lebih besar dari manfaatnya . " ( QS. Al -
Baqarah : 219 )

Keterangan tentang ayat ini: Orang Arab Jahiliyyah , banyak melakukan minum
khamar , iaitu minuman yang memabukkan dan banyak pula yang melakukan judi .
Ini tidak menghairankan , kerana bangsa - bangsa Parsi , Rom , dan lain - lain
bangsa sekitar tanah Arab sudah lebih dahulu minum khamar ( tuak ) dan berjudi .
Setelah datang Islam , Sahabat Nabi bertanya kepada Nabi tentang hukum Islam
dalam minum Khamar dan berjudi yang banyak dilakukan ketika itu . Maka
datanglah wahyu Tuhan ini , yang secara halus menerangkan bahawa minum
Khamar dan berjudi itu ada baiknya dan ada buruknya , tetapi buruknya lebih besar
dari baiknya .

Buruknya minuman keras kerana mengakibatkan menghilangkan akal manusia yang


sangat berharga yang dianugerahkan Tuhan kepadanya . Dan baiknya adalah untuk
memanaskan badan , kalau kebetulan kita berada di kawasan sejuk . Allah
berfirman :‫لعلكم فاجتنبوه الشيطان عمل من رجس والالم والنصاب والميسر الخمر إنما آمنوا الذين أيها يا‬
‫تفلحون‬

Ertinya : " Hai orang - orang yang beriman ! bahawasanya minuman keras , berjudi ,
berhala , dan Azlam adalah pekerjaan kotor , termasuk pekerjaan Syetan . Maka
jauhilah olehmu supaya kamu beruntung . " ( QS. Al - Maidah : 90 )

Didalam ayat ini terdapat empat perbuatan yang dilarang oleh Allah swt , iaitu :

Meminum minuman keras

berjudi

22
menyembah berhala

mengundi nasib

Dalam ayat ini ternyata bahawa judi disejajarkan dengan menyembah berhala ,
minum minuman keras , dan mengundi nasib yang semuanya merosakkan
masyarakat dan menghancurkan budi pekerti. Kemudian turun lagi ayat yang lebih
keras , iaitu:

Allah berfirman :‫ا ذكر عن ويصدكم والميسر الخمر في والبغضاء العداوة بينكم يوقع أن الشيطان يريد إنما‬
‫منتهون أنتم فهل الصلة وعن‬

Ertinya : " Bahwasannya syaitan itu hendak menjatuhkan kamu kedalam


permusuhan dan kebencian disebabkan minuman keras dan judi , dan setan hendak
melarang kamu daripada mengingati Allah dan dari sembahyang , maka mahukah
kamu berhenti ? " ( QS. Al - Maidah : 91 )

Setelah turun ayat ini maka sahabat - sahabat yang suka minum minuman keras dan
berjudi semuanya menghentikan , sebab ayat ini benar - benar mengancam orang
yang peminum dan penjudi , dan mengatakan bahawa kemahuan minum khamar dan
berjudi itu adalah hasutan dan tipu daya syaitan . Arak dan judi itu mengakibatkan
permusuhan sesama kita dan melalaikan dari Dzikrullah (mengingat Allah) .

Setelah ayat ini dibacakan oleh Rasulullah saw kepada " Umar ra , beliau berkata :
Ertinya : Kami hentikan , kami hentikan ( Demikian diterangkan dalam hadis - hadis
yang dirawikan oleh Imam Ahmad , Abu Daud dan Tirmidzi ( Lihat Tafsir Al
Qasimi Jilid III , hal . 550 dan 551 ) Tertulis dalam kitab Hadis

‫أن أبيه عن بريدة بن سليمان عن مرثد بن علقمة عن سفيان عن مهدي بن الرحمن عبد حدثنا حرب بن اهير حدثني‬
‫ودمه خنزير لحم في يده صبغ فكأنما بالنردشير لعب من قال وسلم عليه ا صلى النبي‬

Ertinya : hadis dari zuhair bin kharbin hadits dari Abdurrahman bin Mahdi dari
Sufyan dari alqamah ibnu Marthad Dari Sulaiman bin Burdah , dari bapanya Burdah
ra . , Belia berkata : bersabda Nabi Muhammad Saw . Barangsiapa yang bermain

23
dadu maka ia telah membenamkan tangannya ke dalam daging dan darah babi .
( HR.Imam Muslim dan abu Daud - Lihat Syarah Muslim Juz XV hal 15 dan Sunan
Abu Daud Juz IV hal 215 ) .

