Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ORGAN TARGET TOKSIKOLOGI PADA SISTEM HATI

Dosen Pengampu : Sri Lestari,S.KM.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Risma Seftian Defina (021191008)


2. Silvi Ainun Nadliroh (021191034)
3. Melina Dian Avilia (021191036)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis kemudahan, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Organ Target
Toksikologi pada Sistem Hati)” ini dapat diselesaikan.

Tujuan penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Toksikologi
Industri, semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran terpadu.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca.

Ungaran, 04 November 2022

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


Daftar Isi ....................................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A. Anatomi dan Fisiologi Hati ............................................................................................. 3
B. Peran Hati dalam Metabolisme Toksikan ....................................................................... 5
C. Jenis-Jenis Kerusakan (Histopatologi) Hati Akibat Toksikan ........................................ 6
D. Contoh zat kimia yang bersifat hepatotoksik .................................................................. 9
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan produk kimia yang cepat selama satu abad ini telah berhasil
meningkatkan mutu kehidupan. Namun di sisi lain keadaan tersebut menimbulkan
kerugian bagi masyarakat teruatam mereka yang secara langsung berhubungan
dengan bahan kimia.
Semakin majunya teknologi yang ada di dunia ini, akan menciptakan
beragamnya bahan kimia yang dihasilkan. Bahan kimia yang terdapat di sekitar kita
biasanya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau masalah bagi manusia. Dampak
yang dihasilkan oleh zat kimia ini dapat berdampak cepat/akut atau berdampak
lambat/kronis karena dapat berakumulasi didalam tubuh.
Bahan kimia berbahaya terseb ut disebut juga toksin/raun. Sebagian besar
toksin berasal dari bahan kimia hasil aktivitas manusia misalnya aktivitas industri,
pertanian, peternkan, kedokteran maupun rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-hari
pun keberadaan bahan kimia tidak dapat dihindakan, karena dalam setiap kegiatan
kita pasti terdapat kandungan unsur kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki efek toksik bagi kesehatan dan
lingkungan. Resiko dapat berasal dari paparan, produksi, penyimpanan, penanganan,
pemindahan, pengguanaan dan pembuangan bahan kimia, juga dari kebocoran
aksidental dan dari pembuangan limbah kimia ilegal.
Jika pembuangan bahan kimia ke lingkungan tidak tepat bahan kimia tersebut
akan menjadi polutan yang akan kita hirup, dalam air yang kita minum, dalam
makanan yang ktia makan. Polutan itu dapat mempengarhi sungai, danau dan hutan
kita, dapat merusak kehidupan alam dan dapat mengubah cuaca dan ekosistem.
Selain bermanfaat bagi kehidupan, bahan kimia juga memilki efek samping
yang dapat berahaya bagi manusia dan lingkungan. Peran manusia selain sebagai
pengguna/konsumen dari bahan kimia, manusia juga dapat menjadi korban dari efek
bahan kimia tersebut. Paparan dari toksik terhadap manusia baik secara spontan dalam

1
dosis besar mauun secara berkala dalam dosis rendah dapat menyebabkan bermacam-
macam gangguan. Beberapa toksin memiliki klasifkasi tertentu, misalnya klasifikasi
menurut organ sasarannya antara lain toksin yang menyerang hati, ginjal, paru-paru,
mata, kulit, sistem reproduksi maupun sistem saraf.
Hati adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di dalam
tubuh. Organ hati terlihat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat
dan toksikan. Toksikologi ati dipersulit oleh berbagai kerusakan hati dan berbagai
mekanise yang menyebabkan kerusakan tersebut. Hati sering menjadi organ sasaran
karena beberapa hal. Sebagian besar toksikan memasuki tubuh melalui sistem
gastrointestimal, setelah diserap toksikan dibawa vena porta ke hati.
Untuk itu, kita perlu mengetahui toksikologi pada hati, bagaimana mekanisme
kerjanya, apa dampak yang dapat ditimbulkan, bagaimana cara mencegah,
mengendalikan dan pengobatan atau pertolongan pertama pada korban keracunan.

