Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

“PENGARUH PSIKOTROPIKA DAN ALKOHOL TERHADAP KUALITAS SPERMA”

Dosen Pembina: Dra, Sukarjati, M.Kes.

DISUSUN OLEH:

1. Lailatul Khumairo (182500007)


2. Aisyah Erviana (182500012)
3. Moch. Aditya F (182500020)
4. Feronika Fuakubun (18250029)

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Pengetian Psikotropika...........................................................................................................5
2.2 Pengertian Alkohol................................................................................................................ 5
2.3 Golongan – Golongan Psikotropika.......................................................................................6
2.4 Pengaruh Psikotropika dan Alkohol Terhadap Spermatozoa................................................ 7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahannyarahmat dan
karunia-Nya, makalaj ini dapat terselesaikan. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas
mata kuliah Kesehatan Reproduksi. Tidaklah akan terwujud dan terlaksana penulisan ini tanpa
adanya kebijaksanaan dan bantuan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah
ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Oleh karena itu, kritik saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju
kesempurnaan makalah ini.

Waalaiikumsalam Wr.Wb

Surabaya, 09 Juni 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang
susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus
sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-
beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga ringan.Sama hal nya
dengan alkohol yang bisa menyebabkan halusinasi pada otak manusia. Alkohol merupakan suatu
senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Dalam
kehidupan sehari-hari, istilah alkohol sering dikaitkan dengan minuman keras. Alkohol dan
Psikotropika mempunyai golongan atau macam – macam yang sering dikonsumsi manusia. Jika
penggunaan psikotropika dan alkohol tidak sesuai dosis dokter dan dikonsumsi cecara telarang
terus menerus akan menimbulkan efek yang berbahaya. Salah satu efeknya pada pria adalah bisa
mengganggu kesuburan, tingkat pematangan, dan jumlah sperma pada waktu ejekulasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian dari Psikotropika ?
2. Pengertian dari Alkohol ?
3. Apa saja golongan – golongan psikotropika ?
4. Bagaimana pengaruh psikotropika dan alkohol terhadap spermatozoa ?
5. Apa penyebab penurunan kualitas spermatozoa.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari psikotropika.
2. Untuk mengetahui pengertia dari alkohol.
3. Untuk mengetahui golongan – golongan psikotropika.
4. Untuk mengetahui pengaruh psikotropika dan alkohol terhadap spermatozoa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Psikotropika


Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang
susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus
sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-
beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga ringan.
Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter. Meski
efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa berbahaya bagi kesehatan.
Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah mengalami kecanduan, dimulai dari
kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi zat tersebut yang berupa perasaan senang dan
tenang. Lama-kelamaan pemakaian mulai ditingkatkan sehingga menyebabkan ketergantungan.
Jika sudah mencapai level parah, bisa mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan dari obat-
obatan tersebut juga bisa terancam terkena hukuman penjara. Karena itulah, meski beberapa
manfaatnya sangat baik bagi kesehatan, namun jika berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran
dokter bisa menyebabkan efek yang berbahaya.
Selain itu pecandu obat-obatan psikotropika juga dapat menyebabkan kualitas sperma
menurun, ada yang cacat hingga rusak.

2.2 Pengertian Alkohol


Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon,
hidrogen dan oksigen. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah alkohol sering dikaitkan dengan
minuman keras. Salah satu jenis minuman keras produk lokal di Manado adalah Cap
Tikus.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Cap Tikus terhadap
kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus).

Cap Tikus adalah jenis cairan dengan kadar alkohol rata-rata 40 % yang dihasilkan
melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari mayang pohon enau atau seho dalam
bahasa daerah Minahasa). Saguer sejak keluar dari mayang pohon enau sudah mengandung
alkohol. Untuk mendapatkan saguer yang manis seperti gula, bambu penampungan digantungkan
pada bagian mayang tempat keluarnya cairan putih (saguer) dan saringannya terbuat dari ijuk
pohon enau yang bersih. Tinggi rendahnya kadar alkohol pada Cap Tikus tergantung pada
kualitas penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingannya, semakin tinggi pula kadar
alkoholnya.

Adapun jenis lain yang masih mengandung alkohol yaitu Tuak. Tuak merupakan
minuman beralkohol yang tidak jauh berbeda dengan miras (minuman keras) lainnya. Tuak
dibuat secara konvensional, sehingga tidak diketahui kadar alkohol dan jumlah sel ragi
Saccharomyces tuac di dalam tuak tersebut. Sehingga air tuak yang diminum secara
berkelanjutan mungkin dapat mengganggu kesehatan peminumnya. Nira aren yang merupakan
bahan dasar pembuatan tuak mengandung alkohol dengan kadar 4%. Menurut KepMenKes No.
151/A/SK/V/81 bahwa minuman atau obat tradisional yang tergolong dalam minuman keras
mengandung alkohol >1%. Pada penelitian pemberian alkohol 10% sebanyak 1 ml/hari selama
dua bulan pada tikus jantan dapat menyebabkan penurunan proses pembentukan spermatozoa
sekitar 24% (sebagian aspek genitalia) dari yang normal.

