Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TOKSIKOLOGI

CABANG-CABANG ILMU TOKSIKOLOGI

OLEH :
KELOMPOK II
Agfa Febriyananda (1801002)
Diah Putri Hertiana (1801012)
Firstio Anfasa Mashudi (1801015)
Meldayanti (1801024)
Nofrita Marli (18101028)
Tiara Andhita (1801038)
Yurika Nurul Hidayah (1801041)

DOSEN PEMBIMBING :
Mira Febrina, M.Sc,Apt

PROGRAM STUDI SI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cabang-Cabang
Ilmu Toksikologi” ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Toksikologi.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari
buku panduan, serta informasi dari jurnal ilmiah yang berhubungan dengan “Cabang-Cabang
Ilmu Toksikologi”. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pengajar matakuliah
“Toksikologi” atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas, juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Pekanbaru, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1. Pengertian..............................................................................................................................3
2.2. Cabang-Cabang Ilmu Toksikologi........................................................................................3
2.2.1.  Toksikologi Lingkungan.............................................................................................4
2.2.2   Toksikologi Ekonomi................................................................................................13
2.2.3   Toksikologi  Forensik................................................................................................15
2.2.4 Toksikologi Klinik....................................................................................................17
2.2.5. Toksikologi Deskriptif..............................................................................................18
2.2.6. Toksikologi Mekanistik (Mechanistic Toxicology)..................................................19
2.2.7. Toksikologi Regulatori..............................................................................................19
BAB III PENUTUP......................................................................................................................20
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................20
3.2. Saran................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal racun terutama pengaruhnya pada
makhluk hidup. Toksikologi merupakan ilmu yang disusun dari banyak ilmu terkait
(multidipliner) seperti ilmu kimia, biokimia, biologi, ilmu faal, patologi, farmakologi dan
ilmu kesehatan masyarakat. Dalam perkembangannya toksikologi terbagi menjadi beberapa
subdisiplin yang terutama mempelajari aspek tertentu racun .
Racun merupakan substansi yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan sistem
biologis sehingga timbul gangguan fungsi sistem tersebut. Kemampuan racun untuk
menimbulkan cidera dan kerusakan sistem biologis dikenal sebagai toksisitas. Toksisitas
tidak mempunyai arti tanpa menyatakan kuantitas racun yang masuk tubuh, cara dan
frekuensi masuk tubuh (sebagai dosis tunggal atau berulang), tipe dan derajat cidera serta
waktu yang diperlukan untuk menimbulkan cidera tersebut. Ukuran toksisitas (dalam
hubungannya dengan kuantitas racun) dikenal sebagai potensi atau daya racun dan secara
sederhana ukuran toksisitas dapat dinyatakan sebagai lethal dose ( LD) atau dosis letal.
Toxic agent atau zat toksik dapat menimbulkan efek toksik terhadap organ tubuh manusia
atau hewan diantaranya organ hepar,otak, paru-paru, ren, limpa, otot dan lain-lain. Manusia
berada dalam hubangan yang terus menerus dengan agent-agent toksik. Agent-agent toksik
ini bisa dijumpai dalam makanan yang dimakan, air diminum ataupun udara yang dihirup.
Tergantung pada sifat-sifat fisika dan kimia dari agent-agent toksik ini, mereka bisa diserap
oleh saluran lambung, usus, paru-paru dan atau kulit. Untungnya badan mempunyai
kemampuan memetabolisir dan mengeluarkan senyawa-senyawa ini kedalam urine, empedu,
dan udara.
Toksikologi juga merupakan ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.
Selain itu, ilmu ini juga mempelajari jejas/kerusakan/cedera pada organisme (hewan,
tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari
racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme

iv
dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai cabang-cabang dari ilmu toksikologi yang berkaitan dengan kehidupan
manusia dan sekitarnya di mana pada saat ini toksikologi telah berkembang baik untuk
kepentingan laboratorium maupun klinik.

