Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSTAS MUSLIM INDONESIA

MAKALAH

TOKSIKOLOGI OBAT

OLEH :

NAMA : - ADRIAWAN MANSUR

: - EKA MARYAM NOVRIANTI

- NURDIANSYAH

- MUHAMMAD ALI HANAFI

- RIZKY ANANDA

KELAS : C11

KELOMPOK : 6

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR

2016

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia. Selain itu
toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan,
manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari
kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam
kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi
lingkungan dan ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama
maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan
pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari
racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk
ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan. Dengan demikian
ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :
Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus
meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat yang
tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang
akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan ini
tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan resiko
pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat.

1.2 Maksud
 Mempelajari toksikologi obat itu seperti apa
 Mengetahui ruang lngkup toksikologi
 Mempelajari ara masuk dan nasib racun dalam tubuh
 Mengetahui bagaimana cara mengobati racun

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian toksikologi


 Untuk mengetahui ruang lingkup toksikologi
 Untuk mengetahui cara masuk dan nasib obat dalam tubuh
 Untuk mengetahui bagaimana cara mengobati racun
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Toksologi

Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia
terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara kuantitatif
tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di timbulkannya.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya
mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup
untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang
berhubungan dengan situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah
jalur masuk ke dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.
Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi dalam
empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia pemaparan akut
biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan pemaparan kronik dialami oleh
para pekerja terutama di lingkungan industri-industri kimia.
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari dua
atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan suatu respons
yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik. Karakteristik pemaparan
membentuk spektrum efek secara bersamaan membentuk hubungan korelasi yang dikenal
dengan hubungan dosis-respons.
2.2 Ruang Lingkup Toksikologi

Pada dasarnya ruang lingkup toksikologi tterbagi atas tiga yakni toksikologi
lingkungan, toksikologi ekonomi, dan toksikologi kehakiman.

Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun (toxicon : racun, logos
: ilmu). Dalam kaitan dengan kesehatan toksikologi membahas pengaruh racun pada tubuh
manusia. Toksikologi merupakan ilmu yang disusun berdasarkan dari berbagai ilmu antara
lain ilmu kimia, biokimia, fisik, biologi, fisiologi, farmakologi, patologi dan kesehatan
masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya Toksikologi terbagi menjadi banyak cabang
(subdisiplin) ilmu yang mempelajari racun dengan tekanan bahasan pada aspek tertentu.
Toksikologi klinik (Clinical Toxicology) membahas racun dan keracunan dengan tekanan
pada aspek medikolegal sementara aspek lingkungan racun (pencemaran udara, air dan tanah,
serta residu racun dalam rantai makanan) dibahas dalam Toksikologi Lingkungan
(Environmental Toxicology). Racun dalam kaitannya dengan aspek pertahanan dan keamanan
negara dibahas lebih rinci di dalam Toksikologi Perang (Warfare Toxicology). Toksikologi
Medical (Medical Toxicology) membahas racun dari aspek cara kerja dan efeknya pada tubuh,
diagnosis, preventif dan terapi keracunan.

Pengetahuan tentang racun sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi belum
tersusun secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada awal abad ke – 16 seorang ahli racun
terkenal yang hidup pada tahun 1493 – 1541, Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus
von Hohenheim Paracelcus (PATBH Paracelcus) memperkenalkan istilah toxicon (toxic
agent) untuk zat (substansi) yang dalam jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh. Ia
adalah orang pertama yang meletakkan dasar ilmu dalam mempelajari racun dan
mengenalkan dalil sebagai berikut :

1. Percobaan pada hewan merupakan cara yang paling baik dalam


mempelajari respon tubuh terhadap racun.
2. Efek suatu zat (kimia atau fisik) pada tubuh dapat merupakan efek terapi
(bermanfaat) dan efek toksik (merugikan)

Paracelsus menyatakan bahwa all susbstances are poison, there is none that is not
poison, the right dose deferentiates a poison from a remedy. Menurut saya pendapat itu
menjadi lebih baik lagi jika disisipkan kata dan indikasi (and indication) sehingga kalimat itu
menjadi all substance are poison, there is none that is poison, the right dose and indication
deferentiate a poison and a remedy.
Selanjutnya, toksikologi modern diperkaya oleh Mattieu Joseph Orfilla (1787 –
1853). Ia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian secara sistematis tentang
respon biologik anjing pada zat kimia tertentu. Ia memperkenalkan toksikologi sebagai ilmu
yang memepelajari racun, ia mengembangkan analisis terhadap racun misalnya As (Arsen)
dan meletakkan dasar toksikologi forensik. Toksikologi juga dikembangkan oleh ahli lain
seperti Francois Magendie (1783 – 1855) yang meneliti efek striknin dan emetin.