2.3 Golongan – Golongan Psikotropika


Menurut Undang-undang RI No. 5/1997 tentang Psikotropika : psikotropika adalah zat
atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :

 Psikotropika golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh : MDMA, ekstasi, LSD, ST.
 Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin,
sekobarbital, metakualon, metilfenidat (ritalin).
 Psikotropika golongan III : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : fenobarbital, flunitrazepam.
 Psikotropika golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam.

2.4 Pengaruh Psikotropika dan Alkohol Terhadap Spermatozoa


A. Pengaruh Psikotropika pada Spermatozoa
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
lainnya. Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”,Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun
sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku”. Zat adiktif adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”. Penyalahgunaan
narkoba semakin marak dewasa ini. Narkoba mempunyai efek samping yang dapat
merusak sistem reproduksi,seperti penurunan produksi spermatozoa,hormon testosterone
keguguran dan lainlain.3 Salah satu narkoba jenis psikotropika ialah Lysergic Acid
Diethylamide (LSD) yang bisa ditemukan dalam bentuk kertas (blotters), diserap dalam
bongkahan gula batu, permen karet atau lem. LSD merupakan psikotropika golongan I.
Menurut Harian Komentar, berdasarkan data yang diterima Badan Narkotika Kabupaten
(BNK) Minahasa Utara, pengguna lem eha-bond di Minut sebanyak 100 orang
didominasi oleh anak sekolah.Hal ini ditunjang oleh suatu survei di Amerika yang
menemukan bahwa Sebagian besar pengguna LSD berasal dari kalangan pelajar di
Universitas.
Penelitian sebelumnya di Turki menyatakan bahwa LSD berpotensi gonadotoksin.
Penelitian tersebut merupakan penelitian pertama yang meneliti adanya perubahan
motilitas sperma pada pengguna LSD. Sejumlah besar asthenozoospermia ditemukan
pada pengguna LSD dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sampai saat ini, belum
dapat diterangkan secara jelas tentang mekanisme dimana LSD menginduksi kerusakan
mitokondria sel sperma para penggunanya, namun tidak dapat dipungkiri sensitifitas
sperma terhadap toksisitas xenobiotic.
Pada penelitian ini tidak didapati wistar mati atau sakit selama masa penelitian
sampai sesudah penelitian. Konsentrasi spermatozoa dari kelompok P0 tergolong normal
karena berada diatas 58 x 106 sperma/ml suspensisedangkan konsentrasi spermatozoa
kelompok P1 tergolong kurang karena berada dibawah 58 x 106 sperma/ml suspensi.
Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat banyak perbedaan antara konsentrasi
spermatozoa kelompok P0 dan kelompok P1. Hasil pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan konsentrasi spermatozoa masih dalam batas normal.
Pada penelitian ini digunakan 3 kriteria penilaian untuk menentukan motilitas
spermatozoa yaitu motilitas kategori A, B, dan C. Berdasarkan penelitian ditemukan hasil
kelompok P0 memiliki motilitas kategori A dan B sebesar 54% sedangkan kelompok P1
tidak ditemukan motilitas kategori A dan 61% motilitas kategori B sehingga kategori A
dan B pada kelompok P1 sebesar 61%. Pada kelompok P1 lebih banyak ditemukan
spermatozoa dengan kategori B yang merupakan pergerakan spermatozoa non-progresif
atau hanya bergerak di tempat (61%). Hal ini mungkin disebabkan LSD sebagai agonis
dopamin berikatan dengan reseptor dopamin sel sperma sehingga menyebabkan
penurunan produksi energi mitokondria yang secara langsung mengarah pada penurunan
motilitas spermatozoa7 ditandai dengan tidak ditemukan motilitas spermatozoa kategori
A pada kelompok P.
Pada penelitian ini hasil analisis morfologi spermatozoa dibagi menjadi morfologi
spermatozoa normal dan abnormal. Pada kelompok P0 morfologi normal spermatozoa
rata-rata 67% dan morfologi abnormal spermatozoa rata-rata.33% sedangkan pada
kelompok perlakuan P1 morfologi spermatozoa normal rata-rata 32% dan morfologi
abnormal spermatozoa rata-rata 68%. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
morfologi abnormal dan penurunan morfologi normal spermatozoa pada kelompok
perlakuan P1. Hal ini disebabkan oleh efek toksik yang ditimbulkan oleh LSD yang ada
pada lem Eha-Bond berpengaruh pada sel-sel germinal. Berdasarkan hasil penelitian
mikroskopik juga ditemukan umumnyaabnormalitas pada bagian ekor menjadi bentuk
melingkar.
B. Pengaruh Alkohol pada Spermatozoa
Sistem reproduksi pria diatur oleh hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan
testis. Alkohol dapat mengganggu fungsi masing-masing komponen sehingga
menyebabkan impotensi, infertilitas dan karakteristik seksual sekunder pria berkurang.
Terlebih dahulu alkohol akan menyebabkan terganggunya Gonadotrophine Releasing
Hormone (GnRH).
Selanjutnya di kelenjar hipofisis, alkohol dapat menurunkan pembentukan,
pelepasan dan/atau kegiatan dari dua hormon yang berperan penting dalam fungsi
reproduksi yaitu Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH).
Sehingga di dalam testis, alkohol mempengaruhi sel-sel Leydig yang memproduksi dan
mengeluarkan hormone testosteron. Alkohol juga mengganggu fungsi sel Sertoli di testis
yang memainkanperan penting dalam pematangan sel spermatozoa. Berdasarkan
permasalahan diatas maka terdapat rumusan masalah yaitu, bagaimana pengaruh
pemberian Cap Tikus terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvergicus)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Cap Tikus
terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus) yang meliputi
konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa
Pada penelitian ni didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa rata-ratakonsentrasi
spermatozoa wistar jantan (Rattus norvegicus) setelah diberi perlakuan dengan pemberian
Cap Tikus selama 52 hari mengalami penurunan. Kelompok kontrol (P0) yang tidak
diberi Cap Tikus menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok perlakuan (P1). Ini menunjukkan bahwa pemberian Cap Tikus menurunkan
konsentrasi spermatozoa Penurunan konsentrasi spermatozoa ini diakibatkan oleh alkohol
yang mengganggu hipotalamus dalam memproduksi GnRH sehingga dua jenis
gonadrotropin yaitu LH dan FSH juga akan terganggu. Hal ini akan mengganggu
spermatogenesis tikus wistar jantan.5 Rusaknya sel-sel Sertoli mengakibatkan gangguan
pada proses mitosis dan meiosis (spermatocytogenesis) maupun proses pembentukan
spermatozoa (spermio-genesis) sedangkan rusaknya selsel Leydig menyebabkan
gangguan pada proses sintesis hormon testosteron yang mengakibatkan penurunan kadar
hormon testosteron, dimana penurunan hormon testosteron ini akan mengganggu proses
spermatogenesis dan menyebabkan penurunan jumlah lapisan sel spermatogenik.
Setelah dilakukan perlakuan pemberian Cap Tikus selama 52 hari dan penelitian terhadap
konsentrasi spermatozoa tikus wistar jantan pada masing-masing kelompok makan
didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Hasil perhitungan konsentrasi spermatozoa tikus wistar jantan setelah
perlakukan pemberian Cap Tikus