1.2. Rumusan Masalah

1 Apa definisi dari toksikologi?


2 Apa saja cabang-cabang ilmu toksikologi?

1.3. Tujuan Penulisan

1 Menjelaskan definisi toksikologi


2 Menjelaskan cabang-cabang ilmu toksikologi

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Toksikologi merupakan ilmu atau pemahaman tentang pengaruh berbagai macam zat-
zat kimia yang merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Toksikologi menurut
para ahli kimia merupakan ilmu yang bersangkut paut dengan berbagai macam efek dan
mekanisme kerja yang dapat merugikan dari agen kimia terhadap binatang dan manusia.
Toksikologi menurut para ahli farmakologi adalah cabang dari farmakologi yang
berhubungan dengan efek samping zat kimia di dalam sistem biologik. Dalam toksikologi
terdapat unsur–unsur yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dengan suatu
cara tertentu sehingga dapat menimbulkan suatu respon pada sistem biologi yang dapat
menimbulkan kerusakan terhadap sistem biologi tersebut. 
Istilah Toksikologi awalnya berasal dari bahasa latin yaitu “toxon” yang artinya racun,
sedangkan ilmu pengetahuan dikenal dengan kata “logos”. Kombinasi arti ini terbitlah
bidang ilmu yang diketahui umum sebagai toksikologi, dan dalam bahasa inggris
disebut toxicology. Secara etimology toksikologi terbagi dari dua kata diatas dan
didefinisikan sebagai ilmu tentang racun. Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari efek-efek merugikan dari suatu zat.
Toksikologi didefinisikan sebagai ilmu tentang aksi berbahaya zat kimia atas jaringan
biologi. Defenisi ini mengandung makna, bahwa didalam tubuh, dalam kondisi tertentu, zat
kimia dapat beratraksi dengan jaringan tubuh, sehingga menimbulkan efek berbahaya atau
toksik dengan wujud dan sifat tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahawa kondisi,
aksi (mekanisme), wujud, da sifat efek toksik suatu zat kimia, merupakan dasar atau asas
utama untuk belajar dan memahami toksikologi. Karena itulah ilmu ini disebut toksikologi
dasar.

2.2. Cabang-Cabang Ilmu Toksikologi

Toksikologi sangat luas cakupannya, ia menangani studi efek toksik suatu bahan atau
yang disebut dengan “toksisitas” di berbagai bidang. Menurut Frank C. Lu (1995)
mengelompokkan kedalam empat bidang, yaitu :

vi
1. Bidang kedokteran, untuk tujuan diagnostik, pencegahan, dan terapeutik
2. Bidang industri makanan, sebagai zat tambahan baik langsung maupun tidak lagsung
3. Bidang pertanian, sebagai pestisida zat pengatur pertumbuhan, bantuan penyerbukan, dan
zat tambahan pada makanan hewan
4. Bidang industri kimia, sebagai zat pelarut, komponen dan bahan antara bagi plastik serta
banyak jenis bahan kimia lainnya. Didalam industri kimia juga dipelajari pengaruh logam
(misal dalam pertambangan dan tempat peleburan), produk minyak bumi, kertas dan
pulpa, tumbuhan beracun, dan racun hewan terhadap kesehatan.

Loomis (1979) mengemukakan, berdasarkan aplikasinya toksikologi dikelompokkan


dalam tiga kelompok besar, yakni:
1. Toksikologi lingkungan
2. Toksikologi ekonomi
3. Toksikologi kehakiman (forensik)

Dalam perkembangannya toksikologi mengalami perkembangan, sehingga dijumpai


subdisplin ilmu selain tiga diatas, antara lain: toksikologi analis, toksikologi klnik,
toksikologi kerja,toksikologi hukum, toksikologi mekanistik dan lain-lain.

2.2.1.    Toksikologi Lingkungan

Toksikologi lingkungan merupakan cabang toksikologi yang menguraikan


pemajanan yang tidak di sengaja pada jaringan biologi (lebih khusus pada manusia)
dengan senyawa kimia yang pada dasarnya merupakan pencemaran lingkungan,

vii
makanan atau air.  Pada prinsipnya, toksikologi lingkungan mengkaji tentang
keracunan yang terjadi secara tidak sengaja seperti keracunan akibat makan ikan yang
berasal dari teluk minamata jepang dan mengakibatkan penyakit minamata, keracunan
gas akibat aktivitas gunung berapi dan masih banyak contoh lainnya.
Tujuan dari pada toksikologi lingkungan adalah mengurangi perlunya mencari
substansi yang aman, yang berarti harus mengetahui mekanisme bagaiman racun
menyerang organisme, mencegah terjadinya efek yang tidak di kehendaki dari racun
terhadap organisme dan kualitas lingkungan dapat membuat kriteria dasar untuk
standarisasi kualitas lingkungan dapat memperbaiki cara pengolahan karena
mengetahui mekanisme terjadinya efek dan keracunan.
Pemahaman toksikologi yang berhubungan dengan lingkungan. Konsep dasarnya
berhubungan hubungan dosis-respon, absorpsi bahan toksik, distribusi dan
penyimpanan bahan toksik, biotransformasi dan eliminasi bahan toksik, target organ
tubuh yang terkena bahan toksik, teratogenik, mutagenesis, karsinogenesis dan nilai
resiko yag ditimbulkan oleh bahan toksik.
Ahli toksikologi lingkungan mengintegrasikan pengetahuan tentang kemungkinan
efek beracun pada organisme dengan pengetahuan tentang kelakuan zat di dalam
lingkungan dan juga dengan pengetahuan tentang akibat yang dapat terjadi dari efek
tertentu suatu zat pada satu atau lebih macam organisme untuk dapat berfungsinya
secara integral suatu kehidupan bermasyarakat. Ahli toksikologi lingkungan
mempunyai tugas menilai risiko dan meramalkan dalam sistem yang kompleks;
kelakuan zat dalam lingkungan sering tidak jelas dan kita berhadapan dengan
banyaknya bentuk kehidupan dan proses yang rumit.
Keadaan senyawa atau zat polutan di lingkungan dalam hal ini adalah pencemaran,
baik pencemaran udara, pencemaran tanah maupun pencemaran air sudah sangat
memprihatinkan utamanya di Indonesia karena sebagian besar zat-zat tersebut berada
di lingkungan sudah melebihi nilai batas normal. Dalam keadaan ini, apabila dari
pihak pemerintah sendiri maupun dari mayarakat belum mengambil langkah
pencegahan dan penanggulangan terhdap zat cemaran tersebut tentunya akan
mempengaruhi keadaan lingkungan tersebut.

