Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Intoksitasi

Disusun Oleh :

Rahma sukma ulana (20.009)


Karimah Amelia suyoso (20.014)

BIDANG STUDI AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA


MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Keperawatan Anak yang berjudul "Intoksitasi” kemudian sholawat beserta salam
kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW sonic yang telah memberikan
pedoman hidup yakni alquran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah tersebut saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. makalah
ini disusun oleh penulis sendiri dengan berbagai rintangan.baik itu yang datang dari diri
saya maupun yang datang dari luar.namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, penulis pun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kekurangan, namun semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto,10 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang...............................................................................................................

Rumusan Masalah.........................................................................................................

Tujuan......................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................

4.2 Saran.............................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada
dosis dan cara pemberiannya. Karena gejala yang timbul bervariasi, kita harus
mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agens agar dapat berpindah
dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan. Bertuk
terpenting dari penunjang kehidupan lanjut adalah pemberian obat yang dini.
Tentunya, hanya paramedis berijaza yang dibenarkan hukum untuk menyuntik,
tetapi terapi obat bisa juga diberikan peroral atau perrektal, keduanya dapat
dilakukan oleh EMT yang belum tinggi tingkatnya. Sebelum sebuah obat dapat
diberikan, harus dikenali, dan konsentrasinya. Setelah ini diteliti, dosisnya
harus dihitung dengan tepat. Obat lazim diberikan dalam miligram dan
mililiter, tetapi beberapa obat masih dipasarkan diapotik dalam bentuk grain,
minim dan ounce. Bila diperlukan konversi dari satu sistem ke sistem lain.
Penyerapan obat dipengaruhi oleh perubahan terkait usia berikut:
penurunan asam lambung, penurunan motilitas gastrointestinal, penurunan
aliran darah lambung, perubahan vilus gastrointestinal dan penurunan aliran
darah dan keterlambatan pengosongan lambung dapat mengubah
penghancuran dan kemudian penyerapan obat. Obat yang tidak stabil dalam
media asam dapat sangat berkurang bioavailabilitasnya bila tetap berada dalam
lambung untuk waktu yang lama. Beberapa obat dieliminasi dari tubuh
sebelum obat tersebut masuk sirkulasi sistemik melalui proses yang disebut
metabolism lintas awal. Distribusi obat dalam tubuh dapat dipengarui oleh
penurunan masa tubuh tanpa lemak, peningkatan lemak tubuh total, atau
penurunan cairan tubuh total, yang kesemuaanya dapat menyertai penuaan.
Hati adalah organ utama untuk biotransformasi dan detoksifikasi obat. Reaksi
metabolisme obat digolongkan menjadi reaksi fase I, yang meliputi
penambahan atau penyingkapan kelmpok kimiawi polar.
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan
pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi

4
penderita. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit
yang harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang
menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Intoksikasi ?
1.2.2 Apa etiologi Intoksikasi ?
1.2.3 Apa Patofisiologi Intoksikasi ?
1.2.4 Apa Patwhay Intoksikasi ?
1.2.5 Apa gambaran klinis Intoksikasi ?
1.2.6 Apa Komplikasi Intoksikasi ?
1.2.7 Apa Penatalaksanaan Intoksikasi ?
1.2.8 Apa Pemeriksaan Penunjang Intoksikasi ?
1.2.9 Asuhan Keperawatan Intoksikasi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Intoksikasi.
1.3.2 Untuk Mengetahui etiologi Intoksikasi.
1.3.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi Intoksikasi.
1.3.4 Untuk Mengetahui Patwhay Intoksikasi.
1.3.5 Untuk Mengetahui gambaran klinis Intoksikasi.
1.3.6 Untuk Mengetahui Komplikasi Intoksikasi.
1.3.7 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Intoksikasi.
1.3.8 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Intoksikasi.
1.3.9 Untuk Mengetahui Askep Intoksikasi.