Dalam mensyarah hadis ini Imam Nawawi berkata :

" Nabi Muhammad Saw menyamakan main judi itu dengan memakan daging dan
darah babi , kerana sama - sama haram ( syarah muslim Juz XV hal . 16 )

Dan tertulis dalam kitab Hadits abu daud :

Ertinya : Rasulullah Saw . Berkata : Barangsiapa bermain dadu maka ia telah


menderhaka kepada Allah dan rasulNya ( H R. Abu Daud - Sunan Abu Daud Juz IV ,
halaman 285 )

Tertulis dalam Tafsir Ibnu KatsirNabi bersabda : Perumpamaan orang yang main
dadu dan kemudian ia sembahyang , sama halnya dengan orang yang berwudhlu
denganh nanah dan darah babi , kemudian ia lantass sembahyang ( Ibnu Katsir II ,
halaman 92 ) . Hal ini menurut Ibnu Kathir dirawikan oleh Imam Ahmad. Semua
dalil - dalil di atas , menunjukkan bahawa Islam sangat melarang perjudian , baik
apapun bentuknya .

larangan mengonsumsi miras sebagai barang-barang haram telah diatur secara


eksplisit oleh enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katholik,
Hindu, Buddha, dan agama Kong Hu Cu.

Agama Islam

Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah ayat 219 yang artinya: "Mereka
bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: 'Pada keduanya terdapat
dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya.' Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: 'Yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu supaya kamu berpikir."

Allah SWT berfirman dalam QS an-Nisa ayat 43 yang artinya: "Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga

24
kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika
kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."

Allah SWT juga berfirman dalam QS al-Maidah ayat 90 yang artinya: "Hai orang-
orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan."

Tafsir mengenai perbuatan setan yang dimaksudkan di atas adalah hal-hal yang
mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi destruktif manusia. Hal-hal
tersebut bisa dipicu dari khamar (termasuk narkoba) dan judi karena bisa membius
nalar yang sehat dan jernih.

Khamar (termasuk narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian
antarsesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah
dan shalat.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa khamar (termasuk) bisa memerosokkan
seseorang ke derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan
melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba)
dilarang dan diharamkan.

Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat
oleh Allah. Entah itu pembuatnya, pemakainya, penjualnya, pembelinya,
penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.

Dalam hal ini, Rasul SAW lebih tegas bersabda tentang hukum jual beli sesuatu
yang diharamkan, termasuk khamar atau minuman keras.

‫صلِى النِ ُب ي‬
‫ي قلا لل‬ ‫سلِ لم ل‬
ِ ‫علل يي ُه‬
‫لا ل‬ ‫ش يربل لها لح ِر لم الِذُي ُإ ِن لو ل‬
‫بل ييعل لها لح ِر لم ا‬

"Sesungguhnya Yang mengharamkannya mengharamkan penjualannya." (HR


Muslim, 1579)

25
Sesuatu yang dilarang dikonsumsi, juga dilarang diperjualbelikan, dan pastinya
dilarang juga melakukan investasi atas bisnis sesuatu yang dilarang itu. Begitulah
hukum jual beli dan investasi minuman keras.

Dalam hal fiqih, juga terdapat kaidah yang diambil dari sabda Rasul SAW,

‫َ لر لر لل‬
‫ار لولل ل‬
‫َ لر ل‬
ُ

“Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang
lain.” (HR Ibnu Majah dan Daruquthni, disebutkan dalam Kitab Al-Muwatha, Imam
Malik)

Maknanya, dharar (melakukan sesuatu yang membahayakan) dilarang oleh Islam.


Maka, tidak halal bagi seorang Muslim mengerjakan sesuatu yang membahayakan
diri sendiri atau membahayakan saudaranya sesama Muslim, baik berupa perkataan
atau perbuatan, tanpa alasan yang benar. Termasuk aktivitas memperjualbelikan
yang membahayakan dan tentunya larangan melakukan investasi terhadap sesuatu
yang membahayakan kehidupan diri dan juga masyarakat.