viii
1. Pencemaran
a) Pecemaran Air
Definisi dari pencemaran air merupakan kejadian dimana masuknya suatu zat
atau pun suatu komponen yang lain ke bagian ruang lingkup dalam suatu
lingkungan perairan, sehingga kualitas air yang ada menjadi buruk dan terganggu.
Oleh sebab itu, mutu air yang berada pada suatu ekosistem menjadi sangat
penting bagi kelangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Penyebab
pencemaran air:
 Adanya peningkatan kandungan nutrient yang terjadi pada air sehingga
mengarah pada adanya esutrofikasi
 Adanya pembuangan sampah organic yang biasanya dihasilkan oleh limbah
rumah tangga seperti halnya air comberan yang dibuang begitu saja ke air
dapat membuat oksigen di dalam air menjadi berkurang dan terganggu
sehingga makhluk hidup air juga akan mengalami gangguan pada
kehidupannya serta ruang publik untuk kehidupan. Jika ini terus berlanjut maka
akan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air.
 Industri yang membuang limbahnya secara sembarangan ke dalam air padahal
di dalam limbah tersebut terdapat berbagai zat kimia yang sangat berbahaya
seperti logam berat, minyak, nutrein, limbah organic dan juga padatan. Seperti
halnya pada limbah rumah tangga, limbah industri ini juga memiliki efek
termal yaitu mampu menghilangkan oksigen di dalam air yang mampu
merusak ekosistem air. Selain itu jika air sudah bercampur dengan limbah zat
kimia maka tidak bisa digunakan lagi oleh semua makhluk hidup termasuk
manusia karena sudah tidak aman lagi dan memiliki racun di dalamnya.
 Sampah buangan baik dari rumah tangga atau industri yang menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
 Adanya penggunaan bahan peledak seperti bom untuk membunuh ikan yang
banyak dilakukan oleh para nelayan juga mampu menimbulkan terjadinya
pencemaran air.

ix
Akibat dari adanya pencemaran air ini diantaranya adalah sebagai berikut ini:
 Pencemaran dapat menyebabkan banjir
 Pencemaran air juga dapat menyebabkan erosi tanah serta media lainnya yang
sangat berbahaya bagi kehidupan manusia
 Terjadinya kelangkaan air karena air sudah mengalami pencemaran dan tidak
dapat digunakan lagi nantinya
 Merupakan salah satu sumber penyakit bagi kehidupan makhluk hidup
 Pencemaran air juga dapat menyebabkan penyebab tanah longsor
 Selain itu pencemaran air juga bisa menyebabkan rusaknya ekosistem sungai
dan perairan lain terutama jika terdapat kandungan logam berat dan bahan
kimia yang terdapat di dalam perairan tersebut.
 Menyebutkan kerugian untuk para nelayan dan berbagai profesi yang
berhubungan dengan air.

b) Pencemaran Udara
Udara yang bersih adalah udara yang cukup akan kebutuhan oksigen (O) yang
kita butuhkan untuk proses fisiologis normal. Apabila kita mengisap udara dalam-
dalam, sekitar 99% dari udara yang kita hirup adalah gas nitrogen dan oksigen.
Kita juga menghirup gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit, di mana gas
tersebut adalah termasuk gas pencemar. Di daerah perkotaan yang ramai, gas
pencemar berasal dari asap kendaraan, gas buangan pabrik, pembangkit tenaga
listrik, asap rokok dan sebagainya yang erat hubungannya dengan aktivitas
kehidupan manusia.
Bahan kimia di udara yang berpengaruh negatif pada makhluk hidup
dikategorikan sebagai pencemar udara. Ada banyak jenis pencemar udara, tetapi
yang penting ada 5 jenis yaitu:
1. Ozone (O3)
2. Oksida karbon (CO, CO2)
3. Oksida belerang (SO2, SO3)
4. Oksida nitrogen (NO, NO2, N2O)
5. Partikel (debu, asam, timbal, pestisida dsb.)

x
Adapun sumber pencemaran udara lainnya yang menjadi penyebab
pencemaran udara diantaranya adalah sebagai berikut ini:
 Aktivitas manusia – hal ini meliputi transportasi, adanya berbagai pabrik
dan industri yang membuang gas buang atau asapnya secara sembarangan dan
tidak melalui mekanisme yang seharusnya, karena pembangit listrik, dari alat
pembakaran baik dalam skala besar atau kecil seperti kompor, tungku, frunance
dan lainnya dan gas buang yang dimiliki oleh pabrik terutama yang menganudung
CFC di dalamnya.
 Sumber alami – pencemaran udara yang terjadi ini dikarenakan oleh
sumber alami dari fenomena alam seperti adanya letusan gunung berapi, rawa-
rawa, terjadinya kebakaran hutan pada musim kemarau dan juga denitrifikasi serta
dalam kondisi tertentu pada tumbuhan mampu menghasilkan volatile organic yang
bisa menjadi polutan di dalam udara.
 Sumber lain – pencemaran udara juga bisa terjadi karena berbagai sumber
lainnya diantaranya adalah karena kebocoran tangki gas yang disebabkan karena
kelalaian manusia, adanya transportasi yang meningkat jumlanya, karena uap
pelarut organic dan juga dari gas metana yang berasal dari tempat pembuangan
sampah akhir.