Toksikologi Kehakiman(Forensik) adalah menekunkan diri pada aplikasi atau pemanfaatan


ilmu toksikologi untuk kepentingan peradilan. melakukan analisis kualitatif maupun
kuantitatif dari racun dari bukti fisik dan menerjemahkan temuan analisisnya ke dalam
ungkapan apakah ada atau tidaknya racun yang terlibat dalam tindak kriminal, yang
dituduhkan, sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di pengadilan. Jadi toksikologi
kehakiman ini lebih menekankan aspek medis dan aspek hukum dari bahan-bahan berbahaya
yang baik secara sengaja maupun tidak sengaja diekspose.

Toksikologi ekonomi adalah suatu pembahasan toksikologi yang menjurus pada


efek-efek berbahaya dari substansi khusus yang berhubungan dengan kebutuhan manusia
seperti bahan pengawet makanan dan pestisida. Suatu zat di katakana racun bila zat tersebut
menyebabkan efek yang meugikan pada yang mnggunakannya. Namun dalam kehidupan
sehari-hari yang dikatakan racun adalah zat dengan esiko kerusakan yang relative besar,
dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sola dosis facit venenum (Paracelsus) artinya
kehadiran suatu zat yang potensial toksis di dalam organisme belum tentu menghasilkan juga
keracunan. Dalam hampir setiap manusia dapat dinyatakan jumlah tertentu dari timbale, air
raksa dan DDT, namun demikian zat ini tidak menimbulkan gejala keracunan selama jumlah
yang diabsorbsi berada di bawah kosentrasi yang toksik, hanya pada dosis toksik suatu
senyawa menjadi racun, sebaliknya bila diabsorbsi dalam jumlah yang besar ternyata beracun.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembuktian racun pada kosentrasi yang
subtoksik mempunyai arti penting karena dengan mengetahui adanya bahaya bahaya pada
saat yang tepat, dapat di hindari eksposisi yang lebih lanjut dan karena itu karusakan karena
karusakan dapat di hindari.

2.3 Cara masuk dan nasib obat dalam tubuh


Racun dapat masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui berbagai jalan. Berikut
adalah urutan jalan masuk racun berdasarkan kecepatan kerjanya:

1. Inhalasi

2. Parenteral atau injeksi

3. Per-oral atau ingesti

4. Perektal atau pervaginum

5. Penyerapan melalui kulit yang sehat atau sakit

Racun yang masuk ke dalam tubuh dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme


kerjanya dalam tubuh manusia:

Racun yang bekerja lokal atau setempat. Umumnya akan menimbulkan rasa nyeri
yang hebat dan dapat disertai dengan perforasi.

– zat-zat korosif, misalnya lisol, asam kuat, basa kuat

– bersifat iritan, misalnya arsen, HgCl2

– bersifat anastetik, misalnya kokain, asam karbol

Racun yang bekerja secara sistemik. Umumnya golongan ini memiliki afinitas
terhadap salah satu organ atau sistem.

– susunan saraf pusat : narkotika, barbiturat, dan alkohol

– jantung : digitalis dan asam oksalat

– enzim pernafasan sel : karbon-monoksida dan sianida

– hati : insektisida golongan ”chlorinated hydrocarbon” dan golongan fosfor


organik

– medulla spinalis : strychnine

– ginjal : cantharides dan HgCl2

Racun yang bekerja secara lokal dan sistemik. Pada golongan ini racun yang pada
awalnya bersifat lokal dapat masuk ke darah secara sistemik dan menekan pusat pernafasan.