1.4 Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini diharap dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman pembaca maupun penyusun mengenai hal terkait Asuhan
Keperawatan Gadar Pada Pasien Intoksikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

5
2.1 Definisi
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya.
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah kecil apabila masuk
ke dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, sehingga
mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan membawa
kematian.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat
pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati,
darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak
diinginkan dalam jangka panjang.
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan
gejala klinis.
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui
mulut, hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau
mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.(Mc
Graw-Hill Nursing Dictionary)

2.2 Etiologi
Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industi yang
mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman
salmonella, sthapilococcus clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula
berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal tidak

6
menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang
merupakan racun bagi tubuh.
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung
seberapa banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang
dapat menyebabkan keracunaan adalah :
1. Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
2. Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
3. Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon
4. Zat kimia pertanian : Insektisida
5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
6. Bisa ular atau serangga

2.3 Patofisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan
akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi
kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung
pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi
pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila
berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila
ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin
tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia,
Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia.

2.4 pathway

Obat-obatan Makanan Inhalasi

Racun masuk kedalam tubuh (darah, paru, hati


& ginjal)

7
Depresi SSP (sistem saraf pusat)

Distress penurunan kesadaran & depresi G3 organ2


pernapasan cardiovaskuler
tubuh

Obstruksi kekurangan Iritasi pada


trakheobronke O2 (Hipoksia) Lambung
al

pola napas tidak perubahan HCL


efektif perfusi jaringan meningkat
tubuh (khE)

Mual, muntah

Devisit
volume cairan

2.5 Gambaran Klinis

1. Intoksikasi dosis rendah sering menimbulkan keadaan yang tidak dapat


diramalkan menyerupai. Disorientasi, agitasi, dan mendadak ngamuk sering
di dapati. Mutisme, ataksia, berkurangnya respon terhadap stimuli nyeri dan

8
nistagmus horizontal, vertikal, rotatorius yang intermiten adalah
karakteristik. Dapat timbul rigiditas katatonik atau nioklonus dengan
rigiditas otot pada stimulasi, demikian juga kemerahan, diaforesis, muka
yang meringis, hipersalivasi, dan muntah.
2. Intoksikasi dengan dosis tinggi sering menginduksi koma yang berakhir
sampai beberapa jam, sampai beberapa hari. Penderita tidak responsif
terhadap nyeri. Dapat timbul depresi pernafasan, hipertensi, dan takikardi,
kadang-kadang menimbulkan gagal jantung, perdarahan intracerebral.

2.6 Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
e. Syok

2.7 Penatalaksanaan
Jenis Racun Gejala Tindakan
Asam/ Basa kuat Dapat mengenai kulit, − Jangan lakukan emesis atau
− Asam klorida mata atau ditelan, tanda bilas lambung.
− Asam sulfat korosi pada mulut dan − Netralisasi: asam kuat
farings: sangat nyeri dan
− Natrium dengan antasid, jangan
kecoklatan, muntah dan
hidroksida diare: cairan kehitaman. dengan NaHCO3 karena
− Kalium menghasilkan gas. Basa kuat
hidroksida dengan sari buah atau asam
− Asam cuka cuka 10%. Bila tidak
pekat diketahui: beri susu atau air
biasa.
− Antibiotik: penisilin
800.000-1.2 juta U/ hari.
− Kortikosteroid: kortison
300-500 mg/hari atau
prednison 60 mg/hari dengan
tapering off selama 2-3
minggu