Dampak pencemaran udara tidak baik bagi kesehatan manusia dan


lingkungan sekitar. Adanya berbagai kandungan zat di dalam udara yang tercemar
dapat masuk ke dalam tubuh melalui oksigen yang dihirup oleh saluran
pernafasan. Besar atau kecilnya zat yang masuk ke dalam tubuh akan tergantung
pada ukuran polutan itu sendiri. Jadi untuk partikel polutan yang ukurannya cukup
besar kemungkinan hanya sampai pada bagian pernafasan atas sedangkan untuk
partikel polutan yang ukurannya cukup kecil bisa masuk sampai ke dalam sistem
pernafasan paling bawah. Karena masuk ke dalam sistem pernafasan maka
nantinya juga akan masuk ke dalam peredaran darah dan terdistribusi ke seluruh
bagian tubuh.
Jenis penyakit yang paling umum dialami akibat dari adanya pencemaran
udara ini adalah penyakit ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut) dan juga
berbagai jenis penyakit yang mencangkup pernafasan misalnya saja bronchitis,

xi
paru-paru basah, c dan juga penyakit lainnya yang cukup serius. Di Indonesia
sendiri, daerah yang paling terkenal dengan adanya pencemaran udara adalah di
ibukota Jakarta karena merupakan sentra industri dan juga padatnya penduduk.
Bukan hanya manusia saja yang akan mengalami dampak dari adanya pencemaran
udara ini namun juga bagi tanaman. Tanaman yang tumbuh pada daerah yang
sangat rawan akan pencemaran udara dapat mengalami mutasi gen dan
menyebabkan tumbuh tidak efektif serta memiliki banyak penyakit dan ganguan
di dalamnya. berbagai gangguan di dalam tanaman misalnya terdapat bintik hitam,
nekrosis, klorosis. Adanya partikel polutan ini mampu membuat proses
fotosintesis pada tanaman.

c) Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Hal ini menyebabkan
turunnya kualitas tanah menjadi rusak dan tercemar karena pengaruh bahan kimia
tersebut.
Umumnya pencemaran tanah terjadi disebabkan karena adanya kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri. Penyebab pencemaran tanah yang utama
memang adalah limbah dan sampah, baik dari rumah tangga, pertanian atau sektor
industri.
Ada beberapa dampak dan akibat pencemaran tanah yang bisa merugikan.
Dampak negatif pencemaran tanah ini berbahaya bagi manusia, makhluk hidup
dan juga lingkungan sekitar. Salah satu dampak utama terjadinya pencemaran
tanah adalah turunnya kualitas tanah. Akibatnya tanah menjadi tidak subur. Hal
ini tentu merugikan, karena tanah yang subur bisa digunakan untuk menanam
tumbuhan, keperluan pertanian atau hal-hal lainnya. Pencemaran tanah memiliki
dampak negatif bagi kesehatan manusia. Ada banyak zat kimia pada pencemaran
tanah yang mengakibatkan penyakit, misalnya zat timbale yang menyebabkan
kerusakan otak, zat benzene yang berdampak pada penyakit leukimia, zat merkuri
berdampak pada gangguan ginjal dan sebagainya.

xii
d) Pencemaran Logam Berat
Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok
metal dan metalloid dengan densitas lebih besar dari  6 g/cm3. Jenis-jenis logam
tersebut meliputi : Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd),
Khromium (Chromium), Cuprum (Cu), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut
sering dihubungkan dengan adanya masalah pencemaran dan toksitas perairan
(pesisir dan laut), karena keberadaannya yang membahayakan dan sering
mencemari lingkungan baik berupa pencemaran udara maupun pencemaran air. 
Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu “Trace metal”.
Sejauh itu logam berat yang sering mengkontaminasi air yaitu merkuri dan
timbal. yang mengkonsumsi merkuri dan timbal tidak mampu menguraikannya,
sehingga apabila ikan tersebut dikonsumsi, juga masih mengandung merkuri dan
timbal yang membahayakan bagi manusia.Meskipun manusia sebagai makhluk
hidup memerlukan beberapa jenis logam seperti Mn, Fe, Cu dan Zn dalam jumlah
yang sangat kecil karena logam-logam tersebut merupakan mikronutrien yang
sangat esensial, namun ada beberapa jenis logam lain seperti Hg, Cd, Pb dan Ni
yang sangat tidak diharapkan keberadaanya dalam tubuh makhluk hidup
meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Logam-logam tersebut sangat beracun.
Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan Manusia:
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa logam seperti :
Mn, Fe, Cu, Zn dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi ada beberapa logam lain
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, yaitu Hg, Cd, Pb, dan Ni. Logam-logam
tersebut bersifat sangat toksik (beracun). Logam berat dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui rantai makanan, inhalasi, maupun penetrasi melalui kulit.
Logam tersebut terakumulasi dalam tubuh, dan meracuni manusia. Berikut adalah
berapa contoh kasus keracunan pada manusia akibat pencemaran logam berat.
 Dampak Pencemaran Merkuri(Hg)
Sifat-sifat kimia dan fisik logam merkuri dibutuhkan untuk berbagai
keperluan industri maupun penelitian. Merkuri mempunyai beberapa sifat,
diantaranya :