B. Tujuan
1. Mengetahui organ hatisebagai organ sasarandaribahantoksin,
2. Mengetahuimacam-macamjenistoksin/racun yang menyerang organ hati
3. Mengetahuidampakdangejala yang ditimbulkanakibatmasuknyaracunkedalam
organ hati
4. Mengetahuicaramencegahdanmengendalikankerusakan organ hatidaribahantoksin.

C. Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang Organ Target
Toksikologi Pada Sistem Hati
2. Dapat menjadi referensi untuk pembelajaran mahasiswa

2
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Hati


Hati merupakan organ terbesar yang ada dalam tubuh manusia. Di dalam hati
terjadi metabolisme yang kompleks. Proses metabolisme yang terjadi di hati dapat
berupa detoksifikasi dan bioaktivasi. Hati merupakan organ sasaran dari banyak
toksikan yang telah diketahui selama lebih dari satu abad. Mekanisme toksik yang
terjadi di dalam hati juga sangat beragam. Hati merupakan organ terbesar di dalam
tubuh, memiliki berat 1500 g pada manusia dewasa normal yang diperkirakan
sekitar 2,5 % dari berat badan. Terletak di bawah tulang iga, dalam rongga perut
sebelah kanan.
Hati terdiri atas beberapa belahan (lobus). Masing-masing lobus dibentuk oleh
ratusan ribu lobulus yang berbentuk heksagonal. Tiap lobulus dilapisi oleh
jaringan ikat interlobular yang disebut kapsula Glisson. Pada bagian tengah
lobulus hati terdapat vena sentralis, pita-pita sel hati yang bercabang atau
berantomosis tersusun radier terhadap vena sentralis. Diantara pita-pita sel hati
terdapat sinusoid-sinusoid darah yang tampak seperti celah-celah atau rongga.
Pada dinding sinusoid terdapat sel kapiler yang tergolong sebagai makrofage/sel
kupfer. Sel kupfer adalah sistem sistem monosit –makrofag, yang fungsi utamanya
adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sudut antara lobuli-
lobuli yang bersebelahan disebut segitiga Kiernann yang berisi saluran porta, yaitu
arteri, vena dan saluran empedu interlobular.

3
Sel hati (hepatosit) berbentuk polyhedral, berinti satu (75%) atau dua (25%).
Sitoplasma mengandung banyak butir glikogen. Sel-sel inilah yang menghasilkan
empedu. Untuk sementara empedu disimpan dalam kandung empedu(vesika
fellea), disini empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh
dinding kandung empedu. Empedu yang dibentuk di hepatosit diekskresi kedalam
kanikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yg makin lama makin besar
hingga menjadi sal empedu besar (duktus koledokus).

Hormon kholesistokinin mengatur pengeluaran empedu ke usus halus. Oleh


ductus sistikus empedu disalurkan ke duktus kholedokhus yang bermuara di
duodenum, dan di tempat tersebut terjadi pengemulsian lemak. Kandung empedu
berkembang pada kebanyakan vertebrata Manusia masih dapat hidup selama
bertahun-tahun setelah kandung empedunya dibuang melalui pembedahan dengan
syarat harus menghindari lemak dalam dietnya.
Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak, sehingga hati merupakan organ
tubuh yang sangat penting dalam menunjang kesehatan dan kehidupan. Berbagai
fungsi penting dari hati adalah sebagai berikut :
• Detoksifikasi zat-zat toksis, yaitu menyaring segala macam zat yang
masuk kedalam tubuh menetralkan dan membuangnya ke luar tubuh.
Fungsi detoksikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim-enzim hati
melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konyugasi zat berbahaya, dan
mengubahnya menjadi zat yang secara fisiolodia tidak aktif.