Kelompok Sampel Konsentrasi Spermatozoa


(x106 spermatozoa/ml)
Kontrol (P0) 59
Perlakuan (P1)
Tikus 1 30
Tikus 2 15
Tikus 3 35
Tikus 4 26
Tikus 5 14

Keterangan: Kelompok kontrol (P0);


Kelompok perlakuan (P1):
tikus 1 dengan rata-rata minuman 7,73 ml/hari
tikus 2 dengan rata-rata minuman 4,12 ml/hari
tikus 3 dengan rata-rata minuman 11,8 ml/hari
tikus 4 dengan rata-rata minuman 6,87 ml/hari
tikus 5 dengan rata-rata minuman 3,75 ml/hari.
Rata-rata konsentrasi spermatozoa kelompok perlakuan adalah
24x106spermatozoa/ml, sedangkan konsentrasi spermatozoa kelompok kontrol adalah
59x106 spermatozoa/ml. Sehingga didapatkan hasil bahwa konsentrasispermatozoa
kelompok perlakuan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
LSD pada lem Eha-Bond berpengaruh menurunkan motilitas dan morfologi spermatozoa
wistar jantan. LSD pada lem Eha-Bond tidak berpengaruh terhadap konsentrasi spermatozoa
wistar jantan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambilkan kesimulan bahwa


pemberian Cap Tikus menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa secara nyata yang meliputi
konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Semakin sedikit pemberian Cap Tikus, maka
semakin menurun berat badan tikus wistar jantan dan menyebabkan penurunan kualitas
spermatozoa. Cap Tikus menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa karena alkohol
menganggu kerja daripada hipotalamus dan hipofisis anterior yang berperan dalam proses
spermatogenesis.
DAFTAR PUSTAKA

Melmambessy, Ellen E., Lydia Tendean, and Janette M. Rumbajan. "Pengaruh Pemberian Cap
Tikus Terhadap Kualitas Spermatozoa Wistar Jantan (Rattus Norvegicus)." eBiomedik 3.1
(2015).

Alfred Budiono, Benny Wantouw, and Lusiana Satiawati. “Pengaruh Lysergic acid diethylamide
yang terdapat pada lem eha-bond terhadap kualitas spermatozoa wistar jantan (rattus norvegicus).
“eBiomedik 3.3 (2015).

Syafrudin Ilyas. “Evaluasi Kualitas Spermatozoa Dan Jumlah Turunan Mencit

(Mus musculus L.) (F1) Setelah Pemberian Tuak” Prosiding Semirata FMIPA Uiversitas
Lampung (2013)

Alfiani Triamullah, Yuke Andriane, Annisa Rahmah Furqaani. “Pengaruh Jus Tomat (Solanum
Lycopersicum L) terhadap Kualitas Sperma Mencit yang Diberi Paparan Asap Rokok Tersier”
JIKS (2020).

Anda mungkin juga menyukai