xiii
1). Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk
hidup.
2). Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu 25 oC
dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu sekitar – 39oC.
3). Bentuk murninya, zat cair putih keperakan yang mudah menguap seperti
banyak digunakan dalam thermometer
 Dampak Perncemaran Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang
lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral
lain, terutama seng dan tembaga. Timbal merupakan logam yang amat beracun
yang pada dasarnya tidak dapat dimusnahkan serta tidak terurai menjadi zat lain
dan bila berakumulasi dalam tanah akan tersimpan relatif lama. Karena itu apabila
timbal yang terlepas ke lingkungan akan menjadi ancaman bagi makhluk hidup
Pencemaran timbal dapat terjadi di udara maupun tanah. Timbal dapat tersimpan
dalam tulang dan dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh selama masa
ketegangan (stres), kehamilan, penderita osteoporosis (tulang keropos). Dampak
utama pencemaran timbal dalam dosis yang banyak dapat berpotensi mengganggu
kesehatan.
 Dampak Pencemaran Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) sebagai unsur alami dalam tanah merupakan logam lunak
yang berwarna keperakan dan bersifat tidak pecah atau terurai menjadi bagian-
bagian yang kurang beracun. Kadmium  pada kadar rendahpun masih beracun,
karena kemampuannya berkumpul dalam tanah (Sunu, 2001). Sebagian besar
limbah  kadmium  dalam air diakibatkan oleh kegiatan proses penyepuhan secara
elektrolisis.  Sedangkan sumber pencemaran kadmium  di udara sebagian besar
karena adanya kegiatan industri yang menggunakan seng.

2. Residu
Residu adalah segala sesuatu yang tertinggal, tersisa atau berperan sebagai
kontaminan dalam suatu proses kimia tertentu. Residu terkadang dapat disamakan
dengan ampas atau pengotor. Residu mungkin dapat berupa materi yang tersisa

xiv
setelah proses penyiapan, pemisahan, atau pemurnian, seperti distilasi,
penguapan, atau filtrasi. pada kasus ini residu yang tertinggal di dalam tanah,
dalam air, dalam udara, dan pada tanaman adalah residu dari pestisida. Pestisida
adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta,jamur dan gulma). Sehingga
pestisida dikelompokkan menjadi:
 Insektisida (pembunuh insekta)
 fungisida (pembunuh jamur)
 herbisida (pembunuh tanaman pengganggu)

Karena pestisida banyak digunakan di masyarakat, maka kemungkinannya


untuk menyebabkan pencemaran lingkungan banyak terjadi. Pencemaran dapat
terjadi melalui udara maupun pencemaran melalui air terutama daerah pertanian
yang luas pada waktu dilakukannya penyemprotan hama. Penggunaan pestisida
pada lahan pertanian dapat menyebabkan terjadinya penurunan biodiversity
(penurunan daya tumbuh dari aneka jenis tumbuhan) pada tanah tersebut.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa bila tidak digunakan pestisida,tanah
menjadi subur dan dapat menahan air yang meresap dalam tanah. Hal tersebut
dapat meningkatkan produksi tanaman,dimana pada musim kering pertanian
organic dapat meningkat produksinya sampai 20-40% daripada pertanian yang
menggunakan pestisida. (Farmasi Forensik dan Toksikologi: 110)
Lebih dari enam ratus juta kilopetisida masuk ke dalam lingkungan
perairan di Amerika, di Indonesia pun mungkin jumlah pestisida yang masuk ke
dalam perairan hampir mendekati angka tersebut. Seperti telah diterangkan diatas
pestida banyak digunakan untuk memberantas hama pada tanaman, buah-buahan
dan sayuran, baik jenis intektisida ataupun hama lainnya (herbisida, fungisida,
moluskisida dan sebagainya). Hal tersebut digunakan untuk keperluan mencegah
kerusakan tanaman pangan ataupun untuk kesehatan manusia dari serangan
serangga,dan berbagai hama lainnya. Karena efek sampingnya dapat juga
merugikan bagi kesehatan manusia, maka diperlukan aturan penggunaannya
terhadap bahan kimia tersebut. (Farmasi Forensik dan Toksikologi: 112)