9
− Erhatikan kemungkinan
perforasi dan striktur
esofagus.
Alkohol Emosi labil, kulit merah, − Emesis dan bilas lambung
(etil alkohol) muntah, depresi dengan air/NaHCO3 5% beri
Minuman keras pernapasan, stupor, kopi pahit.
koma.
− Infus glukosa untuk
menghidari hipoglikemi.
Arsenikum Tenggorokan tercekik, − Bilas lambung, bila ada
LD 200-300 mg disfagi, kolik usus, dengan NaHCO3 1%
As2O3 muntah dan diare, oliguri, − BAL 10% in oil 2,5 mg/kg
TD 100 mg AS2O3 syok.
BB IM setiap 4 jam, 4 kali.
Alkaloid beladona Mulut kering, kulit merah − Emesis dan bilas lambung,
− Atropin dan panas, midriasis, bila ada dengan asam tanat
− Skopolamin hipereksi, takikardia, 4%, lalu berikan activated
delirium, koma.
− Hiosin charcoal dalam lambung
− Kateterisasi kandung
kencing.
− Fisostigmin salisilat 0,5-2,0
mg IM/IV lambat.
Amfetamin Mulut kering, hiperaktif, − Bilas lambung masih efektif
hiperrefleksi anoreksi, setelah 4 jam.
takikardia, aritmia, − Klorpromazin 0,5-1 mg/kg
psikosis, kegagalan
pernapasan, dan sirkulasi. BB IM atau oral, dapat
diulang setiap 30 menit.
− Kurangi rangsang luar.
− Cegah edema otak.
− Antihistamin dan epinefrin
1/1000 0,3 mL SC.
Aminopirin Edema angionerotik dan − Antihistamin dan epinefrin
Antalgin kelainan kulit lain, 1/1000 0,3 mL SC
Novalgin gelisah, kadang-kadang
agranulositosis.
Anlin, Sianosis, − Bila lambung, bila ada
Asetaminofen, methemoglobinemia, dengan KMnO4 1/5000
Fenasetin urtikaria, dispnea, − Biru metilen 1% 1 mg/kg BB
muntah, delirium,
kegagalan pernapasan IV.
dan sirkulasi − Vitamin C 1 gr IV
Antihistamin Mulut kering, takikardia, − Sedatif hanya bila kejang
disorientasi, rangsang/
depresi susunan saraf
pusat, hiperpireksi.

10
Barbiturat Kekacauan mental, − Jangan gunakan emetik
LD 5 gr mengantuk, hiporefleksi, − Bilas lambung masih efektif
fenobarbital bullae berisi serum, sampai 24 jam, lalu berikan
3 gr sekobarbital hipotensi, delirium,
depresi pernapasan, syok, Na-sulfat/Mg-sulfat 30 gr
koma. dalam lambung
− Beri kopi pahit
− Untuk depresi pernapasan
dapat diberikan amfetamin
4-10 mg IM.
Digitalis Anoreksi, mual, diare, − KCL g/jam oral atau larutan
LD 3 gr delirium, nadi lambat, 0,3% dalam glukosa 5% IV
fenobarbital hipotensi, aritmia − Propanolol (inderal) 4 kali
3 mg digitoksin
5-7 mg digoksin 10-30 mg/hari oral atau 1 mg
IV
− Monitor EKG
Deterjen-anionik Muntah dan diare − Emesis dan bilas lambung
Sabun dan deterjen hanya bila tertelan dalam
rumah tangga jumlah besar.
− Biasanya tidak berbahaya.
Deterjen-kationik Mual, muntah, diare, − Bilas lambung dengan air
Deterjen bakterisid kejang, syok, koma sabun biasa
dirumah sakit
(Zephiran)
Deterjen- non lonik Tidak berbahaya −
Deterjen – untuk Serupa dengan basa kuat − Lihat hal asam/basa kuat
mesin cuci − Kalsium glukonat 10% 5mL.
IV bila tetani.
Ergot Haus,muntah, diare, − Pencahar setelah bilas
Ergotamin klaudikasio, kejang, lambung
Methergin hipotensi, koma − Papaverin 60 mg IV atau
amil nitrat 0,3 mL inhalasi.
Fenol Korosi, berbau khas − Bilas lambung hati-hati, bila
TD ± 1 gr ada dengan minyak
Asam karbol zaitun/activated charcoal.
Kresol − Relatif jarang menimbulkan
Lysol striktur esofagus.
Fenotiazin Mulut kering, anoreksi, − Difenhidramin (benadryl) 2-
CPZ mual, sumbatan hidung, 3 mg/kg BB IV IM.
(klorpromazin) hipotensi, takikardia, − Jangan gunakan epinefrin
Trifluoperazin ataksi, tremor, hipotermi,
kegagalan pernapasan, atau levarterenol
koma, leukopeni,