– asam oksalat
– asam karbol

– arsen

Nasib obat dalam tubuh akan dilakukan proses :

A. Absorpsi
Sebagian besar obat diberikan secara oral dan obat-obat ini harus melewati dinding
usus untuk memasuki aliran darah. Proses absorpsi ini dipengaruhi oleh banyak faktor (kiri)
namun biasanya sesuai dengan kelarutan obat dalam lemak. Oleh karena itu, absorpsi
molekul yang tidak terionisasi (B) dipermudah karena molekul ini jauh lebih larut lemak
daripada molekul-molekul terionisasi (BH+) dan molekul terionisasi ini diselubungi oleh satu
“cangkang” molekul air. Obat diabsorpsi terutam di usus halus karena permukaannya luas.
Hal ini berlaku bahkan untuk asam lemah (misalnya aspirin) yang tidak terionisasi alam asam
(HCL) lambung. Obat yang diabsorpsi dari saluran gastrointetestinal memasuki sirkulasi
portal (kiri) dan beberapa obat dimetamolisme secara luas saat obat melewati hati
metabolisme lintas pertama).
Obat yang cukup larut lemak untuk dapat diabsorpsi secara oral, dengan cepat
terdistribusi ke seluruh kompartemen cairan tubuh (O). Banyak obat berikatan lemah dengan
albumin plasm, dan terbentuklah keseimbangan antara obat terikat (PB) dan obat bebas (B)
dalam plasma. Obat yang terikat pada protein plasma hanya terdapat pada sistem vaskular dan
tidak dapat menimbulkan aksi farmakologis.
Jika obat diberikan secara suntikan intravena, maka obat masuk ke dalam darah dan
secara cepat terdistribusi ke jaringan. Penurunan konsentrasi obat dalam plasma dari waktu
ke waktu (yaitu kecepatan eliminasi obat) dapat diukur (kanan atas) dengan mengambil
sampel darah secara berulang. Pada awalnya seringkali konsentrasi menurun dengan cepat,
namun kemudian kecepatan penurunan berkurang secara progresif. Kurva tersebut disebut
eksponensial, dan hal ini berarti pada waktu tertentu terdapat eliminasi fraksi konstan obat
dalam satu satuam waktu. Banyak obat menunjukkan suatu penurunan eksponensial dalam
konsentrasi plasma karena kecepatan kerja proses eleminasi obat biasanya proporsional
erhadap konsentrasi obat dalam plasma.
Proses yang terlibat adalah :
1. Eleminasi melalui urine oleh filtrasi glomerulus (kanan)
2. Metabolisme, biasanya oleh hati
3. Ambilan oleh hati dan selanjutnya eleminasi melalui empedu (garis tebal
dari hati).
Proses yang tergantung pada konsentrasi pada suatu waktu tertentu disebut derajat
pertama dan sebagian besar menunjukkan kinetika eliminasi derajat oertama. Jika sistem
enzim yang bertanggung jawab untuk metabolisme obat menjadi tersaturasi, maka kinetika
eliminasi berubah berubah menjadi derajat nol. Dimana kecepatan eliminasi berlangsung
pada dengan kecepatan kontsten dan tudak dipengaruhi oleh konsentrasi obat yang meningkat
(mislnya etanol,fenitoin).
B. Distribusi
Distribusi obat ke seluruh tubuh terjadi saat obat mencapai sirkulasi. Selanjutnya obat
harus masuk ke jaringan untuk bekerja.
t ½ (waktu paruh) adaaah waktu yang dibutuhkan sehingga konsentrasi obat dalam
darah berkurang setengah dari nilai awalnya (grafik atas kanan). Pengukran t 1/2
memungkinkan perhitungan konstanta kecepatan eliminasi (Kel) dengan rumus :
KEL adalah fraksi obat yang ada pada suatu waktu yang akan tereleminasi dalam satu
satuan (misalnya Kel=0,02 menit-1 berarti bahwa 2% dari obat yang ada di elemnasi dalam
waktu 1 menit.
Kurva eksponensial dari konsentrasi plasma (Cp) terhadap waktu (t) diuraikan sebaga
berikut :
Cp = Co e-kelt
Dimana Co = konsentrasi awal plasma. Dengan menggunakan logaritma, kurva
eksponensial dapat ditranspormasikan menjadi garis lurus yang lebih sederhana (grafk bawah
kanan), sehingga C0 dan t1/2 dapat ditentukan dengan lebih mudah.