xv
Derajat kontaminasi pestisida pada lingkungan hidup kita sangat erat
hubungannya dengan pencemaran pestisida yang masuk ke dalam perairan. Aliran
air hujan dari polusi udara dapat menambah jumlah pencemaran udara tersebut.
Aliran air yang terpolusi tersebut dapat terjadi melalui air permukaan dan air
tanah yang akibatnya mencemari air yang dipergunakan untuk konsumsi
penduduk sekitarnya. Pestisida masuk kedalam air dapat melalui air yang
mengalir dari tanah pertanian atau terjadinya erosi pada permukaan tanah yang
mengandung pestisida, juga dapat terjadi kebocoran pada depot bahan kimia
pestisida yang dapat merembes kedalam tanah yang akhirnya dapat mencemari air
tanah. Dengan meningkatnya penggunaan pestisida pada tanah pertanian,
meningkat pula jumlah pestisida pada tanah pertanian, meningkat pula jumlah
pestisida yang masuk ke dalam air tanah. (Farmasi Forensik dan Toksikologi:
113,114)

2.2.2    Toksikologi Ekonomi

Toksikologi ekonomi adalah suatu pembahasan toksikologi yang menjurus pada


efek-efek berbahaya dari substansi khusus yang berhubungan dengan kebutuhan
manusia seperti bahan pengawet makanan dan pestisida. Pada bidang ini, keracunan
bisa terjadi karena efek samping obat atau berbagai gejala buruk yang muncul akibat
adanya kandungan formalin dalam produk mie instan dan lain sebagainya, dimana
pemajanan obat atau makanan tadi memang sengaja dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan sebagai bahan makanan.
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang
yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat
dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat
sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis
dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau
dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan keracunan. Dan bila dosisnya
kecil maka kita tidak akan memperoleh penyembuhan.

xvi
1. Pengembangan Zat Tambahan Makanan
Dalam makanan terdapat ratusan ribu zat secara alami hadir dalam makanan jika
makanan tersebut memiliki struktur yang sama dan keterbatasan yang berlaku untuk zat
tambahan, hampir semua makanan akan menjadi tersangka dan kekurangan pangan bisa
dengan mudah terjadi. Untuk menghindari krisis seperti itu, Kongres mengembangkan
standar keamanan yang tidak akan memaksa pihak berwenang untuk melarang makanan
umum yang biasa dikonsumsi. Dalam kasus di mana substansi tidak secara alami ada
dalam makanan tetapi merupakan kontaminan atau menambahkan bahan, standar
keamanannya yang berbeda. Selama dekade terakhir, telah ada peningkatan minat pada
bagian dari konsumen tentang sifat-sifat makanan sehat dan komponen-komponennya.
Zat seperti pitosterol dari minyak nabati dan isoflavon dari kedelai telah diisolasi dan
ditambahkan ke makanan lain di tingkat yang lebih tinggi untuk menanamkan
kemampuan menurunkan kolesterol.
Fakta bahwa makanan mengandung banyak zat alami, beberapa di antaranya
beracun pada konsentrasi tinggi, itu sendiri tidak cukup dasar di bawah Undang-Undang
untuk menyatakan makanan tidak layak untuk konsumsi manusia. Contoh konsep ini
termasuk penerimaan status Generally Recognized As Safe (Umumnya Diakui Sebagai
Aman) dan penerapan toleransi. Aplikasi Pengalaman: GRAS, Food and Drug
Administration (FDA) mengizinkan penambahan zat untuk makanan untuk mencapai
efek teknis tertentu jika substansi ditentukan menjadi GRAS.

2. Pengembangan Obat
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang di maksudkan untuk di
gunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah
pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang
yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat
bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai
obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu
yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang

xvii
berlebih maka akan menimbulkan keracunan. Dan bila dosisnya kecil maka kita tidak
akan memperoleh penyembuhan.
Toksisitas atau keracunan obat adalah reaksi yang terjadi karena dosis berlebih
atau penumpukkan zat dalam darah akibat dari gangguan metabolisme atau ekskresi.

3. Pengembangan Pestisida
Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, pestisida dikelompokkan menjadi
pestisida hayati, nabati, dan sintetis. Istilah pestisida hayati yang digunakan dalam tulisan
ini mengikuti definisi yang dipakai oleh Pal dan Gardener (2006), yaitu organisme hidup,
seperti serangga predator, nematoda entomopatogen, mikroorganisme antagonis, dan
hasil fermentasi bahan alami untuk mengendalikan OPT (Organisme Penggangu
Tanaman). Disebut pestisida nabati apabila bahan aktifnya berasal dari tumbuhan,
sedangkan bila bahan aktifnya dari senyawa kimia sintetis disebut pestisida sintetis.
Untuk senyawa aktif pestisida nabati, empat jenis yang banyak digunakan untuk
mengendalikan serangga hama yaitu piretrum (Tanacetum cinerariifolium, Asteraceae),
rotenon (Derris sp., Lonchocarpus sp., dan Tephrosia sp.), azadirakta (Azadirachta indica,
Meliaceae), dan minyak atsiri dari tanaman rosemari (Rosmarinus officinale), eukaliptus
(Eucalyptus globus), cengkih (Syzygium aromaticum), timi (Thymus vulgaris), menta
(Mentha species), dan tembakau (Nicotiana spp., Solanaceae) (Isman 2006).
Minyak atsiri sebagai pestisida nabati semakin penting karena sifat kerjanya yang
luas (broad spectrum) dan efektif terhadap serangga hama maupun jamur patogen
tanaman. Keefektifan pestisida nabati berkaitan dengan kandungan senyawa kimianya
yang bersifat racun (toxic), menolak (repellent) atau mencegah makan (deterrent) (Isman
2006; Khater 2012). Khusus untuk minyak atsiri, sebagian besar senyawa kimia yang
dikandung di dalamnya berpengaruh terhadap sistem syaraf oktopaminergis pada
serangga dan relatif aman terhadap manusia dan ikan sehingga memenuhi kriteria sebagai
pestisida berisiko rendah (Koul et al. 2008).