11
gangguan, pembekuan
darah, ikterus.
Formaldehid Inhalasi: iritasi mata, − Bilas lambung, bila ada
Formalin hidung dan saluran dengan larutan amonia 0,2%
(larutan 40%) pernapasan, edema dan lalu beri activated charcoal
LD 60 mL formalin spame laring, disfagi,
atau susu.
bronkitis, pneumoni.
Kulit: iritasi, nekrosis, − Hati-hati asidosis.
dermatitis.
Ditelan: nyeri perut,
mual, hematemesis,
hematuri/anuri syok,
koma, kegagalan
pernapasan.
Insektisida –CHC Muntah, penetrasi, − Pencahar, setelah bilas
DDT tremor, kejang, edema lambung jangan gunakan
Dieldrin paru, fibrilasi ventrikel, minyak kastroli.
Chlordane kegagalan pernapasan,
Endrin koma. − Jangan gunakan epinefrin.
LD 15-30 g DDT − Kalsium glukonat 10%
1 gr endrine 10mL IV lambat.
Insektisida – Mual, muntah, nyeri − Atropin sulfat 2 mg SC/IM
karbamat perut, hipersalivasi, nyeri setiap 15 menit sampai
Sevin kepala, miosis, kekacauan tercapai atropinisasi (muka
mental, bronkokonstriksi,
merah, midriasis, takikardia,
hipotensi, depresi
pernapasan, kejang. hipersalivasi berhenti).
− Jangan berikan pralidoksin.
Insektisida Sama dengan karbamat, − Penolong harus berhati-hati,
Organofosfat tetapi lebih berat. jangan sampai
Parathion Dapat diserap melalui terkontaminasi.
DDVP kulit
Diazinon − Atropin sulfat 2 mg SC/IM
TEPP setiap 15 menit sampai
LD 20 mg parahion atropinisasi; bila gejala
1000 mg malathion kembali dapat diulang.
− Pralidoksin (protopam) 1 g
IV lambat; anak 0,25 g IV
dapat diulang setiap 12 jam.
− Jangan berikan morfin atau
aminofilin.
Hidrokarbon Inhalasi: − Jangan lakyukan emesis
Senyawa, bensin Nyeri kepala, mual, − Bilas lambung hati-hati, lalu
minyak tanah lemah, dispnea, depresi berikan pencahar.
pernapasan.

12
Ditelan: korosi, muntah, − Depresi pernapasan dapat
diare, sangat berbahaya diatasi dengan kafein 200-
bila terjadi aspirasi. 500 mg IM.
− Perhatikan kemungkinan
edema paru/pneumoni
aspirasi.
Karbon monoksida Nyeri dan pusing kepala, − Pernapasan dengan oksigen
dispnea kekacauan murni bertekanan.
mental, midriasis, kejang, − Jangan gunakan stimulan.
dipresi pernapasan, koma,
kulit dan mukosa: − Perhatikan kemungkinan
berwarna merah terang. edema otak.
Kalium Korosif, edema glotis − Jangan lakukan emesis.
permanganat hipotensi − Bilas lambung lalu berikan
demulsen.
Kokain Rangsang susunan saraf − Jangan berikan morfin.
pusat, halusinasi, mual,
midriasis, takikardia,
kejang, depresi
pernapasan, koma, syok
Makanan- Masa laten 18-36 jam − Bilas lambung dengan
botulisme lemah, gangguan KMnO4 1/5000 dan actived
− Makanan dalam penglihatan, refleksi charcoal.
kaleng yang pupil (-), paresis bulber
tidak sempurna. (disatri disfagi, − Antitoksin 10000 U
regurgitasi nasal), diencerkan 10 kali IV lambat
− Cegah denga kelemahan otot lurik. setiap 4 jam, waspada
memanaskan Tidak adagangguan terhadap reaksi serum. Dapat
80oc selama 30 pencernaan dan digunakan untuk pencegahan
menit. kesadaran. (10000 U)
− Kausa: − Sedatif fenobarbital 3 kali
clostridium 30-60 mg oral/IM jangan
botulinum. gunakan morfin
− Perhatikan kemungkinan
pneumoni aspirasi karena
kesulitan menelan
− Bila perlu hisap sekret
orofarings secara teratur
Makanan – Mengantuk, nyeri perut, − Hanya simtomatik
bongkrek berkeringat, dispnea,
- kausa spasme otot,
Pseudomonas vertigo,koma.
cocovenenans