C. Eksresi
1. Eksresi ginjal memegang tanggung jawab utama untuk eliminasi sebagian besar obat.
Obat terdapat dalam filtrat glomelurus. Obat terdapat dalam filtrat glomelurus, tapi bila
larut lemak , obat ini dapat direabsorbsi dalam tubulus ginjal melalui difusi pasif.
Metabolisme obat sering menghasilkan senyawa yang kurang laut lemak sehingga
membantu ekskresi ginjal.
2. Ekresi biliter. Beberapa obat (misalnya dietilstilbestrol) terkonsentrasi dalam empedu
dan diekskresi ke dalam usus halus, dimana terdapat kemungkinan direabsorbsi.
Sirkulasi enterohepatik ini memperpanjan waktu keadaan suatu obat dalam tubuh.
2.3 Bagaimana cara mengobati racun

Detoks adalah proses mengeluarkan toksin dalam tubuh melalui urin, pernapasan, tinja, dan
keringat dengan menggunakan empat organ utama yaitu, hati, ginjal, saluran pencernaan,
dan kulit.

Melalui detoks inilah kita dapat mengoptimalkan proses pengeluaran racun-racun dari tubuh kita.
Efek dari detoks yang optimal sangat luar biasa : Tubuh Anda akan mencerna makanan
secara lebih baik, kulit anda akan menjadi lebih bercahaya, sakit punggung, persendian
ataupun rasa sakit kronik lainnya akan hilang dan vitalitas serta energi andapun akan
meningkat

Penumpukan racun dalam tubuh bisa saja disebabkan oleh faktor makanan. Mengkonsumsi
makanan berkolestrol tinggi,

mengadung lemak jenuh dan makanan dan minuman ringan lainnya bisa jadi mengadung zat
berbahaya, juga bisa jadi pemicu bertumpuknya racun dalam tubuh.

Pilihan paling aman untuk detoksifikasi bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut ,
diantaranya yang paling populer dan telah diteliti secara ilmiah :

Air putih hangat .

Air putih merupakan salah satu cairan yang berkualitas dan bisa membersihkan system
pencernaan. Air putih bekerja menghilangkan racun dan ampas makanan yang mungkin tersisa
dan menumpuk dalam usus melalui kulit, ginjal dan juga keringat . Air dapat melarutkan unsur-
unsur kimia dalam darah dan membantu memperbaiki jaringan tubuh dan pertumbuhan .
Minumlah sedikitnya dua gelas air putih setiap pagi, setelah bangun tidur, dalam keadaan perut
kosong. Air hangat akan membantu tubuh mengeluarkan racun secara alami.

Minumlah sedikitnya delapan gelas air tiap harinya. Kekurangan air akan mengakibatkan darah
menjadi lengket dan kental, menyumbat dan meracuni sistem di dalam tubuh.
Air kelapa hijau .

Air kelapa hijau bermanfaat untuk membersihkan saluran pencernaan bahkan dapat melawan
kuman, virus dan bakteri. Minum air kelapa hijau secara teratur pun bisa meningkatkan daya
tahan tubuh dan mencukupi asupan cairan dalam tubuh.

Detoks Liver Dengan Jeruk

Lemon, jeruk nipis dan jeruk mengandung limonene yaitu sejenis minyak yang menetralisir
senyawa pencetus kanker dalam liver. Liver yang bekerja seperti filter udara ini perlu sering-
sering dibersihkan. Jika tidak akan tersumbat racun dan memperlemah tubuh seluruh badan akan
lamban. Jadi bersihkan liver anda setiap hari dengan rajin mengonsumsi jeruk.

Jeruk juga merupakan sumber utama vitamin C, yang dipercaya meningkatkan daya tahan tubuh.
Jeruk juga kaya akan flavonoid, antioksidan penting yang melindungi sistem imun manusia
dengan cara melawan kuman dan bakteri penyebab penyakit. Minumlah minuman-minuman
diatas, 10 menit sebelum Anda menyantap sarapan untuk hasil yang lebih maksimal

Minumlah jus buah

Minumlah jus buah organik yang memiliki kandungan glikemik rendah. Akan lebih baik jika jus
buah dicampur dengan sayuran organik. Minumlah jus tersebut, selama tujuh hari.

Teh Hijau / Hitam Menetralisir Merkuri


Bagi anda penggemar seafood, makan makanan ini dua kali seminggu bisa menurunkan risiko
penyakit jantung. Sayangnya berbagai seafood diduga banyak mengandung merkuri, zat yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Solusinya minum teh hijau atau hitam sebagai peneman makan
seafood. Riset membuktikan teh hijau atau hitam mencegah masuk ke aliran darah hingga 92%.