4
• Mengahasilkan empedu (sebagai kelenjar eksokrin) yang terkumpul dalam
kandung empedu,Empedu tdd air 97%, elektrolit, garam empedu,
fosfolipid (terutam alesitin), kolesterol, pigmen empedu (terutama
bilirubin terkonjugasi).Garam empedu penting utntuk pencernaan dan
absorbsi lemak dalam usus halus.Setelah diolah bakteri usus halus, maka
sebagian garam empedu akan direabsorbsi di ileus , megalami resirkulasi
ke hati, serta kembali dikonjungasi dan diskeresi.
• Menyimpan lemak dan glikogen serta albumin,Hati berperan penting
dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
• Mensintesis protein plasma darah,fungsi metabolisme hati yg lain adalah
metabolisme lemak; penyimpanan vitamain, besi dan tembaga; konyugasi
dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksikasi zat endogen dan
eksogen.
• Merombak eritrosit yang rusak.
• Eliminasi asam amino menjadi urea, menyimpan vitamin A dan B dan
berperan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak.
• Menghasilkan suatu hormone.

B. Peran Hati dalam Metabolisme Toksikan

Dalam memetabolisme toksikan, hati memegang peranan yang amat penting.


Hati merupakan organ tempat di mana sebagian besar metabolisme toksikan
berlangsung. Proses metabolisme tersebut biasa juga disebut proses
biotransformasi yang bertujuan untuk mengubah toksikan menjadi kurang toksik
atau tidak toksik dan agar lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh.
Proses biotransformasi merupakan salah satu proses yang terjadi di dalam hati.
Biotransformasi merupakan proses kimia yang mengubah efek biologis toksikan
(menjadi kurang/tidak toksik atau lebih toksik) serta meningkatkan polaritas
toksikan agar lebih mudah larut dalam air sehingga lebih mudah
dieliminasi/diekskresi dari dalam tubuh. Proses biotransformasi terbagi menjadi
dua fase sebagai berikut:
1. Fase I

5
Pada Fase I terjadi reaksi oksidasi atau reduksi. Proses yang berlangsung
adalah dengan menambah gugus kimia fungsional pada toksikan, misalnya
gugus alkil, hidroksil, sulfur, atom nitrogen (N), dan lain sebagainya.
2. Fase II
Reaksi yang terjadi adalah penambahan gugus prostetik pada porsi fungsional
toksikan. Gugus yang umum ditambahkan antara lain karbohidrat, asam
amino, asetil, metil, sulfat pada alkohol, karboksil, sulfidril, atau gugus amino.

C. Jenis-Jenis Kerusakan (Histopatologi) Hati Akibat Toksikan

Karena fungsinya sebagai tempat metabolisme sebagian besar toksikan, hati


menjadi lebih rentan mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berupa
sebagai berikut:
1. Perlemakan hati (steatosis), yang merupakan kondisi terjadinya akumulasi
lemak, terutama trigliserida, di dalam hati. Perlemakan hati dapat bersifat akut
ataupun kronik. Perlemakan hati akut disebabkan oleh toksikan etionin, fosfor,
atau tetrasiklin. Sementara itu, perlemakan hati kronik disebabkan oleh
toksikan etanol (alkohol), aflatoksin, berilium, CCl4, kloroform,
dimetilnitrosamin atau metotreksat. Pada kondisi seperti ini fungsi hati
mungkin masih berjalan normal. Faktor yang terpengaruh akibat terjadinya
perlemakan hati antara lain:
• penghambatan sintesis protein dengan lipoprotein;
• penekanan konjugasi trigliserida dengan lipoprotein (CCl4);
• hilangnya ion kalsium dari hepatosit;
• rusaknya oksidasi lipid oleh mitokondria (misalnya akibat etanol);
• penghambatan sintesis fosfolipid (kurangnya kolin atau asam orotat).
2. Koletasis, yang merupakan kondisi kerusakan fungsi hepatobiliar hati.
Kolestasis ini bersifat akut. Kondisi kolestasis terjadi akibat radang atau
hambatan pada saluran empedu. Toksikan penyebab kolestasis antara lain
adalah anit.
3. Nekrosis, yang merupakan kondisi kerusakan sel hati mengalami kerusakan
yang berakibat pada kematian sel hati tersebut. Tanda-tanda terjadinya
nekrosis pada hati adalah:

6
• edema sitoplasma;
• dilatasi retikulum endoplasma;
• disagregasi polisom;
• akumulasi trigliserida dalam sel;
• pembengkakan mitokondria yang bersifat progresif dengan kerusakan
kista;
• hancurnya organel dan inti sel;
• pecahnya membran plasma;
• perubahan biokimia kompleks.
Toksikan penyebab nekrosis cukup beragam. Contohnya antara lain CCl4,
kloroform, tetrakloroetan, CBr4, atau fosfor. Semua hepatotoksikan tersebut
dapat menyebabkan kondisi:
• pengurangan atau kehilangan ATP;
• hilangnya ion kalsium (Ca);
• terganggunya keseimbangan ion natrium (Na) dan kalium (K);
• penurunan glutation;
• rusaknya enzim sitokrom P-450;
• penurunan NAD dan NADP.

4. Sirosis hati merupakan kerusakan difus yang terjadi pada hepatosit. Pada
sirosis juga terjadi regenerasi noduler dan fibrosis. Saat kondisi sirosis, fungsi
hati mengalami penurunan, sering terjadi jaundice (kuning), dan hipertensi
portal dengan segala akibatnya, antara lain berupa asites dan varises esofagus
yang mudah pecah menimbulkan perdarahan dan menghasilkan amonia
sampai dengan status koma. Mekanisme terjadinya sirosis diawali dengan sel
tunggal yang kemudian mengalami aktivitas fibroblastik hingga terbentuknya
jaringan parut. Sementara itu, toksikan hati yang menjadi penyebab terjadinya
sirosis antara lain etanol, aflatoksin, berilium, kloroform, dimetilnitrosamin,
dan CCl4.

7
5. Hepatitis chemical (inflamasi hati), hepatitis merupakan kondisi peradangan
hati. Hepatitis A, B, C, dan seterusnya adalah peradangan hati yang
disebabkan oleh virus, sedangkan hepatitis chemical disebabkan oleh toksikan.
Pada manusia, kondisi hepatitis chemical tidak berhubungan dengan dosis
toksikan. Masa laten dan gambaran histologis yang terjadi pada kondisi
hepatitis dapat bervariasi. Gejala yang timbul pada kondisi hepatitis antara lain
hipersensitivitas, demam, atau peningkatan jumlah eosinofil.
6. Kanker hati merupakan tumor ganas pada hati. Pada kanker hati terjadi
peristiwa hepatomegali (pembesaran hati) serta pembesaran nodule multiple.
Toksikan hati penyebab kanker hati antara lain vinil klorida, aflatoksin B1,
dialkil nitrosamin, PCB, alkaloid pirolizidin dimetilbenzantrasen, safrol, dan
uretan.

Kerusakan sel hati dapat dievaluasi dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan fungsi hati, antara lain:
a. BSP;
b. protrombin;
c. serum albumin;
d. bilirubin.
2. Pemeriksaan enzim di serum, antara lain:
a. SGOT;
b. SGPT.