13
Makanan-ikan Masa laten ½-4 jam panas − Emesis dan bilas lambung
sekitar mulut, rasa baal dengan KMnO4 1/1500 lalu
pada ekstermitas, mual, berikan pancahar
muntah, diare nyeri perut,
nyeri sendi, pruritus,
demam, kelemahan otot
umum, paralisa otot
pernapasan
Makanan-jamur 1. Masa laten kurang 2 − Idem keracunan ikan
1. Amanita jam, lakrimasi, 1. atropin sulfat 1 mg
muscarina salivasi, keringat, SC/IM diulang setiap 1-2
2. Amanita miosis, muntah, nyeri jam sampai atropinisasi
phalloidine perut, diare, pusing, 2. hati-hati hipoglikemi
kejang, koma beri infus glikosa 10%
2. Masa laten 6-24 jam
mual, muntah,
melena, dehidrasi,
ikterik, anemia, syok,
koma
Makanan-jengkol Kolik ureter, hematuri, − Na-bikarbonat 4x2 g
oliguri/anuri hati-hati oral/hari
uremi − Infus NaHCO3 1,5%
Makanan- Tergantung jenis
kontamin kontamin
Makanan-singkong Lihat hal sianida

Makanan- Masa laten 2-8 jam − Obat seperti gastrointeritis


stafilokokal mual,muntah,diare,nyeri akut
(tersering) perut,nyeri kepala,
demam, dehidrasi, dapat
menyerupai disentri
Ganja Serupa atropin dengan − Cukup simtomatik,
halusinasi nyata, mulut kesadaran akan pulih dalam
kering, medriasis tidak ½ - 1 hari
begitu jelas
Metil alkohol Mata laten 8-32 jam nyeri − Bilas lambung dengan
(metanol) kepala dan pusing, nyeri NaHCO3 hanya efektif
Dalam spirtus perut, kulit dingin, dalam 2 jam
Bakar 5-10% kekacauan mental,
LD 30 mL metanol kejang, bradikardi, − Etanol 50% (wiski) 30 mL
gangguan penglihatan, setiap 3-4 jam
sampai buta, asidosis, − NaHCO3 4 g oral setiap 15
koma menit/ 4 mE/kg BB IV setiap
4 jam