Teh hijau juga merupakan salah satu anti oksidan alami tertinggi. Mengandung polyphenol yang
membantu mengontrol pembentukan glukosa dalam darah. Polyphenol menghambat
pembentukan glukosa menjadi sel-sel lemak, serta mencegahnya masuk ke pusat aliran darah.

Yogurt Melindungi Perut

Susu fermentasi yang banyak mengandung bakteri baik lactobacilus acidophilus dan lactobacilus
bifidus ini meningkatkan kemampuan kolon mencegah kuman dan toksin menggandakan diri.

Psyllium Untuk Kesehatan Pencernaan

Ini adalah serat larut aroma dan tak bertekstur. Biasanya didapat pada suplemen serat bentuk
bubuk. Di dalam usus serat ini akan berubah menjadi gel dan akan menempel di senyawa jahat
dan menyapunya keluar tubuh.

Makanan sehat selama tiga hari / makanan organik

Untuk menyingkirkan racun yang menempel pada usus, konsumsilah makanan sehat selama dua
hingga tiga hari. Hindari, makanan siap saji, makanan berminyak, konsumsi sayur mentah atau
yang diproses secara singkat dan buah. Akan lebih baik jika makanan yang dikonsumsi berbahan
organik. Hal ini akan membuat pencernaan lebih sehat. Lakukanlah minimal dua hari dalam satu
tahun.

Pijat meningkatkan sirkulasi dari dan menuju jaringan tubuh dan membantu Anda menjadi
relaks dan melepaskan stres. Menyikat kulit dalam keadaan kering sebelum mandi membantu
membersihkan toksin dari pori-pori, dan juga merupakan stimulasi yang baik untuk sistem limpa
dan sirkulasi. Cara ini juga melepaskan sel-sel kulit mati yang membuat kulit kelihatan kusam.

Mandi dan lulur


Kulit kita adalah organ yang paling luas dalam tubuh dan sangat efisien dalam menghilangkan
racun. Sebelum mandi, bersihkan kulit dengan sikat lembut dalam keadaan kering.
Membersihkan tubuh sebelum mandi akan membantu kulit mati mengelupas dan merangsang
sistem limfatik (pengeluaran) untuk membantu mengeluarkan racun.

Sauna juga merupakan metode detoks yang efektif. Sauna membantu proses penyembuhan,
menghilangkan demam, menimbulkan keringat. Cara pemansan tubuh seperti sauna
meningkatkan metabolisme, dan aktivitas organ-organ vital dan kelenjar-kelenjar tubuh,
mengoptimalkan proses detoks.

Gaya makan sehat

Banyak dari kita mengkonsumsi diet yang seringkali terdiri dari daging (rendang, sate,
hamburger dsb), makanan berlemak (santan, gorengan), makanan yang telah diproses dan
mengandung zat-zat kimia tambahan (biskuit, mie instan, coklat dll). Gaya makan seperti ini
memberikan asupan toksin dan polutan dalam jumlah yang signifikan ke dalam tubuh kita,
menjadikan proses detoks sangat krusial.

Mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah-buahan mentah, dan mengurangi jenis makanan
yang merugikan tubuh akan membantu detoks yang optimal. Buah-buahan, sayur-mayur, polong-
polongan dan makanan dengan sedikit pengolahan lainnya (beras merah, roti gandum-penuh,
havermouth) berkadar serat tinggi yang membantu penyerapan dan transportasi toksin dari tubuh.
Jenis makanan ini juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, yang lebih mudah dicerna
dibanding protein ataupun lemak.

Melindungi diri dari radikal bebas

Sebagian radikal bebas terbentuk sebagai hasil dari proses metabolisme alami tubuh. Tapi
sebagian lainnya terbentuk karena pengaruh faktor-faktor luar seperti polutan lingkungan, kurang
olahraga, dan gaya makan yang tidak sehat.

Jika jumlah radikal bebas melebihi jumlah yang dapat ditangani enzim tubuh, zat-zat antioksidan
dari luar seperti, vitamin A, C, dan E akan turun tangan.
Antioksidan mencegah pembentukan lebih lanjut radikal bebas dengan memberikan elektron
untuk menstabilisasi radikal bebas. Antioksidan yang paling efeksif terdapat dalam makanan
utuh dan alami.

Untuk memastikan asupan antioksidan dalam jumlah cukup,


konsumsilah sedikitnya lima porsi buah dan sayur tiap harinya. Sayangnya, mengingat tingginya
jumlah toksin dan polutan yang telah mencemari lingkungan kita, Anda tidak selalu dapat
mengandalkan perlindungan dari makanan saja.

Mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral memegang peran penting dalam membantu
tubuh menghancurkan dan mengeluarkan unsur-unsur kimia beracun dari dalam tubuh.
Andrew Weil, MD menganjurkan komposisi dan jumlah berikut:

Pagi hari : 1000-2000 mg Vitamin C dan 25000 beta karotin alami

Siang hari : 400-600 IU vitamin E alami dan 200-300 mcgr Selenium

Malam hari : 1000-2000 mg vitamin C

Sebelum tidur : 1000-2000 mg Vitamin C

Olahraga

Aktivitas fisik secara reguler akan membantu pengeluaran toksin melalui keringat. Olahraga,
selain memacu tubuh untuk berkeringat, juga meningkatkan sirkulasi darah dan menstimulir
sistem limpa. Olahraga juga bermanfaat untuk menurunkan tingkat stres dan depresi,
menstabilkan emosi kita.
BAB 3

KESIMPULAN

Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia
terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara kuantitatif
tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di timbulkannya.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya
mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup
untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang
berhubungan dengan situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah
jalur masuk ke dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun (toxicon : racun, logos
: ilmu). Dalam kaitan dengan kesehatan toksikologi membahas pengaruh racun pada tubuh
manusia. Toksikologi merupakan ilmu yang disusun berdasarkan dari berbagai ilmu antara
lain ilmu kimia, biokimia, fisik, biologi, fisiologi, farmakologi, patologi dan kesehatan
masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya Toksikologi terbagi menjadi banyak cabang
(subdisiplin) ilmu yang mempelajari racun dengan tekanan bahasan pada aspek tertentu.
Toksikologi klinik (Clinical Toxicology) membahas racun dan keracunan dengan tekanan
pada aspek medikolegal sementara aspek lingkungan racun (pencemaran udara, air dan tanah,
serta residu racun dalam rantai makanan) dibahas dalam Toksikologi Lingkungan
(Environmental Toxicology). Racun dalam kaitannya dengan aspek pertahanan dan keamanan
negara dibahas lebih rinci di dalam Toksikologi Perang (Warfare Toxicology). Toksikologi
Medical (Medical Toxicology) membahas racun dari aspek cara kerja dan efeknya pada tubuh,
diagnosis, preventif dan terapi keracunan.

Toksikologi Kehakiman(Forensik) adalah menekunkan diri pada aplikasi atau pemanfaatan


ilmu toksikologi untuk kepentingan peradilan. melakukan analisis kualitatif maupun
kuantitatif dari racun dari bukti fisik dan menerjemahkan temuan analisisnya ke dalam
ungkapan apakah ada atau tidaknya racun yang terlibat dalam tindak kriminal, yang
dituduhkan, sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di pengadilan. Jadi toksikologi
kehakiman ini lebih menekankan aspek medis dan aspek hukum dari bahan-bahan berbahaya
yang baik secara sengaja maupun tidak sengaja diekspose.

Toksikologi ekonomi adalah suatu pembahasan toksikologi yang menjurus pada


efek-efek berbahaya dari substansi khusus yang berhubungan dengan kebutuhan manusia
seperti bahan pengawet makanan dan pestisida. Suatu zat di katakana racun bila zat tersebut
menyebabkan efek yang meugikan pada yang mnggunakannya. Namun dalam kehidupan
sehari-hari yang dikatakan racun adalah zat dengan esiko kerusakan yang relative besar,
dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sola dosis facit venenum (Paracelsus) artinya
kehadiran suatu zat yang potensial toksis di dalam organisme belum tentu menghasilkan juga
keracunan. Dalam hampir setiap manusia dapat dinyatakan jumlah tertentu dari timbale, air
raksa dan DDT, namun demikian zat ini tidak menimbulkan gejala keracunan selama jumlah
yang diabsorbsi berada di bawah kosentrasi yang toksik, hanya pada dosis toksik suatu
senyawa menjadi racun, sebaliknya bila diabsorbsi dalam jumlah yang besar ternyata beracun.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembuktian racun pada kosentrasi yang
subtoksik mempunyai arti penting karena dengan mengetahui adanya bahaya bahaya pada
saat yang tepat, dapat di hindari eksposisi yang lebih lanjut dan karena itu karusakan karena
karusakan dapat di hindari.

Anda mungkin juga menyukai