Disusun oleh:
DEWI PUSPARINI
021019004
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah “Perkembangan Ilmu Toksikologi Dan Ruang Lingkup Toksikologi Dalam
Tatanan Kehidupan” ini dapat kami buat dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.
Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/ kerusakan/ cedera pada organisme
(hewan, tumbuhan, manusia) yang di akibatkan oleh suatu materi substansi/
energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya
efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan
terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-
hari tetapi apabila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi
lingkungan dan ekotoksikologi. (Casaret and Doulls, 1995).
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat di definisikan sebagai kajian
tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan
kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat juga
membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut
sehubungan dengan terpajannya (exposed) makhluk tadi. Dalam
perkembangannya ilmu toksikologi semakin banyak dikembangkan dan
mendukung ilmu terapan lain. Oleh karena itu perlu mengikuti perkembangan
ilmu yang ter update.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Ilmu Toksikologi
2. Apa saja ruang lingkup toksikologi dalam tatanan kehidupan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Toksikologi
2. Untuk mengetahui ruang lingkup toksikologi dalam tatanan kehidupan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Toksikologi Industri. Makalah ini juga dapat bermanfaat dan
sebagao bahan acuan serta sumber pengetahuan bagi pembaca tentang konsep
Toksikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata racun “toxic” adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata
tox., dimana dalam bahasa Yunani berarti panah. Dimana panah pada saat itu
digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang selalu pada anak panahnya
terdapat racun. Di dalam “ Papyrus Ebers (1552 b.c.)” orang mesir kuno memuat
informasi lengkap tentang pengobatan dan obat. Di Papyrus ini juga memuat ramuan
untuk racun, seperti antimon (Sb), tembaga, timbal, hiosiamus, opium, trerpentine,
dan verdigris (kerak hijau pada permukaan tembaga). Sedangkan di India (500-600
B.C) di dalam Charaka Samhita disebutkan, bahwa tembaga, besi, timbal, perak,
seng, bersifat sebagai racun dari makanan, tanaman, hewan, dan penangkal racun
gigitan ular.
Hal ini membuktikan, bahwa efek berbahaya (toksik) yang ditimbulkan oleh
zat racun (tokson) telah dikenal oleh manusia sejak awal perkembangan peradaban
manusia. Oleh manusia efek toksik ini banyak dimanfaatkan untuk tujuan seperti
membunuh atau bunuh diri. Untuk mencegah keracunan, orang senantiasa berusaha
menemukan dan mengembangkan upaya pencegahan atau menawarkan racun. Usaha
ini seiring dengan perkembangan toksikologi itu sendiri. Namun, evaluasi yang lebih
kritis terhadap usaha ini baru dimulai oleh Maimonides (1135-1204) dalam bukunya
yang terkenal Racun dan Andotumnya.
Sumbangan yang lebih penting bagi kemajuan toksikologi terjadi dalam abad
ke-16 dan sesudahnya. Paracelcius adalah nama samaran dari Philippus Aureolus
Theophratus Bombast von Hohenheim (1493-1541), toksikologi besar, yang pertama
kali meletakkan konsep dasar-dasar dari toksikologi . Dalam postulatnya menyatakan:
“Semua zat adalah racun dan tidak ada zat yang tidak beracun, hanya dosis yang
membuatnya menjadi tidak beracun”. Pernayataan ini menjadi dasar bagi konsep
hubungan dosis reseptor dan indeks terapi yang berkembang dikemudian hari.
Toksikologi kimia adalah toksikologi yang bersangkut paut dengan efek dan
mekanisme kerja unsur/senyasa kimia yang merugikan dari agen-agen kimia
terhadap manusia maupun hewan. Penelitian yang berkaitan dengan
bioindikator untuk mengetahui daya tahan ikan masih dapat hidup terhadap
cemaran yang mampu mengubah pH air merupakan slah satu contohnya.
Toksikologi obat adalah toksikologi yang berhubungan dengan efek smaping
zat kimia di dalam sistem biologis
Toksikologi hukum adalah toksikologi yang berhubungan dengan timbulnya
hukum yang mengatur tentang bahan berbahaya dan beracun(B-3).
Toksikologi industri adalah toksikologi yang memperhatikan hasil samping
yang bersifat toksik dari suatu kegiatan industri. Sebagai contoh, pemakaian
unsur khlorin sebagai bahan desinfektan dalam penjernihan air minum dan
pemakaian senyawa aren dlam pembuatan cairan pelindung (pelitur) untuk
kayu.
Toksikologi lingkungan adalah toksikologi yang mencermati dan melakukan
pengawasan cemaran industri yang dibuang ke lingkungan hidup, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Oleh sebab itu, toksikologi
lingkungan sangat berkaitan erat dengan toksikologi industri.
Toksikologi perang adalah toksikologi yang mencermati penggunaan senjata
untuk mengalahkan musuhnya dengan menyebarkan virus atau logam
berbahaya. Dalam hal ini yang menjadi sasaran target kadang-kadang tidak
tersasar, namun masyarakat yang “tidak mengetahui persoalan perang”
menjadi korban. Sering pula toksikologi perang ditengarai dengan
memanfaatkan virus tertentu. Kejahatan ini dikenal dengan bioteror.
Toksikologi zat yang membuat ketergantungan, merupakan toksikologi yang
menecermati senyawa kimia yang membuat seseorang menjadi tergantung
dengan obat. Ketergantungan seseorang pada narkoba merupakan contoh yang
sangat tepat dengan situasi dan kondisi saat ini. Mengonsumsi narkoba
langsung dapat diketahui pada saat seseorang bernapas atau dari analisis air
kencing.
Toksikologi makanan adalah toksikologi yang menecermati seseorang terkena
keracunan akaibat makanan yang dikonsumsi. Sangat menarik perhatian
bahwa sekelompok manusia secara bersama-sama menjadi sakit akibat
mengonsumsi makanan tertentu. Pemeriksaan mi kuning yang dicampur
formalin, pemeriksaan bakso yang dicampur boraks, dan pemutihan beras
menggunakan serbuk khlorin, adalah kejadian yang sering dijumpai di
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.
Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/ kerusakan/ cedera pada organisme
(hewan, tumbuhan, manusia) yang di akibatkan oleh suatu materi substansi/
energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya
efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan
terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-
hari tetapi apabila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi
lingkungan dan ekotoksikologi. (Casaret and Doulls, 1995).
Dalam buku geotoksikologi “usaha menjaga keracunan akibat bencana
geologi ”. (2018), diperkenalkan toksikologi yang berkaitan dengan peristiwa
geologi dan industri tambang yang diperkenalkan dengan istilah “geotoksikologi“.
Ruang lingkup toksikologi mencakup toksikologi industri, toksikologi forensik,
toksikologi makanan, toksikologi obat, dll.
3.2 Saran