2.2.3   Toksikologi  Forensik

Toksikologi  forensik merupakan cabang toksikologi yang mengkaji aspek medis


dan aspek hukum atas pengaruh berbahaya zat kimia pada manusia.  Pada bidang
kajian ini, masuknya senyawa kimia bisa terjadi karena kesengajaan untuk tujuan

xviii
pembunuhan atau secara tidak sengaja akibat kelalaian manusia.  Akan tetapi, yang
jelas peristiwa keracunan yang terjadi menimbukan suatu masalah, dimana masalah
tersebut harus diselesaikan secara hukum di pengadilan. 
Secara umum tugas toksikologi forensik adalah membantu penegak hukum
khususnya dalam melakukan analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif dan
kemudian menerjemahkan hasil analisis ke dalam suatu laporan (surat, surat
keterangan ahli atau saksi ahli), sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di
pengadilan. Lebih jelasnya toksikologi forensik mencangkup terapan ilmu alam
dalam analisis racun sebagi bukti dalam tindak kriminal, dengan tujuan mendeteksi
dan mengidentifikasi konsentrasi dari zat racun dan metabolitnya dari cairan biologis
dan akhirnya menginterpretasikan temuan analisis dalam suatu argumentasi tentang
penyebab keracunan dari suatu kasus. Menurut masyarakat toksikologi forensik
amerika “Society of Forensic Toxicologists (SOFT)” bidang kerja toksikologi
forensik meliputi:
1) Analisis dan mengevaluasi racun penyebab kematian,
2) Analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh atau napas,
yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku (menurunnya kemampuan
mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya, tindak kekerasan dan kejahatan,
penggunaan dooping),
3) Analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan obat terlarang lainnya.

Tujuan lain dari analisis toksikologi forensik adalah membuat suatu rekaan
rekostruksi suatu peristiwa yang terjadi, sampai sejauh mana obat atau racun tersebut
dapat mengakibatkan perubahan prilaku (menurunnya kemampuan mengendarai,
yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal, atau tindak kekerasan dan
kejahatan). Langkah-langkah analisis toksikologi forensik:
a) Penyiapan sampel “sample preparation”,
b) Analisis meliputi uji penapisan “screening test” atau dikenal juga dengan
“general unknown test” dan uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan
kuantifikasi,

xix
c) Langkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan laporan
analisis.
Tidak semua kasus yang ditemukan perlu melakukan toksikologi forensk. Kasus-
kasus tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan besar, kasus-kasus tersebut
antara lain :
a. Kematian akibat keracunan, yang meliputi : kematian mendadak, kematian di
penjara, kematian pada kebakaran, dan kematian medis yang disebabkan oleh efek
samping obat atau kesalahan penanganan medis
b. Kecelakaan fatal maupun tidak fatal, yang dapat mengancam sekelamatan nyawa
sendiri ataupun orang lain, yang umunya diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan,
alcohol, ataupun narkoba
c. Penyalahgunaan narkoba dan kasus-kasus keracunan yang terkait dengan akibat
pemakaian obat, makanan, kosmetik, alat kesehatan, dan bahan berbahaya lainnya,
yang tidak memenuhi standar keselamatan (kasus-kasus forensic farmasi).
1. Diagnosa
Cabang ilmu toksikologi yang mempelajari efek toksik dari agen yang bertujuan
untuk menganalisa suatu keadaan penyakit atau efek obat pada satu waktu tertentu
terhadap manusia.
2. Terapi
Cabang ilmu toksikologi yang mempelajari efek toksik dari agen yang bertujuan
untuk mengobati, memperbaiki, memodifikasi atau mencegah suatu keadaan
penyakit atau efek obat pada satu waktu tertentu.
3. Medikolegal
Tujuan pemeriksaan medikolegal pada seorang korban adalah untuk menegakkan
hukum pada peristiwa pidana yang dialami korban melalui penyusunan VeR yang
baik.