Agama Kristen

Ada beberapa firman yang menyatakan tentang hukum larangan mengonsumsi


minuman keras menurut Kristen. Di antaranya lebih jelas lagi ada di beberapa ayat
pendukung berikut ini:

1. Yesaya 5:22 “Celakalah mereka yang menjadi jago minum dan juara dalam
mencampur minuman keras.”

Dalam firman ini sudah jelas dituliskan bahwa Allah tidak suka jika umatnya minum
minuman memabukkan atau yang mengandung alkohol. Karena itu sebaiknya
hindari hal tersebut. Ganti dengan hal lain yang lebih bermanfaat menyenangkan hati
Tuhan.

2. Amsal 20:1 “Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah
bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.”

26
Di dalam Amsal juga ditegaskan bahwa minuman beralkohol hanya membuat orang
menjadi rebut dan tidak bijak. Karena pemabuk umumnya suka membuat keributan.
Oleh karena itu sebaiknya hindari saja dan jauhi jika memungkinkan. Karena hal itu
tidak berguna sama sekali dan bahkan justru merusak tubuh.

Tuhan dalam agama Kristen juga membenci kemabukan. Oleh karena itu ada
beberapa konsekuensi yang dapat diterima oleh mereka yang mabuk karena
minuman beralkohol. Hal tersebut ada tertulis seperti di bawah ini:

1. Amsal 23:20-21a “Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan pelahap
daging. Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin.”

Di sini salah satu hukuman Allah bagi para pemabuk, yaitu kemiskinan. Dan ini
merupakan hal yang akan terjadi seiring seseorang lebih memilih membelanjakan
uangnya untuk minuman beralkohol.

Akibatnya, uang hasil kerja dan jerih payah akan habis hanya untuk membeli barang
tersebut. Tidak ada uang tersisa dan bisa jadi jika kecanduan akan berusaha untuk
mengutang ke sana ke mari demi mendapatkan minuman keras. Karena itu, jika
menjadi pemabuk maka jauh dari cara sukses menurut Kristen dan kondisi keuangan
dalam keluarga tidak akan pernah membaik.

2. Korintus 6:10 “Pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Dalam ayat ini juga disebutkan bahwa para pemabuk yang minum minuman
beralkohol tidak mendapat tempat di Kerajaan Allah. Inilah salah satu hukuman
yang Tuhan berikan jika terlibat dalam contoh perbuatan dosa dalam Kristen seperti
kemabukan. Karena mabuk dan pesta pora berlebih inilah yang dibenci oleh Tuhan
dan tidak mendatangkan kebaikan apapun.

3. Di dalam kitab Imamat 9:8-9, Tuhan berfirman kepada Harun, “Janganlah engkau
minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, supaya kamu jangan
mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun temurun.”

27
4. Di dalam kitab Hakim-hakim 13:4, Tuhan berfirman, “Oleh sebab itu, peliharalah
dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan
sesuatu yang haram.”

Larangan mabuk juga disebutkan dalam Yesaya 5:11, Hosea 4:11, Matius 27:34,
Exodus 12: 15. Secara umum agama Kristen juga mengingatkan penganutnya untuk
menjauhi semua hal yang merusak jasmani dan rohani, termasuk minuman keras.

Dalam Korintus 7:1, dijelaskan “Sucikan dirimu dari semua hal yang mencemarkan
jasmani dan rohani, supaya kedudukanmu sempurna di dalam takut Allah.” Menurut
pandangan agama Kristen, tubuh harus dipelihara, dijaga dan disucikan, jangan
melakukan dosa.

Oleh karena alkohol dan minuman keras dapat merusak tubuh, baik jiwa, raga
maupun akal, maka meminum minuman keras merupakan hal yang tidak
diperbolehkan.

Agama Katholik

Menurut pandangan agama Katholik, pada dasarnya setiap bentuk sikap yang
merusak agama, kehidupan bermasyarakat bertentangan dengan moral Kristiani.
Menurut Paus Yohannes Paulus II dalam Contesimu Annus, konsumerisme
digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hanya berdasarkan selera
yang tidak menghiraukan kenyataan pribadinya sebagai makhluk yang berakal.