14
− Prednison: 30-50 mg/hari
untuk mengatasi hemolisis
− Alkalisasi urine dengan
NaHCO3 oral.
Natrium hipoldorit Korosi − Demulsen: susu,antasit
Pemutih (3-6%) − Jangan beri NaHCO3 /asam
LD 30 mL larutan
− Beri Na-sulfat 5% 200 mL
15%
oral
Narkotik Mual, muntah, pusing, − Jangn lakukan emesis
− Heroin kulit dingin,pernafasan − Nalokson 5 ug/kg BB IV
− Morfin dangkal, koma. atau nalor pien 0,1 mg/kg BB
− Kodein IV setiap 5 menit (maksimal
− LD 120- 40 mg dalam 4 jam) atau
150 mg levorpal 0,02 mg/kg BB IV
− Obat terpilih: nalokson
karena tidak mendepresi
pernapasan dan memperbaiki
kesadaran
Nikotin Gelisah, nyeri dan pusing − Bilas lambung dengan
LD 60 mg (setara kepala, tremor, kejang, KMnO4 atau activated
dengan 3 batang paralisa, pernapasan, charcoal, lalu beri pencahar.
rokok) palpitasi, koma.
Salisilat Tinitus, demam, keringat, − Emesis dan bilas lambung
LD 20-30 g muntah, masih efektif sampai 6-8
Aspirin delirium,hiperventilasi, jam, lalu beri pencahar.
koma, kejang, depresi
pernapasan − Infus glukosa 10%: NaCL
Pada anak-anak: asidosi- 0,9% = 2:1
metabolik − Bila asidosis: NaHCO3 1-2
Dewasa: alkalosis mEq/kg BB IV: anak-anak 3-
respiratirik 4 mEq/kg BB IV
− KCL 3-5 mEq/kg BB /24 jam
IV
− VILK 25-50 mg/IM
Sianida Nyeri kepala, mual, − Inhalasi amitnitrit 0,2 mL
Singkong racun mngantuk, hipotensi, setiap 2 menit (kecuali bila-
takikardia, dispnea, sistolik kurang 80 mmHg)
kejang,koma. Dapat
meninggal dalam 1-15 − Na-nitrit 3 % 10 mL IV
menit dalam 3 menit dan Na-
tiosulfat 25% 50 mL IV dlam
10 menit

15
Timah hitam Ihalasi akut: insomnia, − Pencahar
Plumbum (Pb) nyeri kepala, taksia, − Ca-glukonat 10% 10 mL IV
panik, kejang. dan Ca-dNa-EDTA 25-35
Ditelan akut: haus, rasa
terbakar diperut, mual, mg/kg BB dalam larutan 3 %
diare, ataksia, panik, / drep selama 1 jam, 2x/hari
kejang. selama 5-7 hari. Ulangi
Kronik: rasa metal dalam setelah istirahat 7 hari dan
mulut lead line di gusi, − Penisilamin 2x15-20 mg/kg
kolik usus, diare, BB oral
basophilic stippling,
koproporfirin uri,
ensevalopati
Yodium tingtura Korosi, kolaps, − Bilas lambung dengan air
LD 30-60 mL sirkulatorik, tajin dan susu : bila ada
larutan 7% nefritis,delirium, stupor dengan Na-tiosulfat 10%.

2.8 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah,
cairan lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit,
urea N, kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen,
Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a) Airway
Yang di nilai :
Look : Ada gerak napas(ada,pernafasan 28x/menit),
Listen : Suara tambahan yang terdengar dapat berupa
Gurgling : sumbatan oleh cairan
Stridor : sumbatan pada plika vokalis
Snoring :sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke
belakang

16
Feel : Ada atau tidaknya ekshalasi
b) Breathing
Penilaian :
Look : ada adanya terlihat penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Listen : Suara nafas pada kedua paru-paru
Feel : merasakan udara keluar dari mulut dan hidung

c) Circulation Penilaian sirkulasi Tanda klinis syok :


• Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah
• Capillary refill time > 2 detik
• Nafas cepat
• Nadi cepat > 100
• Tekanan darah sistole < 90-100
• Kesadaran : gelisah s/d koma Penangan sirkulasi

d) Disability Penilaian Disability Pemeriksaan neurologis singkat:


AVPU Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat
A = Alert/Awake : sadar penuh
V = Verbal stimulation :ada reaksi terhadap perintah
P = Pain stimulation : ada reaksi terhadap nyeri
U = Unresponsive : tidak bereaksi