8
D. Contoh zat kimia yang bersifat hepatotoksik

1. Alkohol
Konsumsi alkohol terus menerus dapat menginduksi terjadinya hepatitis.
selain itu, menginhibisi sintesis asam amino di hati dan menginhibisi natrium
dan kalium yg menstimulasi ATP asesebagaitrannsportaktif asam amino di
hati.
Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati, yakni:
a. Pengumpulan lemak (fatty liver)
Gejalanya tergantung dari berapa lama dan berapa jumlah alkohol yang
telah diminum. Peminum berat biasanya menunjukkangejalaawalpadausia
30an dancenderungmengalamimasalah yang beratpadaumur 40an.
Padalaki-laki, alkoholakanmenyebabkanefek yang miripdengan yang
dihasilkanolehterlalubanyaknya estrogen dan terlalu sedikitnya testosteron.
b. Peradangan (hepatitis alkoholik)
Peradangan hati yang disebabkan oleh alkohol (hepatitis alkkoholik),bisa
menyebabkan demam, sakit kuning, peningkatan jumlah sel darah putih
dan pembesaran hati yang teraba lunak dan terasa nyeri. Pada kulit akan
tampak pembuluh balik yang menyerupai gambaran laba-laba.
c. Pembentukan jaringan parut (sirosis).
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati
sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati.
2. Insektisida
Insektisida menyebabkan keracunan ringan pada hati dan merupakan inhibitor
untuk enzim asetil kolin esterase.
3. Mikotoksin
Kemungkinan terdapat dalam makanan olahan seperti kacang, oncom,
kentang, bihun, minyak kelapa, dan jamu(kadaluarsa), misalnya alfatoksin
B1,B2, G1 dll.. ygberbahaya AFB1: racunygbersifathepatotoksik,
karsinogenik, menyebabkan hepatitis, hepatoma, kematian karena kerusakan
gangguan kesehatan efek biokimia AFB1:
• menunjukkan pengaruh pada fungsi hati
• menaikkan kandungan lipid
• gangguansintesis protein

9
• menurunkankadar vitamin A dalamhati
alfatoksin dihasilkan olehkapan Aspergillusflavus. tumbuh di daerah
tropis pada bahan makanan, suhu 20-30C, kelembaban 75-85%.
4. Jamur
Jamur dapat merusak hati, memiliki senyawa golongan amanita mono metilhi
drazin dan senyawa toksik lain
5. CCl4
Dosis 2-10mL memberikan efek mual, muntah, sakit kepala, kejang, koma
gangangguan fungsi hati yang dapat menimbulkan kematian.
6. Obat : Parasetamol
Parasetamol mengalami biotransformasi di hati, parasetamol terkonjugasi
dengan asam glukoronat membentuk metabolit elektrofil, N-asetil-P-benzo
kuinonimina (NABKI) sebagai hepato toksik. Pada dosis tetapi metabolit
tersebut dapat di ikat oleh glutation (GSH) hati membentuk konjugat dengan
sistein dan asam merkapturat, yang kemudian diekskresi oleh urin. Kejenuhan
jalur konjugasi/kandungan GSH hati dihabiskan sampai menurun 20-30% dari
harga normal mengakibatkan NABKI dapat berikatan dengan makromolekul
sel hati secara ireversibel. Hal ini menyebabkan nekrosis sel hati.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
• Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, memiliki berat 1500 g pada
manusia dewasa normal yang diperkirakan sekitar 2,5 % dari berat badan.
Terletak di bawah tulang iga, dalam rongga perut sebelah kanan.
• Hati merupakan organ tempat di mana sebagian besar metabolisme toksikan
berlangsung. Proses metabolisme tersebut biasa juga disebut proses
biotransformasi yang bertujuan untuk mengubah toksikan menjadi kurang
toksik atau tidak toksik dan agar lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh..
• Toksikan dapat menyebabkan berbagai jenis efek toksik pada berbagai organel
dalamselhati, sepertiperlemakanhati (steatosis), nekrosis, kolestasis, sirosis,
Hepatitis chemical (inflamasi hati) dan kanker hati.
• Kerusakan sel hati dapat dievaluasi dengan berbagai cara yaitu pemeriksaan
fungsi hati dan pemeriksaan enzim di serum.
• Contoh zat kimia yang menyebabkan hepatotoksik seperti: Alkohol,
Insektisida, Mikotoksin, obat: Paracetamol, CCl4, Fe, dsb.
• Alcohol bisa menyebabkan 3 kerusakan hati, yakni : Pengumpulanlemak (fatty
liver), Peradangan (hepatitis alkoholik), Pembentukan jaringan parut (sirosis).

11

Anda mungkin juga menyukai