Meminum minuman keras merupakan suatu hal yang berakar dari konsumerisme.
Oleh karena itu tdak dianjurkan bagi penganut agama Katholik

Agama Buddha

Agama Buddha mengajarkan umatnya tentang lima disiplin moral, yaitu (1) Panti
pala vermani sikkapadhan samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari
pembunuhan makhluk, (2) adinnadan veramani sikkhapadar samadiyami = aku
bertekad melatih diri menghindari barang yang bukan miliknya, (3) kamesu miccara
veramar sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari asusila,

28
(4) musavada veramani sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri
menghindari ucapan yang tidak benar (dusta) dan lainnya, (5) surameraya
majjapamadatthana veramar sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri
menghindari minuman keras dan obat-obat terlarang yang menyebabkan mabuk dan
melemahkan.

Dari kelima disiplin moral tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa agama Buddha
melarang penggunaan alkohol atau minuman keras karena menyebabkan mabuk dan
melemahkan.

Agama Buddha juga menganjurkan untuk menjauhkan diri dari miras dengan
berlandaskan pada buku Paritta suci: 30 yang berbunyi: “Menjauhi melakukan
kejahatan, menghindari minuman keras, tekun melaksanakan dharma, itulah berkah
utama.”

Agama Hindu

Agama Hindu sangat menitikberatkan cara hidup yang disebut Pancha Seela, yang
mengandung lima jenis perbuatan yang seharusnya ditinggalkan oleh pengikutnya.
Yaitu, berjudi, melacurkan diri, berbohong, membunuh orang lain, dan meminum
alkohol.

Kitab Hindu juga melarang minuman keras, “Untuk minuman keras kotoran yang
diekskresikan dari beras, dan kotoran tersebut berasal dari setan; Oleh karena itu
seorang imam, penguasa, atau orang biasa tidak boleh minum minuman keras.”

Larangan minum alkohol atau minuman memabukkan juga terdapat dalam kitab
Manu Smriti Bab 11 ayat 151, Manu Smriti Bab 7 ayat 47-50, Manu Smriti Bab 9
ayat 225, Rigved Book 8 hymn 2 ayat 12 dan Rigved Book 8 hymn 21 ayat 14.

Agama Kong Hu Cu

Agama Kong Hu Cu menganggap pengguna miras sebagai orang yang tidak berbakti
pada agama. Hal tersebut didasari dari Kitab Mengzi jilid IV B Li Lo 30.0. salah
satunya yaitu suka berjudi dan mabuk-mabukan serta tidak memperhatikan
pemeliharaan terhadap orang tuanya.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minuman beralkohol atau sering disebut minuman keras adalah jenis NAPZA dalam
bentuk minuman yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol didalamnya.
Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu
ketagihan dan dependensi (ketergantungan).
Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku minuman beralkohol yaitu faktor
internal dan faktor eksternal antara lain keluarga, lingkungan tempat tinggal, konformitas
kelompok, keadaan sekolah dan pendidikan.
Dapat kita kenal bahwa sejarah perjudian sudah muncul beribu-ribu tahun yang lalu
sejak di kenalnya sejarah manusia. Perjudian merupakan salah satu bentuk penyakit
masyarakat yang menimbulkan banyak dampak negative & dan salah satu bentuk patologi
sosial. Berbagai cara dilakukan dalam penanganan perjudian yang saat ini tetap hidup dalam
masyarakat.

3.2 Saran
Sebagai umat manusia yang beragama kita harus menghindari minuman yang
beralkohol dan perjudian. Serta sebagai remaja penerus bangsa ada baiknya kita memilah apa
yang menurut kita banyak mudharat nya hendaklah dijauhi karena sesuatu yang membawa
banyak mudharatnya itu dianggap haram.

30
DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.id/posts/14608/miras-diharamkan-enam-agama-yang-diakui-di-
indonesia
http://www.ibnuhasyim.com/2014/05/judi-menurut-kristian-hindu-buddha-islam.html?m=1
https://smpn21purworejo.sch.id/menghindari-minuman-keras-judi-dan-pertengkaran-materi-
pengayaan/
https://www.scribd.com/document/370736136/Makalah-Agama

31

Anda mungkin juga menyukai