2. Secondary Survey
Anamnesis :
A : Alergi
M : Medikasi (Obat-Obat Yang Biasa Digunakan)
P : Past Ilness (Penyakit Penyerta, Pregnancy)
L : Last Meal
E : Event/ Environment
1) Pengumpulan data

17
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku
bangsa, pekerjaan, bahasa, nomer register, tanggal masuk rumah sakit,
diagnose medis.
2) Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utaman pada intoksikasi adalah penurunan
kesdaran.
b. Riwayat penyakit sekarang
mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan
c. Riwayat penyakit dahulu
riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa
lama diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus
keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan
terjadinya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Kaji tentang adakah keluarga yang pernah mengalami keluhan yang
sama.

3) Pemeriksaan
a. Aktifitas dan Istirahat
Pada pasien intoksikasi biasanya muncul gejala Keletihan, kelemahan,
malaise, hiporefleksi
b. Sirkulasi
Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus berat)
,aritmia jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.
c. Eliminasi
Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus
menurun, kerusakan ginjal. Perubahan warna urin contoh kuning
pekat, merah, coklat

18
d. Makanan Cairan
Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia,nyeri uluhati, Perubahan turgor
kulit/kelembaban,berkeringat banyak
e. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil,
kram otot/kejang, kehilangan memori, penurunan tingkat
kesadaran(azotemia), koma, syok.
f. Nyaman / Nyeri
Nyeri tubuh, sakit kepala, Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah
g. Pernafasan
Nafas pendek, depresi napas, hipoksia, Takipnoe, dispnoe,
peningkatan frekuensi, kusmaul, batuk produktif
h. Keamanan
Penurunan tingkat kesadaran, koma, syok, asidemia

3.2 Diagnosa keperawaatan


a) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
b) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd
c) Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat

3.3 Intervensi
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit pola
napas pasien efektif
KH : - Pola nafas efektif
1. TTV dalam batas normal (TD= 120/80 mmHg, N=80-100
X/menit, RR=16-18 X/menit )
2. Ekspansi dada normal
3. Sesak nafas hilang

Intervensi :

19
a. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan
tindakan selanjutnya
b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter
Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
c. Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan
suction.
Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas
d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan
asuhan keperawatan individual
Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien
dan mengurangi kecemasan,istirahat mengurangi komsumsi oksigen
miokard.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x15 menit
diharapkan perfusi jaringan pasien adekuat
KH : - Tidak ada keluhan sakit kepala
- TTV Stabil (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18
X/menit )
- Pusing hilang
Intervensi :
a. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital.
Rasional : Data tersebut berguna dalam menentukan perubahan perfusi
b. Kaji daerah ekstremitas dingin,lembab,dan sianosis
Rasional : Ekstremitas yang dingin,sianosis menunjukan penurunan
perfusi jaringan
c. Berikan kenyamanan dan istirahat
Rasional : Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien istirahat
mengurangi komsumsi oksigen
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antidotum

20
Rasional : Obat antidot (penawar) dapat mengakumulasi penumpukan
racun.

3. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x15 menit diharapkan
pasien sadar penuh (komposmentis)
KH : - Pasien sadar penuh
- GCS dalam batas normal (4,5,6)

Intervensi :
a. Monitor vital sign tiap 15 menit
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi
penurunan kesadaran
b. Catat tingkat kesadaran pasien
Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah
otak.
c. Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan
kolapsnya pembuluh darah
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada
otak, ginjal, jantung dan paru.
d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,
meliputi resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum
Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi
penumpukan racun

3.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
tindakan, meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data. (Lismidar, 1990)

21
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun
dengan melihat situasi dan kondisi pasien.

3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini
berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang
diinginkan.

BAB IV

22
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan
yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Intoksikasi
atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia
yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan
adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk
ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-
paru, hati, ginjal dan lainnya.

4.2 Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Asuhan Keperawatan
Gadar Pada Pasien intoksikasi merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan
yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat
mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan
tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan
pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.

23

Anda mungkin juga menyukai