2.2.4 Toksikologi Klinik

Pada bidang ini usaha-usaha yang dilakukan dengan mengobati pasien-


pasien yang keracunan dengan obat-obatan dan juga dengan memanfaatkan teknik
baru dalam pengobatannya. Secara umum dapat disimpulkan, bahwa manfaat

xx
analisis toksikologi klinik adalah indentifikasi awal yang cepat, sebagai
pendahuluan sebelum melakukan terapi yang spesifik dan terarah,untuk
mengontrol keberhasilan dan efek dari penegakan terapi instoksikasi, untuk
memastikan atau menjamin diagnosa klinis.
Analisis toksikologi klinik dapat berupa analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Dari hasil analisis kualitatif dapat dipastikan bahwa kasus keracunan
adalah memang benar diakibatkan oleh instoksikasi. Sedangkan dari hasil analisis
kuantitatif dapat diperoleh informasi tingkat toksisitas pasien. Analisis toksikologi
klinik mencangkup anlisis kualitatif dan kuantitatif toksikan serta menentukan
efek toksik yang ditimbulkannya.
 Analisis Kualitatif
Suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuanmengetahui keberadaan (bisa
juga identi & identifiikasi) suatu ion, unsur atau senyawa kimia lain baik organik
maupun anorganik dalamsuatu sampel toksikologi. Makna dari analisis kualitatif
adalah untuk memastikan diagnosa awal terhadap dugaan instoksikasi.
 Analisis Kuantitatif
Suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan untuk m engetahui
jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa
toksikologi. Makna dari analisis kuantitatif adalah untuk menarik dugaan tingkat
toksisitas dari pasien.
Tugas analisis toksikologi klinik:
a. Mendeteksi toksikan yang terlibat
b. Menentukan kadar toksikan dan metabolitnya
c. Bersama-sama dengan dokter dan toksikologi klinik melakukan
interpretasi temuan analisis dan data-data klinis guna menyusun diagnosa
akhir.

2.2.5. Toksikologi Deskriptif


Ilmu ini terfokus pada tes eksperimental  zat racun terhadap hewan untuk dapat
mengidentifikasikan dan mengetahui kadar suatu racun yang juga sebagai standar
keamanan bagi manusia dan lingkungan. Jadi, toksikologi deskriptif adalah uji

xxi
toksikologi untuk mendapatkan gambaran informasi yang digunakan untuk
mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan
lingkungan.

2.2.6. Toksikologi Mekanistik (Mechanistic Toxicology)


Mechanistic Toxicology merupakan ilmu yang mempelajari tentang mekanisme
kerja dari zat beracun didalam tubuh. Dengan kata lain, mekanistik toksikologi
adalah studi tentang bagaimana agen kimia atau fisik berinteraksi dengan organisme
hidup untuk menyebabkan toksisitas. Pengetahuan tentang mekanisme toksisitas
suatu zat meningkatkan kemampuan untuk mencegah toksisitas dan merancang
bahan kimia yang lebih diinginkan.
2.2.7. Toksikologi Regulatori
Bagian ilmu yang bertanggung jawab dalam memutuskan terhadap data yang
didapat berdasarkan hasil dari deskriptif dan mekanistik dalam menentukan
ketoksikan suatu zat. Pembagian regulator toksikologi:
1. Food and Drug Administration (FDA)
Mengatur perihal obat, peralatan medis, kosmetik dan bahan tambahan makanan
yang digunakan dalam bidang kesehatan maupun tujuan komersil.
2. Environmental Protection Agency (EPA)
Bertanggung jawab menagatur pestisida, bahan kimia beracun, limbah berbahaya,
dan polutan di air dan udara.
3. Consumer Product Safety Commision
Mengatur segala barang dagangan yang digunakan dirumah dan sekolah yang
belum diatur oleh FDA dan EPA.
4. Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
Menentukan tempat kerja itu aman atau tidak aman bagi pekerja.
5. Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah sebuah
lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan
makanan di Indonesia. Fungsi dan tugas badan ini menyerupai fungsi dan tugas
Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan European
Medicines Agency di Uni Eropa.

xxii
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Toksikologi merupakan ilmu atau pemahaman tentang pengaruh berbagai macam zat-
zat kimia yang merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Toksikologi sangat luas
cakupannya, ia menangani studi efek toksik suatu bahan atau yang disebut dengan
“toksisitas” di berbagai bidang. Loomis (1979) mengemukakan, berdasarkan aplikasinya
toksikologi dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yakni:
1. Toksikologi lingkungan
2. Toksikologi ekonomi
3. Toksikologi kehakiman (forensik)
Selain itu, ada beberapa cabang ilmu toksikologi lainnya seperti Toksikologi Klinik,
Toksikologi Deskriptif, Toksikologi Mekanistik, dan Toksikologi Regulatori. Masing-
masing dari cabang ilmu toksikologi tersebut mempunyai fokus dan tujuannya masing-
masing yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan lingkunga sekitar.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2009. Farmasi Forensik Dan Toksikologi. Jakarta : UI-Press.

Gelgel, W, I, dan Niruri, R. 2006. Toksikologi Umum. Bali : Universitas Udayana

Lu, F. C. 1995. Toksikologi Dasar Edisi ke-2. Penerjemah: Nugroho, E dkk. Jakarta : UIP.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan  Dengan Menerapkan ISO 14000. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia

xxiv

Anda mungkin juga menyukai